Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Kinetika Reaksi Warna Gula Merah Tebu Cetak dengan Penambahan Bubuk Kayu Manis Sari, Cindy Fatika; Andasuryani, Andasuryani; Cherie, Dinah
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 18, No 2 (2024): TEKNOTAN, Agustus 2024
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jt.vol18n2.1

Abstract

Gula merah tebu cetak merupakan produk olahan nira tebu yang dihasilkan melalui proses penguapan. Penambahan bubuk kayu manis pada gula tebu memberikan manfaat tambahan bagi kesehatan tubuh. Salah satu kriteria mutu gula merah tebu cetak adalah warna. Warna gula tebu cetak mengalami perubahan selama masa penyimpanan; gula menjadi lebih berwarna coklat. Kinetika reaksi dengan metode Arrhenius digunakan untuk menentukan laju perubahan warna gula tebu cetak dengan penambahan bubuk kayu manis (0,255%) dan tanpa penambahan bubuk kayu manis (0%, kontrol). Gula merah tebu cetak disimpan pada tiga suhu berbeda: 7°C, 27°C, dan 45°C selama periode 30 hari, dengan pengamatan  setiap tiga hari. Hasil analisis kinetika warna gula tebu cetak menunjukkan nilai laju penurunan (k) sebesar         0,1512; 0,1815 dan 0,2177 berturut-turut pada suhu 7°C, 27°C, dan 45°C untuk parameter light. Sementara itu, nilai laju penurunan (k) sebesar         0,7861; 0,8147 dan 0,9747 berturut-turut pada suhu 7°C, 27°C, dan 45°C untuk parameter hue. Hasil penelitian ini menemukan bahwa kualitas gula merah tebu cetak yang ditambahkan bubuk kayu manis berdasarkan parameter warna lebih cepat menurun dibandingkan gula merah tebu cetak kontrol. Hasil ini juga menunjukkan bahwa suhu penyimpanan 7°C memiliki laju penurunan warna gula merah tebu cetak yang lebih lambat dibandingkan dengan suhu 27°C dan 45°C. Persamaan penurunan mutu warna (light) gula merah tebu cetak pada perlakuan  kontrol yaitu k = 28,7489 e^((-407.74)1/T)) dan pada perlakuan gula merah tebu cetak kayu manis yaitu k = 1,9971 e^((-719.54)1/T)). Selanjutnya persamaan penurunan mutu warna (hue) gula merah tebu cetak pada perlakuan kontrol yaitu k = 1,1638 e^((-1276.1)1/T)) dan pada perlakuan gula merah tebu cetak kayu manis yaitu k = 3,3026 e^((-405.54)1/T)).
Pembacaan Sosiologis-Praktis Tentang Makna Mantunu dan Keterkaitannya dengan Pembagian Warisan di Lembang Lilikira’, Kecamatan Nanggala Sari, Cindy Fatika; Salewa, Wandrio
SOPHIA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol. 4 No. 1 (2023): SOPHIA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Toraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34307/sophia.v4i1.96

Abstract

This article wants to explore the practice of mantunu (slaughter of animals in the solo sign rite) as a tradition that the people of Lembang Lilikira, Nanggala District, North Toraja Regency, still carry out. Mantunu is one of the conditions used in the distribution of inheritance for children or descendants of people who died. In this study, This research used qualitative methods with the type of observation and interviews. So, the research results show that sacrificing animals (mantunu) at death ceremonies is very important in Toraja culture. Mantunu is a form of final respect for parents and relatives. However, if it contains motives, the more help you will get, the more inheritance you will get and if you don't help, you will not get an inheritance or you will still get a small amount of inheritance. Thus, mantunu becomes a benchmark for obtaining an inheritance in the family. Of course, those with less or limited economic circumstances may not be forced to do mantunu in the solo sign ceremony. Tulisan ini menelusuri praktik mantunu (pengorbanan hewan di ritus rambu solo’) sebagai salah satu tradisi yang masih dilakukan oleh masyarakat Toraja secara khusus di Lembang Lilikira’, Kecamatan Nanggala, Kabupaten Toraja Utara. Mantunu merupakan salah satu syarat yang digunakan dalam pembagian harta warisan bagi anak atau keturunan dari orang yang meninggal. Pada penelitian ini, menggunakan metode kualitatif dengan jenis yaitu pengamatan dan wawancara. Hasil dari penelitian ini bahwa dalam budaya Toraja yaitu mantunu (mengorbankan hewan) pada upacara kematian sebagai hal yang sangat penting. Mantunu merupakan salah satu bentuk penghormatan terakhir bagi orang tua maupun sanak keluarga. Namun memuat motif, semakin banyak mantunu akan mendapatkan semakin banyak pula warisan dan apabila tidak mantunu maka tidak akan mendapatkan warisan ataupun tetap memperoleh warisan dalam jumlah yang sedikit. Sehingga, mantunu menjadi tolak ukur untuk memperoleh warisan dalam keluarga. Tentunya, mereka yang keadaan ekonominya kurang atau terbatas, tidak mungkin memaksakan untuk melakukan mantunu dalam upacara rambu solo’.
Pemeriksaan Deteksi Dini Mental Emosional pada Anak Usia 36 – 60 Bulan Hanifah, Lilik; Yulfitri, Ika; Ekowati, Siska Putri; Sari, Cindy Fatika; Retnoningrum, Dwi Ayu Putri
Jurnal Peduli Masyarakat Vol 5 No 4 (2023): Jurnal Peduli Masyarakat: Desember 2023
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jpm.v5i4.2444

Abstract

Deteksi Dini Mental menjadi hal yang penting karena masalah emosional dan perilaku pada anak usia dini sangat berpengaruh pada psikologis remaja maupun dewasa. Kesulitan emosional dan perilaku pada masa balita dapat berpengaruh pada berbagai bidang, yaitu prestasi akademik, hubungan teman sebaya, fungsi keluarga, kesehatan fisik dan mental, serta pekerjaan. Kegiatan ini bertujuan untuk mendeteksi mental emosional pada anak. Metode pengabdian masyarakat adalah dengan observasional pada balita dan wawancara dengan ibu balita. Pelaksanaan pengabdian masyarakat melalui perijinan, persiapan alat, perencanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan dan evaluasi yang diikuti oleh 25 anak usia 36 – 60 bulan dengan hasil mayoritas anak dengan mental emosional normal yaitu 19 anak (76%), mayoritas anak dengan kategori mental emosional tidak normal adalah pada anak usia 48 – 60 bulan sebesar 4 anak (67%) dan mayoritas mental emosional tidak normal pada anak laki – laki yaitu 4 anak (67%).
MODEL KINETIKA KEKERASAN GULA CETAK TEBU DENGAN PENAMBAHAN BUBUK KAYU MANIS SELAMA PENYIMPANAN Sari, Cindy Fatika; Khairani, Lisma; Fauziah, Rahmi; Andasuryani
JURNAL TEKNOLOGI PERTANIAN Vol. 12 No. 2 (2023)
Publisher : Prodi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/jtp.v12i2.2819

Abstract

The sugar cane juice produced through evaporation is processed into molded cane sugar. Adding cinnamon powder to cane sugar provides additional benefits for body health. One of the quality criteria for molded cane sugar is its hardness. The hardness value of printed cane sugar changes during storage; the sugar becomes softer and less complicated. Reaction kinetics can be used to observe changes in the hardness of printed cane sugar. The Arrhenius method was used in this research to determine how adding cinnamon powder affects the quality of molded cane sugar. This research used molded cane sugar with two concentrations of cinnamon powder, namely 0% and 0.255%. The sugar was then stored at three different temperatures, seven °C, 27 °C, and 45 °C, over 30 days, with daily observations. Kinetic analysis of molded cane sugar shows that when cinnamon powder is added, the quality decreases more quickly compared to control molded cane sugar, which has a k value of 0.3378 N/cm2/day at a temperature of 7°C, 0.4629 N/cm2/day at a temperature of 27°C, and 2.2728 N/cm2/day at a temperature of 27°C. Compared with storage temperatures of 27°C and 45°C, a temperature of 7°C showed a slower decline in the quality of molded cane sugar.
Challenges of Waste Growth through Collaborative City Governance in Batam City Sari, Cindy Fatika; Salsabila, Lubna; Lodan, Karol Teovani; Dompak, Timbul
Dialogue : Jurnal Ilmu Administrasi Publik Vol 6, No 2 (2024): Vol 6, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/dialogue.v6i2.23809

Abstract

This abstract examines the challenges of waste growth in Batam City through the lens of collaborative city governance. It underscores the critical need for joint efforts among government, industry, and society to address the escalating issue of solid waste. The analysis highlights existing initiatives and the obstacles faced in implementing effective waste management practices, particularly the fragmented nature of current collaborations and persistent community behaviors that hinder progress. Key challenges identified include low environmental awareness, limited community participation in waste sorting, inadequate infrastructure, and inconsistent enforcement of regulations. The abstract emphasizes the necessity for intensified education, awareness-building, and incentivization to enhance community engagement. Proposed solutions include strengthening regulatory frameworks, improving coordination among government agencies, and increasing corporate responsibility towards sustainability. These measures aim to create a comprehensive waste management system that enhances environmental quality and supports sustainable economic development in Batam City. By addressing these challenges through collaborative governance, Batam City can achieve a cleaner, healthier environment and sustainable growth for its residents
Pengelompokkan Jumlah Kasus Tuberculosis Paru di Indonesia Menggunakan Cluster K Means Tahun 2016 Manthovani, Andi Nurhanna; Serdawati, Septi; Sari, Cindy Fatika; Widiawati, Ika Fitia; Putri, Zarmeila; Widodo, Edy
Prosiding Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya 2018: Prosiding Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1579.402 KB)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran umum TB Paru, mengetahui pengelompokkan TB Paru dan karakteristik sebaran TB Paru menurut Persentase Jumlah Kasus, Persentase Penderita Sembuh, Persentase Jumlah Penduduk dan Provinsi di Indonesia tahun 2016. Alat yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan cluster K-Means. Berdasarkan penelitian menggunakan software R diperoleh 4 kelompok yang mempunyai karakteristik mirip berdasarkan provinsi di Indonesia. Kelompok 1 mempunyai karakteristik provinsi-provinsi dengan persentase kesembuhan penderita TB paru terbanyak kedua, persentase jumlah kasus yang paling sedikit dan persentase yang paling banyak. Kemudian kelompok 2 mempunyai karakteristik provinsi-provinsi dengan persentase kesembuhanpenderita TB pparu terkecil kedu, persentase kasus yang lumayan banyak dan persentase jumlah penduduk yang lumayan sedikit. Selanjutnya kelompok 3 dengan karakteristik provinsi-provinsi dengan persentase kesembuhan penderita TB paru terbesar, persentase jumlah kasus yang kecil dan persentase jumlah penduduk yang banyak. Kemudiann kelompok terakhir provinsi-provinsi dengan persentase kesembuhan penderita TB paru terkecil, persentase jumlah kasus yang banyak dan persentase jumlah penduduk yang kecil yaitu dibawah 2%.
ANALISIS WASTE PADA KEPULANGAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT BAPTIS KOTA KEDIRI Laksono, Adi; Sari, Cindy Fatika
Jenggala : Jurnal Riset Pengembangan dan Pelayanan Kesehatan Vol 3 No 2 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Fakultas Teknologi dan Manajemen Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Waste merupakan proses yang menyebabkan penambahan biaya atau waktu namun tidak memberikan nilai tambah. Charon, et.al (2015) menyatakan ada 9 jenis waste yang dapat terjadi pada suatu proses. Berdasarkan wawancara awal, teridentifikasi 2 waste yaitu motion dan extra procesing di Kasir Loket 12 pada proses kepulangan pasien rawat inap di Rumah Sakit Baptis Kota Kediri. Proses kepulangan tidak hanya berhubungan dengan Kasir Loket 12 namun juga dengan Instalasi Rawat Inap dan Depo Farmasi. Tujuan: Mengidentifikasi seluruh waste pada proses kepulangan pasien rawat inap di Rumah Sakit Baptis Kota Kediri. Metode: Menggunakan rancangan kualitatif yang disajikan secara deskriptif eksploratif. Hasil: Proses kepulangan pasien rawat inap di Rumah Sakit Baptis Kota Kediri terdiri dari 7 sub-proses, dengan LT 3 jam 29 menit 35 detik, VA 41 menit 54 detik, dan PCE 19,99%. Teridentifikasi 7 jenis waste, yaitu 1 Excess Inventory, 5 Extra Processing, 6 Motion, 1 Transportation, 2 Underutilized People, 10 Waiting, dan 2 Defect. Waste Overproduction dan Employee Behavior tidak ditemukan. Akar penyebab waste adalah faktor lingkungan, manusia, material, mesin, dan metode. Kesimpulan dan Saran: Dari teori 9 jenis waste, pada penelitian ini mengidentifikasi sebanyak 7 jenis waste. Sebaiknya dilakukan evaluasi untuk mengeliminasi waste dan memperbaiki proses.
Program Griya SIPAKABERU (Sehat Terpadu Kampung Beru) Dalam Meningkatkan Kualitas Kesehatan Masyarakat Sari, Cindy Fatika; Putri, Nandita; SR, Rachmasari; Santos, Hezron Alhim Dos
Vokatek : Jurnal Pengabdian Masyarakat Volume 3: Issue 3 (Oktober 2025)
Publisher : Sakura Digital Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61255/vokatekjpm.v3i3.707

Abstract

Pengabdian ini dilaksanakan di Desa Kampung Beru, Kecamatan Galesong, Kabupaten Takalar, yang memiliki potensi perikanan, pertanian, serta peternakan, namun menghadapi tantangan serius pada aspek lingkungan, kesehatan, dan pangan. Untuk menjawab permasalahan tersebut, dikembangkan program Sehat Terpadu Kampung Beru melalui Griya SIPAKABERU berbasis Local Health Digital System. Program ini terdiri dari lima griya utama, yaitu Griya Kesehatan Ibu dan Anak, Kesehatan Remaja, Kesehatan Lansia, Kesehatan Lingkungan, serta Pangan Lokal Bergizi. Metode yang digunakan meliputi edukasi, pelatihan, dan pendampingan secara langsung kepada masyarakat. Hasil pelaksanaan menunjukkan peningkatan signifikan dalam pengetahuan dan keterampilan masyarakat, seperti meningkatnya kesadaran gizi pada ibu dan anak, pencegahan pernikahan dini pada remaja, penurunan tekanan darah pada lansia, peningkatan kepedulian terhadap kebersihan lingkungan, serta lahirnya produk olahan pangan lokal bernilai gizi dan ekonomi. Selain itu, aplikasi SIPAKABERU berperan penting sebagai sarana edukasi digital, penyediaan fitur bank data, resep, hingga visualisasi aktivitas kesehatan yang dapat diakses secara berkelanjutan. Program ini terbukti efektif dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) Desa, khususnya tujuan kehidupan sehat dan sejahtera. Keberlanjutan program dijamin melalui peran kader di setiap griya yang akan melanjutkan pendampingan secara mandiri.