Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Hubungan Tingkat Pendidikan Petani terhadap Serangan Hama dan Penyakit pada Budidaya Tanaman di Sumatera Selatan Arsi, Arsi; Pratama, Rahmat; Adriansyah, Fikri; Hamidson, Harman; Tricahyati, Titi; Suparman, Suparman; Doni, Rama; Dona, Rama; Cahya, Muhardianto; Izzati, Rinaldi Fahril; Saputra, Rian; Trianda, Gita; Wahyudi, Lidya Dwi; Barokah, Putri
Seminar Nasional Lahan Suboptimal Vol 12, No 1 (2024): Vol 12, No 1 (2024): Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal ke-12 “Revital
Publisher : Pusat Unggulan Riset Pengembangan Lahan Suboptimal (PUR-PLSO) Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Arsi, A., Pratama, R., Adriansyah, F., Hamidson, H., Tricahyati, T., Suparman, S., Doni, R., Dona, R., Rinaldi Fahril Izzati, Rian Saputra, Gita Trianda, Lidya Dwi Wahyudi, Putri Barokah. (2024). The relationship of farmers' education level to pest and disease attacks in plant cultivation in South Sumatra. In: Herlinda S et al. (Eds.), Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal ke-12 Tahun 2024, Palembang  21 Oktober 2024. (pp. 787–798).  Palembang: Penerbit & Percetakan Universitas Sriwijaya (UNSRI).The aimed of this research was to determine the behavior and understanding of farmers in using pesticides based on educational background. Pesticide is a poisonous chemical which is able to ruin human and animal health and also pollute the environment. The use of pesticide has to consider five properness i. e. proper target, proper active ingredient, proper time, proper dosage/concentration and proper equipment. Knowledge is one of factors affecting people behavior, including behavior in pesticide application. The less knowledge of farmers in pesticide application made them use too much pesticide which might cause degradation of environment and pesticide residue in agricultural products which is dangerous to consumers. Method applied in the study was an interview method using questionnaire to 180 farmers, followed by field observation in their field. 57% of respondents had Elementary School background, 20% had Junior High Scholl background, 23% had Senior High School background and one of them had university education background. The average score of pesticide use was 1,92 from farmers who graduated from bachelor, then the pesticide score of farmers who graduated from elementry school, junior high school, and high school had the same pesticide score of 2,39 and all education is categorized as good in using pesticides. The pesticide application score did not correlate with the presence of pest in the field but significanly correlate with the prsence of plant diseases. The highest plant disease intensity (26.55) was found in the farms belonged to farmers with elementary school backfround, while the lowest (6.61) was found in the field of farmer with university educational background.  
Optimalisasi Pertanian di Lahan Terbatas Melalui Integrasi Hidroponik dan Pertanian Organik sebagai Strategi Ketahanan Pangan Berkelanjutan di Desa Permata Baru Lumbantoruan, Santa Maria; Susilawati, Susilawati; Gustiar, Fitra; Ramadhani, Fitri; Sefrila, Marlin; Ningsih, Astuti Kurnia; Ria, Rofiqoh Purnama; Fadilah, Lya Nailatul; Irmawati, Irmawati; Cahya, Muhardianto
Jurnal Pengabdian Sosial Vol. 2 No. 7 (2025): Mei
Publisher : PT. Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/vqjg0f24

Abstract

  Lahan pertanian yang semakin terbatas mendorong kegiatan budidaya tanaman dapat dilakukan tidak hanya di lahan luas. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan pemanfaatan lahan terbatas untuk kegitan budidaya. Budidaya tanaman di pekarangan memiliki potensi untuk meningkatkan ketahanan pangan khususnya di desa. Pemanfaatan lahan terbatas dapat dioptimalkan melalui penerapan tenkologi inovasi seperti hidroponik, vertikultur, ataupun aquaponik. Umumnya, banyak masyarakat di desa belum memanfaatkan lahan pekarangan secara optimal untuk kegiatan budidya tanaman. Hal ini disebabkan oleh minimnya informasi atau pengetahuan dalam mengoptimalkan lahan untuk budidaya tanaman sebagai upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan di tingkat rumah tangga. Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk memberikan informasi dan pemahaman terkait potensi pertanian pekarangan yang diintergarsikan dengan penerapan pertanian organik. Kegiatan pegabdian ini dilakukan dengan metode sosialisasi dan pelatihan langsung di desa permata baru. Kegiatan sosialisasi dan pelatihan terkait penerapan sistem pertanian hidroponik dan cara perakitannya serta pembuatan pupuk organik cair dari limbah kulit pisang dan biopestisida dari daun pepaya. Berdasarkan survey terdapat beberapa kendala mengapa masyarakat tidak memanfaatkan lahan pekarangan diantaranya karena keterbatasan biaya produksi, minimnya pengetahuan dan kendala teknis. Hasil dari pengabdian ini tercermin dalam peningkatan minat masyarakat untuk mengimplementasikan sistem pertanian hidroponik.  Dengan terlaksananya kegiatan pengabdian ini melalui sosialisasi dan pelatihan masyarakat desa mulai menyadari potensi lahan pekarangan untuk kegitan budidaya. Sebanyak 92% masyarakat desa ingin mengimplementasikan sistem pertanian hidroponik di lahan pekarangan. Selain itu, masyarakat juga mendapat pengetahuan dalam pemanfaatan limbah pertanian sebagai pupuk organic cair dan biopestisida guna mendukung ketahanan pangan rumah tangga. https://drive.google.com/file/d/1woPpP6aJ5NCoFBtfzIMbmv0tda9HLTpD/view?usp=sharing
Pemberdayaan Petani dengan Teknologi Reaktor Pirolisis Biohayati Sekam Padi di Lahan Gambut Desa Ganesha Mukti, Banyuasin: pemberdayaan sekam padi di lahan gambut Lumbantoruan, Santa; Harsana, Primayoga; Ramadhani, Fitri; Cahya, Muhardianto; Habibulloh
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 8 No 3 (2025): Juli-September 2025
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpmpi.v8i3.12968

Abstract

Ganesha Mukti Village, located in Banyuasin Regency, is a peatland-based agricultural area facing challenges such as low soil fertility and high acidity. This community service initiative aims to empower farmers through the application of a bio-pyrolysis reactor using rice husks as feedstock, offering a solution for agricultural waste management and soil quality improvement. Activities included focus group discussions (FGDs), technical training, equipment demonstrations, and participatory evaluations. Results showed a significant increase in farmers’ understanding—from 30–60% (pre-test) to 80–85% (post-test)—and 77.5% of participants expressed readiness to operate the technology independently.The bio-pyrolysis reactor produces two main outputs: biochar and liquid smoke, both of which serve as soil ameliorants and environmentally friendly inputs for peatland farming. Laboratory analysis revealed that biochar contains substantial macronutrients—nitrogen (0.74–0.91%), phosphorus (0.129–0.174%), and potassium (0.76–0.87%)—comparable to conventional organic fertilizers and chemically more stable, thus enhancing peat soil fertility. Meanwhile, the liquid smoke contains nitrogen (0.16%), phosphorus (0.057%), and potassium (0.001%), which, although low, still contributes as a supplementary nutrient source and functions as a botanical pesticide and eco-friendly pest control agent.The synergy between rice husk-derived biochar and liquid smoke is considered effective in boosting agricultural productivity, reducing dependence on inorganic inputs, and supporting sustainable farming systems on peatlands.