Ariffin Ariffin
Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Published : 47 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

UJI KETAHANAN DUA JENIS BIBIT TEBU (Saccharum officinarum L.) TERHADAP TINGKAT CEKAMAN AIR PADA FASE PERTUMBUHAN AWAL TANAMAN Widiyani, Dimas Prakoswo; Ariffin, Ariffin
Produksi Tanaman Vol. 5 No. 11 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tebu (Saccharum officinarum L.) adalah tanaman penghasil gula yang menjadi salah satu kebutuhan pokok bagi masyarakat. Tanaman ini sangat dibutuhkan sehingga kebutuhannya terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk di negeri ini. Penelitian ini bertujuan  untuk mengetahui interaksi dua jenis bibit tebu terhadap cekaman kekeringan dan cekaman kelebihan air. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2015 sampai bulan November 2015 di Green House Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Desa Jatikerto, Kabupaten Malang. Pada penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan dua faktor. Faktor 1 yaitu jenis bibit bud chips dan bagal faktor 2 yaitu tingkat pemberian cekaman air 50% KL, 75% KL, 100% KL, 125% KL dan 150% KL. Dari hasil yang didapatkan perlakuan  jenis bibit dan pemberian tingkat cekaman air mempberikan pengaruh yag nyata diantaranya pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah anakan, luas daun dan diameter batang tanaman. Bibit bud chips lebih toleran terhadap tingkat cekaman baik kekurangan maupun kelebihan air dibandingkan dengan bibit bagal. Hal ini ditunjukan dari hasil ahir parameter  jumlah daun, jumlah anakan, luas daun dan diameter batang tanaman. Sedangkan pencekaman baik kekurangan atau kelebihan air pada bibit bagal berakibat tanaman menjadi lebih pendek, menghasilkan daun lebih sedikit, jumlah anakan yang lebih sedikit, luas daun yang rendah dan diameter batang yang lebih kecil. Berdasarkan hal tersebut diketahui bibit bud chips memiliki toleransi yang lebih baik dibandingkan dengan bibit bagal baik kekurangan air maupun kelebihan air.
HUBUNGAN UNSUR IKLIM PADA PRODUKTIVITAS JERUK BATU 55 (Citrus spp.) DI KOTA BATU DK, M. Al-ikhlash Wayik; Ariffin, Ariffin
Produksi Tanaman Vol. 6 No. 6 (2018)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman jeruk Batu 55 (Citrus spp.) memiliki peluang pasar yang luas untuk dikembangkan dalam mendapatkan celah pasar. Perbaikan dari menggunakan bibit sampai dengan perawatan yang intensif, hasil produktivitas belum maksimal. Diduga tanaman belum mampu beradaptasi dengan adanya perubahan iklim. Dampak negatif menimbulkan serangan hama dan penyakit. Dampak positif membantu proses bunga, buah dan panen. Dampak belum bisa menjadi dasar titik tengah pengaruh unsur iklim terhadap produktivitas. Perlu dikaji mengenai pengaruh unsur iklim dan unsur iklim yang paling mendominasi pada produktivitas. Penelitian dilakukan di Kecamatan Batu, Kecamtan Bumiaji, Kecamatan Junrejo, Kecamatan Dau dan Kecamatan Pujon. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April-Agustus 2016. Pengumpulan data pada bulan September 2008-Agustus 2014. Data unsur iklim diperoleh dari Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika Karangploso. Data produktivitas diperoleh dari hasil wawancara dengan petani. Terdapat pengaruh unsur iklim jika nilai signifikan <0.05. Tidak terdapat pengaruh unsur jika nilai signifikan unsur iklim >0.05. Hasil penelitian yang diperoleh bahwa unsur iklim berpengaruh pada produktivitas tanaman jeruk Batu 55.
DAMPAK RUANG TERBUKA HIJAU TERHADAP PERUBAHAN LINGKUNGAN MIKRO DAN KENYAMANAN LINGKUNGAN Oktafillah, Agung Fikriy; Fajriani, Sisca; Ariffin, Ariffin
Produksi Tanaman Vol. 6 No. 6 (2018)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Malang hawa yang sejuk dengan suhu rata-rata harian 27°C karena berada pada ketinggian 440 – 667 meter dpl. Peningkatan jumlah kendaraan bermotor di Kota Malang menyebabkan polusi udara dan peningkatan suhu udara, meningkatnya suhu udara tidak diimbangi dengan ketersediaan RTH di Kota Malang. RTH dapat berpengaruh terhadap iklim mikro di kawasan tapak berada, iklim mikro akan berdampak pada tingkat kenyamanan lingkungan di kawasan RTH. Penelitian bertujuan untuk menilai perubahan lingkungan mikro dan kenyamanan lingkungan akibat adanya RTH. Penelitian dilakukan selama bulan September sampai bulan Oktober 2016 di RTH yaitu Jalur Hijau Jalan Veteran, Hutan Kota Malabar dan Taman Merjosari dan daerah bukan-RTH yaitu Jalan Kerto Raharjo. Parameter pengamatan berupa suhu udara, kelembaban udara dan tingkat kenyamanan lingkungan. Analisis tingkat kenyamanan dihitung menggunakan metode Thermal Humidity Index (THI).  Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh dari RTH Hutan Kota Malabar terhadap lingkungan mikro dan tingkat kenyamanan lingkungan di kawasan RTH. Peran RTH Hutan Kota Malabar terlihat dari turunnya suhu udara dan naiknya kelembaban udara dibandingkan dengan daerah sekitar dengan jarak 150 m, pada RTH Jalur Hijau Jalan Veteran dan Taman Merjosari pengaruh yang diberikan tidak sebesar RTH Hutan Kota Malabar. RTH yang termasuk kategori nyaman yaitu RTH Hutan Kota Malabar dengan indeks THI 23,46. RTH Taman Merjosari termasuk kategori sedang dengan indeks THI 25,33. RTH Jalur Hijau Jalan Veteran termasuk kategori tidak nyaman dengan indeks THI 26,11 dan Jalan Kerto Raharjo termasuk kategori tidak nyaman dengan indeks THI 27,13.
APLIKASI PUPUK KANDANG SAPI UNTUK MENGURANGI PENGGUNAAN PUPUK UREA PADA BUDIDAYA KEDELAI (GlycineMax (L) Merr.) Diyoprakuso, First; Ariffin, Ariffin
Produksi Tanaman Vol. 6 No. 8 (2018)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kedelai (Glycinemax (L) Merr.) adalah tanaman pangan jenis legum yang bijinya dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Seiring dengan adanya pertambahan jumlah penduduk, permintaan akan komoditas kedelai semakin meningkat namun produksi kedelai masih rendah. Salah satu upaya peningkatan produksi dengan penambahan pupuk anorganik. Penggunaan pupuk anorganik secara serempak dan terus menerus akan berdampak pada kerusakan lingkungan. Kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh pupuk anorganik ialah kerusakan pada struktur kimia, biologi dan fisika tanah, selain itu pencemaran lingkungan juga akan terjadi. sehingga penggunaan pupuk anorganik perlu dikurangi dan disubstitusi dengan pupuk organik. Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh penggunaan pupuk kandang sapi untuk mengurangi penggunaan pupuk anorganik (urea) pada budidaya kedelai. Penelitian dilakukan pada bulan September 2016—November 2016 yang bertempat Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Jatimulyo, Malang, Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) dengan 2 faktor.Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan pupuk kandang sapi sebanyak 10 ton ha-1 dapat mengurangi 25 % (37,5 kg ha-1) penggunaan pupuk urea dari dosis anjuran. Kebutuhan pupuk urea pada lahan yang tidak diberi pupuk kandang sapi lebih banyak, dibandingan yang diberikan pupuk kandang sapi pada budidaya tanaman kedelai.
EVALUASI DAMPAK SISTEM PENGELOLAAN AIR PADA BUDIDAYA PADI (Oryza sativa L.) Muttaqien, Khaerul; Ariffin, Ariffin; Wardiyati, Tatik
Produksi Tanaman Vol. 6 No. 8 (2018)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan penting yang telah menjadi makanan pokok lebih dari setengah penduduk dunia, oleh karena itu setiap faktor yang mempengaruhi peningkatan produksi dan penurunan produksi padi sawah akibatsistem budidaya padi maupun dampaklingkungan sangat penting untukdiperhatikan.Air merupakan kebutuhan dasar bagi tanaman untuk dapat tumbuh termasuk tanaman padi. Sistem penggenangan air terhadap budidaya padi dengan sistem berselang akan meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman padi.Pelaksanaan penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya yang terletak di Jl Kembang Kertas Jatimulyo Malang, Jawa Timur.Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 sampai dengan Januari 2017. Penelitian ini adalah percobaan yang menggunakan RAK (Rancangan Acak Kelompok). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pengelolaan air yang tergenang (0 cm sampai 5 cm) tidak begitu berbeda terhadap hasil dan pertumbuhan tanaman padi. Namun pada keadaan kapasitas lapang tanaman padi mengalami penurunan pertumbuhan dan hasil bila dibandingkan dengan sistem penggenangan terus-menerus, terputus-putus dan macak-macak. Perlakuan penggenangan 5 cm terputus-putus 3 minggu tergenang dan 1 minggu dikeringkan mendapatkan nilai pertumbuhan lebih baik pada tinggi tanaman, jumlah anakan dan luas daun.
PENDUGAAN PRODUKTIVITAS PADI (Oryza sativa) BERDASARKAN CURAH HUJAN DI KABUPATEN MALANG Kurnianto, Muhammad Ikhsan; Ariffin, Ariffin; Azizah, Nur
Produksi Tanaman Vol. 6 No. 8 (2018)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Padi dengan nama latin Oryza sativa adalah salah satu jenis tanaman pangan yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Data kementrian pertanian pada tahun 2015 menunjukkan bahwa, pada tahun 2006 hingga 2015 Kabupaten Malang menyumbang luas panen sekitar 64,89 ha dengan rata-rata produktivitas sebanyak 6,26 ton ha-1. Menurut Latiri et al. (2010), curah hujan berkorelasi tinggi terhadap komponen hasil. Sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh dan model pendugaan produktivitas padi berdasarkan curah hujan di Kabupaten Malang. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei hingga Juli 2016 yang dilakukan di Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur, yaitu di Kecamatan Kromengan, Kasembon, Kepanjen, Singosari, Lawang, Wajak, Wonosari, Pujon, Ngantang. Penelitian ini menggunakan bahan data curah hujan dan data produktivitas padi di Kabupaten Malang tahun 2006 hingga tahun 2015, serta peta bentuk rupa bumi Kabupaten Malang. Sampel penelitian ditentukan berdasarkan intensitas curah hujan rata-rata per tahun dan ketinggian tempat. Hasil penelitian diketahui bahwa pengaruh unsur hujan pada produktivitas padi di Kabupaten Malang relatif tinggi. Unsur hujan yang paling berpengaruh pada produktivitas padi di Kabupaten Malang yaitu intensitas hujan dengan pengaruh meningkatkan produktivitas padi. Model pendugaan produktivitas padi berdasarkan curah hujan di Kabupaten Malang y=7,524-0,402x1+0,068x2+0,361x3.
Respon Tanaman Hanjuang (Cordyline sp.) pada Berbagai Tingkat Pb di Jalur Hijau Jalan Kota Malang Putri, Ni Wayan Priskara Sucintia; Ariffin, Ariffin
Produksi Tanaman Vol. 6 No. 9 (2018)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Malang mengalami peningkatan volume kendaraan setiap tahunnya. Hal ini dapat menyebabkan kualitas lingkungan semakin menurun akibat polusi dari asap kendaraan yang ditimbulkan. Tanaman Hanjuang (Cordyline sp.) adalah salah satu jenis tanaman yang memiliki kemampuan menyerap logam Pb dan juga merupakan salah satu ciri khas flora Kota Malang. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Mei 2017 di Jl. Ahmad Yani Utara, Jl. Jakarta, Perumahan Araya, dan UPT Kebun Garbis milik Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman Kota Malang. Alat yang digunakan adalah Atomic Absorbtion Spectofotometer, Color Chart, timbangan analitik, meteran, map coklat, kantong plastik, label, gunting, kertas kuarto (A4), kamera, dan alat tulis. Bahan yang digunakan adalah Hanjuang Merah (Cordyline terminalis ‘Rededge’). Pengolahan data menggunakan uji statistik yaitu data analysis dan menggunakan skoring serta analisa regresi. Nilai kandungan Pb pada tanaman yang terendah dengan skor 1 (0,58 mg/kg) di Jl. Jakarta dan nilai kandungan Pb tertinggi dengan skor 3 (6,49 mg/kg) di Jl. Ahmad Yani Utara. Dari hasil pengamatan morfologi tanaman, terkandungnya Pb dalam hanjuang tidak menghambat proses pertumbuhan tanaman, namun warna daun pada hanjuang di Jl. Ahmad Yani Utara berwarna lebih gelap dibandingan dengan warna daun hanjuang pada umumnya akibat dari tingginya Pb yang diserap. Hanjuang memiliki respon pertumbuhan yang baik terhadap bahan pencemar Pb karena memiliki kemampuan dalam menyerap Pb tanpa mempengaruhi pertumbuhannya.
Respon Pertumbuhan dan Hasil Tiga Varietas Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) terhadap Beberapa Tingkat Ketinggian Bedengan Souminar, Swastikaraton; Fajriani, Sisca; Ariffin, Ariffin
Produksi Tanaman Vol. 6 No. 10 (2018)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peningkatkan produksi tanaman bawang merah pada musim hujan dapat dilakukan dengan beberapa cara salah satunya dengan mengurangi kelebihan air yang terjadi pada lahan pertanian dapat dilakukan pembuatan bedengan yang lebih tinggi dibandingan pada saat budidaya pada musim kemarau. Selain itu dengan menanam varietas yang tahan dengan musim hujan. Penelitian yang dilakukan memiliki tujuan untuk mengetahui dan mempelajari respon varietas bawang merah terhadap perbedaan ketinggian bedengan. Serta untuk melihat perbedaan potensi hasil dari tiga varietas bawang merah. Penelitian dilaksanakan bulan Maret – Mei 2017 di Kebun Percobaan BPTP Jawa Timur yang terletak di Jalan Raya Karangploso, Desa Kapuharjo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Alat yang digunakan adalah Penggaris, LAM, Timbangan, Oven, Cangkul, Sabit. Bahan yang digunakan adalah bibit bawang merah varietas Bauji, Tajuk, dan Monjung, pupuk NPK, dan pupuk kandang. Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) Faktor pertama terdapat 3 taraf yaitu (B1 : Bedengan 25 cm); (B2 : Bedengan 50 cm); (B3 : Bedengan 75 cm) dan faktor kedua juga terdapat 3 taraf yaitu (V1 : varietas Bauji); (V2 : varietas Tajuk); (V3 : varietas Monjung). Hasil yang diperoleh adalah Varietas yang memberikan respon paling baik adalah varietas Tajuk pada pertumbuhan dan hasil panen dikarenakan karakteristik dari varietas tajuk paling sesuai apabila ditanam pada musim penghujan. Sedangkan varietas yang memberikan respon paling rendah pada penelitian adalah varietas Monjung, karena karakteristik dari verietas Monjung adalah lebih sesuai apabila ditanam pada musim. Varietas  Bauji, Tajuk, dan Monjung tidak  memberikan respon terhadap perbedaan tinggi bedengan.
Analisis Kemampuan RTH dalam Mereduksi Co2dan Suhu Udara Serta Pengaruhnya Terhadap Tingkat Kenyamanan Kampus Universitas Brawijaya Rambaradellangga, Arryng; Herlina, Ninuk; Ariffin, Ariffin
Produksi Tanaman Vol. 6 No. 10 (2018)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lingkungan menjadi salah satu hal yang paling utama dan paling diperhatikan dalam beberapa tahun belakangan ini. Terjadinya perkembangan teknologi di Indonesia terlebih teknologi di bidang transportasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas udara yang secara tidak langsung ikut mendorong peningkatan kebutuhan energi yang pada akhirnya menyebabkan bertambahnya buangan sisa energi yang berpotensi mencemari lingkungan. Keberadaan Ruang Terbuka Hijau merupakan salah satu unsur penting dalam membentuk lingkungan yang nyaman dan sehat. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar potensi daya serap CO2 oleh ruang terbuka hijau serta menganalisa nilai konsentrasi CO2 dan suhu udara terhadap tingkat kenyamanan di kampus Universitas Brawijaya. Dari hasil penelitian diketahui bahwa beban kadar CO2 di lingkungan Universitas Brawijaya masih tinggi. Hal ini disebabkan oleh tingginya aktifitas kendaraan bermotor. Pada kondisi weekend/ akhir pekan RTH memiliki kondisi udara lebih baik dari pada kondisi weekday/ hari kerja, hal ini diakibatkan oleh tingginya mobilitas kendaraan bermotor. Pada kondisi weekday RTH masih kurang untuk mereduksi beban kadar CO2. Namun pada kondisi weekend dan weekday, RTH masih masuk dalam kategori nyaman dengan nilai THI tidak lebih dari 27 pada semua titik lokasi pengamatan. Kenyamanan tersebut disebabkan penutupan vegetasi yang mampu menurunkan suhu 1,3oC.
Pengaruh Posisi Kemiringan Media dan Jenis Media pada Sistem Vertikultur Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada Merah (Lactuca sativa var. Crispa) Risky, Dianita; Baskara, Medha; Ariffin, Ariffin
Produksi Tanaman Vol. 7 No. 1 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman Selada (Lactuca sativa var. Crispa) merupakan tanaman yang dapat tumbuh di daerah dingin maupun tropis. Selada memiliki daun yang bergerigi dan berombak, berwarna hijau segar dan ada juga yang berwarna merah (Subandi,2015). Budidaya vertikultur dengan menggunakan model karpet yang di pasang pada dinding memiliki kelemahan dari segi penerimaan cahaya, untuk menambah cahaya yang jatuh ke permukaan wadah tanam maka perlu upaya untuk memiringkan wadah tanam semi horizontal dengan posisi kemiringan media 15Ëš sampai 30Ëš. Kemiringan ini dari segi penerimaan cahaya ini lebih baik tetapi dari segi irigasi ada aliran air yang terbuang saat penyiraman dibanding dengan posisi kemiringan yang tegak lurus. Untuk mengurangi infiltrasi atau Run off maka di tambah jumlah komposisi dari media tanam yaitu kompos untuk memegang air. Oleh karena itu di perlukan penelitian tentang pengaruh posisi kemiringan media dan jenis media dengan sistem vertikultur terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah (Lactuca sativa var. Crispa). Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Bibit Tunggulwulung milik Dinas Perumahan dan Pemukiman Kota Malang Kecamatan Lowokwaru, Jawa Timur pada bulan Februari-Maret 2017. Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) atau split splot design. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan interaksi Posisi Kemiringan Media 15Ëš dengan media tanam cocopeat, arang sekam dan kompos 1:1:1 memberikan hasil yang berbeda nyata pada tanaman selada merah terhadap semua parameter pertumbuhan dan parameter panen yaitu panjang tanaman, jumlah daun pada umur pengamatan 35 hingga 42 hst. Pada parameter panen umur pengamatan 42 hst yaitu luas daun, bobot segar tanaman dan bobot segar konsumsi.