Ariffin Ariffin
Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Published : 47 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Karakteristik Unsur Lingkungan Mikro pada Tegakan Hutan Pinus (Pinus Merkusii Jungh) dan Mahoni (Sweietenia Macrophylla King) di Kawasan UB Forest Firdaus, Mohammad Fazri; Ariffin, Ariffin
Produksi Tanaman Vol. 7 No. 3 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Unsur lingkungan mikro seperti cahaya matahari, kelembaban, dan suhu sangat mempengaruhi terbentuknya kondisi alam dalam suatu kawasan hutan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik unsur lingkungan mikro pada tegakan pohon pinus dan mahoni di kawasan UB Forest di kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang pada bulan Juli-September 2017. Penelitian dilaksanakan secara observasi langsung di lapang dengan metode Purpossive Sampling. Data yang dikumpulkan yaitu data primer (iklim mikro) dan data sekunder (topografi). Data hasil pengukuran disusun ke dalam bentuk tabel agar mudah diolah dan dianalisis menggunakan Anova dan Uji T dua sampel bebas untuk mengetahui perbandingan antar 2 plot pengamatan. Pada tegakan pinus penetrasi cahaya matahari lebih besar dibandingkan dengan tegakan mahoni. Jenis-jenis tanaman pertanian yang direkomendasikan untuk ditumpangsari dibawah tegakan pinus dan mahoni yaitu kopi, bawang prei, buncis, cabai keriting, cabai  rawit, jagung, jahe, kubis, pepaya, pisang, rumput gajah, singkong, talas mbothe, talas bentul dan tomat.
Pengaruh Naungan dan Media Tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil Produksi Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) pada Sistem Budidaya Hidroponik Dewi, Poetri Maharani Septiana; Ariffin, Ariffin
Produksi Tanaman Vol. 7 No. 3 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Pertambahan penduduk di Indonesia juga semakin meningkat sehingga pengalihan fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman juga semakin meningkat. Hilangnya lahan pertanian ini menjadi masalah yang berarti dikarenakan produksi pertanian menurun disaat jumlah manusia semakin meningkat. Budidaya tanaman tanpa tanah atau yang biasa dikenal dengan istilah hidroponik adalah salah satu kegiatan yang dapat sedikit mengatasi masalah tersebut.  Budidaya hidroponik biasanya dilakukan di dalam rumah kaca, dimana biaya yang dikeluarkan untuk membuat rumah kaca tidak sedikit. Kelebihan budidaya hidroponik dengan budidaya menggunakan tanah dapat mengurangi masalah hama dan penyakit. Bawang merah (Allium ascalo-nicum L.) merupakan salah satu komoditas yang hasil produksinya menurun di-karenakan berkurangnya luas lahan panen. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi persen-tase naungan dan media tanam yang digunakan terhadap pertumbuhan dan hasil produksi tanaman bawang merah yang dihasilkan dalam suatu sistem tanam hidroponik. Bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu bibit bawang merah varietas bauji, paranet 50%, paranet 75%, zeolit, arang sekam, cocogrow, nutrisi AB Mix Goodplant dan air. Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) dengan 9 perlakuan dan 3 ulangan. Penelitian dilaksanakan di Perumahan Permata Indah Blok C-6A Jember. Pem-berian naungan berpengaruh terhadap parameter pertumbuhan bawang merah. Naungan 75% berpengaruh terhadap parameter pertumbuhan. Sedangkan naungan tidak berpengaruh terhadap hasil yang lebih baik. Pemberian media tanam cocogrow memberikan hasil yang lebih tinggi diantara media tanam yang lain.
Pengujian Galur Kedelai Hitam (Glycine Max L.) pada Beberapa Tingkat Cekaman Kekeringan Saloka, Aziziah; Ariffin, Ariffin
Produksi Tanaman Vol. 7 No. 4 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kedelai hitam (Glycine max L.) mempunyai produksi dan harga jual yang lebih tinggi dibanding dengan kedelai kuning. Kedelai  hitam masih sedikit dibudidayakan karena keterbatasan varietas yang tahan kekeringan. Tujuan dari penelitian ialah menguji dan mendapatkan galur yang tahan terhadap cekaman kekeringan. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2017 hingga  Februari 2018 di rumah kaca Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi, Kendalpayak, Pakisaji, Malang. Bahan yang digunakan ialah 5 benih kedelai: kedelai hitamgalur G162, A6, Hitam 5, Varietas Detam-1) serta kedelai kuning Dering-1 sebagai varietas pembanding tahan kekeringan  Percobaan faktorial menggunakan rancangan percobaan RAK (Rancangan Acak Kelompok Faktorial). Terdiri dari dua faktor yaitu galur dan tingkat cekaman kekeringan.Galur tanaman kedelai terdiri dari 5 galur (G162, A6, Hitam 5, Varietas Detam-1, Varietas Dering-1) dan 3 tingkat cekaman kekeringan (100%, 80% dan 60% dari kapasitas lapang). Terdapat 15 perlakuan dengan 3 ulangan. Parameter pengamatan terdiri dari pertumbuhan (tinggi, jumlah, luas dan kadar air relatif daun) dan komponen hasil (umur berbunga, jumlah bunga, polong isi, polong hampa, bobot biji per tanaman, bobot 100 biji, berat kering brangkasan dan umur panen). Galur yang tahan terhadap cekaman kekeringan ialah galur G162  dan Hitam-5. G162 mempunyai pertumbuhan dan hasil tanaman yang sama dengan varietas pembanding. Galur Hitam-5 memiliki tinggi, jumlah luas daun dan polong isi yang lebih rendah dengan varietas pembanding. Namun memiliki umur berbunga dan umur panen yang lebih cepat. Hasil bobot biji tidak berbeda nyata dengan Dering-1 karena bobot 100 biji Hitam-5 lebih tinggi dari Dering-1.
Evaluasi Tingkat Kenyamanan Ruang Terbuka Hijau di Kota Bekasi (Studi Kasus: Taman Kota Bekasi) Maysitha, Mia; Ariffin, Ariffin
Produksi Tanaman Vol. 7 No. 4 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Bekasi merupakan salah satu kota yang termasuk ke dalam wilayah Jabodetabek yang memiliki aktivitas cukup padat. Kebutuhan masyarakat yang terus meningkat mengakibatkan ruang hijau akan semakin berkurang. Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 13 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) berencana merealisasikan 30% ruang terbuka hijau, dengan perincian 20% untuk ruang terbuka hijau dan 10% untuk ruang publik seperti taman bermain. Ruang terbuka pada lanskap kota dalam bentuk ruang terbuka hijau secara langsung dapat mempengaruhi iklim mikro pada kawasan disekitarnya dan juga akan berpengaruh terhadap kenyamanan.Tingkat kenyamanan suatu ruang terbuka hijau dapat diketahui dengan menggunakan salah satu metode yaitu Thermal Humidity Index (THI). Penelitianini dilaksanakan pada bulan Januari hingga April 2018 di Taman Kota Bekasi. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan didapatkan nilai THI termasuk kedalam kategori tidak nyaman. Nilai THI secara keseluruhan melalui data dengan interval 2 minggu diketahui taman kota Bekasi termasuk kedalam kategori tidak nyaman. Hal ini disebabkan vegetasi yang masih rendah sehingga mempengaruhi iklim mikro seperti suhu dan kelembaban udara dan akan mempengaruhi nilai THI.
Studi Satuan Panas (Heat Unit) Beberapa Famili Solanaceae dan Fabaceae Farokha, Farokha; Ariffin, Ariffin
Produksi Tanaman Vol. 7 No. 5 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Famili Solanaceae (cabai, tomat dan terong) dan Fabaceae (kacang tanah, kacang hijau, buncis dan kacang kedelai) merupakan jenis tanaman hortikultura bernilai ekonomis. Fase perkembangan tanaman terdiri dari tiga tahapan yaitu perkecambahan, vegetatif dan generatif. Faktor yang mempengaruhi fase perkembangan tanaman salah satunya adalah suhu. Konsep yang umum digunakan untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap perkembangan tanaman adalah satuan panas (heat unit) yang dipergunakan untuk perencaanaan budidaya tanaman dari awal tanam hingga panen. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari kebutuhan satuan panas beberapa jenis tanaman Solanaceae dan Fabaceae pada setiap fase perkembangan. Penelitian dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur, pada bulan Januari hingga Mei 2018. Penelitian ini menggunakan metode deskripsi. Percobaan ini menggunakan 7 tanaman yaitu kacang tanah (P1), kacang kedelai (P2), kacang hijau (P3), buncis (P4), tomat (P5), cabai (P6) dan terong (P7). Hasil menunjukkan nilai satuan panas panen konsumsi berbeda pada setiap jenis tanaman dari famili Solanaceae dan Fabaceae. Nilai satuan panas famili Solanaceae yaitu tomat 1636,0oC hari, terong ungu 1494,0oC hari dan cabai 1827,0oC hari, sedangkan Fabaceae yaitu kacang tanah 1399,5oC hari, kacang hijau 931,5oC hari, kacang kedelai 1247,5oC hari dan buncis 883,5oC hari.
Uji Galur Harapan Kedelai (Glycine max L. Merr) terhadap Cekaman Kekeringan Kurniasari, Sri Fatmi; Ariffin, Ariffin
Produksi Tanaman Vol. 7 No. 8 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Produksi kedelai pada tahun 2016 diperkirakan mencapai 885.000 ton biji kering, mengalami penurunan 8.06% dibandingkan tahun 2015 yang mencapai angka 963.183 ton biji kering dengan luas panen 614.095 ha dan pruduktivitas 1.57 t.ha-1 (BPS, 2016). Untuk meningkatkan produksi kedelai dalam negeri dilakukan strategi peningkatan produktivitas dan perluasan areal tanam dengan pemanfaatan lahan–lahan marginal pada lahan kering, diperlukan upaya untuk menguji varietas yang adaptif dan memiliki produksi hasil yang optimal, terutama toleran terhadap cekaman kekeringan air. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh serta menguji katahanan galur kedelai (Glycine max L. Merr) terhadap cekaman kekeringan air. Bahan yang digunakan adalah empat galur kedelai (G1, G2, G3, G15a) dan varietas Dering 1. Penelitian dilaksanakan pada November 2017 sampai dengan Februari 2018 di Green House Balai Penelitian Tanaman Kacang dan Umbi ,Kabupaten Malang. Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial.Hasil penelitian menunjukkan bahwa tinggi tanaman, luas daun, panjang akar dan berat kering akar, jumlah bunga, bobot kering total tanaman, jumlah polong, jumlah polong bernas, jumlah polong hampa, bobot biji per tanaman, bobot 100 biji dan indeks panen varietas Dering 1 tidak berbeda nyata dengan keempat galur pada kondisi cekaman kekeringan 75% kapasitas lapang. Galur G1, G3 dan G15a tanaman kedelai memiliki keseragaman yang tinggi dengan varietas Dering 1.
Toleransi Tiga Jenis Rumput Lanskap terhadap Intensitas Naungan Permana, Praesidhi Caesa; Nurlaelih, Euis Ellih; Ariffin, Ariffin
Produksi Tanaman Vol. 7 No. 9 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rumput lanskap atau disebut dengan turfgrass adalah jenis tanaman penutup tanah, biasanya digunakan untuk tujuan estetika. Turfgrass adalah jenis tanaman yang dapat menutup permukaan tanah dengan cepat dan juga jenis tanaman yang menyukai penyinaran penuh. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan toleransi tiga jenis rumput lanskap terhadap intensitas naungan pada taraf yang berbeda sehingga dapat diketahui jenis rumput yang memiliki toleransi tertinggi terhadap naungan dan mencari jenis rumput yang memiliki kemampuan menutup area permukaan tanah dengan cepat. Penelitian dilaksanakan pada Bulan September hingga Desember 2018 di lahan percobaan Fakultas Pertanian Jatimulyo, Malang, Jawa Timur. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan petak terbagi (RPT). Perlakuan yang ditempatkan sebagai petak utama ialah intensitas naungan yang terdiri dari tiga taraf yaitu tanpa naungan (N0), naungan 50% (N1) dan naungan 75% (N2). Perlakuan yang ditempatkan sebagai anak petak adalah Jenis rumput, terdiri dari Rumput Jepang (Zoysia japonica) (R1), Rumput Gajah Mini (Axonopus compresuss var. dwarf) (R2) dan Rumput Bermuda (Cynodon dactylon (L.) Pers var.dactylon) (R3). Hasil penelitian menunjukan adanya interaksi antara perlakuan Naungan dan Jenis Rumput terhadap kecepatan penyebaran rumput, jumlah tunas, persentase penutupan. Sedangkan perlakuan Naungan dan Jenis Rumput secara terpisah memberikan pengaruhnya terhadap parameter panjang daun dan warna daun. Jenis Rumput yang paling toleran terhadap naungan ditunjukan oleh Rumput Jepang, jenis Rumput Gajah Mini hanya toleran hingga naungan 50% dan jenis Rumput Bermuda tidak toleran terhadap naungan namun pada penyinaran penuh Rumput Bermuda memiliki kecepatan penutupan yang paling cepat.
Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bit Merah (Beta vulgaris L.) di Dataran Rendah terhadap Komposisi dan Macam Media Tanam Wildasari, Agnes; Fajriani, Sisca; Ariffin, Ariffin
Produksi Tanaman Vol. 7 No. 12 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jumlah ekspor bit merah dari Australia ke Indonesia mencapai 36.59% dari jumlah total. Jumlah ekspor yang tinggi, meningkatkan upaya budidaya bit merah guna mengurangi jumlah ekspor. Salah satu yang dapat dilakukan adalah budidaya bit merah di dataran rendah, karena terbatasnya lahan di dataran tinggi. Penggunaan media tanam dengan bahan organik dan komposisi yang tepat dapat dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi faktor pembatas utama yaitu suhu tinggi di dataran rendah. Tujuan penelitian adalah mendapatkan komposisi dan macam media tanam yang tepat untuk pertumbuhan dan hasil tanaman bit merah di dataran rendah. Penelitian dilakukan bulan Februari hingga April 2019 di Agro Techno Park kebun Jatikerto Universitas Brawijaya Malang. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 13 perlakuan yaitu PO: Kontrol (tanah), P1; tanah: pupuk kandang ayam 1:1, P2; tanah : pupuk kandang ayam 2:1, P3; tanah: pupuk kandang ayam 1:2, P4: pupuk kandang kambing 1:1, P5; tanah : pupuk kadang kambing 2:1, P6; tanah : pupuk kandang kambing 1:2, P7; tanah : pupuk kandang sapi 1:1, P8; tanah : pupuk kadang sapi  2:1, P9; tanah : pupuk kandang sapi 1:2, P10; tanah : pupuk kompos 1:1, P11; tanah : pupuk kompos 2:1, P12; tanah: pupuk kompos1:2 dengan 3 kali ulangan dan diuji lanjut menggunakan BNJ taraf 5%. Parameter pengamatan terdiri dari panjang tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot umbi, diameter umbi, dan panjang umbi. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan tanah dengan pupuk kandang kambing 1:2 memberikan hasil terbaik pada parameter luas daun, bobot segar total tanaman, bobot kering total tanaman, dan bobot umbi pertanaman.
Dampak Perubahan Iklim Terhadap Produktivitas Tanaman Teh (Camellia sinensis L.) di Kebun Teh Pasirmalang, Jawa Barat Anjani, Gina Zahra; Ariffin, Ariffin
Produksi Tanaman Vol. 8 No. 3 (2020)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman teh merupakan salah satu komoditi perkebunan yang memiliki nilai jual di pasaran. Teh merupakan minuman yang paling banyak dikonsumsi di dunia setelah air mineral. PT. Perkebunan Nusantara VIII mengekspor 40% hasil teh yang telah diolah ke luar negri. Namun pada 10 tahun terakhir, yaitu tahun 2009 - 2018 terjadi fluktuasi produksi teh di PT. Perkebunan Nusantara VIII khususnya Kebun Pasirmalang. Produksi teh dipengaruhi oleh beberapa faktor unsur iklim seperti curah hujan, suhu udara, sinar matahari, kelembaban udara dan kecepatan angin. Penelitian bertujuan untuk mempelajari dan mendiskusikan dampak dari perubahan iklim terhadap produktivitas teh di kebun Pasirmalang serta mengkaji dan menganalisis unsur-unsur iklim yang berpengaruh terhadap produktivitas teh. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-April 2019 menggunakan data sekunder produktivitas Kebun Teh Pasirmalang dan data unsur-unsur iklim. Pada pengamatan ini menggunakan data unsur iklim meliputi data curah hujan, suhu, kelembaban, lama penyinaran, dan kecepatan angin serta data produksi teh dari kebun Pasirmalang selama 10 tahun terakhir, yaitu tahun 2009-2018. Hasil yang diperoleh nilai Fhitung lebih kecil dari Ftabel (1.160 < 6.256) dan memiliki nilai signifikansi yang lebih besar dari α (0.456 > 0.050), sehingga H1 diterima. Artinya bahwa secara simultan/serentak, variabel bebas yaitu X1 (curah hujan), X2 (suhu), X3 (kelembapan), X4 (lama penyinaran), dan X5 (kecepatan angin) berpegaruh nyata terhadap variabel Y (produktivitas). Besar koefisien determinasi R sebesar 0,592 yang berarti sebesar 59.2%, sedangkan 40.8% lainnya disumbang oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan ke dalam persamaan ini. Kesimpulan dari penelitian ini adalah curah hujan dan lama penyinaran merupakan dua unsur paling berpengaruh dalam fluktuasi produktivitas teh. Perubahan unsur iklim di Kebun Pasirmalang dapat meningkatkan ataupun menurunkan produktivitas teh.
Dampak Populasi Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt.) terhadap Produktivitas dan Kadar Steviosida Stevia (Stevia rebaudiana B.) pada Sistem Tanam Tumpangsari Wibisono, Gunawan; Ariffin, Ariffin
Produksi Tanaman Vol. 8 No. 4 (2020)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stevia ialah tanaman herbal yang cocok sebagai alternatif pengganti tanaman tebu sebab mengandung bahan pemanis yang disebut dengan steviosida dan rebaudiosida. Potensi stevia sebagai tanaman obat yang bermanfaat untuk mengobati obesitas, mencegah dan melawan diabetes. Permasalahan yang ada saat ini ialah terbatasnya pengembangan model budidaya tumpangsari untuk meningkatkan kualitas tanaman stevia di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari dampak populasi jagung manis terhadap lingkungan mikro tanaman stevia dalam tumpangsari dan mempelajari dampak penaungan tanaman jagung manis terhadap hasil brangkasan daun dan kadar steviosida dari tanaman stevia. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan jatimulyo Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya pada bulan Maret-Mei 2019 selama 2 bulan. Penelitian menggunakan metode rancangan acak kelompok (RAK) dengan 6 taraf perlakuan dan 4 ulangan. Data pengamatan yang diperoleh dianalisis anova dengan menggunakan anailis uji F pada taraf 5 % untuk mengetahui respon pertumbuhan tanaman terhadap perlakuan. Apabila hasilnya nyata maka akan dilanjutkan dengan uji BNT (Beda Nyata Terkecil) dengan tingkat kesalahan 5 % untuk mengetahui perbedaan antara perlakuan. Hasil penelitian menunjukan bahwa penanaman jagung manis dengan populasi 60.000 dan 40.000 tanaman ha-1 menghasilkan lingkungan mikro yang memberikan dampak positif terhadap kandungan steviosida yang memiliki kandungan sama tingginya dengan yang ditanam monokultur. Naungan jagung manis berdampak negatif pada brangkasan daun stevia tumpangsari dibandingkan monokultur. Populasi jagung manis mempunyai pengaruh terhadap lingkungan mikro stevia sehingga mempengaruhi brangkasan daun stevia dan kadar steviosida sebesar 82 %. Populasi optimum 15.000 tanaman ha-1 ialah yang populasi jagung manis yang optimum untuk ditumpangsarikan dengan stevia.