Ariffin Ariffin
Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Published : 47 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Pengaturan Naungan dan Pemanfaatan Plastik Sebagai Reflektor untuk Meningkatkan Hasil Produksi pada Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) Pakpahan, Hans Ignatius; Ariffin, Ariffin
Produksi Tanaman Vol. 8 No. 5 (2020)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman tomat merupakan komuditas yang memiliki banyak manfaat dan banyak diminati masyarakat. Tanaman tomat dapat tumbuh didataran rendah dengan ketinggian kurang dari 200 mdpl. Produksi tomat di Indonesia pada tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 4,17% yang disebabkan oleh penyakit busuk buah dan cuaca yang tidak sesuai dengan syarat tumbuh tanaman tomat. Salah satu faktor yang perlu diperhatikan adalah pemberian naungan yang berguna untuk melindungi tanaman dari sinar matahari langsung. Pemberian naungan pada tanaman tomat mampu memodifikasi iklim mikro seperti intensitas cahaya matahari, suhu udara, kelembapan tanah, dan suhu tanah sehingga dengan adanya penggunaan naungan paranet mampu menghasilkan produksi lebih optimal. Penelitian bertujuan untuk menganalisa pengaruh penggunaan reflektor pada tanaman yang ternaung terhadap pertumbuhan dan hasil produksi tanaman tomat. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga Juni 2019, di Kebun Percobaan Universitas Brawijaya, Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) dengan 12 kombinasi dan 3 ulangan. Kombinasi terdiri dari N0R0, N0R1, N0R2, N1R0, N1R1, N1R2, N2R0, N2R1, N2R2, N3R0, N3R1, N3R2. Pengamatan yang dilakukan yaitu aspek lingkungan, pertumbuhan, dan hasil. Hasil penelitian menunjukkan kombinasi N3R2 pada tanaman tomat memberikan pertumbuhan yang lebih baik,  sedangkan kombinasi N1R1 memberikan hasil yang lebih baik pada tanaman tomat, seperti jumlah buah dan bobot  buah.
Respon Naungan dan Cekaman Air terhadap Pertumbuhan Stevia (Stevia rebaudiana Bertoni) Kusuma, Brama Setya; Ariffin, Ariffin
Produksi Tanaman Vol. 8 No. 7 (2020)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pertumbuhan tanaman stevia dipengaruhi oleh ketersediaan air dan intensitas cahaya matahari yang diterima selama pertumbuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian air dan naungan terhadap pertumbuhan tanaman stevia. Penelitian dilaksanakan di greenhouse Kebun percobaan Jatimulyo, pada bulan Januari-Mei 2019. Penelitian ini menggunakan rancangan acak Kelopmpok (RAK) yang terdiri dari 9 perlakuan meliputi, Naungan 75% dan 120% air Kapasitas lapang, Naungan 75% dan 120% air Kapasitas lapang, Naungan 75% dan 100% air Kapasitas lapang, Naungan 75% dan 80% air Kapasitas lapang, Naungan 50% dan 120% air Kapasitas lapang, Naungan 50% dan 100% air Kapasitas lapang, Naungan 50% dan 80% air Kapasitas lapang, Naungan 25% dan 120% air Kapasitas lapang, Naungan 25% dan 100% air Kapasitas lapang, Naungan 25% dan 80% air Kapasitas lapang. Tanaman stevia yang tumbuh pada kondisi pemberian air yang 120% rata – rata menghasilkan tinggi, luas daun, dan bobot segar yang tinggi sedangkan pemberian air 80% dapat menurunkan laju pertumbuhan stevia. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukan penaungan 50 % pada tanaman stevia yang diberikan air 120% dapat menghasilkan bobot segar tanaman yang relatife tinggi.
Studi Jenis Vegetasi Pada Ruang Terbuka Hijau (RTH) Terhadap Tingkat Kenyamanan Di Alun – Alun Kota Madiun Zovanca, Grandy; Fajriani, Sisca; Ariffin, Ariffin
Produksi Tanaman Vol. 9 No. 2 (2021)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Madiun dapat disebut sebagai kota “GADIS” atau kepanjangan dari kota (Perdagangan, Pendidikan dan Industri) serta dalam kalangan masyarakat juga dikenal sebagai kota Pecel. Permasalahan pada taman kota Alun – alun kota Madiun karena minim ketersediaan vegetasi dan struktur jenis vegetasi. Sehingga berpengaruh terhadap tingkat kenyamanan pengunjung taman kota. Jenis vegetasi dalam RTH dapat mempengaruhi tingkat kenyamanan pengunjung taman kota Madiun. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis hubungan antara ketersediaan dan struktur jenis vegetasi Ruang Terbuka Hijau terhadap tingkat kenyamanan di taman kota Madiun. Hipotesis penelitian adalah Ketersediaan vegetasi dengan struktur pohon dan semak menjadi faktor penentu tingkat kenyamanan (Kecepatan angin, tingkat kebisingan, suhu dan kelembaban), sehingga dapat membantu dalam menentukan tingkat kenyaman RTH. Penelitian dilaksanakan bulan Mei hingga Juni 2020 di taman kota Madiun. Metodelogi penelitian menggunakan metode observasi dengan menggunakan metode penetapan sampel adalah non – probability sampling dan penetapan tingkat kenyamanan ditentukan dengan 4 variabel (Thermal Humidity Index (THI), tingkat kebisingan, kecepatan angin dan persepsi masyarakat). Nilai THI, tingkat kebisingan dan persepsi masyarakat pada faktor kebisingan menunjukan kategori tidak nyaman untuk taman kota Madiun. Ketersediaan jumlah vegetasi dan struktur vegetasi memiliki hubungan terhadap tingkat kenyamanan, budaya dan ekonomi. Ketersediaan dan struktur vegetasi pohon dan semak yang tinggi akan meningkatkan tingkat kenyamanan, sehingga dapat meningkatkan interaksi pengunjung taman dan meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar RTH.
Kajian Kenyamanan Ruang Terbuka Hijau Lingkungan di Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Sitepu, Joshua Bimayou; Ariffin, Ariffin
Produksi Tanaman Vol. 9 No. 9 (2021)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ruang Terbuka Hijau di Lingkungan Fakultas Pertanian universitas Brawijaya diharapkan dapat mengurangi permasalahan lingkungan, terutama menetralisir peningkatan temperatur yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan titik tak nyaman yaitu dengan nilai THI > 26 pada satu waktu di lingkungan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Sehingga dapat dijadikan salah satu acuan indikator dalam perbaikan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di lingkungan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. THI > 26 dipengaruhi oleh waktu (pagi, siang, dan sore).. Penelitian dilakukan dengan metode Thermal Humidity Index (THI) melalui pengukuran suhu dan kelembaban udara. Penelitian dilakukan selama bulan April-Mei 2020 di Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya. Terdapat lima lokasi penelitian yaitu Gedung Sentral, Gedung Sosial Ekonomi, Gazebo Fakultas Pertanian, Gedung Budidaya Pertanian dan Gedung Tanah Fakultas Pertanian.Dalam satu hari pengamatan dilakukan tiga kali pterdapat pagi, siang, dan sore pukul 07.00 WIB, 12.00 WIB, 17.00 WIB. Hasil ditemukan bahwa termasuk kategori nyaman karena memiliki THI < 26.  Hasil analisis metode THI di 4 lokasi dengan pukul waktu yang berbeda di Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya menujukkan bahwa pada pukul 07.00 WIB dirata-ratakan tiap jalurnya THI-nya termasuk kategori Nyaman dan juga pukul 17.00 sedangkan Pukul 12.00 WIB termasuk kategori tidak nyaman. Dapat disimpulkan titik tak nyaman pada penelitian tersebut berada pada pukul 12.00 WIB.Di karenakan pada waktu tersebut suhunya sangat panas dan sudah termasuk kategori suhu yang tidak nyaman yaitu >26,7℃ dan THI (Thermal Humidity Index) pada semua lokasi kecuali RTH di Gedung Sentral pada pukul 12.00 WIB juga termasuk kategori yang tidak nyaman.
Kajian Lingkungan Mikro Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) Pada Beberapa Jarak Tanam Dengan Varietas Yang Berbeda Ramadhan, Zikry; Ariffin, Ariffin
Produksi Tanaman Vol. 10 No. 2 (2022)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.protan.2022.010.02.01

Abstract

Produktivitas tanaman sawi masih tergolong rendah. Salah satu usaha dalam meningkatkan produktifitas tanaman sawi ialah dengan memperhatikan iklim mikro untuk mendukung pertumbuhannya, perlu diketahui sifat tanaman terkait dengan iklim yang sesuai dengan pertumbuhannya. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mempelajari pengaruh perlakuan jarak tanam terhadap iklim mikro tanaman, untuk mempelajari pengaruh perlakuan varietas tanaman terhadap iklim mikro tanaman, untuk memplajari interaksi antara perlakuan jarak tanam dan perlakuan varietas terhadap iklim mikro tanaman, dan untuk memplajari perlakuan jarak tanam dan varietas yang memiliki daya tumbuh yang sesuai. Penelitian ini di laksanakan di Agro Techno Park, Universitas Brawijaya Jalan Cangar, Kecamatan Bumiaji, Batu, Jawa Timur dari bulan November sampai bulan Januari 2021. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAK F), yang terdiri dari 9 perlakuan yaitu, jarak tanam 20 cm x 25 cm varietas tosakan, jarak tanam 20 cm x 25 cm varietas shinta, jarak tanam 20 cm x 25 cm varietas dora, jarak tanam 25 cm x 25 cm varieatas tosakan, jarak tanam 25 cm x 25 cm varietaas shinta, jarak tanam 25 cm x 25 cm varietas dora, jarak tanam 30 cm x 25 cm varietas tosakan, jarak tanam 30 cm x 25 cm varietas shinta, jarak tanam 30 cm x 25 cm varietas dora, dan 3 kali ulangan sehingga diperoleh 27 satuan plot percobaan. Hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa terdapat interaksi antara perlakuan jarak tanam dengan varietas terhadap parameter kelembaban udara, suhu udara, dan luas daun.
Effectiveness of Trellis Model and Propagation Direction in Optimizing Growth and Yield of Long Bean Plants (Vigna sinensis L) Fajriani, Sisca; Rahmawan, Dzahabika Setya; Ariffin, Ariffin
Journal of Agriprecision & Social Impact Vol. 2 No. 1 (2025): March: JAPSI (Journal of Agriprecision & Social Impact)
Publisher : CV. Komunitas Dunia Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62793/japsi.v2i1.50

Abstract

The research aims to study the effect of a combination of the trellis model and the direction of plant propagation on the growth and yield of long beans. The environmental design used a randomized block design with six treatments, repeated 5 times. The treatment are the trellis models (fence, triangle and para-para) and plant propagation directions (vertical and mixed). Growth variables include plant length, number of leaves, leaf area, and net assimilation rate. Yield variables include pod length, number of pods, pod weight, and yield per hectare. The results of the research showed that the treatment of different models of trellis and the direction of propagation of long bean plants in the mixed propagation direction resulted in higher plant length, leaf area, net assimilation rate, pod length per plant, pod weight per plant and yield per hectare compared to the vertical propagation direction with the model. the same trellis. The para-para trellis model treatment with mixed propagation directions produced a pod length and number of pods per plant of 60.76 cm and 57.59 pods per plant, 19.30% and 14.31% higher than the para-para trellis model with vertical propagation direction. 58.29 cm and 56.05 pods. The treatment of para-para trellis model with mixed creeping directions produced pod weight per plant and yield per hectare of 1.64 kg per plant and 7.3 ton.ha-1, which was 15.49% and 15.37% higher than the para-para trellis model with vertical propagation direction, which produces 1.42 kg per plant and 6.70 tons ha-1.
Altitude-Driven Differences in Thermal Units, Growth and Quality of Beetroot (Beta vulgaris L.) Fajriani, Sisca; Alifah, Yasmina Nur; Ariffin, Ariffin; Setiawan, Adi
Journal of Agriprecision & Social Impact Vol. 2 No. 3 (2025): November: JAPSI (Journal of Agriprecision & Social Impact)
Publisher : CV. Komunitas Dunia Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62793/japsi.v2i3.74

Abstract

Beetroot is traditionally cultivated in highland areas; however, limited land availability and growing market demand have encouraged its expansion into mid-altitude regions. Thermal unit accumulation is an important factor in predicting crop phenology and harvest time. This study aimed to analyze the thermal unit requirements, growth performance, and tuber quality of beetroot cultivated at different altitudes in East Java, Indonesia. The experiment was conducted from August to December 2024 in greenhouses located in Jatimulyo, Malang (445 m a.s.l., midland) and Sumberejo, Batu (873 m a.s.l., highland) using 250 plants of the Boro variety with a single-plant observation method. Results showed that midland-grown plants reached harvest earlier (84 DAS; 1,527.3 °C·day) compared to highland-grown plants (104 DAS; 1,572.7 °C·day). Higher thermal accumulation had a strong positive correlation with soluble solids (r = 0.74) and a strong negative correlation with fresh tuber weight (r = –0.79), indicating that increased heat enhanced sugar synthesis but reduced biomass. Highland conditions produced larger tubers, while midland conditions improved betacyanin and sweetness levels, showed that altitude-driven temperature differences affect both yield and quality, suggesting that highland cultivation is suitable for fresh markets, whereas midland cultivation is more appropriate for industrial uses such as natural food colorants and processing industries.