Ariffin Ariffin
Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Published : 47 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Meningkatnya Ketersediaan Air Akibat Perubahan Iklim dan Pengaruhnya Terhadap Produktivitas Sorgum (Sorgum bicolor L.) Rizwan, Teuku Azkia; Prasetianto, Mushoffan; ariffin, Ariffin
Produksi Tanaman Vol. 11 No. 10 (2023): Oktober
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.protan.2023.011.10.01

Abstract

Perubahan iklim seperti peningkatan curah hujan dan suhu menimbulkan ancaman dalam sektor pertanian, karena dapat mengganggu sebaran neraca air. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat teratasi dengan pembudidayaan tanaman sorgum. Sorgum merupakan tanaman pangan alternatif yang adaptif terhadap perubahan iklim. Tujuan dari penelitian ini adalah memelajari dampak perubahan iklim terhadap ketersediaan air dan produktivitas tanaman sorgum (Sorghum bicolor L.). Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Juli hingga September 2022 di Kecamatan Demon Pagong, Kabupaten Flores Timur. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah thermometer maksmimum, thermometer minimum, penangkar hujan observatorium, dan Microsoft Excel. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data curah hujan dan suhu selama 30 tahun (1992-2021) yang diperoleh dari Stasiun Klimatologi Gewayanta Larantuka dengan pengelompokkan data selama 10 tahun serta data produktivitas tanaman sorgum selama 10 tahun terakhir (2012-2021). Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan analisis data sekunder tentang perubahan iklim, analisis neraca air, dan analisis produktivitas tanaman sorgum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan iklim memengaruhi perubahan ketersediaan air yang berdampak terhadap produktivitas tanaman sorgum.  
Analisis Tingkat Kenyamanan Ruang Terbuka Hijau Di Gelora Bung Karno Rumamby, Jenni adenia; Fajriani, Sisca; ariffin, ariffin
Produksi Tanaman Vol. 12 No. 3 (2024): Maret
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.protan.2024.012.03.01

Abstract

Kota DKI Jakarta merupakan salah satu kota yang terkenal akan kepadatan penduduk.Populasi penduduk padat mengakibatkan kebutuhan dari infrastruktur kian meningkat. Infrastruktur yang meningkat berdampak pada kurangnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) di kota.Tujuan pembangunan ruang terbuka hijau untuk infrastruktur hijau di wilayah perkotaan, sehingga akan meningkatkan kualitas lingkungan hidup perkotaan agar menjadi lebih nyaman dan berkelanjutan. Salah satu RTH yang berada di area perkotaan yaitu hutan kota.Tujuan penelitian untuk mempelajari dan menganalisis tingkat kenyamanan RTH di hutan kota GBK Jakarta. Bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu kuesioner dan beberapaalat yang digunakan dalam penelitian yaitu alattulis, kamera digital, Thermohygrometer HTC-2, lux meter UNI-T UT383. Penelitian dilaksanakan di Hutan Kota Gelora Bung Karno Jakarta. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2023. Penelitian ini dilakukan di dalam area hutan kota dan di luar area hutan kota dengan parameter yang diamati yaitu suhu udara, kelembapan udara, intensitas radiasi matahari, dan vegetasi. Data hasil pengamatan akan di analisis menggunakan metode Thermal Humidity Index (THI) untuk mengetahui tingkat kenyamanan di hutan kota dan dilakukan uji T untuk mengetahui hasil dari perbandingan parameter di dalam hutan kota dengan di luar hutan kota. Hasil penelitian menunjukkan hutan kota Gelora Bung Karno belum nyaman. Pada area dalam hutan kota memberikan hasil lebih baik dibandingkan dengan area luar hutan kota, namun area dalam hutan kota masih belum mencapai tingkat kenyamanan yang nyaman untuk standar manusia.
Pengaruh Aplikasi Pupuk Bokashi terhadap Pertumbuhan dan Hasil Dua Varietas Tanaman Bit Merah (Beta vulgaris L.) Aziza, Cholifatu Ulyl Nur; Fajriani, Sisca; Ariffin, Ariffin
Produksi Tanaman Vol. 12 No. 09 (2024): September
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/

Abstract

Bit (Beta vulgaris L.) adalah salah satu tanaman yang berpotensi menjadi sumber gula alternatif serta memiliki banyak manfaat kesehatan. Beragamnya manfaat tanaman bit serta tingginya kebutuhan menjadikan tanaman bit penting untuk dibudidayakan. Budidaya tanaman bit selama ini dilakukan di dataran tinggi sehingga pengembangan produksinya dapat dilakukan di luar daerah tumbuhnya seperti di dataran menengah. Budidaya di luar lingkungan tumbuh perlu didukung dengan pengelolaan lingkungan salah satunya dengan penambahan pupuk organik seperti bokashi. Selain media tumbuh, varietas juga menjadi salah satu faktor yang menentukan respon tanaman bit terhadap lingkungan tumbuhnya. Penelitian bertujuan mempelajari pengaruh perbedaan dosis pupuk bokashi dan perbedaan varietas terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bit. Penelitian dilaksanakan pada Agustus hingga Desember 2019 di Desa Pendem, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Alat yang digunakan adalah penggaris, meteran, timbingan digital dan jangka sorong. Bahan yang digunakan adalah bibit tanaman bit varietas Crimson Globe (Vikima) dan Ayumi 04 serta pupuk bokashi. Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terbagi dengan petak utama dua varietas tanaman bit dan anak petak adalah dosis pupuk bokashi terdiri dari lima taraf yaitu tanpa bokashi, 22 ton ha-1, 30 ton ha-1, 38 ton ha-1 dan 46 ton ha-1. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada interaksi antara varietas dan dosis bokashi yang diaplikasikan. Perbedaan varietas tanaman tidak berpengaruh nyata pada pertumbuhan tanaman. Penambahan bokashi berpengaruh nyata pada pertumbuhan tanaman bit yaitu pada panjang tanaman, jumlah daun, luas daun dan bobot basah tanaman serta panjang umbi, diameter umbi dan bobot umbi. Secara umum, kedua varietas menunjukkan hasil di bawah potensi produksinya di dataran tinggi.
Analisis Distribusi Vegetasi Dan Tingkat Kenyamanan Pada Ruang Terbuka Hijau Di Taman Bibit Mojolangu Kota Malang Falean, Muhammad Abiyyu; Fajriani, Sisca; Ariffin, Ariffin
Produksi Tanaman Vol. 13 No. 3 (2025): Maret
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/

Abstract

Ruang terbuka hijau adalah kawasan ruang terbuka yang bertujuan untuk meningkatkan mutu lingkungan perkotaan yang nyaman, indah dan bersih. Keberadaan ruang terbuka hijau (RTH) yang memadai membuat masyarakat kota dapat merasakan manfaat RTH dari nilai estetika, klimatologis, ekologis dan edukatif. Salah satu taman kota yang ada pada Kota Malang yaitu Taman Bibit Mojolangu. Penelitian dilakukan pada bulan April hingga Juni 2023 di Taman Bibit Mojolangu, Kec. Lowokwaru, Kota Malang. Penelitian ini dilakukan dengan metode THI (Thermal Humidity Index), kuisioner, analisa vegetasi, indeks distribusi vegetasi dan indeks keanekaragaman vegetasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Taman Bibit Mojolangu memiliki 33 jenis vegetasi, tingkat keanekaragaman vegetasi berada di tingkat sedang dengan pola distribusi mengelompok. Taman Bibit Mojolangu termasuk dalam kategori nyaman pada jam 07.00 dan 16.00 dengan rata-rata nilai THI 21,64 dan 23,29 yang didukung dengan hasil persepsi masyarakat sebesar 75,64%. Tingkat kenyamanan memiliki hubungan dengan pola distribusi vegetasi dengan hasil analisis korelasi -0,40 yang berarti memiliki hubungan yang cukup kuat.
Pengaruh Aplikasi Penggunaan Mulsa Reflektor Terhadap Albedo, Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum Mill.) Mulya, Annisa Kharisma; Fajriani, Sisca; Ariffin, Ariffin
Produksi Tanaman Vol. 13 No. 04 (2025): April
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/

Abstract

Tomat (Solanum lycopersicum Mill.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang banyak digemari dan dikembangkan di Indonesia. Proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman dipengaruhi oleh faktor iklim seperti suhu, kelembapan dan intensitas cahaya Intensitas cahaya yang kurang mempengaruhi proses fotosintesis pada tanaman tomat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga Juni 2023 di di lahan Pusat Kajian Pertanian Organik Terpadu (PKPOT) berlokasi di Jl. Raya Golek No. 1, Golek, Karangduren, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) secara faktorial dan uji regresi dengan faktor iklim albedo. Variabel pengamatan dalam penelitian ini yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah buah, bobot buah per petak panen, kadar padatan terlarut dan albedo. Data yang diperoleh dilakukan analisis ragam pada taraf 5% apabila terdapat beda nyata, maka dilakukan uji nyata jujur dengan taraf 5%. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan mulsa reflektor dan macam varietas menunjukkan adanya interaksi terhadap kadar padatan terlaut. Perlakuan mulsa reflektor juga berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah buah, bobot buah per petak panen. Akan tetapi, perbedaan macam varietas hanya berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Terdapat hubungan linear positif pada albedo dengan tinggi tanaman dan albedo dengan bobot buah per petak panen. Tinggi tanaman memiliki tingkat keeratan yang kuat, sedangan pada hasil bobot buah perpetak panen memiliki tingkat keeratan yang cukup kuat.
PENGARUH JUMLAH PEMBERIAN AIR TERHADAP RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TEMBAKAU (Nicotiana tabaccum L. Kurniawan, Bayu Adi; Fajriani, Sisca; Ariffin, Ariffin
Produksi Tanaman Vol. 2 No. 1 (2014)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tembakau (Nicotiana tabacum L.) mempunyai peran cukup besar dalam perekonomian nasional melalui cukai dan pajak, penyediaan lapangan kerja serta dampak ganda (multiplier effect) pengadaan dan perdagangan tembakau. Air adalah salah satu komponen fisik yang sangat penting dan diperlukan dalam jumlah banyak untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari dan mengetahui perbandingan pertumbuhan  dan hasil tanaman tembakau dengan jumlah  pemberian air yang berbeda dari total kebutuhan air normal tanaman tembakau,  Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember s/d Maret 2012 di kebun percobaan Jati Kerto Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) 5 perlakuan pemberian air dengan 5 ulangan. Perlakuan pemberian air terhadap tanaman tembakau, tanaman tembakau yang tumbuh pada kondisi pemberian air yang berlebih, rata – rata menghasilkan jumlah daun, luas daun, bobot segar daun dan bobot kering daun yang tinggi, Tanaman tembakau pada perlakuan P1 dan P2 menghasilkan jumlah daun, luas daun, bobot segar daun dan bobot kering daun yang relatif rendah, karena perlakuan ini air yang diberikan kurang dari kebutuhan air normal (100%). Kata kunci : Tembakau (Nicotiana tabacum L.), Air , Rancangan Acak Kelompok (RAK),kebutuhan air
PENGARUH APLIKASI LEGIN DAN PUPUK KOMPOS TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) VARIETAS JERAPAH Nuha, Muhammad Ulin; Fajriani, Sisca; Ariffin, Ariffin
Produksi Tanaman Vol. 3 No. 1 (2015)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peningkatan produksi kacang tanah di Indonesia dapat dilakukan melalui intensifikasi menggunakan legin (Legume inoculant) dan pupuk kompos. Aplikasi legin dapat meningkatkan bintil akar yang berfungsi mengikat nitrogen dari atmosfer untuk pertumbuhan dan produksi tanaman kacang tanah. Kondisi tanah yang keras dapat menghambat pertumbuhan akar dan ginofor. Perbaikan tanah yang keras dapat dilakukan menggunakan pupuk kompos karena kompos dapat meningkatkan aktifitas organisme tanah. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh aplikasi legin pada lahan tanpa kompos dan diberi kompos dosis sedang dan tinggi terhadap hasil tanaman kacang tanah. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian desa Jatikerto, Malang bulan Desember 2013 sampai Febuari 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Aplikasi legin 12 g/kg benih pada lahan tanpa kompos (K0L3) dapat meningkatkan hasil tanaman kacang tanah sebesar 20,3%. Penambahan legin 8 g/kg benih pada lahan yang diberi kompos 2 ton/ha (K1L2) dan penambahan legin 12 g/kg benih pada lahan yang diberi kompos 4 ton/ha (K2L3) dapat memberikan hasil tanaman kacang tanah lebih tinggi dibandingkan tanpa legin masing-masing sebesar 16,5% dan 32,6%. Kata kunci: Legin, Kompos, Kacang Tanah, Varietas 
STUDI HUTAN KOTA SEBAGAI PENYEDIA JASA LINGKUNGAN PADA MUSIM HUJAN DI KOTA MALANG Wahyuni, Udi; Wicaksono, Karuniawan Puji; Ariffin, Ariffin
Produksi Tanaman Vol. 5 No. 3 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Malang merupakan kota yang identik dengan dingin. Dengan bertambahnya jumlah manusia menyebabkan banyak lokasi Ruang Terbuka Hijau yang mulai dialih fungsikan. Hutan kota yang berada di kota Malang memiliki banyak potensi alam yang berfungsi sebagai daerah penyangga, dan sebagai wadah ekosistem flora dan fauna yang dilindungi (Departemen Kehutanan, 2010). Penggunaan serangga sebagai bioindikator akhir-akhir ini dirasakan semakin penting dengan tujuan utama untuk menggambarkan adanya keterkaitan dengan kondisi faktor biotik dan abiotik lingkungan (Speight et al., 1999). Penelitian dilaksanakan bulan Januari sampai dengan Februari 2015 di Hutan Malabar dan Taman Kota Jalan Jakarta kota Malang. Setiap lokasi pengamatan dibagi menjadi 4 kuadran. Dari hasil penelitian diketahui bahwa pada Hutan Kota Malabar memiliki jasa lingkungan yang lebih baik dibandingkan dengan Taman Kota Jalan Jakarta. Hal ini dapat dilihat dari jenis vegetasi yang lebih beragam 60 untuk Hutan Kota Malabar dan 40 untuk Taman Kota Jalan Jakarta. Beragamanya jenis vegetasi menyebabkan suhu yang berada pada Hutan Kota Malabar menjadi rendah sehingga menghasilkan kondisi yang lebih sejuk. Jika dibandingkan dengan data BMKG kota Malang, Hutan Kota kota Malabar memiliki suhu yang lebih rendah, hal ini berarti kandungan O2 pada Hutan Kota Malabar lebih tinggi. Banyaknya pohon yang berbatang besar juga membuat penyerapan air pada musim hujan tinggi sehingga tidak terjadi banjir. Jasa lingkungan lain yang diberikan Hutan Kota Malabar adalah dengan memberikan tempat yang sesuai untuk perkembangbiakan serangga arboreal.
PEMANFAATAN AIR LAUT SEBAGAI ALTERNATIF IRIGASI PADA TANAMAN JAGUNG SEMI (Zea mays L.) Restanancy, Patricia; Aini, Nurul; Ariffin, Ariffin
Produksi Tanaman Vol. 5 No. 3 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Baby corn (Zea mays L.) atau jagung semi merupakan bahan sayuran segar yang diperoleh dari tongkol jagung muda yang awalnya hanya hasil sampingan dan kemudian dibudidayakan secara khusus (Soemadi, 2000). Dengan meningkatnya penduduk di Indonesia maka kebutuhan akan air bersih juga harus terpenuhi. Oleh sebab itu untuk mengurangi kebutuhan akan air bersih di bidang pertanian maka pemanfaatan air laut yang berlimpah dapat dijadikan sebagai bahan irigasi pada tanaman jagung semi. Tujuan penelitian ini untuk memanfaatkaan air laut untuk digunakan sebagai air irigasi pada tanaman baby corn dan mendapatkan konsentrasi air laut yang sesuai sebagai irigasi tanaman baby corn. Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse STPP, Malang, Jawa Timur pada bulan Januari- Maret 2015. Penelitian disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Bahan yang digunakan yaitu benih jagung varietas Bisi-2 dan pemberian irigasi yaitu 100% air tawar sebagai kontrol, 500 ppm, 1000 ppm, 1500 ppm, 2000 ppm, 2500 ppm, 3000 ppm, 3500 ppm, dan 4000 ppm. Pengamatan meliputi parameter pertumbuhan (tinggi tanaman, total luas daun dan umur berbunga ) dan komponen hasil panen (panjang tongkol, diameter tongkol, dan bobot segar tongkol). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tanaman jagung semi yang diberi air laut sebagai irigasi hingga konsentrasi 4000 ppm dapat menghasilkan kuantitas jagung semi yang tidak berbeda terhadap perlakuan 100% air tawar
STUDI TINGKAT KETEBALAN MULSA JERAMI PADI PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TALAS (Colocasia esculenta (L.) Schoot var. Antiquorum) DI LAHAN KERING PADA MUSIM KEMARAU Arga P.H., Bagus Harits; Suminarti, Nur Edy; Ariffin, Ariffin
Produksi Tanaman Vol. 5 No. 4 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman talas (Colocasia esculenta (L.) Schott var. Antiquorum) di Indonesia, umumnya ditanam di lahan tegal atau pekarangan yang mempunyai karakteristik sama dengan lahan kering, yaitu terbatasnya tingkat ketersediaan air serta struktur tanah yang umumnya didominasi oleh liat atau debu.  Oleh karenanya, aplikasi mulsa perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh tingkat ketebalan mulsa jerami padi pada pertumbuhan dan hasil tanaman talas yang ditanam di lahan kering, dan menentukan ketebalan mulsa jerami yang tepat untuk meningkatkan hasil tanaman talas yang ditanam di lahan kering. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei hingga November tahun 2014 di desa Dau, Kabupaten Malang. Alat yang digunakan pada penelitian meliputi: meteran, timbangan analitik, termometer, termohigrometer, oven, Leaf Area Meter dan kamera. Bahan yang digunakan me-liputi: bibit talas, pupuk Urea, SP-36 dan KCl dengan dosis sesuai perhitungan yang didasarkan analisis tanah dan dosis pupuk rekomendasi untuk memenuhi kebutuhan tanaman talas. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok yang terdiri atas 5 perlakuan dan 1 kontrol dengan 3 kali pengulangan. Terdapat 6 tingkat perlakuan ketebalan mulsa jerami padi: M0 (kontrol)= 0 cm; M1= 1,5 cm; M2= 3,0 cm; M3= 4,5 cm; M4= 6,0 cm; M5= 7,5 cm. Hasil penelitian aplikasi mulsa pada tingkat ketebalan yang berbeda memberikan pengaruh yang nyata hampir pada seluruh parameter pengamatan. Ke-untungan yang dihasilkan berturut-turut dari yang tertinggi hingga terendah dihasilkan perlakuan yang diberi ketebalan mulsa 6 cm (M4), 7,5 cm (M5), 4,5 cm (M3), 3 cm (M2), 1,5 cm (M1) dan perlakuan yang tidak diberi mulsa (M0) menghasilkan nilai R/C ratio yang terendah.