Claim Missing Document
Check
Articles

Pengaruh Kelas Kemiringan dan Posisi Lereng terhadap Ketebalan Lapisan Olah, Kandungan Bahan Organik, Al dan Fe pada Alfisol di Desa Gunungsari Kabupaten Tasikmalaya Fetty Rahmayanti; Mahfud Arifin; Ridha Hudaya
Agrikultura Vol 29, No 3 (2018): Desember, 2018
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (542.359 KB) | DOI: 10.24198/agrikultura.v29i3.22721

Abstract

ABSTRACTEffect of slope gradient and its position to plow depth layer, organic matter, Al and Fe contentsThis research was done to know the influence of slope gradient and its position to plow depth layer, organic matter, Al and Fe contents. This research was carried out January-March 2011. The research used survey method with descriptive comparative analysis with free physiographic approach based on land cover. Sampling technique was used a purposive stratified sampling. Soil sampel took from three slope gradients: 8-15%, 16-25% and 26-40% with three position of crest, middle and lower positions. The result showed that the gradient of slope and its position have influenced plow layer depth and content of iron but organic material and Al were not influenced. The highest of plow layer depth and content of iron were occured at 8-15%, while the highest of content of Al and iron were occured at 16-25 %. Based on slope position, the thick of plow layer, the content of organic matter, Fe wereoccured highest in the lower position and Al was occured in the middle position.Keywords: Slope, plow depth layer, organic matter, Al, FeABSTRAKPenelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh dari kelas kemiringan dan posisi lereng terhadap ketebalan lapisan olah, bahan organik, Al dan Fe. Penelitian dilakukan pada bulan Januari-Maret 2011 dengan menggunakan metode survai dan analisis deskriptif komparatif melalui pendekatan fisiografis secara bebas berdasarkan penampakan fisiografis lahan. Teknik sampling berdasarkan metode sampel pertimbangan dalam stratifikasi. Contoh tanah diambil dari tiga kelas kemiringan lereng : 8-15%, 16-25% dan 26-40% dengan tiga posisi lereng yaitu posisi atas, posisi tengah dan posisi bawah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemiringan dan posisi lereng berpengaruh terhadap ketebalan lapisan olah dan kandungan Fe sedangkan terhadap bahan organik dan kandungan Al tidak berpengaruh. Ketebalan lapisan olah dan bahan organik tertinggi dijumpai pada kemiringan lereng 8-15% sedangkan kandungan Al dan Fe tertinggi yaitu pada kemiringan lereng 16-25%. Berdasarkan posisi lerengnya, ketebalan lapisan olah, bahan organik, kandungan Fe tertinggi dijumpai pada posisi lereng bawah sedangkan kandungan Al pada posisi lereng tengah.Kata Kunci: Lereng, Ketebalan lapisan olah, Bahan organik, Al, Fe
Pengaruh Partikel Nano Abu Vulkanik dan Batuan Fosfat terhadap Muatan Variable dan Kemasaman Andisol Anne Yuliana; Mahfud Arifin; Nenny Nurlaeny
Agrikultura Vol 28, No 3 (2017): Desember, 2017
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (518.419 KB) | DOI: 10.24198/agrikultura.v28i3.15743

Abstract

ABSTRACTThe effect of particle nano volcanic ash and rock phosphate on variable charge or zero point of charge (pH0) and soil acidity of AndisolsThis experiment aimed to find out the effect of particle nano volcanic ash and rock phosphate on variable charge or zero point of charge (pH0) and soil acidity of Andisols from Ciater Subang-West Java. This experiment was conducted from October 2016 to March 2017 at Soil fertility and Plant Nutrition Laboratory and Physic Soil Laboratory of Soil Science and Land Resources Department, Faculty of Agriculture, Universitas Padjadjaran, Jatinangor. The experiment was arranged in Completely Randomized Design consisted of two factors. The first factor was particle of nano volcanic ash consisted of 4 levels. The second factor was particle of nano rock phosphate consisted of 4 levels and 3 replications. The results showed that there was no interaction between nano particle of volcanic ash and rock on zero point of charge (pH0), but there was interaction effect on pH-H2O. Combination of 2.5% nano particle of volcanic ash and 0% nano particle of rock phosphate could reduce the value of zero point of charge (pH0) as much 28.57%. Combination of 5% volcanic ash nano particle and 7.5% rock phosphate nano particle dosage was the best treatment and could increase the value of soil acidity or pH-H2O until 20.36%.Keywords: Andisol, pHο, Rock phosphate, Volcanic ashABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh partikel nano abu vulkanik dan batuan fosfat terhadap muatan variable atau titik muatan nol (pH0) dan kemasaman tanah Andisols Ciater Subang-Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2016 sampai dengan Maret 2017 di Laboratorium Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman serta Laboratorium Fisika Tanah Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah partikel nano abu vulkanik yang terdiri dari 4 taraf. Faktor kedua adalah partikel nano batuan fosfat yang terdiri dari 4 taraf, diulang sebanyak 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi antara partikel nano abu vulkanik dan batuan fosfat terhadap titik muatan nol (pH0) namun terjadi interaksi antara kedua perlakuan tersebut terhadap kemasaman tanah (pH-H2O). Komposisi dosis yang paling baik dalam menurunkan pH0 adalah 2,5% partikel nano abu vulkanik dan 0% partikel nano batuan fosfat yaitu sebesar 28,57%, sedangkan komposisi dosis yang paling baik dalam meningkatkan pH-H2O adalah 5% partikel nano abu vulkanik dan 7,5% partikel nano batuan fosfat yaitu sebesar 20,36%.Kata Kunci: Abu vulkanik, Andisol, Batuan fosfat, pH0
Pengaruh Inokulasi Azotobacter terhadap Produksi dan Kandungan Kadmium Tajuk Selada yang Ditanam di Andisol Terkontaminasi Kadmium Reginawanti Hindersah; Asep Purnama Hidayat; Mahfud Arifin
Agrikultura Vol 20, No 3 (2009): Desember, 2009
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.843 KB) | DOI: 10.24198/agrikultura.v20i3.949

Abstract

Aplikasi pupuk organik dan pupuk fosfat anorganik yang intensif dapat mening-katkan konsentrasi kadmium (Cd) tanah. Dengan demikian, budidaya sayuran akumulator Cd seperti selada meningkatkan resiko paparan Cd di tajuknya. Aplikasi pupuk hayati Azotobacter di lahan tersebut berpotensi meningkatkan serapan Cd karena Azotobacter memproduksi EPS yang memobilisasi Cd. Penelitian ini dilakukan untuk memastikan efek inokulasi Azotobacter terhadap produksi selada dan peningkatan Cd di tajuk selada yang ditanam di tanah Andisols terkontaminasi ringan oleh Cd. Penelitian lapangan dirancang dalam rancangan acak kelompok yang menguji beberapa konsentrasi inokulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa inokulasi pupuk hayati Azotobacter sp. LKM6 dengan konsentrasi 0,1–1,5 % meningkatkan berat tajuk selada yang ditanam di lahan dengan 1,17 mg kg­-1 Cd. Namun demikian, tanpa maupun dengan inokulasi, tajuk selada mengandung Cd sebesar 2,25–2,50 mg kg-1, lebih besar daripada ambang batas minimal Cd di sayuran daun menurut  FAO/WHO sebesar 0,02 mg kg­1.
Adsorpsi Paraquat dan Sifat Tanah pada Tiga Subgrup Tanah Akibat Pemberian Amelioran Rija Sudirja; Mahfud Arifin; Benny Joy
Agrikultura Vol 26, No 1 (2015): April, 2015
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (493.891 KB) | DOI: 10.24198/agrikultura.v26i1.8459

Abstract

ABSTRACTParaquat adsorption and Soil Properties on Three Soil Subgroups Due to Ameliorant ApplicationParaquat (Bipyridylium biclorida) is known as a highly toxic herbicide and quite widely used by the farmers. The material can be adsorbed by soil colloids and can contaminate soil and water. The study aimed to determine the ability of three of soil subgroups of different orders (Typic Hapludult, Typic Hapludand,and Chromic Endoaquert) to adsorb paraquat, finding the best kind of ameliorant in reducing residues, and studying its effect on corn crops. The study was conducted in two stages, namely (1) to test the maximum adsorption capacity of paraquat on the three of soil subgroups based on the Langmuir equation, and (ii) to study the influence of the type and ameliorant dose on three soil subgroups saturated with paraquat. Methods used were completely randomized design experiment nested models. The results of laboratory experiments showed that the topsoil layer of Typic Hapludands was dominated by halloysite and little amorphous clay minerals. While predominantly Typic Hapludult was dominated by kaolinite and little smectite. Chromic Endoaquert contained little kaolinite and was dominated by smectite. Saturation points in all three soil subgroups were 1.883 cmol kg-1, 20.833 cmol kg-1, and 9.346 cmol kg-1 paraquat, respectively. The type and dose of each ameliorant signifancty affected paraquat adsorption capacity, soil pH and electrical conductivity in all three soil subgroups, except for paraquat adsorption capacity and pH which were not affected in Typic Hapludults. The highest dose of activated charcoal adsorbed paraquat markedly higher compared with other treatments on Typic Hapludands, whereas Chromic Endoaquerts activated charcoal had the same effect with the zeolite, but higher than straw and control. Furthermore, on Typic Hapludults ameliorant did not significantly affect the adsorption capacity of paraquat, except when compared with controls.Keywords: Paraquat, soil subgroups, adsorption, ameliorant.ABSTRAKParaquat (Bipyridylium biclorida) dikenal sebagai herbisida yang sangat toksik dan pengunaannya cukup luas di kalangan petani. Bahan ini dapat diadsorpsi oleh koloid tanah dan dapat mencemari tanah dan air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan tiga subgrup tanah berlainan ordo (Hapludult Tipik, Hapludand Tipik, dan Endoequert Kromik) mengadsorpsi paraquat, menemukan jenis amelioran yang paling baik dalam menekan residu paraquat, serta mempelajari pengaruhnya terhadap hasil tanaman jagung. Penelitian dilakukan dalam dua tahap, yaitu (1) Uji kapasitas adsorpsi maksimum paraquat pada tiga subgrup tanah berdasarkan persamaan Langmuir, dan (2) pengaruh jenis dan dosis amelioran pada tiga subgrup tanah terjenuhi paraquat terhadap adsorpsi, pH, dan daya hantar listrik. Metode yang digunakan Rancangan Acak Lengkap model percobaan Tersarang. Hasil percobaan di laboratorium menunjukkan titik jenuh paraquat pada ketiga subgrup tanah tersebut masing-masing sebesar 1,883 cmol kg-1, 20,833 cmol kg-1, dan 9,346 cmol kg-1. Jenis dan dosis amelioran masing-masing berpengaruh nyata terhadap kapasitas adsorpsi paraquat, pH tanah dan daya hantar listrik pada ketiga subgrup tanah, kecuali kapasitas adsorpsi paraquat dan pH tidak dipengaruhi pada Hapludult Tipik. Arang aktif dosis 20% media tanah mampu mengadsorpsi paraquat nyata lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya pada Hapludand Tipik, sedangkan pada Endoaquert Kromik, arang aktif memiliki pengaruh yang sama dengan zeolit, tetapi lebih tinggi dari jerami dan kontrol.
STUDI PENGEMBANGAN JALUR HIJAU DI KAWASAN CENGKARENG DAN JALUR SUNDA KELAPA - BLOK M JAKARTA Mahfud Arifin; Herman Soeriaatmadja
Bionatura Vol 4, No 2 (2002): Bionatura Juli 2002
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (143.895 KB)

Abstract

Konsep penataan jalur hijau di kawasan Cengkareng dan jalur Sunda Kelapa–Blok M selama ini masih belum mencapai sasaran yang ideal. Terdapat keinginanPemerintah DKI Jakarta agar kawasan ini ditanami tanaman hias berbunga untukmemberikan kesan yang impresif bagi turis yang berkunjung ke Jakarta. Suatustudi telah dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi fisik lingkungan lahan/tanah,kualitas udara, iklim, dan inventarisasi jenis dan kondisi tanaman yang sudahada. Studi juga menginventarisasi jenis tanaman potensial yang sesuai dengantujuan penggunaan dan kesesuaian kondisi lingkungan kawasan tersebut. Hasilstudi menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor penghambat bagipenanaman jalur hijau dengan tanaman hias, yaitu berupa tekstur tanah, tingkatkesuburan, pH tanah, dan tingkat pencemaran tanah oleh unsur logam berat Pb.Pencemaran kualitas udara oleh NOx dan SOx juga sudah mencapai tingkat yangdapat mengganggu tanaman, sedangkan hasil survey terhadap tanaman yangsudah ada menunjukkan bahwa lebih dari 50 % tanaman berbunga kondisipertumbuhan bunganya kurang baik.Kata kunci : Jalur hijau
KEGIATAN PENGHIJAUAN DI SUB DAS CITARIK DAS CITARUM HULU DESA CIBIRU WETAN Daud Siliwangi Saribun; Ridha Hudaya; Mahfud Arifin; Ganjar Herdiansyah
Dharmakarya Vol 6, No 2 (2017): Juni
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1600.889 KB) | DOI: 10.24198/dharmakarya.v6i2.14813

Abstract

DAS Citarum termasuk salah satu dari 15 DAS Super Prioritas Indonesia dalam yang perlu ditangani pemulihannya. Upaya rehabilitasi hutan dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan upaya penghijauan. Selain untuk merehabilitasi lahan upaya ini dimaksudkan untuk menambah nilai ekonomi bagi masyarakat sekitar. Kegiatan Penanaman meliputi perencanaan penanaman, persiapan  penanaman dan penanaman. Perencanaan penanaman  antara lain: Rencana teknik penetapan calon lokasi, teknik pengumpulan data dan informasi, kebutuhan jumlah bibit, teknik rancangan penanaman, cara menentukan penanam pohon, cara menentukan kebutuhan alat dan bahan dan cara menyusun tata waktu. Hasil yang dicapai dari kegiatan program kerja penghijauan lahan di Sub DAS Citarik tepatnya di desa Cibiru Wetan Kec. Cileunyi adalah Tersedianya pohon albasia dan mahoni di Sub DAS Citarik, desa Cibiru Wetan Kec. Cileunyi; Survey lahan untuk penentuan titik-titik penanaman ditentukan oleh kegiatan survey tersebut; Dimasa mendatang dapat dimanfaatkan masyarakat sekitar sebagai kayu bakar dan keperluan lain; Meningkatkan kuantitas dan kualitas air di Sub DAS Citarik; Mengurangi kegersangan lahan di Sub DAS Citarik; Mengurangi potensi terjadinya bencana longsor.
THE EFFECT OF PARTICLE SIZE OF VOLCANIC ASH AND PHOSPHATE ROCK IN ANDISOL Nur Azizah; Mahfud Arifin; Maya Damayani
Jurnal Penelitian Saintek Vol 24, No 1: April 2019
Publisher : Institute of Research and Community Services, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (24.683 KB) | DOI: 10.21831/jps.v24i1.20608

Abstract

This study was aimed at determining the effect of various particle sizes of volcanic ash and phosphate rock, including normal size (2mm), micron (200 µm) and nano (400 ղ m) on available P, P retention, delta pH and leaf area of tea plant seeds in Ciater PTPN XII Tea Plantation, West Java. The study was carried out in December 2017 until February 2018. The soil analysis was carried out at the Integrated Testing Laboratory, Vegetable Crops Research Institute, Lembang, West Java. The manufacture of micron and nano volcanic ash and phosphate rock particles was carried out at the Nanotechnology and Graphine Laboratory, Mathematics and Science Faculty, Padjadjaran University and at Tekmira Research Center, Bandung. The research design used was a Randomized Block Design (RBD) consisting of 10 treatments of the combination of volcanic ash and phosphate rocks which were repeated three times. The results show that there is a significant effect of volcanic ash and phosphate rocks of normal size to a decrease in P retention of up to 42.87%. The combination of the treatment of normal-sized volcanic ash and nano-sized phosphate rocks has a significant effect on the total leaf area of the Gambung 7 clone plant, but it did not significantly affect the available P and delta pH.PENGARUH UKURAN PARTIKEL ABU VULKANIK DAN BATUAN FOSFAT PADA ANDISOLPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian berbagai ukuran partikel abu vulkanik dan batuan fosfat, meliputi ukuran normal (2mm), mikron (200 µm) dan nano (400 ղm) terhadap P tersedia, retensi P, delta pH dan luas daun bibit tanaman teh di Perkebunan Teh PTPN XII Ciater, Jawa Barat. Penelitian lapangan dilaksanakan pada Desember 2017 sampai Februari 2018. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Penguji Terpadu, Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang, Jawa Barat. Pembuatan partikel mikron dan nano abu vulkanik dan batuan fosfat dilakukan di Laboratorium Nanoteknologi dan Graphine, Fakultas MIPA, Universitas Padjadjaran dan di Puslitbang Tekmira, Bandung. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri atas 10 perlakuan kombinasi ukuran abu vulkanik dan batuan fosfat yang diulang sebanyak tiga kali. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh nyata pemberian abu vulkanik dan batuan fosfat yang berukuran normal terhadap penurunan retensi P hingga 42,87%. Kombinasi perlakuan abu vulkanik berukuran normal dan batuan fosfat berukuran nano berpengaruh nyata terhadap total luas daun tanaman teh klon Gambung 7, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap P tersedia dan delta pH.
STANDARISASI vs GLOBALISASI SUATU PRESPEKTIF BARU DALAM STRATEGI MEREK Mahfud Mu`arifin
Value Added : Majalah Ekonomi dan Bisnis Vol 2, No 1 (2005): Vallue Added - Manajemen UNIMUS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (111.006 KB) | DOI: 10.26714/vameb.v2i1.653

Abstract

Pemasaran produk yang memiliki mutu tinggi dapat dikenal oleh konsumen melalui merek yang digunakan perusahaan penghasil produk tersebut. Agar mutu produk yang dihasilkan selalu konsisten setiap saat diperlukan standarisasi mutu baik di tingkat perusahaan, nasional regional maupun internasional. Di era globalisasi ini perusahaan dituntut untuk mengembangkan pemasaran produknya tidak hanya didalam negeri, tetapi juga pada skala internasional. Untuk keperluan ini perusahaan dituntut untuk memperhatikan dan mempelajari keinginan konsumen di negara dimana produknya akan dipasarkan dengan tetap membuat mutu produk yang terstandarisasi. Agar produk yang dipasarkan di tingkat internasional dapat diterima , maka perusahaan dapat menjual melalui merek yang dapat dipahami oleh konsumen setempat. Dengan demikian dapat disimpulkan, untuk perdagangan global, mutu produk harus tetap sesuai dengan standar yang telah disepakati, namun merek produk dapat disesuaikan agar dapat diterima oleh konsumen dimana produk tersebut dipasarkan yang dikenal dengan merek global.
Micromorphological Characterization of Some Volcanic Soil In West Java Mahfud Arifin; Rina Devnita
Indonesian Journal on Geoscience Vol 3, No 4 (2008)
Publisher : Geological Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (722.842 KB) | DOI: 10.17014/ijog.3.4.195-203

Abstract

http://dx.doi.org/10.17014/ijog.vol3no4.20082Micromorphological characterization has been studied on six pedons of soils developing in volcanic materials in West Java. The pedons represent deposits of different volcanoes (Mount Tangkuban Perahu, Mount Patuha and Mount Papandayan) with different ages (Pleistocene, Holocene) within two types of volcanisms (andesitic, basaltic), and three agroclimatic zones (A, B1, B2). Undisturbed soil samples were taken from each identifiable horizon for thin section preparations. Observations were carried out by means of a magnifying lens, binocular stereomicroscope, polarization microscope, and scanning electron microscope (SEM). The result demonstrates that micromorphological characteristics of volcanic soils developing from different ages, types of parent material, and climate were different through their c/f related distribution 2µ patterns, c/f ratios, sorting, infillings and coatings of voids, and microstructure.  
The Pedogenesis of Inceptisols on Southeast Toposequence of Mount Manglayang in West Java, Indonesia Ganjar Herdiansyah; Mahfud Arifin; Abraham Suriadikusumah
Indonesian Journal on Geoscience Vol 9, No 2 (2022)
Publisher : Geological Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17014/ijog.9.2.195-208

Abstract

DOI:10.17014/ijog.9.2.195-208The most potential soil order in Indonesia is dominated by Inceptisols, whereas the topography combined with a climatic factor are the main factors to regulate pedogenetic process. This research was intended to determine the pedogenetic process and soil development on various terrain positions at the southeast toposequence of Mount Manglayang areas that have hilly topography. The researched area was 28.83 ha. Based on those conditions, this research aims to study the pedogenetic process and soil development in the southeast slope toposequence of Mount Manglayang, the relationship between the physical, chemical, and mineralogical soil properties, the soil classification to family level based on soil taxonomy, National Soil Classification, and FAO soil classification systems. This research used survey, descriptive, and comparative methods. The result showed that the pedogenetic processes identified were the formation of B horizon through clay accumulation, soil colour, and soil structure development, and the formation of amorphous kaolinite and halloysite minerals. Based on soil taxonomy, the soil were classified as Fluventic Humudepts, coarse-loamy, kaolinitic, isohyperthermic at the upper slope and Fluventic Dystrudepts, fineloamy, kaolinitic, isohyperthermic at the middle and lower slopes. According to National Soil Classification, the soil is Humic Cambisol at the upper slope, Distric Cambisol at the middle slope, and Cromic Cambisol at the lower slope. FAO classified the soil as Umbric Cambisols at the upper slope and Dystric Cambisols at the middle and lower slopes.
Co-Authors A. Leonardo, Patrick Abraham Suriadikusumah Ade Setiawan Ade Setiawan Aisyah, Ayu Siti AKTAVIA HERAWATI Anindita, Sastrika Anne Yuliana Anni Yuniarti Apong Sandrawati Apong Sandrawati Apong Sandrawati Ari Ganjar Herdiansah Asep Purnama Hidayat Bambang Syairudin, Bambang Benny Joy Benny Joy Darsiti, Tita Daud Siliwangi Saribun Dedi Widayat Dewi Dahliani Diyan Herdiyantoro Emma Trinurani Sofyan Fahmi Aprianto, Fahmi Fajri Syahid Nurhakim Ferdy Firmansyah Ferina Rosiana Fetty Rahmayanti Fuad Achmadi Ganjar Herdiansyah Ganjar Herdiansyah Ganjar Herdiansyah Ganjar Herdiansyah Ganjar Herdiansyah Ganjar Herdiansyah, Ganjar Hasbullah Syaf Herman Soeriaatmadja Iin Handayani Iin Susilawati Indra Permana Jajang Sauman Hamdani Kaffah, Ruhnayati Mauludy, Noor Muhammad Maya Damayani Maya Damayani Mieke Rochimi Setiawati Muhammad Amir Solihin Muhammad Amir Solihin Nenny Nurlaeny Novarina Darmawan Putri Nur Azizah Nurina Hanum Ayuningtias Oktaviani, Nurrani Pradhinto Dwi Nugroho Pujawati Suryatmana Putri, Noviani Rachmat Harryanto Ramadhan, Ilmi Reginawanti Hindersah Ridha Hudaya Ridha Hudaya Ridha Hudaya Ridha Hudaya Ridha Hudaya Rija Sudirja Rina Devnita Rina Devnita Rina Devnita Rina Devnita Rina Devnita Rudi Priyadi Sandrawati, Apong Santi Rosniawaty Siswanto, Shantosa Yudha Solihin, Muhammad Amir Sumbada, Rifyal Achmad Rivaldi Sunarya, Yaya - Teddy Marpaung Tien Turmuktini Tualar Simarmata Tualar Simarmata Umami JM, Agnes Iko Umar Dani, Umar Yayan Sumekar Yuliati Machfud Yuyun Yuwariah