Siregar, Helda
Unknown Affiliation

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Motif Ulos Bintang Maratur Etnik Toba Kajian Semiotika Siregar, Helda; Sitorus, Oliviya Sera; Sinulingga, Jekmen
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 1 (2024): April 2024
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v8i1.14153

Abstract

Artikel ini berjudul " Motif Bintang Maratur Etnik Batak Toba." Kajian Semiotik. Ulos Bintang Maratur memiliki makna yang dalam dan simbolis. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan motif yang ada di Ulos Bintang Maratur, lambang Batak Toba, serta fungsi dan artinya dari simbol-simbol yang terdapat pada Ulos Bintang Maratur. Teori yang digunakan dalam pemeriksaan temuan penelitian ini adalah pendekatan semiotik, yang didasarkan pada simbol dan dikembangkan yang ditulis oleh Charles Sanders Pierce. Dalam penelitian ini, metode ini digunakan kualitatif. Berdasarkan hasil dari penelitian, Makna ulos Bintang Maratur sebagai ucapan selamat atau kabar baik yang diberikan kepada individu yang menerima berkat atau rezeki, terdapat enam motif dalam Ulos Bintang Maratur yaitu Zig-Zag, Ketupat, Lingkaran, Tugu, Wajik yang Berjejer, dan Ketupat Susun. Selain jenis motif, terdapat lima fungsi dalam ulos Bintang Maratur yaitu Keanggunan dan Keindahan, Kemakmuran, Kepatuhan, Harmoni dan Persatuan Keluarga dan Penghargaan dan Prestise.
Nilai Kesejateraan dalam Tradisi Kerja Tahun pada Masyarakat Karo: Kajian Kearifan Lokal Sekali, Emmya Kristina Br Karo; Siregar, Helda; Herlina, Herlina
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 1 (2024): April 2024
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v8i1.14461

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk menganalisis tentang Tradisi kerja tahun pada masyarakat Karo dengan menggunakan kajian Kearifan Lokal oleh Sibarani 2012:114), Kearifan lokal adalah bagian dari budaya seseorang, dan bahasa mereka adalah bagian dari budaya tersebut. Artikel ini mencakup permasalahan yang diteliti yaitu 8 nilai-nilai yang terkandung didalamnya yaitu disiplin, kerja keras, pendidikan, kesehatan, gotong royong, pelestarian dan kreatifitas budaya, dan kepedulian lingkungan dan 7 tahapan yaitu cikor-kor, cikurung, ndurung, mantem, matana, nimpa dan rebu dalam Tradisi Kerja Tahun pada masyrakat karo. Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sumber data yang diperoleh melalui sosial media. Teknik pengumpulan data melalui sumber internet. Tradisi ini juga mencerminkan solidaritas sosial dan kerjasama dalam komunitas, serta menjadi sarana untuk menjaga keberlanjutan budaya dan nilai-nilai turun-temurun. Tradisi kerja tahun di masyarakat Karo umumnya adalah untuk merayakan hasil panen yang melimpah dan menghormati roh nenek moyang serta dewa-dewa yang dianggap bertanggung jawab atas kesuburan tanah dan mencerminkan nilai-nilai kebersamaan,kerja keras serta kearifan lokal dalam mengelola sumber daya alam.
Gelang Sortali Batak Sebagai Produk Kreatif Untuk Pasar Siregar, Helda; Sitorus, Oliviya Sera; Sinulingga, Jekmen
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 1 (2024): April 2024
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v8i1.14468

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melindungi praktik budaya Batak, khususnya penggunaan aksesoris gelang sortali, agar prinsip-prinsip yang terkandung di dalamnya dapat bertahan dan ditularkan kepada generasi berikutnya untuk membantu membentuk identitas bangsa dan memberikan karakter dan memiliki norma budaya yang baik. Metode penelitian dilakukan dengan analisis data deskriptif kualitatif, atau non-statistik, digunakan dalam penelitian ini untuk memberikan gambaran komprehensif tentang masalah yang diselidiki. Tiga tahap metode pengumpulan data yang digunakan: observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil mengenai keragaman hiasan gelang Sortali yang ditemukan pada gelang akan dikumpulkan dari proses pengumpulan data. berdasarkan hasil pengumpulan data dan fakta yang dikumpulkan di lapangan. Kesimpulan paling nyata dari penelitian, analisis data, dan observasi lapangan bahwa terlihat jelas bahwa semangat masyarakat dalam membina budaya Batak melalui penciptaan produk-produk unik seperti gelang sortali yang menarik perhatian dan memikat generasi muda merupakan temuan yang paling mencolok. Tujuannya adalah untuk menciptakan generasi yang mampu mempertahankan hasil budaya. Gelang sortali. Berdasarkan hasil analisis bahwa gelang sortali dinilai mempunya masa depan yang panjang yang dapat bersaing dipasarnya karena dengan manajemen dan strategi pemasaran yang baik. Gelang sortali merupakan suatu produk yang bermutu dan inovatif dengan terus melakukan perkembangan terkait bentuk dan motifnya.
Konteks dan Kohesi pada Lirik Lagu “Poda Ni Dainang” Ciptaan Tagor Tampubolon Cover Charles Simbolon Sinulingga, Jekmen; Siregar, Helda
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 2 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini berfokus pada lirik lagu Poda Ni Dainang dari Charles Simbolon. Pendekatan mikrostruktur yang menitikberatkan pada aspek leksikal dan gramatikal adalah salah satu yang digunakan.Lagu-lagu dari masa lalu Sumatera Utara Investigasi berpusat pada bagian kesatuan sintaksis dan leksikal yang dapat menjelaskan keterpercayaan sebuah pembicaraan. Penggunaan aspek gramatikal dan leksikal yang membangun bahasa dalam lirik lagu merupakan permasalahan umum penelitian ini, dimana masalah yang diangkat yakni kohesi Leksikal dan Gramatikal yang terdapat pada lirik lagu Poda Ni Dainang. Penelitian ini bersifat deskriptif-kualitatif, subjek penelitiannya adalah lirik lagu, data berupa kata, frasa, klausa, dan kalimat, dan album musik Charles Simbolon menjadi sumber data dalam penelitian ini.Studi mengungkapkan bahwa wacana lirik daerah Poda Ni Dainang lengkap dan menyatukan karena adanya perangkat kohesif yang membangun wacana. Peneliti masa depan harus fokus pada aspek gramatikal, leksikal, dan konteks yang lebih luas daripada hanya satu lirik lagu.
Peran Rumah Adat Batak Karo Sepuluh Dua Jabu dalam Kehidupan Sosial dan Budaya Sekali, Emmya Kristina Karo; Siregar, Helda; Aritonang, Rebecca Saulina; Sinulingga, Jekmen; Silaban, Immanuel
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 3 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rumah adat Batak Karo, khususnya Sepuluh Dua Jabu, memiliki peran penting dalam kehidupan sosial dan budaya masyarakat Karo. Sepuluh dua Jabu adalah istilah dalam bahasa Karo yang merujuk pada rumah adat Karo yang memiliki dua lantai. Rumah adat Karo biasanya dibangun dengan bahan-bahan alami seperti kayu dan bambu, dengan atap yang terbuat dari ijuk atau jerami. Desain rumah adat Karo juga sering kali menggambarkan filosofi dan kepercayaan masyarakat Karo dalam hubungannya dengan alam dan tradisi leluhur. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis peran rumah adat batak karo sepuluh dua jabu dalam kehidupan sosial dan budaya. Metode yang digunakan dalam tulisan ini metode deskrptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sepuluh Dua Jabu bukan hanya sekadar tempat tinggal, tetapi juga berfungsi sebagai pusat kegiatan sosial, seperti upacara adat, pertemuan keluarga, dan pendidikan generasi muda. Selain itu, rumah adat ini mencerminkan nilai-nilai budaya Karo yang kaya, termasuk gotong royong, keharmonisan, dan penghormatan terhadap leluhur. Dengan demikian, pelestarian rumah adat Batak Karo Sepuluh Dua Jabu sangat penting untuk mempertahankan identitas budaya dan memperkuat solidaritas sosial di masyarakat Karo. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam upaya pelestarian warisan budaya Indonesia, khususnya dalam konteks rumah adat. Rumah adat Karo juga sering dihiasi dengan ukiran-ukiran tradisional yang menggambarkan motif-motif alam, tumbuhan, dan hewan-hewan yang memiliki makna simbolis dalam budaya Karo. Rumah adat Karo juga menjadi tempat penting untuk melaksanakan berbagai upacara adat dan keagamaan yang merupakan bagian integral dari kehidupan masyarakat Karo.
Eksistensi Ulos Batak Toba dalam Upacara Kelahiran dan Pernikahan: Kajian Budaya Siallagan, Intan Putri; Saragi, Mery Grace Jenita; Karosekali, Emmya Kristina Br; Siregar, Helda; Sinulingga, Jekmen; Sibarani, Tomson
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 3 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ulos Batak merupakan kain tenun tradisional dari Sumatera Utara yang memiliki nilai filosofis dan digunakan dalam berbagai upacara adat masyarakat Batak. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji eksistensi ulos Batak dalam dalam upacara kelahiran dan pernikahan: kajian budaya, khususnya perannya dalam upacara adat, makna filosofis yang terkandung, serta upaya pelestariannya. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi literatur, penelitian ini menganalisis data secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ulos Batak memiliki peran penting dalam upacara kelahiran, pernikahan, di masyarakat Batak Toba. Setiap motif dan warna ulos menyimpan makna filosofis yang mencerminkan nilai-nilai luhur masyarakat Batak. Meskipun menghadapi tantangan berkurangnya jumlah penenun ulos, eksistensi ulos Batak tetap terjaga melalui upaya pelestarian seperti mendirikan pusat pelatihan menenun, mengikutsertakan ulos dalam event budaya, serta melakukan promosi dan pemasaran. Penelitian ini memberikan pemahaman mendalam tentang pentingnya melestarikan warisan budaya sebagai identitas suatu masyarakat dan menjaga nilai-nilai filosofis yang terkandung di dalamnya.
Nilai Pendidikan Pada Gondang Naposo Etnik Batak Toba Kajian Kearifan Lokal Siallagan, Intan Putri; Saragi, Mery Grace Jenita; Sekali, Emmya Kristina Br Karo; Siregar, Helda; Sitorus, Oliviya Sera; Tampubolon, Flansius
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 3 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam artikel ini membahas tradisi nilai pendidikan Gondang Naposo pada etnik Batak Toba kajian kearifan lokal. Gondang Naposo merupakan salah satu tradisi masyarakat Batak Toba yang sudah dikenalkan oleh nenek moyang sejak dahulu, dan merupakan tradisi yang dianggap unik. Tradisi ini merupakan sarana untuk membangun hubungan antara muda-mudi dan membantu para muda-mudi dalam mencari jodoh. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif, dengan teknik analisis data yang dipakai adalah survei literatur melalui buku pendukung dan sumber data berasal dari beberapa artikel ilmiah yang ada di Google Scholar. Analisis dilakukan melalui analisis tematik, yang membantu memahami dan memahami data yang diperoleh dari analisis dokumen artikel ilmiah. Hasil dari penelitian ini ditemukan adanya tujuh tahapan dalam tradisi Gondang Naposo yaitu tahap martonggo raja, tahap ritual gondang joujou, tahap gondang mula-mula, tahap gondang somba-somba, tahap gondang liat, tahap gondang olopolop, tahap gondang sitio-tio. Sedangkan nilai-nilai pendidikan Gondang Naposo yaitu yaitu nilai agama, nilai sejarah, nilai sosial.