Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Konstruksi Sosial Kampanye #IndonesiaBicaraBaik Monday Inspiration di Instagram @perhumas_indonesia Perspektif Peter L Berger Putri, Anggia Bahana; Pahrevi, Dean; Saragih, Risdo; Napitupulu, Frengki
Kompetensi : Jurnal Pendidikan dan Humaniora Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNIBA Vol 16 No 1 (2023): Kompetensi
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Balikpapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36277/kompetensi.v16i1.108

Abstract

Media massa adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyampaikan informasi. Selain itu, media juga merupakan alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan dan informasi dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Ada juga yang mengartikan media sebagai saluran informasi. Media sosial adalah lingkungan online yang memungkinkan pengguna untuk mewakili diri mereka sendiri dan berkomunikasi, berkolaborasi, berbagi, dan berinteraksi dengan pengguna lain untuk membuat koneksi sosial virtual. Artikel ini berjudul Konstruksi Sosial Kampanye #IndonesiaBicaraBaik Monday Inspiration di Instagram @perhumas_indonesia Perspektif Peter L Berger. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan deskriptif. Sesuai dengan namanya, metode penelitian deskriptif adalah metode penelitian untuk menggambarkan fenomena yang masih berjalan dengan tujuan untuk menyajikan gambaran lengkap atau eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial. Selain itu penelitian ini juga menggunakan metode penelitian kualitatif yang merupakan metode riset yang bersifat deskriptif dan analitis. Dari hasil penelitian mengenai Konstruksi sosial Kampanye #IndonesiaBicaraBaik Monday Inspiration di Instagram @perhumas_Indonesia perspektif Peter L. Berger memberikan proses momen simultan yang sesuai dari proses eksternalisasi, objektifikasi dan Internalisasi dapat berjalan dengan baik serta menghasilkan konstruksi sosial yang diharapkan dan sesuai. Proses eksternalisasi Kampanye #IndonesiaBicaraBaik memberikan edukasi dan menyajikan konten-konten positif yang secara objektifitas bagi pengikuti instagram @perhumas_indonesia dapat merasakan semangat positif sehingga menginspirasi dalam kehidupan nyata. Dan secara tahap internalisasi pada postingan Monday Inspiration Kampanye #IndonesiaBicaraBaik pengikut instagram @perhumas_indonesia dapat kembali mengunggah atau membagikan postingan-postingan dengan semangat positif tersebut kepada lingkungannya sehingga proses konstruksi sosial dari Monday Inspiration Kampanye #IndonesiaBicaraBaik dapat terinternalisasi dengan baik. Intinya manusia mengkonstruksikan realitas sosial, di mana proses subjektif menjadi terobjektif dalam kehidupan sosial
Representation of Hedonism Lifestyle in Advertising (Semiotics Analysis on Zalora Ads Free Version 30 Days Returns) Firdaus, Firdaus; Ronda, Mirza; Napitupulu, Frengki
Budapest International Research and Critics Institute-Journal (BIRCI-Journal) Vol 5, No 4 (2022): Budapest International Research and Critics Institute November
Publisher : Budapest International Research and Critics University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birci.v5i4.7203

Abstract

This study aims to understand the Representation of the Hedonism lifestyle in Zalora's 30 Day Returns Free Version of Advertising. In this study, the researcher used a qualitative descriptive type of research. Qualitative description (QD) is a word used for qualitative research used in a descriptive study. This type of qualitative descriptive research is usually used in research on social phenomena. While the method of analysis, the researcher uses the semiotic analysis model of Charles Sanders Pierce. Peirce's theory of semiotics is the science or technique (method) of analysis that explains the sign system. A sign is something that is visible, leads to something, can represent the relationship between the sign and the recipient of the sign that is representative and refers to the interpretive. Peirce separates the sign system (semiotics) into 3 elements that have been included in his triangle theory, namely the sign (sign), the sign reference (object), and the use of the sign (interpretant). While the results and discussion in this study concluded that: the free version of the 30-day return zalora advertisement is not only about promoting fashion items, but also the meaning of the hedonistic lifestyle that is inserted through the scenes. The meaning of the hedonistic lifestyle is seen when the woman puts the measure of her pleasure in life on materialist goods. When he does not have luxurious and stylish clothes, he will feel sad and worried. Conversely, when he has an abundance of luxury goods, he will feel happy and get pleasure in himself (hedonism). In addition to the enjoyment of women's lives as measured by materialist objects as above, the purchase of fashion items in very large and excessive quantities is also the meaning of the hedonistic lifestyle that is inserted in this 30-day return free version of the Zalora advertisement. Various types of fashion as a result of unreasonable purchases are scattered in the room without using them.
Hegemony of Independent Campus Learning (Antonio Gramsci's Hegemony Study in the Indonesia Education System) Robin, Patricia; Ronda, Andi Mirza; Napitupulu, Frengki
Academy of Education Journal Vol. 15 No. 1 (2024): Academy of Education Journal
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47200/aoej.v15i1.2341

Abstract

Freire once revealed how education could liberate with the essence of "free"; truly "free". The existence of opportunities, challenges and demands continues to grow, especially for outsider students whose numbers continue to increase from year to year and need to be reviewed by the government. Through the MBKM, the government as the highest political society holder becomes an agent capable of making elements within it to submit and obey any policy made. The objective of the research is to explore the MBKM program that is proposed as a way out of the educational problem that has long been considered not to be able to meet the needs of the post-graduate student industry and titles as a Bachelor's. The goal of the researchers is to critically uncover and analyze the intellectual agents in the education system that dominate the element of the College through the practice of MBKM. The research method uses qualitative descriptive methods by borrowing the concept of Gramsci that produces descriptive data in the form of written and oral words of people and observable behavior. The results of the research show that the MBKM is an extension of the political practice of the state that is playing its role of power. MBKM is a neo-liberalization of education because the role of the state is increasingly diminishing and replacing with the private role. Students are no longer expected to contribute to the self-development or intellectuality of the nation, but what is important is to serve the private.
Konstruksi Sosial Pemikiran Kh. Ahmad Dahlan tentang Upaya Perbaikan Arah Kiblat dalam Film Sang Pencerah Sarwoko, Sunaryo; Napitupulu, Frengki; Jamalullail, Jamalullail; Sanjaya, Makroen
Journal of Education Research Vol. 5 No. 4 (2024)
Publisher : Perkumpulan Pengelola Jurnal PAUD Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37985/jer.v5i4.2039

Abstract

Film adalah media komunikasi massa yang dapat membentuk opini dan membangun ideologi tertentu. Penelitian ini menganalisis konstruksi sosial pemikiran KH. Ahmad Dahlan tentang upaya perbaikan arah kiblat dalam film Sang Pencerah. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis naratif Tzvetan Todorov, penelitian ini mengeksplorasi tahapan internalisasi, eksternalisasi, dan objektivasi dalam narasi film. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemikiran KH. Ahmad Dahlan diarahkan untuk mengubah masyarakat konservatif menjadi modern dan ilmiah. Nilai-nilai seperti toleransi, demokrasi, keberanian, dan kejujuran menjadi alat penyebaran pesan yang efektif. Film ini merepresentasikan perjuangan intelektual dan spiritual KH. Ahmad Dahlan dalam mengubah paradigma sosial-religius masyarakat.
Dekonstruksi Pendidikan Seni Dalam Ruang Seni Anak Museum MACAN : Analisis Semiotika Roland Barthes Tonce, Jessica Nathania; Ronda, Mirza; Napitupulu, Frengki
Jurnal Mahardika Adiwidia Vol. 1 No. 1 (2021): Mahardika Adiwidia 2021
Publisher : Magister of Communication Science, Sahid University Jakarta.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36441/mahardikaadiwidia.v1i1.467

Abstract

Art education has an important impact on the mental and physical development of students. Art education that has been available and open to the public is art learning that is obtained in the school environment or informal education related to drawing and sculpting. Museum MACAN (Modern and Contemporary Art in Nusantara) is present as the first art institution of its kind in Indonesia which constructs the concept of a museum to be more alive and relevant to society. Researchers try to see another side, namely how Museum MACAN interprets art education on its website. This research is a qualitative descriptive study using Roland Barthes' Semiotics method to analyze symbols that represent art education. Researchers also perceive art education deconstructed by Museum MACAN through its website. The results of this study indicate that there are other meanings regarding art education that are known to the public. Art education now has the meaning of free expression, using more sense of taste, and using the power of the mind to imagine
Representasi Intertekstualitas Peran Sosial Perempuan dalam Siger pada Masyarakat Lampung Putri, Tamara; Napitupulu, Frengki; Alifahmi, Hifni; Hanafi, Des
Jurnal Pendidikan Bahasa Vol. 13 No. 2 (2024): Jurnal Pendidikan Bahasa
Publisher : IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/bahasa.v13i2.8528

Abstract

Persoalan mengenai perempuan tak pernah ada habisnya untuk dibahas. Perempuan kerap menjadi inspirasi para pencinta seni dan budaya untuk membuat artefak atau peninggalan sejarah yang menggunakan simbol perempuan. Salah satunya ialah Siger, yang merupakan simbol dari provinsi Lampung. Berbentuk mahkota yang digunakan oleh perempuan Lampung. Perempuan memiliki peran besar untuk mempertahankan kebudayaan dengan beberapa proses yang memiliki manfaat. Penelitian ini menggunakan teori Intertekstualitas dari Julia Kristeva. Metode penelitian yang digunakan ialah pendekatan kualitatif dengan analisis semiotika dari Umberto Eco. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk menganalisis representasi peran sosial perempuan dalam Siger dan untuk menganalisis intertekstualitasnya. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa makna dan lekuk yang tergambar pada Siger menjadi simbol perempuan sejak zaman Hindu-Animisme hingga saat ini. Sehingga penelitian ini bisa menjadi meaning novelty dengan mengkonstruksikan provinsi Lampung sebagai City of Women atau Kota Perempuan.
Representasi Makna Umpasa pada Ritual Sayur Matua Etnik Simalungun Saragih, Risdo; Napitupulu, Frengki
Jurnal Pendidikan Bahasa Vol. 14 No. 1 (2025): Jurnal Pendidikan Bahasa
Publisher : IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/bahasa.v14i1.9246

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan representasi makna umpasa dalam upacara kematian Sayur Matua masyarakat Batak Simalungun. Umpasa, sebagai puisi lisan tradisional, berfungsi menyampaikan nilai moral, spiritual, dan sosial dalam ritus adat. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan analisis semiotika Ferdinand de Saussure dan teori representasi Stuart Hall. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, studi pustaka, dan dokumentasi. Hasil menunjukkan bahwa umpasa memiliki makna denotatif dan konotatif yang membentuk konstruksi budaya terkait kematian dan relasi sosial. Simbol seperti tiang rumah, daun gugur, dan gondrang mengandung nilai penghormatan, persatuan, serta harapan akan regenerasi nilai leluhur. Dalam kerangka Hall, makna umpasa dikonstruksi melalui praktik simbolik, bukan sekadar refleksi realitas. Oleh karena itu, umpasa dipandang sebagai alat representasi budaya yang menghubungkan tradisi dengan struktur sosial. Penelitian ini merekomendasikan pelestarian umpasa sebagai warisan budaya takbenda.
Dekonstruksi Peran Diplomasi Perempuan Dalam Teks Pidato Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi Supriatin, Adhe Riatin; Napitupulu, Frengki
Jurnal Pustaka Komunikasi Vol 8, No 1 (2025): Accredited by Kemendikbud Dikti SK No. 79/E/KPT/2023
Publisher : Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32509/pustakom.v8i1.5710

Abstract

This study aims to deconstruct the meaning of women’s diplomacy in the speech delivered by Indonesia’s Foreign Minister Retno Marsudi at the 2024 Gagas RI Forum entitled “Women and Indonesia’s Diplomacy on the Global Stage.” The research adopts a critical qualitative approach using Jacques Derrida’s theory and method of deconstruction. The unit of analysis is the official transcript of the speech, analyzed through Peter Barry’s three levels of deconstructive reading: verbal, textual, and linguistic. The results reveal numerous gaps, contradictions, and fractures within the text that destabilize the idealized narrative of female diplomacy. The presence of Kartini as a metaphor, while intended to symbolize women’s empowerment, instead exposes ambiguities between female agency and submission under patriarchal structures. These findings suggest that the diplomatic text embodies ideological tensions and fragmented meanings that diverge from the speaker’s intentions. This study contributes to the fields of political communication, diplomacy studies, and critical discourse analysis by offering new interpretations of women’s representation in public and diplomatic discourse.
Makna “Ayah” pada Film Kebohongan Seorang Ayah Yolanda, Asti Tresna; Ronda, Andi Mirza; Napitupulu, Frengki; Lusianawati, Hayu
JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL Vol. 6 No. 6 (2025): Jurnal Manajemen Pendidikan dan Ilmu Sosial (Oktober-November 2025)
Publisher : Dinasti Review

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38035/jmpis.v6i6.6508

Abstract

Sosok ayah sering kali digambarkan sebagai figur kuat, hadir secara fisik, dan emosional terbuka. Kasih sayang ayah kerap kali digeneralisasi dalam bentuk kehadiran, ketidakhadiran ayah, dianggap dapat berdampak negatif terhadap perkembangan karakter anak, film pendek “Kebohongan Seorang Ayah” menampilkan kompleksitas yang dialami ayah dalam menjalankan perannya, ayah kerap kali menyembunyikan banyak hal dalam kehidupannya membangun batas yang tidak mampu dipahami secara menyeluruh bahkan dalam kelemahannya serta kebohongan yang dilakukan. Setiap orang membawa serta nilai-nilai acuan-acuan mereka dan digunakan untuk memaknai peran ayah. Penelitian ini bertolak dari permasalahan makna cinta paternal direpresentasikan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pesan moral pada film kebohongan seorang ayah dan bagaimana makna konteks serta interteks film berinteraksi dengan wacana sosial tentang ayah ideal. Penelitian ini menggunakan pendekatan semiotika intertekstual Julia Kristeva, yang berpijak pada prinsip bahwa setiap teks merupakan mozaik kutipan dari teks-teks lain. Konsep ini digunakan untuk membaca simbol dan tanda dalam film sebagai bagian dari jaringan makna yang lebih luas, yang mencerminkan diskursus budaya tentang ayah, hubungan dengan anak, dan pengorbanan. Paradigma yang digunakan adalah paradigma konstruktivis. Metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif-analitik, yang memadukan kajian teks dan konteks untuk membongkar lapisan-lapisan makna dalam film juga mengidentifikasi prinsip-prinsip intertekstual seperti transformasi, konversi, dan paralel dari berbagai sumber media dan narasi sosial tentang figur ayah dalam film.
Konstruksi Sosial Pemikiran Kh. Ahmad Dahlan tentang Upaya Perbaikan Arah Kiblat dalam Film Sang Pencerah Sarwoko, Sunaryo; Napitupulu, Frengki; Jamalullail, Jamalullail; Sanjaya, Makroen
Journal of Education Research Vol. 5 No. 4 (2024)
Publisher : Perkumpulan Pengelola Jurnal PAUD Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37985/jer.v5i4.2039

Abstract

Film adalah media komunikasi massa yang dapat membentuk opini dan membangun ideologi tertentu. Penelitian ini menganalisis konstruksi sosial pemikiran KH. Ahmad Dahlan tentang upaya perbaikan arah kiblat dalam film Sang Pencerah. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis naratif Tzvetan Todorov, penelitian ini mengeksplorasi tahapan internalisasi, eksternalisasi, dan objektivasi dalam narasi film. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemikiran KH. Ahmad Dahlan diarahkan untuk mengubah masyarakat konservatif menjadi modern dan ilmiah. Nilai-nilai seperti toleransi, demokrasi, keberanian, dan kejujuran menjadi alat penyebaran pesan yang efektif. Film ini merepresentasikan perjuangan intelektual dan spiritual KH. Ahmad Dahlan dalam mengubah paradigma sosial-religius masyarakat.