Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : TECHSI - Jurnal Teknik Informatika

HUBUNGAN KUAT PANTUL ALAT SCHMIDT HAMMER TERHADAP KUAT TEKAN BETON YANG MENGANDUNG TEPUNG KACA Yulius Rief Alkhaly; Lis Ayu Widari; Fitriani Fitriani
TECHSI - Jurnal Teknik Informatika Vol 12, No 2 (2020)
Publisher : Teknik Informatika Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/techsi.v12i2.9182

Abstract

Salah satu sumber masalah lingkungan yaitu limbah kaca baik itu dari industri maupun rumah tangga. Kaca merupakan salah satu sampah inorganik yang sangat berbahaya karena kaca tidak dapat membusuk. Pada penelitian ini akan difokuskan pada pemanfaatan limbah kaca yang berbentuk botol sirup berwarna putih yang dihaluskan menjadi tepung kaca sebagai material substitusi semen dalam pembuatan beton normal. Penilitian ini dilakukan dilaboratorium Universitas Malikussaleh. Botol kaca yang digunakan berasal dari Krueng Mane Aceh Utara, kemudian dihaluskan sehingga lolos saringan no.200. Kuat pantul dan kuat tekan dilakukan terhadap sampel benda uji berbentuk silinder dengan ukuran 15cm x 30cm sebanyak 12 benda uji, dengan faktor air semen yang digunakan 0.435. Semen yang digunakan adalah produksi Andalas Tipe I. Substitusi tepung kaca dengan semen dilakukan sebesar 0%, 10%, 15%, 20% yang masing-masing sampel tersebut diuji pada umur 28 hari. Dari hasil pengujian kuat pantul beton normal (BN) didapat 34.58 Mpa, untuk beton BK1 (10%), BK2 (15%), BK3 (20%) didapat hasil kuat pantul masing-masing 29,44 Mpa, 30,24 Mpa, 31,08 Mpa. Sedangkan dari hasil pengujian kuat tekan untuk sampel BN didapat 26,23 Mpa, dan untuk sampel  BK1, BK2, BK3 didapat hasil kuat tekan masing-masing 25,85 Mpa, 25,48 Mpa, 24,53 Mpa. Hubungan kuat pantul dengan kuat tekan dapat dinyatakan dengan persamaan: untuk sampel BN, y = 2.1088x – 46.885 (R2= 0.8414), untuk sampel BK1, y = 1.1645x – 8.4059 (R2= 0.9635), untuk sampel BK2,  y = 1.1917x – 10.385 (R2  = 0.9994), untuk sampel BK3, y = 0.924x - 4.1922  (R2 = 0.9293). Hasil pengujian kuat pantul dan kuat tekan beton menunjukkan penurunan yang tidak signifikan. Kuat pantul mengalami penuruannya sebesar 11% - 15%, sedangkan untuk kuat tekan penurunannya sebesar 2% - 7%.
HUBUNGAN NILAI KUAT PANTUL ALAT SCHMIDT HAMMER TERHADAP KUAT TEKAN BETON AGREGAT BOLA PLASTIK Alkhaly, Yulius Rief; Mukhlis, Mukhlis; Wardani, Putri Kusuma
TECHSI - Jurnal Teknik Informatika Vol 12, No 2 (2020)
Publisher : Teknik Informatika Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/techsi.v12i3.9195

Abstract

Beton ringan adalah beton yang memiliki densitas lebih kecil dari beton pada umumnya. Padapenelitian ini, telah dihasilkan suatu beton ringan yang menggunakan bola plastik sebagaiagregat kasar. Pengujian terhadap beton agregat bola plastik (BP) dilakukan melalui uji kuatpantul dan uji kuat tekan. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknik Sipil UniversitasMalikussaleh. Benda uji dibuat sebanyak 12 buah berbentuk silender 15 cm x 30 cm, bolaplastik digunakan berdiameter 6 mm. Pada perencanaan campuran beton, agregat kasardigantikan dengan bola plastik sebesar 25%, 50%, dan 100% pada perbandingan volume. Fasyang digunakan 0.48, dengan bahan pengikat: semen Andalas type I. Dari hasil pengujiandiperoleh: untuk kuat pantul beton normal (BN) didapat 32,43 Mpa, untuk kuat pantul betonringan 25% (BP1) didapat 24,39 Mpa, untuk kuat pantul beton ringan 50% (BP2) didapat 22,61Mpa, dan untuk kuat pantul beton ringan 100% (BP3) didapat 20,56 Mpa. Sedangkan hasilpengujian kuat tekan untuk sampel BN didapat 24,72 Mpa, dan untuk sampel BP1, BP2, BP3,didapat hasil kuat tekan masing-masing 17,17 Mpa, 14,91 Mpa, 12,08 Mpa. Hasil nilai kuatpantul dan kuat tekan beton BP menunjukkan penurunanan yang signifikan dari pada nilai kuatpantul dan tekan beton normal. Sedangkan densitas kuat tekan beton BP juga menunjukkanpenurunan yang signifikan dari pada densitas kuat tekan beton normal. Hubungan nilai kuatpantul dan kuat tekan beton dapat dinyatakan dengan persamaan: untuk sampel BN, y =1.4402x – 3.1672, ( R2= 0.9595), untuk sampel BP1, y = 4.677x – 55.926, ( R2= 0.9874), untuksampel BP2, y = 0.2182x + 19.36, ( R2= 0.9839), dan untuk sampel BP3, y = 0.7412x + 11.509, (R2= 0.592). Selanjutnya beton dengan sampel BP1 dan BP2 tidak dapat dikategori sebagaibeton ringan, karena densitasnya masing-masing sebesar 2380 kg/m3 dan 2144 kg/m3.Sedangkan beton dengan BP3 dapat di kategorikan sebagai beton ringan, BP3 mempunyaidensitasnya 1724 kg/m3. Dengan demikian agregat bola plastik berpotensi sebagai agregatuntuk pembuatan beton ringan dengan mutu 12 Mpa. Kelas mutu tersebut tergolong kedalambeton ringan non struktural.
PENGARUH VARIASI JENIS MATERIAL FILLER PADA CAMPURAN ASPAL BETON TERHADAP PARAMETER MARSHALL Alkhaly, Yulius Rief; Fadhliani, Fadhliani; Faisal, Rahmad
TECHSI - Jurnal Teknik Informatika Vol 12, No 2 (2020)
Publisher : Teknik Informatika Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/techsi.v12i3.9193

Abstract

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Laboratorium Teknik Sipil yangbertempat di Bukit Indah, maka Kadar Aspal Optimum (KAO) yang digunakan adalah 6,5%untuk campuran aspal beton AC-WC dengan menggunakan abu sekam padi, serbuk kaca danbatu apung sebagai bahan filler modifikasi pengganti filler standar menurut spesifikasiDepkimpraswil (2002). Dari hasil pengujian parameter Marshall menunjukkan bahwapenggunaan batu apung dapat menghasilkan nilai stabilitas tertinggi yaitu 855 kg dari padapenggunaan abu sekam padi dengan hasil 845 dan serbuk kaca yang menghasilkan 830, untuknilai flow tertinggi pada penggunaan serbuk kaca yaitu 3,65 mm. Sedangkan nilai MQ tertinggidihasilkan pada penggunaan abu sekam padi yang mampu menghasilkan nilai MQ 270kg/mm. Penggunaan abu sekam padi, serbuk kaca dan batu apung dapat digunakan untukmenggantikan filler standar dalam campuran aspal beton AC-WC menurut SpesifikasiDepartemen Permukiman Prasarana Wilayah 2002.