Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Functional Response of the Parasitoid Eriborus argenteopilosus (Cameron) to Crocidolomia pavonana (Fabricius) under Different Temperature NOVRI NELLY; TRIMURTI HABAZAR; RAHMAT SYAHNI
HAYATI Journal of Biosciences Vol. 12 No. 1 (2005): March 2005
Publisher : Bogor Agricultural University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (93.271 KB) | DOI: 10.4308/hjb.12.1.17

Abstract

The functional response of the parasitoid Eriborus argenteopilosus (Cameron) (Hymenoptera: Ichneumonidae) were studied using Crocidolomia pavonana (Fabricius) (Lepidoptera: Pyralidae) larvae as host at different densities. All larvae were exposed to one E. argenteopilosus female for three hours at three different temperatures, i.e 20 oC, 25 oC, and 30 oC. Data were analyzed using logistic regression to determine the type of functional response. At 20 oC E. argenteopilosus showed type II functional response, while at 25 oC and 30 oC the functional response is type III. Based on surface analysis, the optimal parasitism rate occurred at 22.24 oC with 10.12 larvae parasitized/hour. The larvae density to achieve optimal parasitism rate was 69.38 larvae. The optimal oviposition rate was 12.59 eggs/hour which occurred at 24.41 oC, using a density of 94.54 larvae.
Tantangan Pengembangan Agribisnis Kopi Di Sumatera Barat Afrianingsih Putri; Rahmat Syahni; Hasnah Hasnah; Alfan Miko
Jurnal Pembangunan Nagari Vol 6 No 1 (2021)
Publisher : Badan Penelitian and Pengembangan (Balitbang), Padang, West Sumatra, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30559/jpn.v16i01.240

Abstract

Kopi adalah komoditas yang permintaannya terus dilirik pasar. Kondisi ini seiring dengan meningkatnya konsumsi masyarakat kopi di dunia termasuk Indonesia. Permintaan yang terus meningkat tersebut, perlu didukung oleh ketersediaan produk untuk memenuhi pasar. Sumatera Barat adalah daerah penghasil kopi yang terus melakukan pengembangan untuk meningkatkan produksi kopi. Kopi menjadi komoditi perkebunan yang berkontribusi terhadap perekonomian Sumatera Barat. Tujuan tulisan ini untuk mendeskripsikan perkembangan kopi Sumatera Barat dan menganalisis tantangan agribisnis yang dihadapi untuk pengembangan komoditi tersebut. Metode penelitian menggunakan desk study dengan deskriptif kualitatif data sekunder dan kajian literature review penelitian terdahulu. Hasil analisis menunjukkan selama kurun waktu 15 tahun (2005-2019) perkembangan produktivitas kopi di Sumatera Barat belum menunjukkan adanya peningkatan. Tantangan pengembangan agribisnis kopi terkait dengan semua aspek subsistem pada agribisnis dari hulu hingga hilir (mulai dari input produksi, aspek petani dalam kegiatan produksi dan pengolahan, pemasaran serta lembaga penunjang dan kebijakan). Untuk bisa menjadikan kopi sebagai komoditas unggulan di Sumatera Barat, maka perlu sinkronisasi dan peran pemerintah dalam membuat kebijakan berkelanjutan dalam konsep agribisnis.
PERBANDINGAN PENDUGA ORDINARY LEAST SQUARES (OLS) DAN GENERALIZED LEAST SQUARES (GLS) PADA MODEL REGRESI LINIER DENGAN REGRESOR BERSIFAT STOKASTIK DAN GALAT MODEL BERAUTOKORELASI Helmi Iswati; Rahmat Syahni; Maiyastri .
Jurnal Matematika UNAND Vol 3, No 4 (2014)
Publisher : Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jmu.3.4.168-176.2014

Abstract

Pendugaan parameter model regresi linier pada analisis regresi linier, biasanyadilakukan dengan metode penduga OLS. Penduga OLS harus memenuhi asumsi-asumsistatistik yang disebut dengan asumsi klasik. Jika asumsi tidak dipenuhi, maka akanmenghasilkan kesimpulan yang tidak valid sehingga penduga OLS tidak bisa digunakanlagi dalam melakukan pendugaan parameter. Oleh karena itu diperlukan metode pendugaan lain untuk memperoleh hasil yang valid yaitu penduga GLS. Pelanggaran asumsidiantaranya terdapat autokorelasi pada galat model dan regresor bersifat stokastik.Adanya autokorelasi dengan regresor bersifat stokastik dilihat melalui simulasi MonteCarlo dengan ukuran sampel, koefisien autokorelasi dan ulangan yang bervariasi. Selainitu, pendugaan parameter juga dievaluasi melalui beberapa kriteria yaitu nilai AbsolutBias, Varian dan MSE. Hasil simulasi menunjukkan bahwa semakin bertambahnya ukuran sampel mengakibatkan kriteria penduga parameter semakin kecil. Sementara itu,ulangan yang tinggi yang dilakukan pada simulasi ini tidak mempengaruhi kriteria penduga parameter. Pada pendugaan parameter model untuk semua penduga, penduga GLSlebih efisien dan stabil dibanding dengan penduga OLS kecuali untuk koefisen autokorelasi −0.5 ≤ ρ ≤ −0.25 dan ρ = 0.5 pada βb1 , dan ρ = −0.25 pada βb2.
Faktor-faktor sosial-ekonomi yang mempengaruhi tingkat efisiensi teknis usahatani jagung pakan ternak di Kabupaten Pasaman Barat Risky Meyranti; Rahmat Syahni; Faidil Tanjung
AGROVITAL : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 8, No 1 (2023): AGROVITAL VOLUME 8, NOMOR 1, MEI 2023
Publisher : Universitas Al Asyariah Mandar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35329/agrovital.v8i1.3953

Abstract

Kebutuhan akan komoditi jagung terus meningkat seiring dengan meningkatnya laju pertumbuhan jumlah penduduk dan peningkatan kebutuhan agroindustri pakan namun produksi jagung masih rendah dikarenakan penggunaan faktor produksi yang belum optimal. Penggunaan faktor produksi ini salah satunya dipengaruhi oleh faktor sosial-ekonomi petani jagung yang berdampak pada pengelolaan dan penggunaan input produksi pada usahatani jagung. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan input produksi pada usahatani jagung dan analisis faktor-faktor sosial-ekonomi terhadap tingkat efisiensi teknis jagung. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode pendekatan survei, data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui kusioner dan wawancara kepada 60 petani responden, sedangkan data sekunder diperoleh dari Dinas Pertanian dan Hortikultura Kabupaten Pasaman Barat. Analisis data yang digunakan yaitu Model Regresi Tobit dengan menggunakan metode Maximum Likelihood Estimation (MLE). Dari hasil analisis diketahui bahwa faktor-faktor sosial-ekonomi yang berhubungan positif dan signifikan terhadap tingkat efisiensi teknis usahatani jagung pakan ternak di Kabupaten Pasaman Barat (taraf sig = 0,05) yaitu umur, tingkat pendidikan dan pengalaman berusahatani jagung. Keywords  : Jagung, Faktor-faktor sosial-ekonomi, Regresi Tobit
Keragaman Bentuk Kearifan Lokal Masyarakat Suku Mentawai Di Kawasan Wisata Bahari Pulau Siberut Anis Munandar; Melinda Noer; Erwin Erwin; Rahmat Syahni
Menara Ilmu : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Vol 16, No 1 (2022): VOL. XVI NO.1 APRIL 2022
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mi.v16i1.3243

Abstract

Masyarakat Pulau Siberut sebahagiannya merupakan masyarakat suku asli mentawai yang memiliki keragaman kearifan lokal. Pada beberapa wilayah administratifnya, terdapat kawasan wisata bahari yang berdekatan langsung dengan aktivitas masyarakat suku Mentawai. Kearifan lokal tersebut merupakan potensi yang dapat digunakan untuk pengembangan wisata bahari. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menjelaskan keragaman bentuk kearifan lokal sebagai data dan informasi dasar yang digunakan dalam pengembangan wisata bahari di Pulau Siberut. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode kualitatif. Lokasi penelitian di Kecamatan Siberut Selatan. Waktu penelitian selama 3 bulan terhitung semenjak bulan Oktober s/d November 2021. Data primer didapatkan dari hasil wawancara dengan 9 orang informan yang berasal dari tokoh masyarakat dan tokoh adat. Data sekunder didapatkan dengan teknik dokumentasi. Fokus data penelitian ini yaitu bentuk-bentuk kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat suku mentawai di sekitar kawasan wisata bahari. Teknik analisis data yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif dengan alat analisis sintesis. Hasil penelitian disajikan dengan teknik deskriptif analitik. Berdasarkan hasil penelitian, bentuk-bentuk kearifan lokal yang dimiliki masyarakat suku mentawai terdapat pada pengetahuan tentang lingkungan hidup dan pengobatan, teknologi/peralatan seperti transportasi dan peralatan berburu serta hunian yang disebut dengan umma, kepercayaan, budaya, adat istiadat dan produk kreatif. Keseluruhan bentuk kearifan lokal tersebut digunakan oleh masyarakat suku Mentawai untuk menjalankan kehidupan sehari-harinya.Kata Kunci: pengetahuan, kepercayaan, budaya, umma, berburu
Karakteristik Petani Sagu dalam Pengembangan Agroindustri Sagu Rakyat di Kabupaten Kepulauan Meranti provinsi Riau Chezy WM Vermila; Rahmat Syahni; Rusda Khairati; Vonny Indah Mutiara
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol 24, No 2 (2024): Juli
Publisher : Universitas Batanghari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33087/jiubj.v24i2.5282

Abstract

This research aims to: (1) determine the characteristics of sago farmers in Meranti Islands Regency; and (2) knowing the role of farmers in developing the people's sago agro-industry. This research uses a survey method with the help of a questionnaire. This research is further research with the survey method used. The number of samples used in this research is the number of research parameters multiplied by the indicators. The number of indicators in the main research was 5 x 20 so that 100 samples were obtained. The data analysis used is descriptive analysis. The results of the research show that the characteristics of Sago Farmers as seen from age, education, number of family dependents, land area and experience in sago farming are a reflection of the farmer's ability to develop the people's sago agroindustry. The local value of people's processed sago products is the ability possessed by farmers because of their ability to process sago into various products, as well as the existing decision-making mechanism for sago farmers still using a discussion system with traditional leaders (ninik mamak) community leaders, because traditional culture is still implemented with very good.
Kinerja Fasilitator Dalam Keberlanjutan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Oleh Wanita Tani Di Provinsi Sumatera Barat Sofya Eka Masti; Rahmat Syahni; Rusda Khairati
Jurnal Niara Vol. 17 No. 1 (2024): Mei
Publisher : FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS LANCANG KUNING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/niara.v17i1.19911

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik individu/faktor internal wanita tani, kinerja fasilitator, dukungan/faktor eksternal dan keberlanjutan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) pada kelompok wanita tani di Provinsi Sumatera Barat, dan mengkaji pengaruh faktor internal/karakteristik individu, kinerja fasilitator, dan dukungan/faktor eksternal terhadap keberlanjutan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) di Provinsi Sumatera Barat. Jenis penelitian ini didesain secara kuantitatif. Penelitian dilaksanakan pada 3 (tiga) kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Barat, yaitu Kabupaten Pasaman Barat, Kota Padang Panjang, dan Kota Payakumbuh. Dari lokasi tersebut dipilih 6 kelompok KRPL yang masih aktif/berlanjut dan 6 kelompok KRPL tidak aktif/tidak berlanjut. Total responden 120 orang wanita tani. Didasarkan pada tujuan penelitian, untuk menganalisis faktor internal/ karakteristik individu, kinerja fasilitator, dan dukungan/faktor eksternal, serta gambaran keberlanjutan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) digunakan metoda analisis deskriptif persentase. Untuk tujuan penelitian kedua yang mengkaji faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberlanjutan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), dilakukan menggunakan analisis regresi logistik biner dengan menggunakan program SPSS 23.0 for windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) kondisi KRPL di Sumatera Barat (a) umur wanita tani umumnya kategori tua (≥ 55 tahun), pendidikan sedang (SMP-SMA), pendapatan keluarga sedang (2.500.000 s/d 5.000.000/bulan), jumlah anggota keluarga sedang (4-6 orang), curahan waktu umumnya kategori sedikit (< 1,5 jam/hari), kekosmopolitan umumnya kategori rendah, dan motivasi kategori tinggi; (b) kinerja fasilitator frekuensi kunjungan, kualitas layanan, tingkat pengetahuan dan tingkat kreativitas umumnya kategori tinggi, dan tingkat kerjasama kategori rendah; dan (c) dukungan/faktor eksternal dukungan keluarga, dukungan kelompok umumnya kategori tinggi, dan dukungan sarana prasarana, dukungan pasar umumnya kategori sedang. 2) Faktor Internal/karakteristik individu yang signifikan adalah pendidikan, pendapatan keluarga, curahan waktu, kekosmopolitan, dan motivasi. Sedangkan umur dan jumlah anggota keluarga tidak signifikan. Kinerja fasilitator yang signifikan adalah frekuensi kunjungan, kualitas layanan fasilitator, tingkat pengetahuan fasilitator, dan tingkat kreativitas fasilitator. Sedangkan tingkat kerjasama fasilitator tidak signifikan. Semua dukungan/faktor eksternal signifikan terhadap keberlanjutan adalah dukungan keluarga, dukungan kelompok, dukungan sarana prasarana, dan dukungan pasar
FARMING ANALYSIS OF RED CHILI IN SOLOK REGENCY Rusda Khairat; Rini Hakimi; Rahmat Syahni; Ira Wahyuni Syarfi; Muhammad Hendri
Agros Journal of Agriculture Science Vol 26, No 1 (2024): Januari
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v26i1.3759

Abstract

Farming analysis is important to determine the allocation of resource use on a farm. This research aims to describe the implementation of red chili cultivation techniques and analyze the income and profits of red chili farming in Lembah Gumanti District, Solok Regency. The method used in this research is the descriptive method. The number of samples is determined by quota, while the sampling method is purposive. The research results show that farmers carry out chili cultivation after shallot cultivation. Cultivation techniques begin with land processing (only repairing the beds), planting, weeding, inserting, installing stakes, fertilizing, controlling pests and diseases, harvesting, and post-harvest. Income analysis shows an average income of IDR 52,553,499.10/Land area/Planting Season or IDR 153,541,311.14/ha/Planting Season with a profit of IDR 39,570,967.01/Land area/Planting Season or IDR 89,884,691.45/ha/Planting Season. Farming efficiency through the R/C ratio obtains profitable results of IDR 2.046 from each unit of input used in red chili farming. It shows that red chili farming is worth pursuing. Keywords: Farming, red chilies, cultivation techniques, income, profits INTISARIAnalisis usahatani penting dilakukan untuk mengetahui alokasi penggunaan sumberdaya pada sebuah usahatani. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan teknik budidaya cabai merah dan menganalisis pendapatan serta keuntungan pada usahatani cabai merah di Kecamatan Lembah Gumanti Kabupaten Solok. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.  Jumlah sampel ditetapkan secara kuota, sedangkan metode pengambilan sampelnya secara purposive. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budidaya cabai dilakukan petani setelah budidaya bawang merah. Teknik budidaya diawali dengan pengolahan lahan (hanya memperbaiki bedengan), penanaman, penyiangan, penyisipan, pemasangan ajir, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, panen dan pasca panen. Analisis pendapatan memperlihatkan pendapatan rata-rata sebesar Rp 52.553.499,10/LL/MT atau Rp 153.541.311,14/ha/MT dengan keuntungan sebesar Rp 39.570.967,01/LL/MT atau Rp 89.884.691,45/ha/MT. Efisiensi usahatani melalui R/C ratio mendapatkan hasil yang menguntungkan yaitu sebesar 2,046 rupiah dari setiap satuan input yang digunakan dalam usahatani cabai merah.  Hal ini memperlihatkan bahwa usahatani cabai merah layak untuk diusahakan. Kata kata Kunci: Usahatani, cabai merah, teknik budidaya, pendapatan, keuntungan
Branding Kopi Minang : Upaya Mengembangkan Ekonomi Kerakyatan Afrianingsih Putri; Rahmat Syahni; Hasnah Hasnah; alfan miko
Journal of Socio-economics on Tropical Agriculture Vol. 6 No. 1 (2024): April
Publisher : UNIVERSITAS ANDALAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/joseta.v6i1.468

Abstract

Tren permintaan kopi yang semakin meningkat menjadi peluang bagi daerah-daerah penghasil kopi untuk membangun branding kopi mereka. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk merumuskan skema membangun branding kopi Minang dalam rangka menumbuhkan ekonomi kerakyatan. Metode penelitian yang digunakan adalah literature review mengenai branding. Ulasan literatur menunjukkan bahwa dalam membangun branding kopi diperlukan skema atau rancangan yang dimulai dari survei persepsi konsumen terhadap kopi dan jenis kopi yang dikonsumsi. Dalam membangun brand kopi Minang, langkah awal yang perlu dilakukan adalah survei persepsi konsumen terhadap kopi dan jenis kopi yang dikonsumsi. Langkah selanjutnya adalah spesialisasi kopi sesuai persepsi konsumen, yang dapat dilakukan melalui Focus Group Discussion (FGD). Setelah itu, perlu dilakukan sosialisasi secara massif melalui promosi terhadap branding kopi Minang. Melalui pendekatan ini, branding kopi dapat dikembangkan sesuai dengan preferensi konsumen, sehingga meningkatkan nilai tambah kopi Minang di pasar. Strategi branding yang efektif tidak hanya akan meningkatkan daya saing kopi Minang tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat setempat. Dengan demikian, pembangunan branding kopi Minang yang berbasis pada survei persepsi konsumen dan kegiatan promosi yang intensif dapat menjadi salah satu cara untuk mendukung pertumbuhan ekonomi kerakyatan di Sumatera Barat dan Indonesia secara umum. Penelitian ini memberikan panduan strategis yang diperlukan untuk membangun dan mengembangkan branding kopi yang efektif, serta menekankan pentingnya pemahaman mendalam tentang preferensi konsumen dalam proses tersebut. 
Model Teoritis Adopsi Inovasi Pertanian: Integrasi Pendekatan Perilaku Petani Filya Hidayati; Rahmat Syahni; Irfan Suliansyah; Hery Bachrizal Tanjung
Rawa Sains: Jurnal Sains STIPER Amuntai Vol 15 No 1 2025 Edisi Juni 2025
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Amuntai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36589/rs.v15i1.301

Abstract

This study investigates the theoretical frameworks of innovation adoption and farmer behavior within the context of Indonesian agriculture, with the aim of exploring their implications for the advancement of the agricultural sector. Theories of innovation adoption and farmer behavior provide essential lenses through which the dynamics of technological uptake and decision-making processes in agriculture can be understood. Employing a literature review methodology, this paper analyzes a wide range of sources, including peer-reviewed journals, reports, academic textbooks, and recent statistical data relevant to both theoretical models. The analysis reveals that the adoption of agricultural technological innovations is shaped by a combination of internal factors—such as farmer demographics (age, education, experience), attitudes toward risk, and perceptions of innovation—and external factors, such as access to information, financial resources, and institutional support. A thorough understanding of these elements is expected to serve as a strong basis for developing effective strategies and policies aimed at enhancing the adoption of agricultural technologies in Indonesia.