Articles
Amthal al-Qur’an: Kajian Atas Keindahan Retoris al-Qur’an
Muh. Makhrus Ali Ridho
Akademika Vol 14, No 01 (2020): Akademika
Publisher : Universitas Islam Lamongan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30736/adk.v14i01.189
al-Qur'an uses a variety of ways in conveying the messages of the teachings they contain, one of the methods used is by using the form amthal (parable).Amthal al-Qur'an is showing something that is in the mind (abstract) with a description of something that can be sensed (concrete), through a beautiful and enchanting disclosure, either by way of isti'arah, kinayah or prayer beads.The amthal al-Qur'an elements include; There must be something likened (al-musyabbah), that is something that will not be told, there must be origin of the story (al-musyabbahbih) that is something that is used as a place of equalization, there must be an aspect of equality (wajhulmusyabbah), namely the direction of equality between the two things that are delivered it.Kinds of amthal al-Qur'an are; amthal musarrahah,amthal kaminah and amthal mursalah.andsigignification of amthal al-Qur'an in general is the general benefit of mathal is that it can visualize things that are abstract.
MANHAJ TAFSIR SUFYAN AL-THAWRY (Dari Madzhab, Muqorin sampai Tartib Ayat)
Muh. Makhrus Ali Ridho
Akademika Vol 13, No 02 (2019): Akademika
Publisher : Universitas Islam Lamongan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1048.816 KB)
|
DOI: 10.30736/adk.v13i02.126
The author of the book tafsir sufyan al-Thawry is Abū `Abdullāh Sufyān ibn Sa`īd ibnu Masrūq al-Thawry al-Kūfī and also called Abu‘ Abd Allah al-Thawry. The interpretation methodology tafsir sufyan al-Thawry in terms of sources of interpretation, interpretation of Sufyan al-Thawry is included in the category of bi al-ma'thur / bi al-manqul / bi al-riwayah, the source of interpretation is taken from the history of the companions of the Prophet. While in terms of the explanation, the method of interpretation Sufyan al-Thawry falls into the category of muqarin method. While in terms of the extent of the explanation, the interpretation of Sufyan al-Thawry belongs to the interpretation which uses the ijmali interpretation method. While in terms of the objectives and order of the interpreted verse, the interpretation of Sufyan al-Thawry falls into the category of interpretation using the tahlili method, because Imam Sufyan al-Thawry interprets the verse in accordance with the order of the Ottoman Manuscripts beginning with al-Fatihah until the letter an-Nass. Regarding al-ittijah / al-naz'ah or the tendency of Sufyan al-Thawry interpretation written by Imam Sufyan al-Thawry, the writer classifies this interpretation in the category of interpretation which has al-ittijah lughawi / adaby and fiqh.
Reaktualisaasi Konsep Kafa’ah Dalam Bingkai Perubahan Sosial Di Kabupaten Lamongan
Muh. Makhrus Ali Ridho;
Ja’far Shodiq
HUMANISTIKA : Jurnal Keislaman Vol 7 No 1 (2021): Januari 2021
Publisher : Institut Ilmu Keislaman Zainul Hasan Genggong
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.55210/humanistika.v7i1.420
This research aims to show the change of kafa’ah concept on the social transformation in Lamongan District. Kafa’ah is equality between husband and wife in a family on certain compont. kafa’ah is preventife strategy to minimize difference between husband and wife. This difference can to be a conflict in a family. On islamic law (Hanafi school), componts of Kafa’ah are; cognation, Islam, independence, Propert and piety. But, the social change motivate to reactualisation of kafa’ah concept. The this componts in Lamongan District are; cognation, education, piety, profession and salary.
LATAR BELAKANG ULAMA MENGADAKAN PENELITIAN SANAD HADIST (STUDI SEJARAH PASCA TADWIN HADIST)
Muh Makhrus Ali Ridho
DAR EL-ILMI : Jurnal Studi Keagamaan, Pendidikan dan Humaniora Vol 8 No 2 (2021): Oktober
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Islam Darul 'Ulum Lamongan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Hadist atau sunnah Nabi Muhammad merupakan sumber ajaran Islam, Orang yang menolak hadist sebagai salah satu sumber ajaran Islam berarti orang itu menolak petunjuk al-Qur’an. Hadist yang berkembang pada zaman Nabi lebih banyak berlangsung secara hafalan daripada secara tulisan. Hal itu berakibat bahwa dokumentasi hadist Nabi secara tertulis belum mencakup seluruh hadist yang ada.Diantara penyebab terjadinya pemalsuan hadist ialah perselisihan politik dalam soal khilafat, golongan zandaqah, ashabiyah (fanatisme kelompok), untuk menarik minat pendengar, maka para pendongeng membuat kisah-kisah yang menakjubkan, perselisihan paham dalam masalah fiqih dan kalam, untuk mendekati kepada para penguasa. Latarbelakang penyebab ulama’ mengadakan penelitian hadist ialah hadistsebagai salah satu sumber ajaran Islam, tidak seluruh hadist tertulis pada masa Nabi, munculnya pemalsuan hadist, proses penghimpun (Tadwin) hadist yang memakan waktu lama, jumlah kitab hadist yang banyak dengan metode penyusunan yang beragam, telah terjadi periwayatan hadist secara makna.
DISINTEGRASI POLITIK DALAM ISLAM
Muh Makhrus Ali Ridho
DAR EL-ILMI : Jurnal Studi Keagamaan, Pendidikan dan Humaniora Vol 9 No 1 (2022): April
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Islam Darul 'Ulum Lamongan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Nabi Muhammad SAW memang tidak menentukan bagaimna cara pergantian pemimpin setelah ditinggalkannya. Beliau tampaknya menyerahkan masalah ini kepada kaum Muslimin sejalan dengan jika kerakyatan yang berkembang dikalangan masyarakat Arab dan ajaran demokrasi dalam Islam. Proses perkembangan selanjutnya, seleksi kepemimpinan politik dalam sejarah Islam berbeda-beda dari satu masa kemasa yang lain. Ada yang berlangsung aman dan damai, tetapi sering juga melalui konflik dan pertumpahan darah akibat ambisi yang tidak terkendali dari pihak-pihak tertentu. Kejadian yang demikian mengakibatkan munculnya perbedaan-perbedaan dan disintegrasi politik dalam Islam. Disintegrasi merupakan suatu keadaan yang terpecah belah dari kesatuan yang utuh menjadi terpisah-pisah. Penyebab terjadinya disintegrasi pada masa kekhalifahan Islam dimulai sejak awal kepemimpinan khalifah ‘Ali ibn Abi Thalib masa lampau yaitu diantaranya; adanya dinasti-dinasti yang memerdekakan diri dari Baghdad, perebutan kekuasaan di pusat pemerintahan dan munculnya perang salib dan tiga kerajaan besar Islam. Perang salib berlangsung beberapa gelombang atau periode yang menelan banyak korban, Sebab-sebab kemunduran pemerintahan Bani Abbas ialah persaingan antar bangsa, kemrosotan ekonomi, konflik keberagamaan dan ancaman dari luar pemerintahan Bani Abbas.
Aspek-aspek Perumpamaan Munafik dalam Al-Qur’an Menurut Ibn Qayyim Al-Jauziyyah (Dira>sah Maudhu>'i>)
Deki Ridho Adi Anggara;
Muh. Makhrus Ali Ridho;
Zayyan Aji Suryanegara
Akademika Vol 16, No 2 (2022): Akademika
Publisher : Universitas Islam Lamongan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30736/adk.v16i2.1272
l Al-Qur’a>n adalah salah satu kajian dalam bidang Ulu>m AlQur’a>n yang sangat penting untuk dikaji, selian itu juga Amtsal Al-Qur’an merupakan visualisasi abstrak yang dituangkan dalam berbagai ragam kalimat dengan cara menganalogikan sesuatu dengan hal yang serupa dan sebanding, maka untuk dapat memahami secara baik dan benar memerlukan pemikiran yang cermat dan mendalam untuk memahami maksud dari Amtsa>l tersebut. Di dalam Al-Qur’an Allah membuat perumpamaan yang bermacam-macam, ada perumpamaan ditujukan untuk orang beriman dan juga ada yang ditujukan untuk orang kafir, disini peneliti memfokuskan kajian terhadap perumpamaan yang ditujukan untuk orang munafiq, beberapa bentuk perumpamaan yang ditujukan kepada orang munafik memberikan pertanyaan-pertanyaan, seperti contoh orang munafik di perumpamakan seperti membawa api di dalam kegelapan, di ayat lain diperumpamakan seperti kayu yang bersandar. Apa maksud dari perumpamaan yang diberikan untuk orang munafik tersebut? Bukankah Amtsa>l al- Qur’a>n memberikan kalimat-kalimat yang dipahami oleh logika?, Dari sini peneliti ingin menguraikan pandangan Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah tentang perumpamaan munafiq dalam Al- Qur’a>n dalam Tafsirnya Bada>’I At-Tafsi>r, karena dalam tafsirnya, Ibnu Qayyim menggunakan corak bahasa dalam menjelaskan perumpamaan munafik secara jelas. Penelitian ini menerapkan metode analisis teks dan deskriptif-analisis untuk menelaah rujukan utama Tafsi>r Bada>’I At-Tafsi>r dalam al-Qur'an yang berkenaan dengan masalah di atas. Artikel ini menyimpulkan bahwa Ibnu Qayyim dalam menjelaskan setiap perumpamaan orang munafik dengan dijelaskan bagaimana keadaan orang munafik pada saat itu dengan susunan bahasa yang kuat sehingga menjadi tafsiran yang sangat mudah untuk dimengerti.
MAKNA AL-QAMISH PADA KISAH NABI YUSUF DALAM AL-QURAN : (Kajian Tematik: Surat Yusuf)
Ridho Adi Anggara;
Salwa Haliza Asshiddiqii;
Muh. Makhrus Ali Ridho;
Hafid Nur Muhammad
Al Muhafidz: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 3 No. 1 (2023): Available online since 24 Februari 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Al Multazam Kuningan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.57163/almuhafidz.v3i1.66
Usaha dan upaya dari Orientalis adalah menjauhkan Al-Qur’an dari Muslim, dengan menyebarkan isu-isu keraguan kebenaran Al-Qur’an. Mereka beranggapan bahwa Al-Qur’an merupakan hasil karya dari Nabi Muhammad bukan perkataan Allah SWT, didalamnya menceritakan banya kisah-kisah yang menyesatkan. Pemahaman tersebut bertolak belakang dengan beberapa kisah dalam Al-Qur’an jika dipelajari, dipahami secara benar. Dan kisah-kisah dalam Al-Qur’an bisa diambil hikmah dan pelajarannya. Penelitian ini mencoba untuk mengkaji perbedaan makna qamish dalam surat Yusuf. Untuk itu medode deskriptif dan analitis akan digunakan untuk mendeskriptifkan makna qamish dari pengertiannya. Selanjutnya dengan menganalisa perbedaan dari masing-masing makna qamish pertama, kedua dan ketiga. Hasilnya bahwa qamish pertama adalah baju kebohongan, baju yang dibawa oleh saudara Yusuf yang dilumuri darah, bukanlah dari darah serigala, qamish kedua merupakan baju kesaksian, ketika Nabi Yusuf difitnah melakukan kemaksiatan, maka baju tersebut menjadi saksi karena robek dari bagian belakang yang menunjukan akan besarnya fitnah perempuan, dan qamish ketiga adalah baju kebahagiaan, baju tersebut dapat menyembuhkan mata Nabi Ya’qub dari kebutaan yang menjadikan baju ini sebagai buah akan kesabaran Ya’qub setelah musibah menimpanya.
PEMETAAN TAFSIR DARI SEGI PERIODESASI
Muh. Makhrus Ali Ridho
Dar el-Ilmi : jurnal studi keagamaan, pendidikan dan humaniora Vol 10 No 1 (2023): April
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Islam Darul 'Ulum Lamongan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.52166/darelilmi.v10i1.4356
Sejak zaman Rasulullah SAW sampai sekarang, perkembangan tafsir sangat pesat, dengan berbagai teori tafsir dan qoidahnya. Seiring dengan perkembangan zaman, banyak teori atau beberapa metode tafsir yang berkembang, dari sinilah para ‘ulama tafsir membagi beberapa periodesasi.Masa periodesasi tafsir terbagi menjadi beberapa periode, diantaranya pada masa Nabi dan sahabat, masa tabi’in, periode mutaqoddimin, periode muta’akhirin, periode modern dan periode kontemporer. Penelitian ini memaparkan metode beberapa periodesasi baik dari sumber penafsiran, bentuk penafsiran, karakteristik penafsiran, dan lain sebagainya. Sehingga dapat ditemukan baik persamaan, perbedaan ataupun perkembangan mulai periode Nabi Muhammad SAW hingga periode Kontemporer
Pengaruh Wirid Surah Al-Mulk Terhadap Belajar Santri Di Madrasah Aliyah Asy-Syafi’iyyah Sidoarjo (Studi Living Qur’an)
deki ridho deki;
Yassirly Dita Amriya;
Muh. Makhrus Ali Ridho
Studia Quranika Vol. 8 No. 1 (2023): Studi Quran
Publisher : Universitas Darussalam Gontor
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.21111/studiquran.v8i1.10213
 The problem in the learning process is that it is difficult to understand and memorize lessons, this is due to reduced concentration so as to slow down the comprehension and make memory decrease, to overcome this problem there is a practice carried out in Madrasah Aliyah Ash-Syafi'iyyah Sidoarjo, namely routinely reading the Qur'an surah al-Mulk before starting the learning process. Surah al-Mulk itself is believed to have content related to learning, such as seeking knowledge, forming attitudes and behaviors, and instilling skills. To know the application of Living Qur'an. Researchers want to analyze how the practice of reading surah al-Mulk in Madrasah Aliyah Ash-Syafi'iyyah Sidoarjo and what is the impact of reading surah al-Mulk in Madrasah Aliyah Ash-Syafi'iyyah Sidoarjo. This research is a field research using descriptive methods and qualitative approaches, which aims to make descriptions, drawings or paintings systematically. By taking data from school principals, teachers, and also students. The data collection techniques used are observation, interview and documentation techniques. Based on the analysis, the researcher concluded that; The activity of recitation of surah al-Mulk is practiced together and followed by all students every day before starting the lesson with the aim of expecting blessings and intercession from surah al-Mulk itself. This activity has an impact that students feel more relaxed and calm before starting learning and make them more focused, easy to understand and memorize lessons
Gambaran Bintang dalam Al-Qur'an Menurut Tantawi Jawhari: (Studi Tafsir 'Ilmi)
Deki Ridho Anggara, Deki Ridho Anggara;
Oesman Oesqy Alfarabi, Oesman Oesqy Alfarabi;
Makhrus Ali Ridho, Muhammad
Jurnal Al I'jaz Vol 5 No 2 (2023): December
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran dan Sains Al-Ishlah
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.53563/ai.v5i2.96
Istilah (al-najm) adalah sebagai benda langit yang memiliki cahaya yang terihat dimalam hari dan terbentuk dari gas dan hidrogen. Bintang dalam Al-Qur’an disebutkan 13 kali. Penafsiran bintang menurut Tantawi Jawhari addalah digambarkan sebagai hiasan di langit yang dapat memberikan keindahan dengan cahayanya, bentuk dan tempatnya. Tantawi Jawhari menjelaskan di dalam tafsirnya tidak hanya membahas tentang bintang tetapi juga ada kaitannya dalam ilmu Astrolog, Astronomi maupun Fisika. Maka dari itu, peneliti menggunakan metode deskriptif-analisis untuk membahas tentang penelitian tersebut. Dari hasil penelitian itu beberapa benda langit telah disebutkan dalam Al-Qur’an khususnya tentang bintang kemudian beberapa metode untuk mengetahui letak bintang atau Ilmu Astronomi dalam penafsiran ilmiah Tantawi Jawhari bahwa Celestial Sphere (Bola Langit) atau Sky Map (Peta Langit) merupakan sebuah benda berbentuk bola maupun sebuah peta untuk mengetahui letak titik koordinat bintang. Sedangkan, manfaat bintang adalah sebagai petunjuk arah (navigasi) di daratan atau lautan, hiasan langit dan sebagai pemandangan yang indah di malam hari, alat pelempar setan dengan menggunakan masabih dan al-sahb, alat sumpah Allah Swt. atas posisi bintang dengan sifat-sifatnya seperti al-tariq, al-kunnas dan al-thaqib.