Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Pengaruh Perlakuan Hormon Pertumbuhan dalam Persilangan antar Spesies Glycine max (L.) MERR. dengan G. Tomentella HAYATA Ence Darmo Jaya Superna; G. A. Wattimena; M. Jusuf
Zuriat Vol 4, No 1 (1993)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v4i1.6633

Abstract

Perlakuan hormon pertumbuhan pada persilangan antar spesies Glycine max (L.) Merr. kultivar Orba (betina) dengan G. tomentella Hayati PI 441003 (jantan) nyata dapat meningkatkan keberhasilan membentuk polong hybrid. Perlakuan NAA 25 mg/l + IAA 5 mg/l memberikan hasil paling baik karena dapat meningkatkan persen keberhasilan membentuk polong mulai umur 8 hari setelah penyerbukan (hsp) sebesar 49.0%, menunda umur polong gugur terlama (54.1 hsp), meningkatkan ukuran polong (panjang 32.0 mm dan lebar 7.3 mm), panjang biji (2.6 mm) dan jumlah biji per polong (2.0), juga dapat meningkatkan bobot biji (0.917 g). Embrio dari polong hibrid ini diharapkan menjadi lebih mudah diselamatkan secara in vitro sehingga dapat meningkatkan keberhasilan membentuk tanaman.
Deteksi Molekular Mutan Manggis In Vitro denga Marka RAPD Warid Ali Qosim; R. Poerwanto; G. A. Wattimena; , Witjaksono
Zuriat Vol 18, No 2 (2007)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v18i2.6702

Abstract

Informasi variabilitas genetik sangat penting untuk menunjang program pemuliaan manggis. RAPD adalah marka molekuler yang dapat membantu dalam proses seleksi dalam program pemuliaan tanaman manggis.Tujuan penelitian adalah mempelajari variabilitas genetik akibat iradiasi sinar gamma. Dua puluh dua DNA regeneran manggis yang sudah diseleksi diamplifikasi menggunakan random praimer dalam mesin PCR. Praimer yang digunakan adalah SBH 13, SBH 18, SB 13, SB 12, dan SB 19. Pembuatan dendogram dilakukan dengan bantuan program NTSys-pc versi 2.1. Hasil analisis RAPD menunjukkan perubahan pita lima praimer acak berkisar 250−2000 pasang basa (pb). Praimer SB 19 menghasilkan jumlah pita paling banyak, sedangkan praimer SBH 13 menghasilkan jumlah pita paling sedikit. Berdasarkan dendogram analisis RAPD 22 regeneran mutan dan kontrol, nilai koefisien kemiripan genetik antara 0.60–0.91 (60%−91%) atau variasi genetik 9%− 40%. Pada nilai koefisien kemiripan genetik 60% terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok E berbeda dengan kelompok lainnya (A, B, C, D), sehingga secara keseluruhan kelompok regeneran mutan dan tanaman kontrol yang dianalisis menghasilkan lima kelompok utama.
PENGARUH BERMACAM-MACAM ZAT PENGATUR TUMBUH TERHADAP EMBRIOGENESIS PADA JAHE Citra Bakti; G. A. Wattimena; , Witjaksono
Zuriat Vol 18, No 1 (2007)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v18i1.6752

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai macam zat pengatur tumbuh terhadap pembentukan dan regenerasi embriogenesis somatik jahe. Potongan membujur tunas in vitro yang mengandung meristem digunakan sebagai inokulum untuk  induksi kalus pada media dasar Murahige Skoog (MS) yang ditambahkan picloram, 2,4-D dan NAA dengan berbagai konsentrasi. NAA gagal menginduksi kalus, tetapi bisa digunakan untuk proliferasi tunas in vitro. Picloram dan 2.4-D dapat menginduksi pembentukan kalus dengan berbagai morfologi, tetapi kalus yang granular dan friabel diinduksi pada media dengan penambahan 10 mg/l−20 mg/l picloram. Kalus gagal beregenerasi menjadi planlet ketika dipindahkan ke media MS tanpa hormon atau pada media MS dengan penambahan BA atau thidiazuron. Meskipun begitu kalus granular secara individu dapat membentuk akar-akar sendiri yang mengindikasikan adanya satu kesatuan dari kalus tersebut. Pengamatan secara histologi membuktikan bahwa kalus yang terbentuk adalah embriogenik.
PEMBENTUKAN PLANLET MANGGIS DARI KALUS NODULAR IN VITRO Warid Ali Qosim; R. Poerwanto; G. A. Wattimena; , Witjaksono
Zuriat Vol 16, No 2 (2005)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v16i2.6771

Abstract

Pembentukan planlet manggis in vitro dapat dilakukan melalui kalus nodular yang berasal dari eksplan daun. Tujuan penelitian untuk mengembangkan protokol pembentukan planlet dari kalus nodular yang akan digunakan dalam menunjang pemuliaan mutasi in vitro manggis. Induksi kalus nodular dilakukan pada medium MS (Murashige & Skoog, 1962) yang diberi suplemen kombinasi 2.22 μM BAP (benzilaminopurin) dan 2.27 μM TDZ (thidiazuron), 1.39 μM polyvinylpyrolidon (PVP) 30 g.L–1 gula pasir, dan 8 g.L–1 agar, dengan perlakuan konsentrasi BAP (0.0; 1.1; 2.2; 3.3; 4.4) μM. Hasil penelitian menunjukkan medium WPM dengan perlakuan BAP konsentrasi 2.2 μM memperlihatkan persentase modul kalus membentuk tunas paling tinggi (34.7%), dengan rata-rata 7.8 tunas per kalus nodular, rata-rata 1.1 pasang daun, waktu pembentukan tunas 13.50 minggu dan rata-rata 11.06 tunas yang panjangnya 1-5 mm, rata-rata 2.61 tunas yang panjangnya 6– 10 mm dan rata-rata 0.61 tunas yang panjangnya > 10 mm.