Claim Missing Document
Check
Articles

Analisis Hubungan Tebal Hujan dan Durasi Hujan Pada Stasiun Klimatologi Lasiana Kota Kupang Bunganaen, Wilhelmus; Krisnayanti, Denik S.; Klau, Yacobus A.
Jurnal Teknik Sipil Vol 2, No 2 (2013): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.986 KB)

Abstract

Rusaknya alat ukur curah hujan dapat mengakibatkan kehilangan data tebal hujan dalam beberapa waktu. Penelitian ini dilakukan untuk mencari model persamaan hubungan antara tebal hujan dan durasi hujan pada Stasiun Klimatologi Lasiana Kota Kupang. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data curah hujan otomatis (jam-jaman) yang diperoleh dari alat ukur curah hujan otomatis tipe Hellman dari tahun 2000 – 2011 (11 tahun pengamatan). Teknik analisa data dalam penelitian metode analisis regresi linear sederhana, dan selanjutnya diuji dengan analisis chi-kuadrat. Hasil penelitian diperoleh model persamaan hubungan antara tebal hujan dan durasi hujan yaitu H = 11.03 t0.34, dimana ‘H’ merupakan tebal hujan yang dinyatakan dalam millimeter (mm) dan ‘t’ merupakan durasi hujan yang dinyatakan dalam menit. Model persamaan ini telah diuji menggunakan uji chi-kuadrat yang hasilnya menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tebal hujan dan durasi hujan, oleh sebab itu persamaan ini dapat dipakai dalam menentukan tebal hujan pada Stasiun Klimatologi Lasiana Kota Kupang.
IDENTIFIKASI KERUSAKAN KONSTRUKSI AKIBAT POTENSI PENGEMBANGAN TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI DESA OEBELO Bella, Rosmiyati A.; Bunganaen, Wilhelmus; Sogen, Paulus M.
Jurnal Teknik Sipil Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.463 KB)

Abstract

Desa Oebelo merupakan desa yang terletak di Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang Propinsi Nusa Tenggara Timur. Berdasarkan penelitian Sonbay (2010), tanah di Oebelo merupakan tanah lempung ekspansif, dengan kandungan mineral montmorillonite sebanyak 75% dan kaolinite sebanyak 25%. Tanah lempung yang mengandung Montmorilonite sangat mudah mengembang ketika terjadinya perubahan kadar air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai potensi pengembangan dan tekanan pengembangan tanah lempung ekspansif di Desa Oebelo pada variasi kadar air asli, kadar air 30% dan kadar air 40% serta Mengetahui hubungan antara tingkat kerusakan konstruksi terhadap potensi pengembangan tanah lempung ekspansif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengamatan secara langsung di lapangan sebagai langkah awal guna mengindentifikasi kerusakan rumah dan wawancara terhadap pemilik rumah untuk mengetahui riwayat pembangunan dan kerusakan konstruksi serta pengujian sampel tanah di laboratorium untuk mengetahui potensi pengembangan tanah. Pengujian yang dilakukan yaitu pengujian potensi pengembangan dan penurunan satu dimensi tanah kohesif menggunakan SNI 6424-2008 (Metode A). Berdasarkan identifikasi kerusakan, wawancara dan pengujian pengembangan di laboratorium menunjukkan bahwa tingginya potensi pengembangan tanah menyebabkan tingkat kerusakan yang tinggi. Oebelo Village is a village that is located at Central Kupang District of East Nusa Tenggara Province. Based on the research by Sonbay (2010), Oebelo soil is expansive clay with percentage of mineral content are 75% of montmorillonite and 25% of kaolinite. Clay with montmorillonite is easy to swell when the water content changing. The purpose of this research is to know the value of swelling potential and swelling pressure in Oebelo Village at the condition of real water content variation, 30% of water content and 40% of water content and also to know the correlation between the value of construction damage against the swelling potensial of expansive clay. The method used in this research is the direct observations in the field as a first step to identify the damage to house and interviews with house owners to know the history of the development and construction damage and testing of soil samples in the laboratory to determine the swelling potential soil. Tests were done is test the swelling potential and the consolidation one-dimensional of cohesive soil according to SNI 6424-2008 (A method). Based on the interview and swelling test at the laboratory showing that the high potential of soil swelling causing high value of destruction.
PERUBAHAN KONDISI TATAGUNA LAHAN TERHADAP VOLUME SEDIMENTASI PADA EMBUNG BIMOKU DI LASIANA KOTA KUPANG Bunganaen, Wilhelmus
Jurnal Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2011)
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (91.349 KB)

Abstract

ABSTRAKTujuan Penelitian ini untuk menganalisisi volume sedimentasi yang terjadipada Embung Bimoku di Lasiana Kota Kupang pada kondisi tataguna lahan baikdan kondisi tataguna lahan buruk. Hasil penelitian menunjukan bahwa volumesedimentasi pada kondisi tataguna lahan pada kala ulang 12 tahun untuk kondisitataguna lahan baik 206,91 m3, dan kondisi tataguna lahan buruk 304,16 m3.Apabila kedua volume tersebut jika dibandingkan terhadap batas ruangsedimentasi embung 288 m3, maka untuk kondisi tataguna lahan baik secarateoritis volumenya belum melampaui, dan kondisi tataguna lahan buruk secarateoritis telah melampaui batas ruang sedimentasi embung.
PENGGUNAAN METODE KAGAN UNTUK ANALISIS KERAPATAN JARINGAN STASIUN HUJAN PADA WILAYAH SUNGAI (WS) WAE-JAMAL DI PULAU FLORES Krisnayanti, Denik Sri; Bunganaen, Wilhelmus; Kedoh, Jacob
Jurnal Teknik Sipil Vol 1, No 3 (2012)
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1094.784 KB)

Abstract

ABSTRAKData stasiun hujan sangat penting dalam analisis hidrologi suatu Wilayah Sungai (WS). Tujuan setiappengukuran curah hujan suatu lokasi adalah untuk memperoleh data yang benar-benar mewakili lokasi tersebut.Dalam melakukan pengukuran curah hujan terdapat beberapa pertimbangan antara lain adalah bagaimanamenentukan lokasi jaringan kerja alat penakar tersebut agar dapat mewakili daerah yang dikehendaki gunamenghitung curah hujan suatu area.Untuk mengetahui ketelitian perkiraan hujan pada WS Wae-Jamal metode yang digunakan adalah metodeKagan.Wilayah Sungai Wae-Jamal terletak di Propinsi NTT khususnya Pulau Flores. WS Wae-Jamal mempunyailuas 6623,55 km2 dan memiliki jumlah stasiun yang aktif adalah 7 buah stasiun.Hubungan jarak dan besarnya curahhujan yang ditunjukan oleh koefisien korelasi untuk hujan harian diperoleh 0,412 dan curah hujan bulanan 0,123.Kedua nilai koefisien korelasi ini, menunjukkan korelasi yang lemah antar stasiun hujan dalam WS Wae-Jamalsehingga akan menghasilkan data hujan yang kurang akurat. Besarnya kesalahan perataan dengan jumlah 7 stasiunpada WS Wae-Jamal sebesar 11,242 % untuk curah hujan harian dan untuk curah hujan bulanan kesalahannyasebesar 13,809 %. Dari data curah hujan harian, untuk kesalahan 10% diperoleh jumlah stasiun sebanyak (n) = 10buah dengan kerapatan = 662,355 km2/stasiun dan untuk kesalahan 5% jumlah stasiun yang diperoleh (n) = 36 buahdengan kerapatan = 183,988 km2/stasiun, sedangkan curah hujan bulanan diperoleh jumlah stasiun sebagai berikut,kesalahan 10% menghasilkan jumlah stasiun sebanyak (n) = 15 buah dengan kerapatan = 441,57 km2/stasiun dankesalahan 5% diperoleh jumlah stasiun hujan sebanyak (n) = 55 dengan kerapatan = 120,428 km2/stasiun
EVALUASI KINERJA EMBUNG OELTUA Dethan, Yulianthi; Bunganaen, Wilhelmus; Messah, Yunita A.
Jurnal Teknik Sipil Vol 4, No 1 (2015): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (157.161 KB)

Abstract

Di Desa Oeltua Kecamatan Taebenu Kabupaten Kupang telah dibangun sebuah embung sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan air bagi masyarakat. Embung ini dibangun pada Maret 1997. Berdasarkan hasil pengamatan, saat ini Embung Oeltua mengalami penurunan fungsi sehingga penulis memilih embung Oeltua sebagai subyek penelitian untuk mengetahui sejauh mana kinerja Embung Oeltua. Kinerja embung ditinjau dengan menggunakan sistem pendekatan pada aspek-aspek sebagai berikut: aspek ketersediaan air, aspek fisik, aspek pemanfaatan, aspek operasional dan pemeliharaan (O&P), dan aspek manajemen organisasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survey dan analisis deskriptif, yaitu menguraikan hasil penelitian dengan memberikan nilai tertentu terhadap setiap variabel aspek yang ditinjau. Penilaian yang diberikan dengan menggunakan metode skala likert yakni pengukuran terhadap sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Kejadian atau gejala sosial ditetapkan secara spesifik sebagai variabel penelitian. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh nilai aspek ketersediaan air pada Embung Oeltua sebesar 5,00 dengan kondisi sangat baik, nilai aspek fisik sebesar 4,15 dengan kondisi baik, nilai aspek pemanfaatan sebesar 3,58 dengan kondisi baik, nilai aspek operasional sebesar 1,88 dengan kondisi tidak baik, nilai aspek manajemen organisasi sebesar 1,00 dengan kondisi sanga tidak baik. Hasil analisis untuk kinerja Embung Oeltua dengan nilai 3,12, berada pada kondisi cukup baik. In the Village Oeltua, Sub-district Taebenu, District Kupang has built a dam to meet water needs for the community. This Dam was built in March 1997. Based on observations, Oeltua Dam has experienced a decline in function so that the authors chose Oeltua Dam as research subjects to determine the extent to which performance of Oeltua Dam. The performance of Dam is reviewed using a system approach on the following aspects: the availability of water aspect, the physical aspect, the aspect of utilization, operational and maintenance aspect (O & M), and management aspects of the organization. The method used in this study is a survey method and descriptive analysis, which describes the results of research by providing specific values for each variable aspect reviewed. Assessment is given by using the Likert scale method, that is by measuring the attitudes, opinions and perceptions of a person or group of events or social phenomena. Events or social phenomena defined specifically as research variables.Based on the analysis, obtained value of the availability of water in Oeltua Dam is 5.00 with a very good condition, the value of the physical aspects is 4,15 with a good condition, the value of the aspects of utilization is 3,58 with a good condition, the value of the operational and maintenance aspects is 1,88 with a not good condition, the value of management aspects of organization is 1,00 with a not very good condition. The results of the analysis for the performance of Oeltua Dam with values 3.12, to be a fairly good condition.
PEMANFAATAN SUMUR RESAPAN UNTUK MEMINIMALISIR GENANGAN DI SEKITAR JALAN CAK DOKO Bunganaen, Wilhelmus; Sir, Tri M. W.; Penna, Chrestta
Jurnal Teknik Sipil Vol 5, No 1 (2016): JURNAL TEKNIK SIPIL
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (128.049 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mencari debit banjir setiap rumah dan debit yang akan ditampung oleh sumur resapan pada rumah-rumah di Kelurahan Oetete sekitar SMA N 1 Kupang, untuk meminimalisir genangan yang terjadi di jalan depan SMA N 1 Kupang. Dalam penelitian ini menggunakan data curah hujan 20 tahun terakhir dari stasiun curah hujan Lasiana, perhitungan debit banjir rencana mengunakan metode Log Perarson Tipe III dan Metode Gumble Tipe I. Sampel tanah pada lokasi studi diambil untuk uji permeabilitas di laboratorium. Berdasarkan pengujian tersebut diperoleh koefisien permeabilitas tanah (k) adalah 6,01x10-5 cm/detik. Sebagai contoh untuk rumah dengan tipe 8x10 memiliki diameter sumur resapan 1 meter dengan kedalaman sumur 3,3824 ≈ 3,5 m dan debit masukan 0,0007 m3/detik. Debit banjir yang terjadi pada rumah tipe 8x10 adalah 0,0014 m3/detik, setelah ada sumur resapan berkurang menjadi 0,0007 m3/detik, sehingga tereduksi banjir sebesar 50%. Hasil perhitungan diperoleh 25 buah sumur resapan dengan kedalaman bervariasi yaitu 1,5 m (4 buah); 2 m (3 buah); 2,5 m (4 buah); 3m (4 buah) untuk sumur resapan tunggal karena kedalaman sumur resapan ≤ 3 m dan kedalaman 3,5 m (2 buah); 4 m (2 buah); 6,5 m (1 buah); 9 m (1 buah); 9,5 m (3 buah) dan 21 m (1 buah) untuk sumur resapan paralel karena dari hasil perhitungan diperoleh kedalaman sumur resapan > 3m. Untuk sumur resapan paralel akan dibangun kedalaman mulai dari 1 m – 3 m sampai kedalaman sumur tepenuhi.
ANALISIS DAERAH TERDAMPAK GENGANGAN AIR MENGGUNAAN PENGELOLAAN DATA BERBASIS GIS Bunganaen, Wilhelmus; Utomo, Sudiyo; Ratu Edo, Gallant B.
Jurnal Teknik Sipil Vol 6, No 2 (2017): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.366 KB)

Abstract

Genangan air ada sebagai akibat dari keadaan topografi dan tata guna lahan yang tidak mendukung air untuk terserap. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui daerah terdampak dari genangan air yang dianalisis menggunakan aplikasi pengolahan data berbasis GIS (Geographic Information System) terhadap jalan dan bangunan di Kota Kupang dan kondisi daerah genangan air tahun 2017.Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan berdasarkan data pekerjaan review desain master plan dan DEDtahun 2011 yang diketahui terdapat 19 daerah genangan air. Berdasarkan hasil analisis pengolahan data Quantum GIS-InaSAFE diketahui hasil daerah terdampak genangan air di Kota Kupang terhadap bangunan dan jalan dengan total jalan sepanjang 13.672 m dan bangunan berjumlah 245 bangunan. Kondisi daerah genangan air (G) tahun 2017 berdasarkan hasil observasi di lapangan diketahuidaerah genangan air (G) yang tidak tergenang lagi berjumlah 5 daerah genangan air (G) karena sudah ditangani oleh pemerintah. Daerah yang masih tergenangan air berjumlah 9 daerah genangan air (G) karena belum ditangani oleh pemerintah. Daerah genangan air (G) yang sudah ditangani oleh pemerintah tetapi masih tergenangan sebagai akibat dari topografi yang landai berjumlah 5 daerah genangan air (G). Puddle exists as a result of the topography and land use that does not support the water to be absorbed. The purpose of this study to Know the affected areas of puddle were analyzed using data processing applications based on GIS (Geographic Information System) to roads and buildings in Kota Kupang and condition of puddle area of 2017.In this study, performed data analysis based on data from job data master plan and design review DED in 2011 known there are 19 flood areas. Based on the analysis of data processing Quantum GIS-InaSAFE known the results affected areas puddle in Kota Kupang to buildings and roads with a total road along 13672 m and total of buildings 245 buildings.The condition of the puddle area (G) of 2017 based on observations in field is known thatarea of puddle (G) that is not inundated again amounts to 5 puddle areas (G) as already handled by the government. There are 9 puddle areas (G) as they have not been handled by the government. The area of puddle (G) already handled by the government but still inundated as a result of the gentle topography amounted to 5 areas of puddle (G).
ANALISIS PERBANDINGAN GAYA GESER TINGKAT, GAYA GESER DASAR, PERPINDAHAN TINGKAT DAN SIMPANGAN ANTAR TINGKAT AKIBAT BEBAN GEMPA BERDASARKAN Cornelis, Remigildus; Bunganaen, Wilhelmus; Tay, Bonaventura Haryanto Umbu
Jurnal Teknik Sipil Vol 3, No 2 (2014): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (450.404 KB)

Abstract

Objek pada penelitian ini adalah model struktur delapan belas tingkat yang diletakkan pada enam lokasi yang memiliki karakteristik situs yang berbeda-beda berdasarkan SNI 1726-2012 dan berada pada wilayah gempa 5 berdasarkan SNI 1726-2002 dengan kondisi tanah keras, tanah sedang dan tanah lunak. Struktur dimodelkan menggunakan program ETABS versi 9.0 dan dilakukan perhitungan dengan metode analisis dinamis respon spektrum 3D berdasarkan SNI 1726-2002 dan SNI 1726-2012 untuk memperoleh gaya geser, perpindahan tingkat dan simpangan antar tingkat. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari enam lokasi yang ditinjau, pada kondisi tanah keras, nilai gaya geser, perpindahan tingkat dan simpangan antar tingkat untuk Bandar Lampung, Biak, Jayapura, Manado dan Padang berdasarkan SNI 1726-2002 lebih kecil dari SNI 1726-2012 sedangkan untuk Kupang nilai gaya geser, perpindahan tingkat dan simpangan antar tingkat berdasarkan SNI 1726-2002 lebih besar dari SNI 1726-2012. Pada kondisi tanah sedang, nilai gaya geser, perpindahan tingkat dan simpangan antar tingkat untuk Biak, Jayapura, Manado dan Padang berdasarkan SNI 1726-2002 lebih kecil dari SNI 1726-2012 sedangkan untuk Bandar Lampung dan Kupang nilai gaya geser, perpindahan tingkat dan simpangan antar tingkat berdasarkan SNI 1726-2002 lebih besar dari SNI 1726-2012. Kemudian pada kondisi tanah lunak, nilai gaya geser, perpindahan tingkat dan simpangan antar tingkat untuk Biak, Jayapura dan Padang berdasarkan SNI 1726-2002 lebih kecil dari SNI 1726-2012 sedangkan untuk Bandar Lampung, Kupang dan Manado nilai gaya geser, perpindahan tingkat dan simpangan antar tingkat berdasarkan SNI 1726-2002 lebih besar dari SNI 1726-2012.
ANALISIS ATAS JARINGAN PERPIPAAN KELURAHAN KOLHUA KOTA KUPANG Bunganaen, Wilhelmus; Krisnayanti, Denik S.; Laleb, Fenny L.
Jurnal Teknik Sipil Vol 7, No 2 (2018): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.692 KB)

Abstract

Sumber mata air Kolhua saat ini dikelola oleh PDAM Kabupaten Kupang, namun dalam teknisnya sumber air bersih disalurkan ke wilayah tertentu saja yang sudah memiliki jaringan perpipaan, dalam hal ini perumahan BTN Kolhua; sedangkan area perumahan warga lainnya tidak tersuplai. Elevasi sumber mata air yang lebih rendah dari daerah Kolhua menjadikendala utama dalam pendistribusian air bersih di Kelurahan Kolhua.Pengaliran gabungan merupakan solusi yang harus ditempuh agar air bersih dapat terdistribusi merata ke seluruh masyarakat di Kelurahan Kolhua. Perhitungan proyeksi jumlah penduduk menggunakan Metode Aritmatik, menghitung pertambahan jumlah fasilitas, serta perhitungan proyeksi kebutuhan air. Hasil proyeksi jumlah penduduk zona K1 = 199 orang, zona K2 = 157 orang, zona K3 = 3.332 orang, zona K4 = 512 orang, zona K5 = 2.780 orang, zona K6 = 1.217 orang. Besar kebutuhan air pada tahun rencana zona K1 = 0,3108 ltr/dtk, zona K2 = 0,2452ltr/dtk, zona K3 = 5,8083 ltr/dtk, zona K4 = 0,7997 ltr/dtk, zona K5 = 4,3422ltr/dtk dan zona K6 = 2,4302ltr/dtk.Kolhua spring is currently managed by PDAM Kupang regency, but in technical sources of clean water channeled to certain areas that already have a pipeline network, in this housing BTN Kolhua; while other residential areas are not supplied. Elevation of lower springs from the Kolhua region and the drainage system that relies on gravity is a major obstacle in the distribution of clean water.Combined drainage is a solution that must be taken so that clean water can be distributed evenly to all community in Kolhua village. Calculation of population projection using Arithmetic Method,calculate the increase of the facilities, and calculate of projected water needs. The projected population of zone K1 = 199 people, zone K2 = 155 people, zone K3 = 3.309 people, zone K4 = 507 people, zone K5 = 2.799 people, zone K6 = 1.211 people. The water requirement in the year plan of zone K1 = 0,3108 ltr / sec, zone K2 = 0,2421 ltr / sec, zone K3 = 6,5472 ltr / sec, zone K4 = 0,7919 ltr / sec, zone K5 = 4,3719 ltr / sec and zone K6 = 2,1443 ltr / sec
STUDI EKSPERIMENTAL KUAT TEKAN DAN SERAPAN AIR BATA RINGAN CELLULAR LIGHTWEIGHT CONCRETE DENGAN TANAH PUTIH SEBAGAI AGREGAT Hunggurami, Elia; Bunganaen, Wilhelmus; Muskanan, Richardo Yeskial
Jurnal Teknik Sipil Vol 3, No 2 (2014): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (116.862 KB)

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh substitusi tanah putih terhadap pasir pada nilai kuat tekan dan serapan air bata ringan cellular lightweight concrete (CLC). Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni dengan membuat bata ringan CLC dengan substitusi tanah putih sebesar 0%, 50%, dan 100% dari berat pasir. Bata ringan yang telah di curing selama 7, 14 dan 28 hari kemudian diuji untuk mendapatkan nilai kuat tekan dan serapan air dari dari bata ringan. Hasil penelitian menunjukan nilai kuat tekan bata ringan CLC normal pada umur 7 hari adalah sebesar 0,861 MPa. Kuat tekan bata ringan lebih besar 29,04% yaitu 1,111 MPa pada substitusi 50 % tanah putih,dan lebih besar 77,47 % yaitu 1,528 MPa pada substitusi 100% tanah putih. Pada umur 14 hari, nilai kuat tekan bata ringan normal 0,889 MPa. Nilai kuat tekan lebih besar 49,94% yaitu 1,333 MPa, dan lebih besar 87,51% yaitu 1,667 MPa pada substitusi 50% dan 100% tanah putih. Pada umur 28 hari nilai kuat tekan bata ringan CLC normal sama dengan bata ringan CLC dengan substitusi 100% tanah putih yaitu 1,472 MPa. Nilai kuat tekan lebih kecil 7,54% menjadi 1,361 MPa pada substitusi 50% tanah putih. Nilai serapan air bata ringan CLC berturut – turut sebesar 17,678% untuk bata ringan CLC normal, 16,645% untuk bata ringan dengan substitusi 50% tanah putih, dan 20,267% pada substitusi 100% tanah putih. Nilai serapan air ini bata ringan CLC ini masih dibawah nilai serapan air bata beton pejal tipe 1 yaitu sebesar 25%.