Claim Missing Document
Check
Articles

EVALUASI KENERJA JARINGAN IRIGASI BENDUNGAN TILONG KECAMATAN KUPANG TENGAH KABUPATEN KUPANG Ludiana, _; Bunganaen, Wilhelmus; Sir, Tri M. W.
Jurnal Teknik Sipil Vol 4, No 1 (2015): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.115 KB)

Abstract

Pembangunan Bendungan Tilong untuk memenuhi air baku dan air irigasi. Daerah Irigasi Tilong memiliki luas wilayah layanan irigasi sebesar 1.484 Ha diantaranya luas layanan 233 Ha untuk mengaliri daerah Fatukanutu. Dalam pengoperasiannya, jaringan irigasi mengalami beberapa kerusakan seperti rusaknya tubuh saluran akibat erosi tebing, tanaman liar dan sebagainya, sehingga peneliti ingin mengevaluasi kinerja jaringan irigasi Fatukanutu ditinjau dari aspek fisik, aspek pemanfaatan dan aspek operasional dan pemeliharaan (O & P). Metode yang dilakukan yaitu pengukuran debit inflow-outflow, dan analisis deskriptif jawaban kuesioner yang diuraikan dengan memberi nilai tertentu (skala likert) terhadap setiap variable aspek yang ditinjau. Jaringan Irigasi Fatukanutu di lihat dari aspek fisik memperoleh nilai rata-rata sebesar 2.93, Cukup Baik. Jaringan Irigasi Fatukanutu di lihat dari aspek pemanfaatan memproleh nilai rata-rata sebesar 1.98, Kurang Baik dan efektifitas pengelolaan lahan 45.55 Ha dari luas lahan rencana 233 Ha sebesar 19.55 % yaitu terdapat tiga sub ruas bagian yang difungsikan dan dimanfaatkan dalam pengelolahan lahan yaitu BT1, BFK3 dan BFK4, sedangkan 5 sub bagian lainnya tidak dimanfaatkan untuk pengelolaan lahan yaitu Sub Bagian BFK1, BFK2, BFK 5, BFK6, BFK7. Jaringan Irigasi Fatukanutu di lihat dari aspek O & P memproleh nilai rata-rata sebesar 1.65, Kurang Baik. Kinerja Jaringan Irigasi Fatukanutu secara keseluruhan berdasarkan ketiga aspek tersebut memperoleh nilai sebesar 2.19 Kurang Baik. Tilong dam of development is to fillup main water and irrigation water. Tilong Irrigation has an area of 1,484 ha irrigation services including extensive service area of 233 hectares to flow through Fatukanutu. thelrrigation Network in Fatukanutu has been operated since 2003 to drain the land in Hamlet Fatukanutu. In operation, the irrigation network suffered some damage as a result of damage to the channel bank erosion, weeds and etc, therefore the researchers wanted to evaluate the performance of irrigation networks in Fatukanutu. The performance evaluation is reviewed based on physical aspects, aspects of utilization and operational aspects and maintenance (O & M). The method performed is conducted by inflow-outflow discharge measurements, and descriptive analysis questionnaire described by giving a specific value (scale likert) for each variable aspect reviewed. Fatukanutu irrigation network in full view from the physical aspect has get an average value of 2.93, it was Very Good. Fatukanutu irrigation network in view of the aspects of utilization obtainan average value of 1.98, Less Good and effectiveness of land managemen thas a percentage of 19.55 % or 45.55 hectares of land area of 233 hectares plan where there are three sub-sections and sections that function is used in land management BT1, BFK3 and BFK4, while the other 5 sub-section is not used for land management namely sub-section BFK1, BFK2, BFK5, BFK6, BFK7. Fatukanutu Irrigation network from the aspects of O & M to obtainan average value of 1.65, Less Good. Irrigation Network Performance Fatukanutu overall based on three aspects to obtained a value of 2.19 Less Good.
PENGARUH PENAMBAHAN SERAT DAUN GEWANG (CORYPHA UTAN LAM) TERHADAP KUAT LENTUR DAN KUAT TARIK BELAH BETON Ndoen, Vista G.; Sina, Dantje A. T.; Bunganaen, Wilhelmus
Jurnal Teknik Sipil Vol 4, No 1 (2015): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.255 KB)

Abstract

Pemanfaatan daun gewang dipilih karena daun gewang dinilai cukup kuat untuk menahan tarik. Berdasarkan hal ini maka daun gewang diproses menjadi serat dan digunakan sebagai bahan tambahan pada beton untuk menambah kekuatan beton.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan serat daun gewang (corypha utan lam) terhadap kuat lentur dan kuat tarik belah beton serta untuk mengetahui persentase penambahan serat daun gewang (corypha utan lam) yang tepat untuk mencapai kuat lentur dan kuat tarik belah maksimum.Benda uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah balok beton dengan ukuran 15 x 15 x 60 cm3 dan silinder beton dengan ukuran tinggi 30 cm dan diameter 15 cm. Mutu beton f’c = 25 MPa.Jumlah benda uji 72 buah dengan 3 sampel pada masing – masing waktu dan perlakuan.Sampel – sampel tersebut diberi penambahan konsentrasi serat 0,25%, 0,50% dan 0,75% terhadap berat semen dimana serat – serat tersebut telah direndam dalam alkali NaOH 5% selama 2 jam dengan panjang serat 3 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan serat daun gewang pada campuran beton dapat meningkatkan kekuatan beton dan juga dapat menahan patahan beton.Persentase penambahan serat daun gewang sebesar 0,75% mempunyai nilai kuat lentur 5,96 MPa dan nilai kuat tarik belah sebesar 3,94 MPa. Dengan demikian hasil penelitian penambahan serat daun gewang pada campuran beton menunjukkan nilai maksimum kuat lentur dan tarik belah beton terdapat pada penambahan serat gewang dengan persentase sebesar 0,75% pada umur 28 hari. Utilization of gewang leaf been selected because leaf of gewang assessed strong enough to hold then tensile. Based on this, leaf of gewang processed become fiber and used as an additive concrete to increase concrete strong. Purpose of this research are to know about the effect of the addition of leaf fibers gewang (Corypah Utan Lam) to the bending strength and concrete crack tensile strength and also to know an exact presentation of addition of leaf gewang fiber (Corypah Utan Lam) to get the bending strength optimum and crack tensile strength optimum. The test specimen used in this research are beam concrete with size 15x15x60 cm3+ and the heightof cylinder concrete is 30 cm with diameter 15 cm. Concrete quality f’c = 25 Mpa.The number of test specimen with 72 pieces with 3 specimen on each time and treatment. Specimen are given the addition of fiber concentration of 0.25%, 0.50%, and 0.75% by weight of cement where fibers that has been soaked Alkaline NaOH 5% for 2 hours with a fiber length of 3 cm. The result showed that the addition of gewang fiber that used in the concrete mix can increase the strength of concrete and also holding the crack of concrete.Percentage of 0.75% gewangleaf fiber has a bending strength value of 5.96 Mpa and crack tensile strength value divided by 3.94 Mpa. Thus, the result of additional gewang fiber research of the concrete mixture showed the optimum value bending strength and crack tensile concrete are in addition to the percentage of gewang fiber of 0.75% at 28 days.
SIMULASI POLA TANAM DAERAH IRIGASI LOKOPEHAPO DI SABU-RAIJUA Haba Radja, Dicky A.; Bunganaen, Wilhelmus; Nasjono, Judi K.
Jurnal Teknik Sipil Vol 8, No 1 (2019): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1567.206 KB)

Abstract

Sabu Raijua merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan angka pertumbuhan penduduk yang tinggi dan curah hujan yang rendah sehingga menyebabkan munculnya masalah kebutuhan pangan. Untuk itu pemerintah pusat melalui Balai Wilayah Sungai membangun beberapa daerah irigasi di Kabupaten Sabu Raijua. Salah satu daerah irigasi yang ada adalah Daerah Irigasi Lokopehapo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola tanam pada Daerah Irigasi Lokopehapo yang efisien sesuai dengan keseimbangan air yang terjadi antara debit andalan dan kebutuhan air irigasi. Besar debit andalan dihitung berdasarkan Metode DR F. J.Mock sesuai kondisi tahun basah (R20) sebesar 0-1,76 m3/det, tahun normal (R50) sebesar 0-1,10 m3/det, tahun kering (R80) sebesar 0-0,47 m3/det. Besar kebutuhan air irigasi dihitung kondisi tahun basah (R20) sebesar 0-0,40 m3/det, tahun normal (R50) sebesar 0-0,43 m3/det, tahun kering (R80) sebesar 0-0,47 m3/det. Besar neraca air dihitung berdasarkan selisih antara debit andalan. Hasil dari penelitian ini adalah untuk tahun basah pola tanam yang sesuai adalah padi-palawija, untuk tahun normal padi-palawija, dan untuk kering padi-palawija.Sabu Raijua is one of the district in East Nusa Tenggara Province withhigh number of population growth and low volume of rainfall raise problem in foods needs.Therefore, central government through River Region Office build several irigation region in Sabu Raijua District. One of the irigation region that was built is Lokopehapo Irigation Region. This research aims to know cropping pattern in Lokopehapo Irigation Region which is efficient in accordance with water balance between mainstay debit and irrigation water needs. Mainstay debit number counted based on DR F. J. Mock method corresponding to condition of wet year (R20) 0-1,76, normal year (R50) 0-1,1 m3/det, dry year (R80) 0-0,47 m3/det. Irrigation water needs number counted corresponding to condition of wet year (R20) 0-40 m3/det, normal year (R50) 0-0,43 m3/det, dry year (R80) 0-0,47 m3/det.Water balance number counted by difference between mainstay debut and irrigation water needs.Result of this researche is that for wet year the appropriate cropping pattern is paddy/rice-palawija, for normal year paddy/rice-palawija, and for dry year paddy/rice-palawija.
STABILISASI TANAH LEMPUNG DESA NIUKBAUN MENGGUNAKAN CAMPURAN TANAH KAPUR DAN SEMEN Sir, Tri M. W.; Lay, Raymond R.; Bunganaen, Wilhelmus
Jurnal Teknik Sipil Vol 8, No 2 (2019): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.404 KB)

Abstract

Jenis tanah di Desa Niukbaun Kecamatan Amarasi Barat, Kabupaten Kupang yang diklasifikasi menurut USCS termasuk kelompok CH sedangkan berdasarkan AASTHO termasuk kelompok A-7-6 (11). Guna memperbaiki kekuatan tanah tersebut perlu dilakukan usaha stabilisasi tanah. Stabilisasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah stabilisasi kimiawi yaitu dengan menambah bahan tambah (aditif) berupa tanah kapur dengan persentase 10%, 20%, 30%, 40% dan 50% serta persentase semen 5% pada persentase tanah kapur 30%, 40% dan 50%. Metode penelitian yang dilakukan yaitu pengujian sifat fisik dan sifat mekanik tanah lempung. Hasil penelitian menunjukan nilai indeks plastisitas tanah asli 27,54%, namun pada penambahan tanah kapur 50% nilai indeks plastisitas berkurang menjadi 14,58%, nilai CBR terendam meningkat menjadi 5,31% dari nilai tanah asli sebesar 0,38%, nilai pengembangan (swelling) berkurang menjadi 0,16% dari nilai tanah asli sebesar 2,45%, sedangkan nilai kuat tekan bebas meningkat menjadi 7,62 kg/cm2 dari nilai tanah asli yaitu 1,07 kg/cm2. Pada penambahan tanah kapur 50% dan semen 5% menghasilkan nilai indeks plastisitas berkurang menjadi 5,53%, nilai CBR terendam meningkat menjadi 7,37%, nilai pengembangan (swelling) berkurang menjadi 0,32% dan nilai kuat tekan bebas meningkat menjadi 16,54 kg/cm2 dari nilai tanah asli.The type of soil in Niukbaun Village, Amarasi Barat sub-district, Kupang district, which was classified according to USCS included the CH group, while based on AASTHO included to groups A-7-6 (11). In order to improve the strength of the soil, a soil stabilization effort is needed. Stabilization used in this study is chemical stabilization by adding ingredients (additives) in the form of limestone soil with a percentage of 10%, 20%, 30%, 40% and 50% and the percentage of cement 5% in the percentage of lime soil 30%, 40% and 50%. The research method that is carried out is testing the physical properties and mechanical properties of clay.The result shows the original soil plasticity index value was 27,54%, but in the addition of 50% lime soil the plasticity index value was reduced to 14,58%, soaked CBR value increased to 5,31% from the original soil?s plasticity index value of 0,38%, value swelling reduced to 0,16% from the original soil value of 2.45%, while the free compressive strength increased to 7,62 kg/cm2 from the original soil value of 1.07 kg / cm2. On the addition of 50% limestone soil and 5% cement, the plasticity index value was reduced to 5,53%, soaked CBR value increased to 7,37%, swelling value decreased to 0,32% and free compressive strength value increased to 16,54 kg/cm2 of the original soil value.
ANALISA NILAI SISA KAPASITAS BANGUNAN ATAS JEMBATAN BAHANAPU DENGAN MENGGUNAKAN METODE RATING FACTOR Shintike, Yosephine L.; Pah, Jusuf J.S.; Bunganaen, Wilhelmus
Jurnal Teknik Sipil Vol 4, No 1 (2015): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (425.854 KB)

Abstract

Jembatan dapat mengalami kegagalan secara tiba-tiba karena akibat pengaruh dari keadaan eksternal jembatan, maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai sisa kapasitas bangunan atas jembatan dengan menggunakan metode rating factor. Perhitungan analisis rating factor berpedoman pada draf Pedoman Penentuan Nilai Kapasitas Jembatan dari Dirjen Bina Marga dengan melakukan analisis terhadap kondisi harian (inventory) dan kondisi khusus (operating). Dari hasil analisis diperoleh nilai rating factor terhadap komponen-komponen jembatan. Untuk komponen pelat lantai kendaraan posisi Dial Gauge 2, nilai rating factor terbesar dan terkecil adalah 4.53 dan 0.75, sedangkan pada komponen pelat lantai kendaraan posisi Dial Gauge 3 memiliki nilai rating factor terbesar dan terkecil sebesar 4.35 dan 0.58. Pada komponen gelagar utama jembatan posisi Dial Gauge 1 menurut tinjauan operating rating factor memiliki nilai terbesar dan terkecil sebesar 1.01 dan 0.51, sedangkan menurut tinajuan inventory rating factor adalah sebesar 0.60 dan 0.31. Pada komponen gelagar utama jembatan posisi Dial Gauge 4 menurut tinjauan operating rating factor memiliki nilai terbesar dan terkecil sebesar 1.83 dan 0.71, sedangkan menurut tinjauan inventory rating factor adalah sebesar 1.09 dan 0.42. Dari nilai rating factor ini dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan jembatan memiliki nilai rating factor < 1, sehingga diperoleh hasil evaluasi bangunan atas Jembatan Bahanapu harus diberlakukan pembatasan beban lalu lintas dan juga perbaikan jembatan secara keseluruhan. The bridge can fail suddenly because due to the influence of external circumstances bridge, therefore this study aims to determine the residual value of the building capacity on the bridge by using the method of rating factor. The rating factor analysis calculation based on the draft Guidelines for Determination of Capacity Value Bridges of DGH by analyzing the daily conditions (inventory) and special conditions (operating). From the results obtained by analysis of rating factor value of the components of a bridge. To position the vehicle floor plate component Dial Gauge 2, the value of the largest and smallest factor rating is 4:53 and 0.75, whereas the components of the vehicle floor plate Dial Gauge position 3 has a value rating of the largest and smallest factor of 4:35 and 0:58. In the main girder bridge component position Dial Gauge 1 rating factor according to a review of operating the largest and smallest values of 1:01 and 0:51, while according to rating factor tinajuan inventory amounted to 0.60 and 0:31. In the main girder bridge component Dial Gauge position 4 according to a review of operating rating factor has the largest and smallest values of 1.83 and 0.71, while according to inventory review rating factor is equal to 1:09 and 0:42. The rating factor of the value of this can be concluded that the overall bridge rating factor has a value of
EFISIENSI PENGALIRAN JARINGAN IRIGASI MALAKA (STUDI KASUS DAERAH IRIGASI MALAKA KIRI) Bunganaen, Wilhelmus; Ramang, Ruslan; Raya, Lucya L.M.
Jurnal Teknik Sipil Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (128.389 KB)

Abstract

Irrigation efficiency is defined as ratio between the total of water supplied is reduced water losses with the total supplied. Irrigation water losses that occurs during water supplying mainly caused by seepage in wet canal section, evaporation (generally insignificant) and operational losses dependent on irrigation water management system. The purposes of this research is to analyze the magnitude of the efficiency of Irrigation network in Malaka. This research is done on the primary, secondary and tertiary canal. The efficiency of Malaka irrigation network is analyzed by the method of water discharge in – water discharge out. The data used in this analysis is the primary data such as flow rate data by current meter for primary and secondary canal and flow rate data by a float for tertiary canal. In addition to the primary data also used secondary data from the nearest Climatological Stasiun. The results of analysis, water losses caused by evaporation is very insignificant, so water losses is caused by physical canal factors with smallest water loss occurred at BBKi.1outflow-BBKi.2inflow canal is 3,541% and most of loss that occured at BNM.6outflow-BNM.7inflow canal is 0.066 m3/sec. The average efficiency of the whole network of irrigation at Malaka Kiri 84.371% with primary canal efficiency is 90.343%, and secondary canal efficiency is 82.878%.
SISTEM DRAINASE ZONA V RENCANA INDUK DRAINASE KOTA KUPANG Kollawila, Aryanto A.; Bunganaen, Wilhelmus; Utomo, Sudiyo
Jurnal Teknik Sipil Vol 6, No 2 (2017): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.875 KB)

Abstract

Kota Kupang sudah banyak terdapat jaringan drainase yang terbagi dalam IX zona. Zona V merupakan Daerah Pengaliran Sungai (DPS) dari sungai Liliba dan sungai Lasiana. Kawasan ini sering mengalami masalah genangan air di beberapa ruas jalan yang disebabkan oleh adanya pendangkalan pada saluran seperti endapan lumpur dan sampah yang terbawa air pada saat hujan, selain itu juga disebabkan oleh belum tersedianya jaringan drainase di beberapa titik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi saluran eksisting, faktor – faktor yang mempengaruhi luapan, dan memberikan solusi terhadap permasalahan drainase pada Zona V Rencana Induk Kota Kupang.Dalam penelitian ini perhitungan debit rencana menggunakan data curah hujan 27 tahun terakhir pada lokasi penelitian. Berdasarkan hasil analisa frekuensi dan uji kecocokan dengan metode Log Pearson Tipe III dengan nilai hujan rencana untuk kala ulang 2 tahun sebesar 118,154 mm. Kemudian dilakukan perencanaan saluran drainase dan menghitung debit saluran. Berdasarkanperhitungan dari hasil penelitian diperoleh saluran berbentuk persegi sebanyak 16 saluran dan berbentuk trapesium sebanyak 9 saluran. Terdapat 9 saluran yang lebar dasar saluran tetap diambil dari data saluran eksisting, sedangkan tinggi saluran eksisting diubah sesuai perencanaan berdasarkan perhitungan debit banjir rencana. Kupang city had alot of drainage networks that are divided into IX zones. Zone V is a river drainage area from Liliba River and Lasiana river. This area often experiences water puddle problems in some road segments caused by silting of channels such as mud sediments and water-borne debris, but also due to unavailability of drainage networks at some point. This study purpose is to figure out the condition of existing channels, overflowing factors, and give solution for that drainage problem at Zone V The Masterplan of Kupang City.Based on frequency analysis and fit test using Log Pearson type III method with rainfall of 2 year rework plan equal to 118,154 mm. Then do the planning of drainage canals and calculates the discharge canal. Rated discharge chute must be greater than the discharge plan in order to avoid flooding.Based on the calculation of the results obtained by the rectangular canal as many as 16 canals and a trapezoid shape as many as 9 canals. There are 9 canal base width of the canal remains were taken from the existing canal data, while existing canals steeper modified according to plan based on the calculation of flood discharge plan.
EVALUASI KENERJA JARINGAN IRIGASI BENDUNGAN TILONG KECAMATAN KUPANG TENGAH KABUPATEN KUPANG Ludiana, _; Bunganaen, Wilhelmus; Sir, Tri M. W.
Jurnal Teknik Sipil Vol 4, No 1 (2015): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.115 KB)

Abstract

Pembangunan Bendungan Tilong untuk memenuhi air baku dan air irigasi. Daerah Irigasi Tilong memiliki luas wilayah layanan irigasi sebesar 1.484 Ha diantaranya luas layanan 233 Ha untuk mengaliri daerah Fatukanutu. Dalam pengoperasiannya, jaringan irigasi mengalami beberapa kerusakan seperti rusaknya tubuh saluran akibat erosi tebing, tanaman liar dan sebagainya, sehingga peneliti ingin mengevaluasi kinerja jaringan irigasi Fatukanutu ditinjau dari aspek fisik, aspek pemanfaatan dan aspek operasional dan pemeliharaan (O & P). Metode yang dilakukan yaitu pengukuran debit inflow-outflow, dan analisis deskriptif jawaban kuesioner yang diuraikan dengan memberi nilai tertentu (skala likert) terhadap setiap variable aspek yang ditinjau. Jaringan Irigasi Fatukanutu di lihat dari aspek fisik memperoleh nilai rata-rata sebesar 2.93, Cukup Baik. Jaringan Irigasi Fatukanutu di lihat dari aspek pemanfaatan memproleh nilai rata-rata sebesar 1.98, Kurang Baik dan efektifitas pengelolaan lahan 45.55 Ha dari luas lahan rencana 233 Ha sebesar 19.55 % yaitu terdapat tiga sub ruas bagian yang difungsikan dan dimanfaatkan dalam pengelolahan lahan yaitu BT1, BFK3 dan BFK4, sedangkan 5 sub bagian lainnya tidak dimanfaatkan untuk pengelolaan lahan yaitu Sub Bagian BFK1, BFK2, BFK 5, BFK6, BFK7. Jaringan Irigasi Fatukanutu di lihat dari aspek O & P memproleh nilai rata-rata sebesar 1.65, Kurang Baik. Kinerja Jaringan Irigasi Fatukanutu secara keseluruhan berdasarkan ketiga aspek tersebut memperoleh nilai sebesar 2.19 Kurang Baik. Tilong dam of development is to fillup main water and irrigation water. Tilong Irrigation has an area of 1,484 ha irrigation services including extensive service area of 233 hectares to flow through Fatukanutu. thelrrigation Network in Fatukanutu has been operated since 2003 to drain the land in Hamlet Fatukanutu. In operation, the irrigation network suffered some damage as a result of damage to the channel bank erosion, weeds and etc, therefore the researchers wanted to evaluate the performance of irrigation networks in Fatukanutu. The performance evaluation is reviewed based on physical aspects, aspects of utilization and operational aspects and maintenance (O & M). The method performed is conducted by inflow-outflow discharge measurements, and descriptive analysis questionnaire described by giving a specific value (scale likert) for each variable aspect reviewed. Fatukanutu irrigation network in full view from the physical aspect has get an average value of 2.93, it was Very Good. Fatukanutu irrigation network in view of the aspects of utilization obtainan average value of 1.98, Less Good and effectiveness of land managemen thas a percentage of 19.55 % or 45.55 hectares of land area of 233 hectares plan where there are three sub-sections and sections that function is used in land management BT1, BFK3 and BFK4, while the other 5 sub-section is not used for land management namely sub-section BFK1, BFK2, BFK5, BFK6, BFK7. Fatukanutu Irrigation network from the aspects of O & M to obtainan average value of 1.65, Less Good. Irrigation Network Performance Fatukanutu overall based on three aspects to obtained a value of 2.19 Less Good.
PENGARUH PENAMBAHAN SERAT DAUN GEWANG (CORYPHA UTAN LAM) TERHADAP KUAT LENTUR DAN KUAT TARIK BELAH BETON Ndoen, Vista G.; Sina, Dantje A. T.; Bunganaen, Wilhelmus
Jurnal Teknik Sipil Vol 4, No 1 (2015): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.255 KB)

Abstract

Pemanfaatan daun gewang dipilih karena daun gewang dinilai cukup kuat untuk menahan tarik. Berdasarkan hal ini maka daun gewang diproses menjadi serat dan digunakan sebagai bahan tambahan pada beton untuk menambah kekuatan beton.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan serat daun gewang (corypha utan lam) terhadap kuat lentur dan kuat tarik belah beton serta untuk mengetahui persentase penambahan serat daun gewang (corypha utan lam) yang tepat untuk mencapai kuat lentur dan kuat tarik belah maksimum.Benda uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah balok beton dengan ukuran 15 x 15 x 60 cm3 dan silinder beton dengan ukuran tinggi 30 cm dan diameter 15 cm. Mutu beton f’c = 25 MPa.Jumlah benda uji 72 buah dengan 3 sampel pada masing – masing waktu dan perlakuan.Sampel – sampel tersebut diberi penambahan konsentrasi serat 0,25%, 0,50% dan 0,75% terhadap berat semen dimana serat – serat tersebut telah direndam dalam alkali NaOH 5% selama 2 jam dengan panjang serat 3 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan serat daun gewang pada campuran beton dapat meningkatkan kekuatan beton dan juga dapat menahan patahan beton.Persentase penambahan serat daun gewang sebesar 0,75% mempunyai nilai kuat lentur 5,96 MPa dan nilai kuat tarik belah sebesar 3,94 MPa. Dengan demikian hasil penelitian penambahan serat daun gewang pada campuran beton menunjukkan nilai maksimum kuat lentur dan tarik belah beton terdapat pada penambahan serat gewang dengan persentase sebesar 0,75% pada umur 28 hari. Utilization of gewang leaf been selected because leaf of gewang assessed strong enough to hold then tensile. Based on this, leaf of gewang processed become fiber and used as an additive concrete to increase concrete strong. Purpose of this research are to know about the effect of the addition of leaf fibers gewang (Corypah Utan Lam) to the bending strength and concrete crack tensile strength and also to know an exact presentation of addition of leaf gewang fiber (Corypah Utan Lam) to get the bending strength optimum and crack tensile strength optimum. The test specimen used in this research are beam concrete with size 15x15x60 cm3+ and the heightof cylinder concrete is 30 cm with diameter 15 cm. Concrete quality f’c = 25 Mpa.The number of test specimen with 72 pieces with 3 specimen on each time and treatment. Specimen are given the addition of fiber concentration of 0.25%, 0.50%, and 0.75% by weight of cement where fibers that has been soaked Alkaline NaOH 5% for 2 hours with a fiber length of 3 cm. The result showed that the addition of gewang fiber that used in the concrete mix can increase the strength of concrete and also holding the crack of concrete.Percentage of 0.75% gewangleaf fiber has a bending strength value of 5.96 Mpa and crack tensile strength value divided by 3.94 Mpa. Thus, the result of additional gewang fiber research of the concrete mixture showed the optimum value bending strength and crack tensile concrete are in addition to the percentage of gewang fiber of 0.75% at 28 days.
SIMULASI POLA TANAM DAERAH IRIGASI LOKOPEHAPO DI SABU-RAIJUA Haba Radja, Dicky A.; Bunganaen, Wilhelmus; Nasjono, Judi K.
Jurnal Teknik Sipil Vol 8, No 1 (2019): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1567.206 KB)

Abstract

Sabu Raijua merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan angka pertumbuhan penduduk yang tinggi dan curah hujan yang rendah sehingga menyebabkan munculnya masalah kebutuhan pangan. Untuk itu pemerintah pusat melalui Balai Wilayah Sungai membangun beberapa daerah irigasi di Kabupaten Sabu Raijua. Salah satu daerah irigasi yang ada adalah Daerah Irigasi Lokopehapo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola tanam pada Daerah Irigasi Lokopehapo yang efisien sesuai dengan keseimbangan air yang terjadi antara debit andalan dan kebutuhan air irigasi. Besar debit andalan dihitung berdasarkan Metode DR F. J.Mock sesuai kondisi tahun basah (R20) sebesar 0-1,76 m3/det, tahun normal (R50) sebesar 0-1,10 m3/det, tahun kering (R80) sebesar 0-0,47 m3/det. Besar kebutuhan air irigasi dihitung kondisi tahun basah (R20) sebesar 0-0,40 m3/det, tahun normal (R50) sebesar 0-0,43 m3/det, tahun kering (R80) sebesar 0-0,47 m3/det. Besar neraca air dihitung berdasarkan selisih antara debit andalan. Hasil dari penelitian ini adalah untuk tahun basah pola tanam yang sesuai adalah padi-palawija, untuk tahun normal padi-palawija, dan untuk kering padi-palawija.Sabu Raijua is one of the district in East Nusa Tenggara Province withhigh number of population growth and low volume of rainfall raise problem in foods needs.Therefore, central government through River Region Office build several irigation region in Sabu Raijua District. One of the irigation region that was built is Lokopehapo Irigation Region. This research aims to know cropping pattern in Lokopehapo Irigation Region which is efficient in accordance with water balance between mainstay debit and irrigation water needs. Mainstay debit number counted based on DR F. J. Mock method corresponding to condition of wet year (R20) 0-1,76, normal year (R50) 0-1,1 m3/det, dry year (R80) 0-0,47 m3/det. Irrigation water needs number counted corresponding to condition of wet year (R20) 0-40 m3/det, normal year (R50) 0-0,43 m3/det, dry year (R80) 0-0,47 m3/det.Water balance number counted by difference between mainstay debut and irrigation water needs.Result of this researche is that for wet year the appropriate cropping pattern is paddy/rice-palawija, for normal year paddy/rice-palawija, and for dry year paddy/rice-palawija.