Claim Missing Document
Check
Articles

STUDI PENGARUH JARAK TIANG PANCANG PADA KELOMPOK TIANG TERHADAP PERUBAHAN DIMENSI PILE CAP Saputro, Dona Dwi; Buwono, Haryo Koco
Konstruksia Vol 5, No 1 (2013): Jurnal Konstruksia Vol. 5 No. 1 Tahun 2013
Publisher : Konstruksia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pile cap adalah suatu elemen struktur yang menyatukan satu atau beberapa pondasi tiang terhadap kolom atau elemen struktur lain di atasnya. Pile cap berfungsi menerima beban dari kolom yang kemudian disebarkan ke tiang pancang. Dalam suatu perencanaan, pile cap memiliki beragam bentuk modelisasi.  Pada suatu pekerjaan pondasi, bentuk pile cap akan berbeda tergantung dari jumlah tiang pancang yang dikelompokkan dalam satu pile cap. Pondasi merupakan bagian bangunan yang menghubungkan bangunan dengan tanah, yang menjamin kestabilan bangunan terhadap berat sendiri, beban berguna dan gaya-gaya luar terhadap gedung seperti tekanan angin dan gempa bumi, menurut Heinz Frick, 2001.Berdasarkan analisis perhitungan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa hubungan antara jarak antar tiang 2D, 2,5D dan 3D dengan tebal pile cap, menunjukkan grafik linear. Persamaan Korelasi antara Tebal Pile Cap dan jarak antar tiang dengan trend Linear Negatif. Berdasarkan analisis, rumusan yang dihasilkan tPC = -23,571(Lt) + 1371,4 untuk 3 pile, sedang untuk 6 pile adalah tPC = -25(Lt) +1375, dimana tPC adalah tebal pile cap, dan Lt adalah Jarak antar tiang. Analisis pengaruh jarak antar tiang pancang terhadap luasan pile cap, disimpulkan bahwa semakin panjang jarak antar tiang, luasan pile cap akan semakin besar. Pada analisis pengaruh jarak antar tiang pancang terhadap tebal pile cap, disimpulkan bahwa semakin panjang jarak antar tiang, tebal pile cap akan semakin kecil.Kata kunci : pile cap, tiang pancang, kelompok tiang, jarak antar tiang
STUDI KEBUTUHAN PELABUHAN DAN TINJAUAN TEKNIS TERHADAP KONDISI PERAIRAN DAERAH KEPULAUAN ARU Kartohardjono, Aripurnomo; Buwono, Haryo Koco; Al Hanif, Basit
Konstruksia Vol 7, No 1 (2015): Jurnal Konstruksia Vol 7. No. 1 Tahun 2015
Publisher : Konstruksia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kabupaten Kepulauan Aru merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Maluku Tenggara pada tahun 2003 berdasarkan Undang-undang No 40 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Seram Bagian Timur, Kabupaten Seram Bagian Barat, Dan Kabupaten Kepulauan Aru Di Provinsi Maluku. Pada saat pembentukan kabupaten baru, wilayah ini terdiri dari 3 kecamatan, Kecamatan Pulau-pulau Aru, Kecamatan Aru Tengah dan Kecamatan Aru Selatan. Sarana dan prasarana angkutan penyeberangan yang beroperasi secara rutin seperti LCT/kapal fery dan dermaganya masih sangat terbatas. Sampai dengan saat ini Pemerintah Dearah telah memiliki 1 unit LCT dan 1 buah dermaga penyeberangan yang masih dalam tahap pembangunan. Saat ini, pergerakan melalui laut, baik untuk transportasi regional maupun lokal, dilayani oleh pelabuhan Dobo dan pelabuhan Benjina. Jumlah penumpang yang naik turun di pelabuhan Dobo pada tahun 2006 mencapai 19.947 orang, sedangkan jumlah barang yang dibongkar muat mencapai 1.469 ton. Secara lebih rinci mengenai angkutan penumpang dan barang pada lintas penyeberangan Dobo – Tual. Hasil pemilihan alternatif diperoleh alternatif 1 sebagai lokasi yang paling tepat sebagai lokasi rencana pelabuhan Batu Goyang namun dari evaluasi kelayakan didapati bahwa lokasi ini dikategorikan kurang layak dibangun mengingat tinggi gelombang, arus dan akses enunjang hinterland tidak terpenuhi. Kata Kunci: kelayakan, pelabuhan, kondisi perairan, Indonesia Timur
BETON GEOPOLIMER ABU SERABUT KELAPA Setiawan, Andika; Risman, Arief Bayu; Juliyatna, Juliyatna; Fathurachman, Reza; Saputra, Silva Octaviani; Buwono, Haryo Koco
Konstruksia Vol 6, No 2 (2015): Jurnal Konstruksia Vol 6. No. 2 Tahun 2015
Publisher : Konstruksia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

: Beton sebagai bahan dasar dalam pembuatan gedung bertingkat dan juga perkuatan pada struktur gedung. Selain itu bahan penyusun beton yang mudah didapatkan yaitu semen, agregat halus dan kasar dan air. Tetapi penggunaan semen sudah menimbulkan masalah karena adanya gas karbon dioksida yang dilepaskan ke udara saat produksi semen. Hal ini menyebabkan pemanasan global. Untuk mengurangi penggunaan semen maka dibuat agregat atau geopolimer yang ramah lingkungan. Akan dilakukan penelitian mengenai geopolimer yang menggunakan abu serabut kelapa. Hasil kuat tekan geopolimer menunjukkan tidak adanya peningkatan mutu yang signifikan antara beton geopolimer dengan beton normal. Dengan penambahan geopolimer bisa meningkatkan kuat tekan beton tetapi jika penambahan abu serabut kelapa berlebihan maka menyebabkan penurunan mutu beton. Korelasi yang terjadi dengan persamaan f’c = -76838.x2 + 1388.x + 228.4Kata Kunci: geopolimer, abu serabut kelapa, beton
ANALISIS PERHITUNGAN PERKUATAN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN BAJA PROFIL AKIBAT PENAMBAHAN BEBAN SERVER DENGAN BANTUAN PROGRAM ETABS Slamet Wahyudi; Haryo Koco Buwono
Jurnal Infrastruktur Vol 4 No 1 (2018): Jurnal Infrastruktur
Publisher : Jurnal Infrastruktur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/infrastruktur.v4i1.703

Abstract

Penelitian dilakukan pada sebuah gedung didaerah Jakarta Pusat memerlukan ekspansi ruangan untuk kebutuhan ruang server utama dengan beban 1200 kg/m2. Sehingga perlu adanya analisis untuk meninjau kekuatan strukturnya apakah masih mampu untuk menerima beban tambahan tersebut. Dan perlu dilakukan perhitungan untuk struktur perkuatannya apabila struktur existing tidak mampu menahan beban tambahan. Dengan menggunakan program ETABS dan perhitungan manual yang berdasar pada peraturan SNI dilakukan analisis tersebut. Pada analisis ini dibuat 3 modeling dengan menggunakan program ETABS. Modeling pertama adalah kondisi normal sebagai kontrol. Modeling kedua adalah struktur existing dengan beban tambahan server tanpa struktur perkuatan. Dan Modeling ketiga dengan beban tambahan dan dengan struktur perkuatan baja profil. Dari hasil output dari masing-masing modeling digunakan analisa perbandingan untuk mendapatkan peningkatan luas tulangan perlu dan gaya dalam yang terjadi serta dimensi baja profil untuk struktur perkuatannya. Hasil dari penelitian ini mendapatkan kesimpulan bahwa dengan ditambahkan beban tambahan server pada sebagian area akan menimbulkan peningkatan luas tulangan dan gaya dalam pada struktur lainnya. Dan dihasilkan dimensi baja profil struktur perkuatannya menggunakan HB-400x400x13x21, HB300x300x10x15 dan IWF-200x100x5,5x8.
ANALISIS DAMPAK BANGUNAN KONSEP SPLIT LEVEL MENGGUNAKAN GEMPA STATIK DAN RESPONS SPEKTRUM Nisa Nur Albaniah; Haryo Koco Buwono
Konstruksia Vol 10, No 1 (2018): Jurnal Konstruksia Vol 10 No. 1 Tahun 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (583.165 KB) | DOI: 10.24853/jk.10.1.87-94

Abstract

ANALISIS SAMBUNGAN SISTEM SARUNG SEBAGAI SOLUSI KEGAGALAN STRUKTUR AKIBAT PERBEDAAN MATERIAL KONSTRUKSI Haryo Koco Buwono
Konstruksia Vol 2, No 1 (2010): Jurnal Konstruksia Vol. 2 No. 1 Tahun 2010
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (444.748 KB) | DOI: 10.24853/jk.2.1.%p

Abstract

Konstruksi Beton bertulang memiliki kelebihan pada mudahnya membentuk ukuran sesuai dengan kapasitas layannya, dan ini berbeda dengan Baja. Baja adalah dibentuk berdasar Profil yang telah tersedia di pasaran. Bila kapasitas layan lebih besar 0.001 diatas dari kebutuhan Profil baja nya, maka dimensi harus dirubah, dan sangat mungkin dimensinya menjadi terlampau boros dibanding kapasitas yang akan dilayani. Hasil Pemeriksaan jumlah tulangan / pembesian terpasang untuk Balok Kantilever mempunyai tulangan atas sebanyak 6D32, dan tulangan bawah 5D32 dengan bentang balok kantilever sepanjang 3 m. Dimensi balok kantilever adalah 20 x 40 cm2. Hasil pemeriksaan Tulangan Kolom adalah didasarkan dari Tulangan Kolom yang ditinjau dari lantai dasar yang menembus ke lantai Aula dengan cara diketrik (dikupas) untuk meninjau jumlah tulangannya. Hasilnya Tulangan Kolom adalah berjumlah 8D32 ditambah “tulangan ekstra” 4D16. Elemen Balok Kantilever Balkon eksisting sulit diangkur, bila di sisi depan dibuatkan sambungan, maka dibuat ide dengan Sambungan Sarung. Sambungan Sarung yang dimaksud adalah memberikan perkuatan sambungan antara konstruksi baja dan beton dari momen puntir, momen lentur (walau dalam modelisasinya sendi), dan tarik. Filosofi dari konstruksi seperti Gambar 3 dan 4 tersebut, adalah memiliki dampak tarik pada sambungan akibat dari beban vertikal maupun beban horisontal gempa
ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT HALUS DARI MATERIAL LETUSAN GUNUNG MERAPI YOGYAKARTA PADA PERMEABILITAS BETON Haryo koco Buwono
Konstruksia Vol 4, No 1 (2012): Jurnal Konstruksia Vol. 4 No. 1 Tahun 2012
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (965.645 KB) | DOI: 10.24853/jk.4.1.%p

Abstract

ANALISIS KETAHANAN GEMPA DINAMIS PADA GEDUNG DEPARTEMEN ERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN MENGGUNAKAN SNI 03-1726-2002 Haryo Koco Buwono
Konstruksia Vol 1, No 1 (2010): Jurnal Konstruksia Vol. 1 No. 1 Tahun 2010
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jk.1.1.%p

Abstract

Aspek perencanaan yang harus ditinjau salah satunya adalah memperhitungkan kemampuan struktur terhadap gempa. Di Indonesia saat ini terdapat 2 peraturan yang kedua-duanya masih berlaku yaitu Peraturan Bangunan Tahan Gempa SNI 03-1726-1989 dan SNI 03-1726-1989. Peraturan ini menjadi menarik ketika ada klaim bahwa peraturan tahun 1989 menjadikan konstruksi tidak aman ketika diberlakukan peraturan baru. Kasus yang dipakai disini adalah menggunakan bangunan eksisting Depatemen Perindustrian dan Perdagangan Jl. MI Ridwan No. 5 Jakarta Pusat. Alat bantu hitung adalah SAP 2000 versi 11. Perencanaan dengan Gempa sistem Statis dan Dinamis. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah Volume pembesian yang dihasilkan peraturan SNI 03-1726-1989, menunjukkan jumlah lebih banyak dibandingkan dengan peraturan tahun 2002. Hasil tersebut mematahkan klaim tentang peraturan 1989 tersebut.
ANALISIS NONLINIER STATIC PUSHOVER STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT SOFT STORY DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL BETON BERTULANG DAN BETON PRATEGANG PADA BALOK BENTANG PANJANG Galih Pramudhita; Haryo Koco Buwono
Konstruksia Vol 10, No 2 (2019): Jurnal Konstruksia Vol 10 No. 2 Tahun 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (826.61 KB) | DOI: 10.24853/jk.10.2.95-106

Abstract

STUDI PENGARUH JARAK TIANG PANCANG PADA KELOMPOK TIANG TERHADAP PERUBAHAN DIMENSI PILE CAP Dona Dwi Saputro; Haryo Koco Buwono
Konstruksia Vol 5, No 1 (2013): Jurnal Konstruksia Vol. 5 No. 1 Tahun 2013
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (980.907 KB) | DOI: 10.24853/jk.5.1.%p

Abstract