Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search
Journal : Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, dan Sastra

Keefektifan Metode Group Investigation dalam Pembelajaran Menyimak Puisi Siswa Kelas X SMA Negeri 6 Wajo Kabupaten Wajo Akhiruddin; Nursalam
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, dan Sastra Vol. 8 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/onoma.v8i1.1723

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keefektifan penggunaan metode Group Investigation dan metode konvensional dalam pembelajaran menyimak puisi siswa kelas X SMA Negeri 6 Wajo Kabupaten Wajo. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen (quasi eksperimen). Populasi penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas X SMA Negeri 6 Wajo Kabupaten Wajo yang berjumlah 257 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara random sampling. Sampel yang terpilih yaitu kelas X-E sebagai kelas control dan kelas X- F sebagai kelas eksperimen. Data dalam penelitian ini adalah tes hasil menyimak puisi. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu teknik tes. Data hasil penelitian dianlisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) metode Group Investigation efektif digunakan dalam menyimak puisi. Hal ini dibuktikan oleh banyaknya siswa yang mampu menyimak puisi, yaitu sebesar (76.9%) dengan nilai rata-rata 80; (2) metode konvensional tidak efektif digunakan dalam pembelajaran menyimak puisi. Hal tersebut dibuktikan oleh kurangnya siswa yang mampu menyimak puisi, yaitu hanya sebesar (33.3%) dengan nilai rata-rata 70; (3) ada perbedaan keefektifan penggunaan metode Group Investigation dengan metode konvensional dalam pembelajaran menyimak puisi siswa kelas X SMA Negeri 6 Wajo Kabupaten Wajo. Hasil analisis uji-t yang menunjukkan thitung yaitu 3,624. Ini berarti secara signifikan HO ditolak dan H1 diterima sehingga ada perbedaan keefektifan penggunaan metode Group Investigation dan metode konvensional dalam pembelajaran menyimak puisi siswa kelas X SMA Negeri 6 Wajo Kabupaten Wajo. Dalam hal ini, metode Group Investigation lebih efektif digunakan dalam pembelajaran menulis puisi parnasian dibandingkan metode konvensional. Kata kunci: Keefektifan, Metode Group Investigation, Puisi
Representasi Gender dan Aspek Pendukung Kemampuan Bilingualisme Penutur Bahasa Makassar di Ambon Nursalam; Akhiruddin; M. Ridwan
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, dan Sastra Vol. 8 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/onoma.v8i2.1977

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mereprsentasikan peran gender dan aspek pendukung kemampuan bilingualisme penutur bahasa Makassar di Ambon. Jenis penelitian ialah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan sosiolinguistik. Subjek penelitian ini ialah penutur bahasa Makassar yang tinggal di Ambon. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui proses wawancara. Tahap penelitian ini meliputi tahap (1) reduksi, (2) penyajian, dan (3) penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa gender memiliki peran penting dalam penguasaan bilingualisme penutur bahasa Makassar melalui penggunaan gaya bahasa. Sebagai seorang perempuan, penutur memiliki dominasi dalam keluarganya demi mengenalkan bahasa Makassar kepada suami dan anaknya. Adapun faktor pendukung kemampung bilingualisme penutur tersebut selain dari faktor gender, yakni aspek sosiokultural, sosiolinguistik, dan psikolinguistik.
Transmisi Kelong Makassar: Perspektif Sastra Lisan Ruth Finnegan Abd. Rahim; Nursalam; Akhiruddin
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, dan Sastra Vol. 8 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/onoma.v8i2.2027

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan tujuan untuk mengetahui proses transmisi kelong Makassar. Data dan sumber penelitian ini adalah pakelong sebagai seniman Makassar. Pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumentasi, wawancara mendalam, dan observasi (pencatatan lapangan, perekaman, dan pemotretan). Tahap analisis data dalam penelitian ini melalui tiga tahap, yakni tahap (1) reduksi, (2) penyajian, dan (3) penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan bahwa proses transmisi (pewarisan) kelong Makassar melalui tiga cara, yakni transmisi dalam keluarga, transmisi bukan keluarga, dan transmisi melalui pertunjukan.
Afiksasi dalam Cerita Rakyat Papua Mamle Si Anak Sakti Akhiruddin; Insum Malawat; Nursalam
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, dan Sastra Vol. 9 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/onoma.v9i1.2344

Abstract

Penelitian ini bertujuan menggambarkan: (1) pembentukan kata berafiks dalam Cerita Rakyat Mamle Si Anak Sakti Papua; (2) fungsi penggunaan afiksasi pada Cerita Rakyat Mamle Si Anak Sakti Papua; dan (3) Makna yang dikandung dalam kata berafiksasi pada cerita rakyat Mamle Si Anak Sakti. Sampel penelitian diambil dengan teknik purposive sampling. Data penelitian ini berupa kata berafiks pada cerita Mamle Si Anak Sakti. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis mengalir yang meliputi tiga komponen, yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini adalah: (1) terdapat 58 kata berprefiks; (2) 8 sufiks berupa -an dan -kan; dan (3) 34 konfiks, serta tidak terdapat infiks. Prefix terbanyak adalah awalan me- berjumlah 27 awalan. Hal ini menunjukkan bahwa prefix me- merupakan imbuhan produktif dan infiks merupakan imbuhan tidak produktif dalam cerita rakyat Papua. Fungsi afiksasi yang terdapat dalam cerita Mamle Si Anak Sakti adalah membentuk kata kerja transitif dan intransitif. Makna yang terkandung dalam afiks yang terbanyak yaitu melakukan suatu pekerjaan seperti dinyatakan pada fungsi di atas, sedangkan paling sedikit yaitu menjadi seperti yang dinyatakan bentuk dasarnya
Analisis Pendidikan Karakter dalam Novel “Bedebah Di Ujung Tanduk” Karya Tere Liye Menggunakan Media Audio Visual di SMP Yapis Manokwari Akhiruddin; Insum Malawat; Nursalam
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, dan Sastra Vol. 9 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/onoma.v9i1.2346

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pendidikan karakter dalam novel Bedebah di Ujung Tanduk karya Tere Liye dengan menggunakan pendekatan karakterisasi Albertine Minderop. Data tersebut dimanfaatkan sebagai bahan ajar pendidikan karakter di SMP Yapis Manokwari dalam bentuk media audio visual. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif jenis analisis isi. Data bersumber dari novel Bedebah di Ujung Tanduk yang diperoleh dengan cara membaca, mencatat, dan merevisi. Teori yang digunakan adalah 18 nilai pendidikan karakter dari Kemendikbud, media ajar audio visual, dan karakterisasi Minderop. Berdasarkan pembahasan, ditemukan 10 nilai pendidikan karakter, yakni 1) jujur 2) pekerja keras, 3) kreatif 4) bersahabat 5) rasa ingin tahu 6) cinta damai 7) disiplin 8) peduli sosial, 9) menghargai prestasi 10) toleransi. Pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan media audio visual dalam bentuk video tergolong sukses. Media ini mampu memotivasi dan membangkitkan semangat belajar serta memermudah proses pemahaman materi ajar oleh siswa.
Analisis Tingkat Bilingualisme Penutur Bahasa Makassar di Ambon Abd Rahim; Nursalam; Akhiruddin; Asia M; Suhartatik
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, dan Sastra Vol. 10 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/onoma.v10i1.3449

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk membahas tingkat penguasaan bilingualisme penutur bahasa Makassar yang tinggal di Ambon. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan sosiolinguistik. Sumber data penelitian ialah penutur bahasa Makassar yang tinggal di Ambon. Jenis data penelitian ini adalah tuturan verbal dan teks hasil uji kompetensi penutur. Pengumpulan data yang dilakukan mencakup studi dokumentasi dan wawancara mendalam. Tahap penelitian ini ada tiga tahap yaitu, tahap (1) reduksi, (2) penyajian, dan (3) penarikan kesimpulan. Kesimpulan hasil penelitian ini ditemukan bahwa tingkat bilingualisme penutur bahasa Makassar di Ambon ialah bilingualisme koordinatif. Sebagai penutur bilingualisme koordinatif, penutur mampu menggunakan dua bahasa yang sama baiknya secara lisan maupun secara tertulis yaitu, bahasa Makassar dan bahasa melayu Ambon. Adapun faktor yang mempengaruhi penguasaan bilingualisme penutur yakni, faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal ialah faktor yang ada dalam diri penutur dan pengalaman pemerolehan bahasa penutur. Faktor eksternal ialah faktor lingkungan sosial, keluarga, dan penggunaan alat komunikasi handphone.
Konsep Ideologi Sastra Lisan Doangang Makassar dalam Persfektif Semiotika Charles Sanders Pierce Abd Rahim; Nursalam Nursalam; Suhartatik Suhartatik; Nurhikmah Nurhikmah; Akhiruddin Akhiruddin
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, dan Sastra Vol. 10 No. 3 (2024)
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/onoma.v10i3.4115

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan semiotika Charles Sanders Pierce. Tujuan penelitian ini ialah untuk mendeskripsikan konsep ideologi doangang sastra lisan Makassar yang muncul melalui ikon, indeks, dan simbol dalam teks doangang. Data penelitian ialah teks doangang Makassar yang diperoleh melalui kumpulan doangang Makassar dalam web sastra-indonesia.com. Teknik analisis data yang digunakan penelitian ini ada tiga, yaitu (1) reduksi, (2) melakukan penyajian, dan (3) melakukan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan ada 4 jenis doangang yang diidentifikasi memiliki unsur ikon, indeks, dan simbol. Doangang tersebut ialah doangang pakaramula angngonjo butta (doangang menginjakkan kaki di tanah rantau), doangang pakaramula jappa (doangang ketika memulai berjalan), doangang pakaramula tinro (doangang saat mau tidur), dan doangang panrampak nassu (doangang penghilang rasa marah). Konsep ideologi yang ada dalam doangang tersebut, yaitu ideologi harmoni dengan alam, ideologi religiutas, dan ideologi pengendalian diri.