Pembelajaran matematika adalah proses interaksi kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa yang melibatkan pengembangan pola berfikir dan mengolah logika pada suatu lingkungan belajar yang diciptakan oleh guru dengan berbagai aspek dan metode agar program belajar matematika tumbuh dan berkembang secara optimal, efektif, dan efisien. Hal ini dapat dipengarui oleh kemampuan metakognitif yang dimiliki siswa, dengan adanya kemampuan ini siswa akan lebih mudah memahami suatu masalah. Siswa yang memiliki keterampilan metakognitif akan bisa mengatur dan mengontrol kegiatan belajarnya sendiri. Hal lain yang perlu diperhatikan selain kemampuan metakognitif dalam menyelesaikan persoalan matematika adalah kecerdasan dominan linguistikyang dimiliki siswa. Dalam penelitian ini telah dianalisis dari kemampuan linguistik siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Adapun teknik pengambilan data dilakukan dengan cara angket, tes dan wawancara. Dari data yang telah dianalisis diatas diperoleh tentang kemampuan metakognitif dari kecerdasan linguistic untuk siswa kelas X SMA ITP Surabaya. Dari analisis tersebut diperoleh bahwa siswa yang memiliki kecerdasan dominan linguistik hanya mampu memenuhi dua tahapan penyelesaian yaitu tahap pemantauan dan tahap evaluasi. Hal ini dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki kecerdasan dominan linguistik kurang baik dalam menyelesaikan suatu persoalan. Hal ini dikarenakan pada siswa yang memiliki kecerdasan dominan linguistik cenderung kurang fokus atau kurang teliti dalam menuliskan pemodelan matematika, menyelesaikan soal Langkah demi Langkah jawaban yang benar serta tidak menuliskan kesimpulan dari jawaban yang diminta oleh soal.