Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

Perhitungan Pathloss Teknologi Long Term Evolution (LTE) Berdasarkan Parameter Jarak E Node-B Terhadap Mobile Station di Balikpapan Ulfah, Maria; Djamal, Nurwahidah
JURNAL NASIONAL TEKNIK ELEKTRO Vol 5, No 3: November 2016
Publisher : Jurusan Teknik Elektro Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (466.814 KB) | DOI: 10.25077/jnte.v5n3.315.2016

Abstract

The farther the distance between sender and receiver in the mobile communication will be resulted in the losses (pathloss) signals that occur along the transmission line, which will affect the quality of the signal to be received. So that needs to be calculated losses (pathloss) for 4G LTE technology network in the city of Aberdeen to determine the pathloss increase with the addition of the distance between nodes E B- MS. In determining the loss signal used propagation model COST 231 because according to the frequency of 4G LTE 1800 MHz and for an urban area in this study was calculated losses (pathloss) signal 4G LTE with distance variation antenna transmitter (E node B) of the recipient ( mobile station) is 1 km, 5 km, 10 km, 15 km, 20 km, with a transmitter antenna height of 24 meters. From the results of the calculation, the greater the distance between the transmitter antenna towards the receiver pathloss value is the greater of 138.8853 175.4915 dB to dB. Meanwhile, if the receiver antenna height is enlarged to the distance d between the eNodeB with MS remain the pathloss value to decrease.Keywords: 4G LTE, pathloss, model propagasi C0ST 231 Abstrak-Semakin jauh jarak antara pengirim dan penerima dalam komunikasi seluler akan mengakibat terjadinya rugi-rugi (pathloss) sinyal yang terjadi disepanjang saluran transmisi, yang akan mempengaruhi kualitas sinyal yang akan diterima. Sehingga perlu dilakukan perhitungan rugi-rugi (pathloss) untuk jaringan teknologi 4G LTE di kota Balikpapan untuk mengetahui peningkatan pathloss dengan penambahan jarak antara E node B- MS. Dalam menentukan rugi-rugi sinyal digunakan model propagasi COST 231 karena sesuai dengan frekuensi 4G LTE yaitu 1800 MHz dan untuk wilayah urban Dalam penelitian ini dihitung rugi-rugi (pathloss) sinyal 4G LTE dengan variasi jarak antenna pemancar (E node B)  terhadap penerima (mobile station) yaitu 1 km, 5 km, 10 km, 15 km, 20 km, dengan ketinggian antenna pemancar 24  meter. Dari hasil perhitungan didapatkan semakin jauh jarak antara antena pemancar terhadap penerima maka nilai pathloss semakin besar yaitu dari 138.8853 dB menjadi 175.4915 dB. Sedangkan jika tinggi antena penerima diperbesar dengan jarak d antara eNodeB dengan MS tetap maka nilai pathloss menjadi menurun.Kata Kunci : 4G LTE, pathloss, model propagasi C0ST 231
Perfomansi Parameter Carrier to Noise Interference Ratio (C/N+I) terhadap Penggunaan Metode Physical Cell Identitiy (PCI) Teknologi 4G LTE 1800 MHz Maria Ulfah
JST (Jurnal Sains Terapan) Vol 5, No 1 (2019): JST (Jurnal Sains Terapan )
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Balikpapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32487/jst.v5i1.633

Abstract

Long Term Evolution (LTE) is a fourth generation technology (4G) developed by the 3rd Generation Partnership Project (3GPP). LTE is able to provide downlink speeds of up to 100 Mbps and uplink of 50 Mbps. Interference is a signal whose presence in telecommunications networks is undesirable, has a disturbing nature and can reduce the performance of telecommunications networks including 4G LTE technology  In this study, physical cell identity (PCI) method was used to improve carrier performance to noise interference ratio which resulted in an increase in the value of  5.08 dB to 5.14 dB with a difference of 0.06 dB
Analisis Jumlah e Node B LTE Untuk Kota Balikpapan Maria Ulfah
JST (Jurnal Sains Terapan) Vol 2, No 1 (2016): JST ( Jurnal Sains Terapan )
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Balikpapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32487/jst.v2i1.116

Abstract

AbstractThis study was conducted to determine the number of e node B for LTE 4G technology in Balikpapan City. The calculation of the number of e node B in terms of telecommunications network planning is needed, especially for new technologies to be deployed. In the studies used bandwidth of 10 MHz, calculation of the number of e node B until the next 5 years the number of e node is obtained for the first year 126 e node B that every year the number of e node B has increased to 143 last year calculation e Node. Keywords : e node B, LTE, Bandwidth  Abstrak         Penelitian ini dilakukan untuk menentukan jumlah e node B untuk teknologi 4G LTE di kota Balikpapan. Perhitungan jumlah e node B dalam hal perencaan jaringan telekomunikasi sangat diperlukan terutama bagi teknologi baru yang akan digelar. Pada penelitian memakai bandwith sebesar 10 MHz, dilakukan perhitungan jumlah e node B  sampai 5 tahun ke depan didapatkan jumlah e node untuk tahun pertama 121e node B yang setiap tahunnya jumlah e node B mengalami peningkatan sampai tahun perhitungan terakhir 143 e Node B.           Kata kunci : e node B, LTE, Bandwidth
Perhitungan Pathloss Teknologi 4G Maria Ulfah; Nurwahidah Jamal
Jurnal Teknologi Terpadu Vol 4, No 2 (2016): JTT ( Jurnal Teknologi Terpadu )
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32487/jtt.v4i2.142

Abstract

Propagasi gelombang melalui media transmisi udara sangatlah berperan penting bagi kelancaran komunikasi seluler, karena sinyal yang disalurkan oleh media transmisi udara yang akan diterima oleh penerima dipengaruhi oleh kontur bumi, media pantulan, penghalang (obstacle) serta jarak dan kemungkinan-kemungkinan yang tidak dapat diprediksi kemunculannya dan menghambat proses transmisi sinyal yang berlangsung.Penting dalam memperhitungkan rugi-rugi (pathloss) sinyal yang terjadi disepanjang saluran transmisi, karena mempengaruhi kualitas sinyal yang akan diterima. Dalam menentukan rugi-rugi sinyal digunakan model propagasi COST 231 karena sesuai dengan frekuensi 4G LTE yaitu 1800 MHz. Dalam penelitian ini dihitung rugi-rugi (pathloss) sinyal 4G LTE dengan variasi jarak antenna pemancar (E node B)  terhadap penerima (mobile station) yaitu 1 km, 5 km, 10 km, 15 km, 20 km, dengan ketinggian antenna pemancar 24  meter. Dari hasil perhitungan didapatkan semakin jauh jarak antara antena pemancar terhadap penerima maka nilai pathloss semakin besar yaitu dari 138.8853 dB menjadi 175.4915 dB  
RANCANG BANGUN SISTEM DAUR ULANG MINYAK GORENG BEKAS BERBASIS ALGORITMA FUZZY LOGIC Andi Sri Irtawaty; Maria Ulfah
Simetris: Jurnal Teknik Mesin, Elektro dan Ilmu Komputer Vol 9, No 2 (2018): JURNAL SIMETRIS VOLUME 9 NO 2 TAHUN 2018
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (466.751 KB) | DOI: 10.24176/simet.v9i2.2415

Abstract

Sistem pengolahan daur ulang minyak goreng bekas menjadi minyak goreng jernih dan biodiesel dilakukan secara otomatis menggunakan Arduino Mega berbasis Algoritma Fuzzy Logic dengan menggunakan software program arduino yang mirip dengan bahasa pemograman C (arduino). Tujuan akhir dari penelitian ini meningkatkan income perkapita bagi pengusaha gorengan dan menghemat pengeluaran belanja bagi ibu-ibu rumah tangga, serta mengurangi limbah minyak jelantah yang dapat mencemari lingkungan. Prosentase keakuratan hasil uji coba dari penelitian ini sebesar 90%. Untuk system daur ulang penjernihan minyak, pengendapan selama 24  jam menghasilkan penurunan kadar peroksida dan FFA sesuai standar SNI yaitu 1.25 dan 0.1119. Sedangkan untuk system daur ulang minyak jelantah menjadi biodiesel, pengendapan  selama 24 jam menghasilkan biodiesel yang dapat menjadi bahan bakar untuk mesin diesel.
Perhitungan Pathloss Teknologi Long Term Evolution (LTE) Berdasarkan Parameter Jarak E Node-B Terhadap Mobile Station di Balikpapan Maria Ulfah; Nurwahidah Djamal
JURNAL NASIONAL TEKNIK ELEKTRO Vol 5 No 3: November 2016
Publisher : Jurusan Teknik Elektro Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (466.814 KB) | DOI: 10.25077/jnte.v5n3.315.2016

Abstract

The farther the distance between sender and receiver in the mobile communication will be resulted in the losses (pathloss) signals that occur along the transmission line, which will affect the quality of the signal to be received. So that needs to be calculated losses (pathloss) for 4G LTE technology network in the city of Aberdeen to determine the pathloss increase with the addition of the distance between nodes E B- MS. In determining the loss signal used propagation model COST 231 because according to the frequency of 4G LTE 1800 MHz and for an urban area in this study was calculated losses (pathloss) signal 4G LTE with distance variation antenna transmitter (E node B) of the recipient ( mobile station) is 1 km, 5 km, 10 km, 15 km, 20 km, with a transmitter antenna height of 24 meters. From the results of the calculation, the greater the distance between the transmitter antenna towards the receiver pathloss value is the greater of 138.8853 175.4915 dB to dB. Meanwhile, if the receiver antenna height is enlarged to the distance d between the eNodeB with MS remain the pathloss value to decrease.Keywords: 4G LTE, pathloss, model propagasi C0ST 231 Abstrak-Semakin jauh jarak antara pengirim dan penerima dalam komunikasi seluler akan mengakibat terjadinya rugi-rugi (pathloss) sinyal yang terjadi disepanjang saluran transmisi, yang akan mempengaruhi kualitas sinyal yang akan diterima. Sehingga perlu dilakukan perhitungan rugi-rugi (pathloss) untuk jaringan teknologi 4G LTE di kota Balikpapan untuk mengetahui peningkatan pathloss dengan penambahan jarak antara E node B- MS. Dalam menentukan rugi-rugi sinyal digunakan model propagasi COST 231 karena sesuai dengan frekuensi 4G LTE yaitu 1800 MHz dan untuk wilayah urban Dalam penelitian ini dihitung rugi-rugi (pathloss) sinyal 4G LTE dengan variasi jarak antenna pemancar (E node B)  terhadap penerima (mobile station) yaitu 1 km, 5 km, 10 km, 15 km, 20 km, dengan ketinggian antenna pemancar 24  meter. Dari hasil perhitungan didapatkan semakin jauh jarak antara antena pemancar terhadap penerima maka nilai pathloss semakin besar yaitu dari 138.8853 dB menjadi 175.4915 dB. Sedangkan jika tinggi antena penerima diperbesar dengan jarak d antara eNodeB dengan MS tetap maka nilai pathloss menjadi menurun.Kata Kunci : 4G LTE, pathloss, model propagasi C0ST 231
RANCANG BANGUN AUTOMATIC HAND WASHING SYSTEM DI SD ISLAM ARRAHIIM KOTA BALIKPAPAN Andi Sri Irtawaty; Maria ulfah; Armin Armin
Ilmu Komputer untuk Masyarakat Vol 2, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (237.296 KB) | DOI: 10.33096/ilkomas.v2i1.885

Abstract

Munculnya penyakit covid-19 diawal tahun 2020, telah meresahkan masyarakat sedunia. Penyebarannya begitu cepat bahkan telah menimbulkan korban jiwa. Bahkan pemerintah telah menetapkan aturan 3M untuk mengurangi penyebarannya. 3M yaitu (memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan sesering mungkin menggunakan sabun dan air mengalir).Dalam mendukung program 3M tersebut, maka tim PkM Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Balikpapan, telah merancang sebuah automatic hand washing system yang dilengkapi dengan system kendali berupa arduino uno dan sensor ultrasonic. Alat ini dilengkapi kran otomatis, sabun otomatis dan pengering otomatis. Selain itu, juga dirancang beberapa unit handnityzer yang akan ditempatkan pada masing-masing kelas. Kegiatan PkM ini berlangsung selama 3 hari mulai 28 Juni sampai 30 Juni 2021 bertempat di Sekolah Dasar Arrahiim kota Balikpapan selaku mitra PkM.Dengan adanya automatic hand washing system dan handnitizer otomatis tersebut, maka diharapkan dapat membantu pemerintah dalam memutuskan rantai penyebaran virus corona
Aplikasi Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Clustering Polutan Kimia Penyebab Pencemaran Udara Nur Yanti; maria ulfah
Jurnal Teknologi Terpadu Vol 3, No 2 (2015): JTT ( Jurnal Teknologi Terpadu )
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32487/jtt.v3i2.82

Abstract

AbstractThe problemof air pollutionis a serious problemfaced bybig citiesinIndonesiaeveninthe world. Air pollutioncancome froma wide range,among others: motor vehicle fumes, factory smoke, industrieswaste, household waste, etc.The current airpollutionhas reachedalarminglevels, as supportedby the development ofthe industrial world, increasing human population, the greater the resultingenvironmental pollution. Decreasedair qualitydue tothe content ofchemical substancesaspollutantshave negative impacts onhuman lifethat ishealthyenvironmental degradation, health problems, toserious environmental damage.Increasedair pollutionasthe negative impactcausedby pollutants, pollutantsrequiredclusteringbased on the loadof pollutantscontaininghazardouschemicalsareproduced. Groupingpollutantsby usingArtificial Neural Network(ANN). Clusteringchemical pollutantsusing artificial neural networkmethodLearning Vector Quantization(LVQ) produce0.0011719learning rate, with a targeterror0001epochreached onthe 10th.Clusteringis generatedin the form ofareain the city ofBalikpapanas a regionalclusterbasedchemical pollutantscauseair pollutionandthe negative impact ofthese pollutants, as well asusedasinformationforregional development policiesin particular, in order totake appropriate measuresto preventandcope withair pollution.Keywords: Artificial Neural Networks, LVQ, ChemicalPollutants, Air Pollution. AbstrakMasalah pencemaran udara merupakan masalah serius yang dihadapi oleh kota-kota besar di Indonesia bahkan di dunia. Pencemaran udara dapat bersumber dari berbagai macam, antara lain : asap kendaraan bermotor, asap pabrik, limbah indutri, limbah rumah tangga dan sebagainya. Pencemaran udara saat ini sudah mencapai tingkat mengkhawatirkan, karena didukung oleh perkembangan dunia industri, meningkatnya populasi manusia mengakibatkan semakin besar pula terjadinya pencemaran lingkungan. Menurunnya kualitas udara akibat kandungan zat-zat kimia sebagai polutan membawa dampak negatif bagi kehidupan manusia yaitu menurunnya kualitas lingkungan sehat, gangguan kesehatan, hingga kerusakan lingkungan yang serius. Meningkatnya pencemaran udara sebagai dampak negatif yang disebabkan oleh polutan, diperlukan clustering polutan berdasarkan beban polutan yang mengandung zat-zat kimia berbahaya yang dihasilkan. Pengelompokan polutan dengan menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan (JST). Clustering polutan kimia menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan dengan metode Learning Vector Quantization (LVQ) menghasilkan learning rate 0.0011719, dengan target error 0.001 tercapai pada epoch ke-10. Clustering yang dihasilkan berupa daerah di wilyah Kota Balikpapan sebagai daerah cluster berdasarkan polutan kimia penyebab pencemaran udara dan dampak negatif akibat polutan tersebut, serta digunakan sebagai informasi untuk kebijakan pembangunan daerah khususnya, agar mengambil langkah yang tepat dalam mencegah dan mengatasi pencemaran udara.Kata Kunci : Jaringan Syaraf Tiruan, LVQ, Polutan Kimia, Pencemaran Udara.
Pengaruh Beamwidth, Gain dan Pola Radiasi terhadap Performansi Antena Penerima Andi Sri Irtawaty; Maria Ulfah; Hadiyanto Hadiyanto
Jurnal Teknologi Terpadu Vol 6, No 1 (2018): JTT (Jurnal Teknologi Terpadu)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32487/jtt.v6i1.434

Abstract

Pada penelitian ini akan dilakukan pengukuran beamwidth, gain dan pola radiasi untuk mengetahui performansi antenna penerima. Ada 4 jenis antenna penerima yang akan diuji dengan menggunakan 3 parameter ukur (beamwidth, gain dan pola radiasi), yaitu antenna dipole, antenna monopole, antenna circular loop dan antenna yagi.  [6 ]  Dalam pengujian performansi keempat antenna penerima tersebut, digunakan antenna yagi sebagai antenna pemancar.Proses pengukuran parameter-parameter antenna yagi sebagai antenna pemancar dan antenna dipole, antenna monopole, antenna circular loop dan antenna yagi sebagai antenna penerima dilakukan dengan sebuah alat/ trainer antenna yang dilengkapi software pendukung. Pengambilan data dilakukan pada  2 kondisi yaitu secara Line Of Sight (LOSS) dan menggunakan obstacle (NO-LOSS). Jarak antara antenna pemancar dan antenna penerima yaitu 1.5 meter, 2 meter, 2.5 meter, 3 meter dan 5 meter. Posisi kemiringan antenna juga menjadi faktor penentu dalam proses pengukuran. Ada 3 kategori yaitu, horisontal (antenna pengirim) dan horisontal (antenna penerima), vertical (antenna pengirim) dan vertical (antenna penerima)  serta kombinasi horizontal (antenna pengirim) dan vertical (antenna penerima). Jarak ukur antara antenna pemancar dan antenna penerima yang diujikan adalah 1.5 meter,  2 meter, 2.5 meter, 3 meter dan 5 meter. Hasil pengujian kualitas antenna menunjukkan bahwa diantara 4 jenis antenna (dipole, monopole, circular loop dan yagi), terbukti bahwa antenna yagi memiliki tingkat akurasi pengujian yang sangat sempurna sebesar 100%.. Antena yagi terbukti memiliki performansi yang terbaik sebagai antenna penerima dibandingkan antenna dipole, antenna monopole dan antenna circular loop untuk jangkauan coverage yang lebih jauh.
Analisa Coverage Area Jaringan 4G LTE Maria Ulfah
Jurnal Teknologi Terpadu Vol 5, No 1 (2017): JTT ( Jurnal Teknologi Terpadu )
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32487/jtt.v5i1.213

Abstract

AbstractThis study was conducted to determine the coverage area for  4G LTE  technology in East Balikpapan City from 2015 until 2020. Determination of 4G LTE network coverage area is urgently needed so that the user can be served and for the telecom operators can continue to improve the quality of its network. This research method is done by an analysis of coverage by the signal level for 5 years and compare the increasing of coverage area. In this study, the increase of the coverage area (coverage area) each year. In 2015, the coverage area of 98.565 km2 increased to 151.835 km2 in 2020. Keywords : e node B, LTE, coverage area AbstrakPenelitian ini dilakukan untuk menentukan wilayah jangkauan (coverage area) untuk layanan jaringn 4G LTE di Balikpapan Timur dari tahun 2015 sampai tahun 2020. Penentuan coverage area jaringan 4G LTE ini sangat diperlukan agar pengguna (user) dapat terlayani dan bagi sisi operator telekomunikasi dapat terus meningkatkan kualitas jaringannya. Metode penelitian ini dilakukan dengan melakukan analisa coverage by signal level selama 5 tahun  dan membandingkan pertambahan coverage area. Pada penelitian ini didapatkan pertambahan jumlah daerah jangkuan  (coverage area) setiap tahunnya. Pada tahun 2015 coverage area sebesar 98,565 km2 meningkat menjadi sebesar 151,835 km2 pada tahun 2020. Kata kunci : e node B, LTE, daerah jangkauan