Articles
Kebijakan Komunikasi dalam Membangun Masyarakat Sadar Wisata Di Kabupaten Bengkalis-Riau
Yasir, Yasir;
Nurjanah, Nurjanah;
Salam, Noor Efni;
Yohana, Nova
Jurnal Studi Komunikasi Vol 3, No 3 (2019)
Publisher : Faculty of Communications Science, Dr. Soetomo University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (629.039 KB)
|
DOI: 10.25139/jsk.v3i3.1548
Tourism development policies requires the active community participation. This study aims to understand the policy and communication tourism in developing community tourism awareness in Bengkalis Regency. The research method used in this study is a case study. The results show the tourism policy in Bengkalis Regency is based on the laws and regulations of the central government in synergy with the government of Riau Province. The communication tourism of government is done by forming and mobilising some groups in the community as tourism awareness groups. Tourism development requires good communication policy, because both have an inseparable relationship in building a sustainable tourist destination. The government should coordinate and evaluate all the communication activities regularly not only within the internal service of the government, but also carried out together with the stakeholders involved.
MODERNIZATION OF FISHERY AND CONFLICT AMONG FISHERMEN IN BENGKALIS DISTRICT OF RIAU PROVINCE
Yasir Yasir;
Nurjanah Nurjanah;
Noor Efni Salam
Jurnal Kawistara Vol 9, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Gadjah Mada
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (829.069 KB)
|
DOI: 10.22146/kawistara.39648
Modernization fishery tools facilitated by government support is assumed to help improving fishermen incomes. However, on reality the introduction of the more advanced tools has also posed challenges to the traditional fishermen. Modernization of fishery technology can also caused conflict between fishermen. This found evidence in the conflict between longline (rawai) fishers and trawl fishers in Bengkalis District-Riau has occurred for more than 30 years. The modernization of fishing gear by government is one of the triggers of the conflict. This research aims to uncover the root causes of conflict and understand communication management to overcome the conflict between traditional and modern fishers. This research used the qualitative and explorative method. The results show that the conflict among fishers in the coastal area of Bengkalis occurs due to the use of trawl and the territorial dispute in fishing. The causes of conflict between fishers are related to lack of rule understanding, economic inequality, and differences in value and culture. Government delivery of the aid that is not sensitive to the need fo traditional fishermen play role in the conflict. This is due to the problem communication management. The resolution of the conflicts at the Fishers community level is possible if the government is able to build the atmosphere through appropriate policies, programs and communication ways for the Fishers community.
KOMUNIKASI INTRAPERSONAL PASIEN HYPNOBIRTHING DI RUMAH SAKIT BERSALIN ANNISA PEKANBARU
Dang Syaras;
Yasir Yasir;
Welly Wirman
Jurnal Riset Komunikasi Vol 2 No 1 (2019): Februari 2019
Publisher : Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komuniasi (ASPIKOM) Wilayah Riau
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24329/jurkom.v2i1.49
Hypnobirthing merupakan metode self hypnosis diperuntungkan untuk ibu hamil selama masa kehamilan dan proses persalinan. Selama melakukan hypnobirthing terjadi komunikasi yang hanya dirasakan dan dialami oleh pasien hypnobirthing itu sendiri atau disebut dengan komunikasi intrapersonal. Fokus penelitian ini adalah bagaimana komunikasi intrapersonal pasien hypnobirthing di Rumah Sakit Bersalin Annisa Pekanbaru selama kehamilan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Informan dari penelitian ini terdiri dari 8 orang pasien Rumah sakit bersalin Annisa Pekanbaru sedangkan objek penelitian ini adalah komunikasi intrapersonal pasien hypnobirthing di Rumah Sakit Bersalin Annisa Pekanbaru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi intrapersonal pasien hypnobirthing selama kehamilan dimulai dari persepsi terhadap hypnobirthing. Hypnobirthing disimpan dalam ingatan dan ditelaah dalam proses berpikir dikontrol oleh interaksi antar organ tubuh, maka terjadi biologi komunikasi menghasilkan perubahan selama kehamilan dan persalinan.
Konvergensi Surat Kabar Harian Riau Pos dalam Persaingan Media Siber
Ramadhani Indah Al Dillah;
Yasir Yasir
Jurnal Pewarta Indonesia Vol 3, No 2 (2021): Jurnal Pewarta Indonesia
Publisher : Persatuan Wartawan Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.25008/jpi.v3i2.82
Konvergensi menjadi langkah mutlak bagi Surat Kabar Haraian Riau Pos untuk dapat mempertahankan eksistensi di tengah ketatnya persaingan media. Media massa harus berjalan beriringan dengan globalisasi dan internet untuk terus bertahan, apalagi di tengah pandemi yang memperparah badai industri media kini.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teori Konvergensi Kontinum dari Daily, Demo, Spillman.Hasil penelitian menemukan, Riau Pos telah melaksanakan seluruh tahapan Konvergensi Kontinum.Cross Promotion, Clonning, Coopetition, dan Content Sharing yang dilakukan Riau Pos bersama-sama dengan media di bawah Riau Pos Grup (RPG) dan perusahaan utama yakni Jawa Pos Group (JPG). Dasar dari pelaksanaan konvergensi ini adalah kolaborasi yang saling menonjolkan karakteristik masing-masing platform. Full convergence telah terlaksana meskipun belum sempurna, dengan pengimplementasian 3M yakni Multichannel, Multimedia, dan Multiplatform. Seluruh tahapan konvergensi inilah yang dimaksudkan dalam Teori Konvergensi Kontinum. Dalam mengatur tarif iklan, Riau Pos melakukan adaptasi tarif semenjak adanya website dan media sosial. Selain itu dilakukan pula strategi bina relasi dan seasonal promotion.
Political Economy of Religious and Cultural Symbols in the Soap Opera of Tukang Bubur Naik Haji At RCTI
Yasir Yasir
Al-Ulum Vol. 15 No. 1 (2015): Al-Ulum
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (671.62 KB)
|
DOI: 10.30603/au.v15i1.220
Television is a very influential media and important tool in capital accumulation. This study aims to reveal the use of Islamic and Betawi ethnic symbols, workers, and also the audiences of Tukang Bubur Naik Haji (TBNH) soap opera at RCTI. This research used a political economy of communication perspective. The data were collected by using interview, observation, documentation, and literature study. The result shows that the religious symbols of Islam and Betawi culture have been exploited as comodity to be traded. Those symbols have been commercialized dan manipulated through the use of sensational, provocative, and hyperbole words or sentences to entertain audiences and to attract the advertisers. The hyper-comercialization and politicization of symbols caused the soap opera workers and Moslem audiences have been exploited.
Fenomena Komunikasi Muslimat Bercadar melalui Media Sosial di Pekanbaru (The Communication Phenomenon of Woman Muslim Wearing Veil through Social Media in Pekanbaru)
Adriani Rahmida Hayati;
Yasir Yasir;
Noor Efni Salam
Jurnal Dakwah Risalah Vol 31, No 1 (2020): June 2020
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24014/jdr.v31i1.9949
This study aims to describe the phenomenon of veiled muslim woman communication in Pekanbaru in using social media. This research reveals the communication experience, self-concept, and motives of veiled muslim women through the use of social media, with qualitative methods and phenomenological approaches. The results showed that the experience of veiled muslim women communication using social media from various aspects, with the best experience of meeting new fellow Muslims, to the unpleasant experience was considered a terrorist. Their self-concept in the use of social media is to create a positive self-concept with a friendly nature because the Islamic religion teaches creating good relationships among muslims as the Prophet of Allah exhorts. Other motives, veiled muslim women use social media as a means of promotion for businesses, obtain religious studies, and communication for understanding religious beliefs.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI COMMUNITY BASED TOURISM (CBT) DALAM MEWUJUDKAN DESA WISATA KOTO SENTAJO
Yasir Yasir
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 27, No 4 (2021): OKTOBER-DESEMBER
Publisher : Universitas Negeri Medan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24114/jpkm.v27i4.23283
Pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi yang paling cepat berkembang dan berkontribusi dalam memerangi ketidaksetaraan dan ketimpangan ekonomi. Sebagai desa cagar budaya, desa Koto Sentajo sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai desa wisata andalan di Provinsi Riau. Perkembangan kegiatan pariwisata di Desa Koto Sentajo masih belum optimal. Oleh karena itu tim berupaya untuk membantu memberikan solusi atas permasalahan-permasalahan yang ada dalam pengembangan menuju desa wisata yang mandiri. Pendekatan community based tourism (CBT) digunakan untuk pengabdian dalam mengembangkan desa wisata Koto Sentajo. Kegiatan pemberdayaan telah mengidentifikasi, merencanakan dan mengembangkan potensi desa Koto Sentajo sebagai desa wisata berbasis warisan budaya. Kegiatan pengabdian ini telah berhasil melakukan perubahan pada Desa Koto Sentajo melalui pendampingan yang berkerjasama dengan Kemenparekraf. Kegiatan pemetaan, sosialisasi, pelatihan, dan pendampingan telah mengubah desa ini menjadi desa wisata, meskipun belum mandiri. Pemberitaan yang luas ini dapat dijadikan modal dasar dalam mengembangkan kegiatan-kegiatan wisata yang berbasiskan keindahan alam, kekayaan kuliner, dan kearifan lokal. Kegiatan pendampingan ini memberikan peluang terbukanya komunikasi yang erat antar stakeholder desa wisata. Pengabdian ini akan menarik dikembangkan baik melalui penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat agar berinergi dengan kebijakan pemerintah setempat dalam pengembangan wisata berbasis budaya.
Komunikasi pariwisata dalam pengembangan destinasi wisata di Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar
Yasir Yasir
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 9, No 1 (2021): June 2021
Publisher : Universitas Padjadjaran
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (660.697 KB)
|
DOI: 10.24198/jkk.v9i1.26170
Pariwisata merupakan industri yang berkembang pesat secara global dan saat ini menjadi sumber pekerjaan dan mata pencaharian bagi banyak orang. Pembangunan pariwisata di daerah sebagai salah satu sektor pembangunan tidak dapat dilepaskan dari pembangunan masyarakat lokal dan pembangunan fasilitas pendukungnya. Salah satu faktor keberhasilan pengembangan sebuah destinasi wisata adalah komunikasi. Melalui komunikasi peluang keterkenalan suatu destinasi wisata akan terbuka semakin lebar dikenal oleh masyarakat luas. Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan komunikasi pariwisata dalam pengembangan destinasi wisata dan menjelaskan partisipasi masyarakat dan memahami model perencanaan komunikasi pariwisata dalam pengembangan destinasi wisata di Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi pariwisata pemerintah Kabupaten Kampar dalam mengembangkan destinasi wisata adalah dengan membentuk beberapa desa wisata, membina kelompok sadar wisata (Pokdarwis), dan mengembangkan partisipasi masyarakat pada daerah destinasi wisata yang melibatkan stakeholder pemerintah dan akademisi melalui pengabdian masyarakat. Simpulan penelitian menunjukkan bahwa Komunikasi pariwisata dalam pengembangan destinasi wisata Pulau Belimbing Kecamatan Kuok di Kabupaten Kampar dilakukan dengan cara membina dan memberdayakan kelompok sadar wisata (Pokdarwis), melibatkan partisipasi masyarakat sekitar destinasi wisata, dan kampanye wisata yang mengusung tema Wisata Agro-Cultural. Adapun saran nya adalah sebaiknya perencanaan komunikasi pariwisata di kawasan destinasi wisata Pulau Belimbing sebaiknya pemerintah mengembangkan komunikasi yang lebih kreatif, terintegrasi dan berkelanjutan dalam melakukan pembinaan menyesuaikan pada aspirasi masyarakat setempat.
MANAJEMEN KOMUNIKASI DINAS PARIWISATA KEBUDAYAAN, KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA DALAM MENGEMBANGKAN POTENSI DESA WISATA DI KABUPATEN BENGKALIS
Nova Yohana;
Yasir Rumyeni
Jurnal Komunikasi Vol 13, No 1 (2019): Maret
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi UTM
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (681.97 KB)
|
DOI: 10.21107/ilkom.v13i1.5211
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis manajemen komunikasi yang dilakukan Disparbudpora yakni perencanaan, pengorganisasi, penggerakan, pengawasan dan evaluasi komunikasi dalam program pengembangan potensi Desa Wisata di Kabupaten Bengkalis. Metode penelitian ini adalah metode kualitatif. Teknik penentuan informan dilakukan secara purposif yaitu dengan memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, studi dokumentasi dan observasi.Teknik analisis data menggunakan model model analisis interaktif Miles dan Hubermann. Teknik keabsahan data melalui triangulasi, dan perpanjangan keikutsertaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada proses perencanaan komunikasi dimulai dari pemetaan potensi sumber daya alam untuk kawasan pedesaan yang layak dikembangkan menjadi Desa Wisata, analisis kesiapan pemerintah, masyarakat dan pihak swasta, serta perencanaan anggaran dalam kegiatan anggaran APBD. Pada proses pengorganisasian dan penggerakan melalui koordinasi berupa komunikasi vertikal dan horizontal dengan pembentukan Unit pelayanan terpadu (UPT), badan pengelola desa wisata dan kelompok sadar wisata. Pelaksanaan pengembangan potensi desa wisata dilakukan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada. Pengawasan dan evaluasi komunikasi belum sepenuhnya dilakukan Disparbudpora dikarenakan program pengembangan potensi Desa Wisata Kabupaten Bengkalis baru dimulaiĀ dan belum sepenuhnya mendapat dukungan dari, pemerintah, masyarakat dan pihak swasta.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR DESA TELUK PAMBANG KECAMATAN BANTAN KABUPATEN BENGKALIS MELALUI PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN EKOSISTEM MANGROVE SEBAGAI EKOWISATA BERBASIS KEARIFAN LOKAL DAN EKONOMI KREATIF
Nova Yohana;
Anuar Rasyid;
Yasir Jufri;
Nurjanah Nurjanah;
Evawani Elysa Lubis;
Ahmad Rifqi
BULETIN ILMIAH NAGARI MEMBANGUN Vol 2 No 4 (2019)
Publisher : LPPM (Institute for Research and Community Services) Universitas Andalas Padang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1512.952 KB)
|
DOI: 10.25077/bina.v2i4.111
The activity was carried out in Teluk Pambang Village, Bantan District, Bengkalis Regency. This activity is due to the local community's lack of awareness of the importance of managing and utilizing mangrove ecosystems that have ecological, social, and economic functions. The purpose of this activity is to provide a comprehensive understanding to the community about the importance of mangrove forest management and utilization to maintain environmental balance in coastal areas, the prospect of economically valuable mangrove ecotourism, providing knowledge of the importance of local wisdom values as a support for the attractiveness of mangrove ecotourism development, and the importance of forming a tourism awareness group as a form of active community contribution in utilizing the potential of sustainable community-based ecotourism. This activity's target is the community living in Teluk Pambang Village, especially the Mangrove Management Group and the Local Government. The implementation method starts with the survey and implementation in the field. This activity involved 12 Riau University students from various disciplines. The results obtained from this activity are the active participation of the community to participate in identifying potentials and ideas for developing Mangrove ecotourism and establishing partnerships with the Village Government and mangrove management groups in the context of community empowerment through the management and utilization of mangrove ecosystems as ecotourism based on local wisdom and creative economy in Teluk Pambang Village.