Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search
Journal : Ringkang Jurnal Seni Tari dan Pendidikan Seni Tari

Tari Kadikusuraan Nyi Mas Gandasari inez pricillia rahmah; Yuliawan Kasmahidayat; Ayo Sunaryo
Ringkang : Kajian Seni Tari dan Pendidikan Seni Tari Vol 1, No 3 (2021): Desember, 2021
Publisher : Departemen Pendidikan Seni Tari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/ringkang.v1i3.37943

Abstract

Tari Kadiksuraan Nyimas Gandasari menceritakan seseorang wanita yang menjadi legenda di Cirebon dengan latar belakang sejarah Nyi Ratu Mas Gandasari yang mengadakan sayembara untuk menentukan pendamping hidupnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana ide penciptaan yang melatar belakangi terciptanya Tari Kadiksuraan Nyimas Gandasari, mendeskripsikan simbol dan makna gerak, rias, busana dari Tari Kadiksuraan Nyimas Gandasari di Sanggar Purbasari. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif. Partisipan dari penelitian ini adalah koreografer Tari Kadiksuraan Nyi Mas Gandasari dan peserta didik dari Sanggar Purbasari. Teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi dan studi literature. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Tari Kadiksuraan Nyimas Gandasari ini memiliki makna dan simbol yang terdapat pada gerak, rias dan busananya. Gerak yang digunakan dalam tari ini adalah gerak-gerak kanuragan dan tari topeng Cirebon. Gerak tari memiliki beberapa makna dan simbol yaitu kecantikan, keindahan, keberanian, ketangguhan, dan kekuatan. Tata rias Tari Kadiksuraan Nyimas Gandasari memiliki makna kegagahan, kecantikan dan keberanian. Makna pada busananya yaitu melambangkan sebuah keberanian dan ketangguhan. Sebagai koreografer dari Tari Kadiksuraan Nyimas Gandasari agar terus berkarya memberikan inovasi-inovasi baru yang dapat menarik perhatian pemuda di era sekarang dan tidak meninggalkan ciri khas dari gaya tari yang melekat.
Pertunjukan Tari Tor-tor Patung Sigale-gale di Desa Ambarita Kabupaten Samosir Nurcahaya Sihombing; Yuliawan Kasmahidayat; Ayo Sunaryo
Ringkang : Kajian Seni Tari dan Pendidikan Seni Tari Vol 2, No 1 (2022): Februari, 2022
Publisher : Departemen Pendidikan Seni Tari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/ringkang.v2i1.37952

Abstract

Tari Tor-tor patung sigale-gale adalah sebagian dari tarian tradisional Batak Toba yang terdapat di Sumatra Utara yaitu di Desa Ambarita Kabupaten Samosir. Tujuan penelitian ini yaitu agar dapat mendeskripsikan bagaimana latar belakang, struktur pertunjukan, dan fungsi dari Tari Tor-tor patung sigale-gale. Penelitian ini memakai pendekatan kualitatif juga metode deskriptif. Partisipan pada penelitian ini adalah seorang pemandu yang biasa menjelaskan kepada pengunjung mengenai sejarah patung Sigale-gale, pemain patung Sigale-gale, dan tokoh masyarakat di Desa Ambarita Kabupaten Samosir. Teknik yang dipakai pada pengumpulan data yaitu teknik observasi, wawancara, dokumentasi, juga studi literatur. Hasil dari penelitian ini adalah terdapatnya perbedaan pertunjukan patung Sigale-gale yang memiliki perkembangan dari dulu sampai saat ini. pada saat sekarang ini untuk menggerakkan patung Sigale-gale dapat dimainkan oleh satu orang dengan menarik tali yang berada di belakang patung Sigale-gale, yang dimana dahulu harus dimainkan lebih dari tiga orang atau lebih. Supaya terhindar dari kepunahan, maka masyarakat harus melestarikan Tari Tor-tor patung sigale-gale dengan memberikan materi tari tersebut kepada pendidikan formal maupun nonformal di daerah setempat atau di seluruh Indonesia. Kata Kunci: Tari Tor-tor patung sigale-gale, Pertunjukan, Desa Ambarita Samosir
NILAI SPIRITUAL PADA TARI KIAMAT Pinky TasyaDhila; Yuliawan Kasmahidayat; Ayo Sunaryo
Ringkang : Kajian Seni Tari dan Pendidikan Seni Tari Vol 2, No 1 (2022): Februari, 2022
Publisher : Departemen Pendidikan Seni Tari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/ringkang.v2i1.44426

Abstract

Diantara banyaknya kebudayaan yang ada di Lampung, terdapat bentuk tarian yang mengandung nilai-nilai adat yang disajikan dalam bentuk ritual, salah satunya adalah Tari Kiamat. Tari Kiamat merupakan tarian penutup ruwah atau pernikahan adat Keratuan Darah Putih selama tujuh hari tujuh malam yang disebut nuhot. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk mendeskripsikan Tari Kiamat pada upacara adat perkawinan di Desa Kuripan Keratuan Darah Putih Lampung Selatan dan untuk menganalisis nilai spiritual Tari Kiamat yang terdapat pada upacara adat perkawinan di Desa Kuripan Keratuan Darah Putih Lampung Selatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dan metode deskriptif. Partisipan pada penelitian ini yaitu penasihat atau juru bicara Keratuan Darah Putih, pelatih Tari Kiamat di Sanggar Intan Kuripan, dan pelaku Tari Kiamat yang lebih memahami bentuk penyajian atau pertunjukkan Tari Kiamat. Teknik penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data adalah teknik observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka. Hasil dari penelitian ini adalah terdapatnya nilai spiritual pada Tari Kiamat  karena sebelum Tarian ini disajikan, para penari diwajibkan untuk memenuhi syarat yaitu harus dalam keadaan bersih dan tidak boleh haid karena para penari harus melakukan puasa selama 3 hari supaya saat tari kiamat ini disajikan semua acaranya dapat berjalan dengan baik, lancar dan diberikan keselamatan. 
PERTUNJUKAN KESENIAN EBEG listiana nuraeni; Yoyoh St Mariah; Ayo Sunaryo
Ringkang : Kajian Seni Tari dan Pendidikan Seni Tari Vol 2, No 1 (2022): Februari, 2022
Publisher : Departemen Pendidikan Seni Tari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/ringkang.v2i1.37889

Abstract

Abstrak                                                                                               Penelitian ini membahas mengenai kesenian Ebeg Grup Mugi Budoyo yang merupakan kesenian khas dari daerah Karang jambu, Kecamatan Cipari, Kabupaten Cilacap. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan kesenian Ebeg Grup Mugi Budoyo yang merupakan keseniah tradisional dari Kabupaten Cilacap. Penelitian ini menggunakan kajian etnokoreologi sebagai landasan teori yang disandingkan dengan konsep koreografi dan komposisi untuk menganalisi gerak serta perubahan gerak. Desain penelitian yang digunakan ialah deskripstif analisis dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan informasi pada riset ini dicoba dengan observasi, wawancara, dokumentasi, dan  studi literatur. Hasil riset secara umum Pertunjukan kesenian Ebeg Grup Mugi Budoyo urutannya tidak selalu sama, dikarenakan jangka waktu atau durasi yang berbeda dan acara yang ditunjukan berbeda. Seni Ebeg grup Mugi Budoyo telah dikomersilkan, sehingga tiap pementasan terkait pada kondisi serta cuaca setempat, dan permohonan dari penggelar acara ataupun kegiatan. Secara keseluruhan struktur pertunjukan Ebeg Grup Mugi Budoyo yaitu: pembukaan, inti dan penutup. Agar kesenian Ebeg terhindar dari kepunahan, maka harus ada regenerasi pemain kesenian Ebeg, mulai dari penari, penayagan, dan pawang yang sudah berusia lanjut. 
PEMBELAJARAN TARI TRADISIONAL CAMPAK DI SANGGAR SENI LAWANG BUDAYA Mona Dwi Ayuni; Ayo Sunaryo; Sri Dinar Munsan
Ringkang : Kajian Seni Tari dan Pendidikan Seni Tari Vol 2, No 3 (2022): Desember, 2022
Publisher : Departemen Pendidikan Seni Tari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/ringkang.v2i3.36783

Abstract

Pembelajaran tari tradisional Campak di Sanggar Seni Lawang Budaya yang disampaikan pelatih tari kepada peserta didik di Sanggar Seni Lawang Budaya sebagai pendidikan non formal. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perencanaan pembelajaran tari tradisional campak di Sanggar Seni Lawang Budaya, mendeskripsikan proses pembelajaran tari tradisional Campak di Sanggar Seni Lawang Budaya, dan mendeskripsikan hasil pembelajaran tari tradisional Campak di Sanggar Seni Lawang Budaya. Metode pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu participatory observation, in depth interview, dokumentasi, dan triangulasi. Data dianalisis dengan tahapan reduksi data, penyajian data, dan pengambilan kesimpulan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan pembelajaran tari tradisional Campak di Sanggar Seni Lawang Budaya memiliki tujuan pembelajaran agar peserta didik dapat memahami gerak, menghafal gerak, memahami teknik yang diberikan, menguasai wiraga, wirahma, dan wirasa yang sesuai dengan karakter tarian dan mempraktikkan materi yang diajarkan dengan baik dan penuh percaya diri agar dapat mewujudkan visi, misi, dan tujuan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran sangat membantu terciptanya proses pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan dengan penggunaan komponen-komponen pembelajaran yaitu tujuan, materi, media dan metode, kegiatan pembelajaran, serta evaluasi pembelajaran. Hasil pembelajaran tari tradisional Campak dilakukan sebagai cara mengevaluasi kualitas peserta didik dalam mempraktikkan gerak tari tradisional Campak melalui peniruan, eksplorasi, maupun kemampuan diri dengan kemampuan menguasai bentuk gerak, iringan musik, dan penghayatan mempraktikkan tarian serta olah rasa.
TARI RONGGENG LENCO DI DESA CURUGRENDENG shafa Nurulia WIjaya; Ayo Sunaryo; Ace Iwan Suryawan
Ringkang : Kajian Seni Tari dan Pendidikan Seni Tari Vol 3, No 01 (2023): Februari, 2023
Publisher : Departemen Pendidikan Seni Tari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/ringkang.v3i01.55640

Abstract

Tari Ronggeng Lenco merupakan tari rakyat yang telah dikreasikan. Tari Ronggeng Lenco telah dipatenkan pada tahun 2012 di Desa Curugrendeng Kabupaten Subang. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan Ide Penciptaan, Koreografi dan Fungsi yang terdapat pada Tari Ronggeng Lenco di Desa Curugrendeng Kabupaten Subang. Tari Ronggeng Lenco digerlarkan di pelataran halaman rumah warga yang cukup luas, dimulai pada pukul 20.00 malam hingga dini hari. Pada ide penciptaan sebuah Tari Ronggeng Lenco, memiliki tiga tahapan yaitu: tahap eksplorasi, tahap improvisasi dan tahap pembentukan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analisis. Teknik pengumpulan data yang peneliti lakukan yaitu melalui observasi, dokumentasi dan juga wawancara. Serta teknik analisis data yang digunakan yaitu melalui reduksi data dengan cara memilah data yang telah diterima saat peneliti terjun langsung ke lapangan. Berdasarkan hasil data yang telah diterima pada saat peneliti, dapat dijelaskan bahwa ronggeng telah hidup pada masa kolonial Belanda di tahun 1839, namun hilang pada tahun 1944. Kemudian pada tahun 2012 ronggeng dihidupkan kembali sebagaimana di Kabupaten Subang terdapat ketuk tiluan dan dikembangkan kembali karena sebuah inovasi sehingga lahirlah nama ronggeng menjadi Ronggeng Lenco. Koreografi pada Tari Ronggeng Lenco memiliki tiga kategori gerak yaitu Pure Movement, Gesture dan Locomotion. Tari Ronggeng Lenco memiliki fungsi sebagai sarana hiburan di Desa Curugrendeng untuk masyarakat.
IMPLEMENTASI EDUCATION GAMES TERHADAP PENINGKATAN MINAT BELAJAR SENI TARI Pratika Tazkia; Ayo Sunaryo
Ringkang : Kajian Seni Tari dan Pendidikan Seni Tari Vol 3, No 02 (2023): AGUSTUS, 2023
Publisher : Departemen Pendidikan Seni Tari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/ringkang.v3i02.36861

Abstract

Dalam pembelajaran seni tari, terkadang guru mengalami kendala dalam prosesnya. Salah satu nya disebabkan karena peserta didik memiliki minat belajar yang rendah. Rendahnya minat belajar peserta didik dikarenakan pembelajaran yang disajikan bersifat monoton, sehingga membuat peserta didik bosan dan tidak bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, guru harus memiliki inovasi dalam menciptakan pembelajaran yang menarik dengan merancang media pembelajaran yang bervariatif. Education games sebagai media pembelajaran mampu memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dengan unsur mendidik di dalamnya. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk memaparkan implementasi education games terhadap peningkatan minat belajar siswa pada pembelajaran seni tari untuk memperbaiki kualitas belajar siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah Classroom Action Research atau Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan pendekatan kualitatif. Adapun tahapan PTK yang digunakan menurut Kurt Lewin dengan 4 kompenen yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Objek penelitian ini yaitu siswa kelas VIII F SMPN 5 Bandung yang berjumlah 34 siswa. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu melalui observasi, wawancara, angket, studi literatur, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada peningkatan minat belajar siswa setelah dilakukan treatment pembelajaran seni tari menggunakan education games dilihat dari antusias dan keaktifan siswa dalam melakukan pembelajaran seni tari, yang diperkuat dengan hasil perolehan angket dengan nilai pra siklus 58,62%, siklus I 70,5%, dan siklus II 75,5%. Hasil tersebut mencakup indikator minat belajar yaitu perasaan senang, ketertarikan, perhatian, dan keterlibatan. Dengan demikian, penggunaan education games dalam pembelajaran seni tari mampu memberikan pengaruh positif sehingga menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dan dapat meningkatkan minat belajar peserta didik.