Desniar - -
Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Darmaga, Jalan Agatis, Telepon. (0251) 8622909-8622906, Faks. (0251) 8622907, Bogor-Jawa Barat 16680.

Published : 38 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

Aktivitas Antioksidan dan Antibakteri Hidrolisat Protein Hasil Fermentasi Telur Ikan Cakalang Rifki Prayoga Aditia; Desniar Desniar; Wini Trilaksani
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 21 No 1 (2018): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 21(1)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.147 KB) | DOI: 10.17844/jphpi.v21i1.21256

Abstract

Telur ikan cakalang sebagai hasil samping pengolahan ikan asap potensial dimanfaatkan sebagai hidrolisat protein. Hidrolisis menggunakan fermentasi bakteri diharapkan menghasilkan peptida bioaktif yang bersifat antioksidan dan antibakteri pada hidrolisat protein telur ikan cakalang. Penelitian ini bertujuan menentukan aktivitas antioksidan dan antibakteri dari hidrolisat protein hasil fermentasi telur ikan cakalang. Penelitian dilakukan secara deskriptif. Pembuatan hidrolisat protein menggunakan 3 perlakuan fermentasi yaitu fermentasi spontan (FS), fermentasi menggunakan starter tunggal L. plantarum SK 5 (FL) dan fermentasi menggunakan bakteri endogenous serta ditambah bakteri L. plantarum SK 5 (FSL). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa total BAL (bakteri asam laktat) perlakuan FS meningkat hingga jam ke-48 fermentasi lalu menurun hingga akhir fermentasi. Perubahan total BAL yang cenderung statis terjadi pada perlakuan FSL, sedangkan pada perlakuan FL terjadi penurunan hingga jam ke-48 lalu cenderung statis hingga akhir fermentasi. Total mikroba aerob pada perlakuan FS dan FSL mengalami penurunan hingga jam ke-48 fermentasi, sedangkan pada perlakuan FL total mikroba aerob dari awal hingga akhir fermentasi terhitung sama dengan total BAL. Nilai absorbansi pengujianasam amino bebas pada perlakuan FS meningkat paling tinggi selama fermentasi. Aktivitas antioksidan dari hidrolisat protein perlakuan FS dan FSL mengalami penurunan seiring bertambahnya waktu fermentasi, sedangkan aktivitas antioksidan pada perlakuan FL tidak mengalami peningkatan setelahfermentasi. Aktivitas antibakteri tertinggi terjadi pada hidrolisat protein perlakuan FL pada konsentrasi 0,5 mg/μL dengan lama waktu fermentasi 48 jam. Zona hambat yang terbentuk tergolong sedang.
PERUBAHAN PARAMETER KIMIA DAN MIKROBIOLOGI SERTA ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ASAM SELAMA FERMENTASI BEKASAM IKAN MAS (Cyprinus carpio) Desniar Desniar; Iriani Setyaningsih; Retno Santi Sumardi
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 15 No 3 (2012): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 15 (3)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.604 KB) | DOI: 10.17844/jphpi.v15i3.21435

Abstract

Bekasam merupakan salah satu produk fermentasi ikan yang rasanya asam dan banyak mengandung bakteri asam laktat (BAL). Pembuatan bekasam umumnya menggunakan bahan baku ikan air tawar denganpenambahan garam dan sumber karbohidrat (nasi dan tapai) lama fermentasi 4-10 hari. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan perubahan kimia dan mikrobiologi yang terjadi selama fermentasi; dan mengisolasi serta mengkarakterisasi isolat bakteri penghasil asam selama fermentasi bekasam ikan mas (Cyprinus carpio). Penelitian ini meliputi pembuatan bekasam (lama fermentasi 10 hari), analisis kimia dan mikrobiologi selama fermentasi (pengukuran pH, total asam tertitrasi, kadar garam, total mikroba (TPC), total bakteri penghasil asam) dan isolasi bakteri penghasil asam serta karakterisasinya. Selama fermentasi bekasam (10 hari) kadar garam, nilai pH, total mikroba mengalami penurunan, total asam tertitrasi meningkat, sedangkan nilai total bakteri penghasil asam meningkat sampai fermentasi hari ke-6 (H6) namun menurun setelah H6 sampai H10. Isolat bakteri penghasil asam diperoleh sebanyak 29 isolat. Semua isolat merupakan bakteri Gram positif dansebagian besar memiliki bentuk sel batang dan bulat, 6 isolat tidak motil, 23 isolat tidak berendospora, 19 isolat katalase negatif, 10 isolat oksidase negatif dan 7 isolat bersifat proteolitik. Berdasarkan hasil karakterisasiterhadap ke-29 isolat, diduga terdapat bakteri asam laktat yang berperan selama fermentasi bekasam ikan mas.
Karakteristik Ikan Asin Kambing-Kambing (Canthidermis Maculata) dengan Penggaraman Kering Akbardiansyah Akbardiansyah; Desniar Desniar; Uju Uju
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 21 No 2 (2018): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 21(2)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.434 KB) | DOI: 10.17844/jphpi.v21i2.23090

Abstract

Ikan kambing-kambing (Canthidermis maculata) merupakan ikan demersal yang potensial. Salah satuproduk olahan dari ikan kambing-kambing adalah ikan asin. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukanpengaruh konsentrasi garam dan lama penggaraman terhadap karakteristik ikan asin yang dihasilkan.Penelitian dilakukan dalam dua tahap, tahap pertama adalah preparasi bahan baku tahap kedua pembuatanikan asin menggunakan metode penggaraman kering dengan konsentrasi garam 5%, 10% dan 15% denganlama penggaraman 12 jam dan 24 jam. Analisis data pada pruduk ikan asin kering menggunakan rancanganacak lengkap faktorial (RALF) dengan dua kali ulangan Ikan kambing-kambing yang digunakan sebagaibahan baku dengan nilai organoleptik 7-9. Komposisi kimia dan total mikroba ikan kambing-kambingdengan kadar air yaitu 77,00±0,32% abu 0,96±0,01% lemak 0,59±0,11% protein 20,58±0,16% karbohidrat0,89±0,05% pH 6,46±0,03%, dan total mikroba 6,13x103. Konsentrasi garam dan lama penggaramanberpangaruh nyata terhadap karakteristik ikan asin yang meliputi kadar garam, kadar air dan total mikroba,konsentrasi garam 15% dengan lama penggaraman 24 jam merupakan perlakuan pruduk ikan asin terbaik.
Aplikasi Bakteri Asam Laktat dari Inasua sebagai Biopreservatif Ikan Patin (Pangasius sp.) : Lactic Acid Bacteria Aplication from Inasua As Biopreservative for Catfish (Pangasius sp.) Meilany Ariati Dewi; Nisa Rachmania Mubarik; Desniar Desniar; Sri Budiarti
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 25 No 1 (2022): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 25(1)
Publisher : Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v25i1.39206

Abstract

Lactic Acid Bacteria or LAB are bacteria that are categorized as generally recognized as safe (GRAS) because they are safe for human health and are non-pathogenic, so they have the potential to be biopreservative. Several metabolic products produced by LAB have antibacterial properties, including bacteriocin, diacetyl, hydrogen peroxide and organic acids. Isolates of L. plantarum IN05 and L. rhamnosus IN13 isolated from fermented inasua food were studied for their potential as biopreservatives because of their antibacterial properties. The content of animal protein in fish is in great demand by the public, one of which is catfish which is in great demand by the public, but catfish is easy to damage and decrease in quality. This is due to the presence of the pathogenic bacterium Listeria monocytogenes which has the ability to grow at cold storage temperatures (refrigeration) to freezing. This study aimed to apply a neutral cell-free supernatant, cell-free supernatant, and bacterial cell biomass from L. rhamnosus IN13 and L. plantarum IN05 isolates and formalin in storage of catfish fillets contaminated with Listeria monocytogenes bacteria. The methods used include the production of antibacterial compounds, determination of the sensitivity of antibacterial compounds to test bacteria, confirmation test of antibacterial compounds with the addition of proteinase K, application of antibacterial compounds to catfish fillets, calculation of total bacterial colonies, bacterial colonies of L. monocytogenes, and lactic acid bacteria, as well as measurement of the pH value of catfish fillet. The SBSN antibacterial compound from L. rhamnosus IN13 has the ability to maintain catfish fillets for up to 14 days of storage in accordance with the requirements for fresh fish that are suitable for consumption according to the 2017 SNI standard on general requirements and guidelines for microbiological testing. The total microbial value was 5.65 log CFU/g, the pH value of catfish fillet meat was 6.37, and the total value of L. monocytogenes bacteria decreased during storage time.
ANALISIS KAPASITAS PERIKANAN PELAGIS DI PERAIRAN PESISIR PROPINSI SUMATERA BARAT Desniarti .; Akhmad Fauzi; Daniel R . Monintja; Mennofatria Boer
Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Vol. 13 No. 2 (2006): Desember 2006
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.518 KB)

Abstract

Pemanfaatan sumberdaya ikan telah memberikan manfaat secara ekonomi kepada pelaku usaha, akan tetapi pemanfaatan sumberdaya ikan ini juga memberikan dampak eksternal. Sumberdaya ikan bersifat dapat pulih (renewable resources) tetapi bukan berarti tak terbatas sehingga apabila tidak dikelola secara hati-hati, akan memberikan dampak negatif terhadap ketersediaan sumberdaya ikan dan lingkungan. Salah satu permasalahan dalam perikanan tangkap adalah terjadinya kelebihan kapasitas tangkap (overcapacity) yg mendorong terjadinya kelebihan tangkap (overfishing) Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan dibandingkan dengan produksi yang lestari, 2) Menganalisis implikasi kebijakan dari kapasitas perikanan antar waktu dan antar alat tangkap. Pendekatan analisis yg digunakan dalam penelitian ini antara lain analisis bioekonomi dan data envelopment analysis (DEA) Hasil penelitian menunjukan bahwa 1) Pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis kecil telah mengarah ke overfishing, sedangkan untuk sumberdaya ikan pelagis besar masih dapat ditingkatkan tetapi perlu kehati-hatian dalam pengelolaannya, 2)Tingkat efisiensi perikanan tangkap untuk ikan pelagis besar rata-rata 85% per tahun sedangkan untuk ikan pelagis kecil rata-rata 89% per tahun, 3) Bila dibandingkan tingkat efisiensi dari empat alat tangkap maka yang paling efisien adalah pukat cincin diikuti oleh tonda, payang dan bagan, 4) Secara rata-rata selama thn pengamatan kondisi perikanan tangkap di perairan pesisir Sumatera Barat sudah mengarah kepada kelebihan kapasitas (overcapacity) sehingga diperlukan adanya pengurangan kapasitas perikanan.Kata kunci: kapasitas perikanan, efisiensi, kelebihan tangkap.
SENYAWA ANTIMIKROBA YANG DIHASILKAN OLEH BAKTERI ASAM LAKTAT ASAL BEKASAM Desniar -; Iman Rusmana; Antonius Suwanto; Nisa Rachmania Mubarik
Jurnal Akuatika Vol 3, No 2 (2012): Jurnal Akuatika
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.214 KB)

Abstract

Bakteri asam laktat (BAL) adalah mikroba dominan yang ditemukan dalam fermentasi ikan. Tujuan penelitian ini adalah menentukan perkiraan kuantitatif awal dari substansi antimikroba yang dihasilkan oleh isolat BAL asal bekasam dan mengetahui aktivitas antimikrobnya terhadap lima bakteri patogen. Perkiraan kuantitatif asam laktat dan H2O2, menggunakan metode titrasi. Uji aktivitas antimikroba menggunakan metode difusi sumur agar. Karakterisasi (morfologi, fisologi dan pertumbuhan) dan identifikasi menggunakan API 50 CHL (Bio-Mereux, France). Produksi asam laktat dan H2O2 meningkat dengan waktu inkubasi untuk semua isolat kecuali pada isolat BP(3). Produksi asam laktat tertinggi adalah 21,765 g/L yang dihasilkan oleh isolat SK(5) (48 jam inkubasi). Konsentrasi H2O2 yang dihasilkan oleh semua isolat jauh lebih rendah dibandingkan dengan asam laktat. Konsentrasi H2O2 tertinggi ialah 0,079 g/L pada isolat BI(3) dan BP(20) dalam 72 jam inkubasi. Supernatan bebas sel yang dinetralkan tidak menghambat pertumbuhan bakteri uji, sedangkan yang tidak dinetralkan dapat mengambat bakteri uji yang digunakan dengan zona hambat 9 -15 mm. Zona penghambatan terbesar dihasilkan oleh isolat SK(5) (24 jam inkubasi) terhadap S. aureus. Isolat BI(3), BP(3) dan BP(20) adalah Pediococcus pentosaceus 1 dengan kemiripan sebesar 99,9%. Isolat SK(5) adalah Lactobacillus plantarum 1 dengan kemiripan sebesar 99,9%. Penelitian ini menunjukkan bahwa isolat BAL asal bekasam dapat dijadikan sebagai kandidat biopreservatif pangan terutama untuk pengolahan hasil perikanan. Kata kunci: antimikrobial, asam laktat, bakteri asam laktat, bekasam, dan hidrogen peroksida.
ANTIMIKROBA DARI Chaetoceros gracilis YANG DIKULTIVASI DENGAN LAMA PENYINARAN BERBEDA Iriani Setyaningsih; Desniar -; Evi Purnamasari
Jurnal Akuatika Vol 3, No 2 (2012): Jurnal Akuatika
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.158 KB)

Abstract

Microalgae mampu menghasilkan berbagai senyawa aktif seperti antibakteri. Salah satu microalgae yang menghasilkan komponen antibakteri adalah Chaetoceros gracilis. Antibakteri adalah zat yang menghambat atau membunuh pertumbuhan mikroorganisme. Studi ini bertujuan untuk mendapatkan mentah ekstrak Chaetoceros gracilis dan tes untuk aktivitas antibakteri. Chaetoceros gracilis dibudidayakan di buatan media dengan durasi berbeda pencahayaan dan dipanen pada budaya berbeda usia. Ekstraksi untuk antibakteri senyawa digunakan etanol. Ekstrak kasar C. gracilis yang dibudidayakan di berbeda pencahayaan durasi dan dipanen dalam budaya berbeda usia memiliki aktivitas antibakteri Bacillus cereus dan Vibrio harveyi. Kata kunci : Anti bakteri, Antifungal, bacillus cereus, chaetoceros gracilis, ethanol, fusarium oxysporum, dan Vibrio harveyi
Aktivitas Inhibitor Protease dari Ekstrak Karang Lunak, Asal Perairan Pulau Panggang Kepulauan Seribu Tati Nurhayati; Muhammad Fikri; Desniar Desniar
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 15, No 2 (2010): Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1308.369 KB) | DOI: 10.14710/ik.ijms.15.2.59-65

Abstract

Beberapa komponen bioaktif dihasilkan oleh karang lunak, salah satunya inhibitor protease. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan karang lunak yang berpotensi sebagai penghambat aktivitas kerja enzim protease (inhibitor protease) pada beberapa bakteri patogen penghasil enzim protease serta mengetahui Minimum Inhibitory Concentration (MIC) dari ekstrak karang lunak tersebut.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelarut metanol  lebih  potensial  untuk  mengekstrak  inhibitor  protease  dari  karang  lunak.  Karang  lunak  jenis Sarcophyton sp. dan Sinularia sp. mampu menghambat 100% aktivitas protease bakteri Staphylococus aureus dengan MIC 0,04% lebih kecil dari pada MIC EDTA (0,16%), sedangkan Xenia sp. menghambat protease bakteri S. aureus dengan MIC 0,08%. Karang lunak Nephthea sp. menghambat protease bakteri Pseudomonas aeruginosa dengan MIC 0,28%. Kata kunci : inhibitor protease, karang lunak, MIC Several bioactive compounds were produced by soft corals, including protease inhibitor.The aim of this study was to obtain softcorals which potency as inhibitor toward protease enzyme activity on pathogenic bacterial that produced protease enzyme and to study Minimum Inhibitory Concentration (MIC) from the softcorals. This research shown that ethanol is more potential for extracting protease inhibitor from softcorals. Sarcophyton sp. and Sinularia sp. are capable of inhibiting protease enzyme activity against Staphylococus aureus as 100% by MIC 0.04%, while that EDTA had MIC toward the protease as 0.16%.  Xenia sp. was capable of inhibiting protease from S. aureus by MIC 0.08%.  In the otherhand Nephtea sp. inhibited protease from Pseudomonas aeruginosa by MIC 0.28%. Key words: protease inhibitor, soft coral, MIC.
PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI LIMBAH CAIR INDUSTRI PERIKANAN MENGGUNAKAN ASAM ASETAT DAN EM4 (Effective Microorganisme 4) YULYA FITRIA; BUSTAMI IBRAHIM; DESNIAR DESNIAR
Akuatik: Jurnal Sumberdaya Perairan Vol 2 No 1 (2008): AKUATIK : Jurnal Sumberdaya Perairan
Publisher : Department of Aquatic Resources Management, Faculty of Agriculture, Fisheries, and Biology, University of Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (126.516 KB)

Abstract

Fishery industrial wastewater contents high in nutritional elements especially nitrogen which can be used as an organic fertilizer. In order to increase the effectivity of this wastewater as a fertilizer, the complex substances need to be brokendown become a simpler one. Acetic acid and EM4 (Effective Microorganism 4) is a chemical and biological activator which applied to degradate the complex substances. The objective of research are to study a treatment of fishery industrial wastewater to become an organic fertilizer, and to identify the quality of liquid organic fertilizer resulted when applied to spinach plant (Amaranthus tricolor). Hasil penelitian terhadap kandungan unsur hara awal limbah cair memiliki rata-rata kandungan N total, Total C organik, P tersedia dan K yang dapat dipertukarkan masing-masing adalah 628,10 mg/l; 2115,56 mg/l; 241,1 mg/l dan 246 mg/l dengan nilai pH 6,96. The observation of raw wastewater shows that N total, C organic total, available P and K ionic transfer are 628,10 mg/l; 2115,56 mg/l; 241,1 mg/l dan 246 mg/l orderly with pH value is 6,96. After treatment pH value become 5,2 - 6, 93. Content of C organic total, N total, ratio C/N, nitate, available P and K ionic transfer become 2102,83 – 9622,30 mg/l; 628,10-1064,93 mg/l; 3,69-9,04; 3,0326-4,5123 mg/l, ; 151,77-649,4 mg/l dan 157-548 mg/l orderly. When applied to spinach plant (Amaranthus tricolor) the treatment of the wastewater with activator EM4 give the best result, which has C/N ratio similar to soil, with higher in nitrogen, phosphor and kalium.
Aktivitas Antimikroba Kapang Endofit Dari Tumbuhan Pesisir Sarang Semut (Hydnophytum Formicarum) Hasil Kultivasi Nurzakiah Nurzakiah; Desniar Desniar; Kustiariyah Tarman
Barakuda'45 Vol 2 No 1 (2020): Edisi April
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas 17 Agustus 1945 Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (752.816 KB) | DOI: 10.47685/barakuda45.v2i1.59

Abstract

Seven isolates of endophytic fungi from sarang semut plant (Hydnophytum formicarum) was observed for their antibacterial activity. This study aimed to determine the culture period of sarang semut endophytic fungi that has the best antibacterial activity. Screening of endophytic fungi resulted that RS1A isolate showed the widest zone of inhibition, which was 4.7 mm against Escherichia coli and Bacillus subtilis. The highest antibacterial activity of RS1A was shown by the extracts from static culture harvested on day 21. Zone of inhibition against Escherichia coli was 10 mm at a concentration of 2 mg/well and 7 mm at a concentration of 1 mg/well, while zone of inhibition against Bacillus subtilis was 7 mm and 6 mm, respectively.