Claim Missing Document
Check
Articles

Pengembangan Kawasan Objek Wisata Koto Panjang di Kecamatan Rao Selatan Kabupaten Pasaman S, Rahmi; Nefilinda, Nefilinda; Despica, Rika
Indonesian Research Journal on Education Vol. 5 No. 2 (2025): Irje 2025
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/irje.v5i2.2212

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sapta pesona, pengelolaan dan strategi pengembangan objek wisata Koto Panjang di Kecamatan Rao Selatan Kabupaten Pasaman. Jenis penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang menghasilkan data deskriptif. Data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah data primer diperoleh melalui wawancara dan observasi pada responden. Kemudian untuk teknik analisis data menggunakan reduksi, display data, penarikan kesimpulan dan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) Objek wisata koto panjang memiliki sapta pesona yang baik dari segala indikator diantaranya, aman, tertib, bersih, indah, sejuk, ramah tamah dan kenangan. 2) Pengelolaan objek wisata Koto Panjang membentuk beberapa tim yang berkerja sesuai bidangnya masing-masing, diantaranya bidang keamanan, bidang pemandu wisata, bidang pengembangan wisata, bidang Sumber Daya Manusia dan bidang informasi komunikasi. Selain itu Dinas Pariwisata Kabupaten Pasaman juga melakukan kerjasama serta berkoordinasi dengan Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Barat, kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Pasaman Raya, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pasaman serta PLN Pelayanan Rao Kabupaten Pasaman. 3) Strategi pengembangan objek wisata Koto Panjang diantaranya melakukan kegiatan promosi secara masif, membangun infrastruktur yang memadai menuju akses ke objek wisata, memperbaiki sarana dan prasarana yang ada serta menambah atraksi yang dapat menjadi pembeda antara objek wisata Koto Panjang dengan wisata lain di Kabupaten Pasaman.
Increasing Students' Interest in Learning by Using the Discovery Learning Learning Model Assisted by Audio Visual Media at SMAN 1 Sungai Limau Rianto, Slamet; Setriani, Loli; Despica, Rika
Asian Journal of Community Services Vol. 3 No. 7 (2024): July 2024
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55927/ajcs.v3i7.10268

Abstract

This program at SMAN 1 Sungai Limau uses the discovery learning learning model with audio-visual aids to increase students' interest in learning. Information and communication technology (ICT) has advanced so quickly, and it has benefited a wide range of human endeavors. The educational sector can benefit from the advancements in information and communication technology, as there are numerous learning opportunities that arise from its application. Technology of information and communication in education will be useful as a storehouse of knowledge, learning properties, and educational tools and as a learning medium. Likewise, research and development products carried out by the Teachers in the PGRI West Sumatra University Geography Education Study Program can optimize the design of learning media by creating educational materials that will increase students' interest in learning and comprehension of the information they are absorbing in class, thereby meeting learning objectives and outcomes.
A Penggunaan Teknologi Geospasial Untuk Pengembangan Desa Wisata Perkampungan Adat Di Nagari Sijunjung Elsa Rimanda Putri; Arie Zella Putra Ulni; Rika Despica
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Vol. 10 No. 03 (2025): Volume 10 No. 03 September 2025
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/jp.v10i03.31906

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Menganalisis potensi Desa Wisata Perkampungan Adat di Nagari Sijunjung, 2) Memetakan potensi wisata berdasarkan hasil analisis ODTWA dengan memanfaatkan teknologi geospasial, 3) Memetakan rute akses menuju kawasan wisata, dan 4) Mengidentifikasi tantangan dalam pengembangan desa wisata. Jenis penelitian yang digunakan adalah mixed method dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif berbasis spasial. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, penyebaran angket, dokumentasi, serta pemetaan menggunakan citra dan GPS. Analisis kuantitatif dilakukan berdasarkan standar ADO-ODTWA, sedangkan analisis kualitatif menggunakan pendekatan SWOT dan metode Miles & Huberman. Pengolahan data spasial dilakukan menggunakan ArcGIS 10.8. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi Desa Wisata Perkampungan Adat berada pada kategori potensial dengan indeks kelayakan sebesar 78,9%. Aspek unggulan meliputi daya tarik budaya, lingkungan alami, dan pelestarian rumah gadang. Namun, aspek akomodasi dan pemasaran masih tergolong sedang. Pemetaan potensi berhasil divisualisasikan dalam bentuk peta tematik. Pemetaan rute menunjukkan aksesibilitas utama dari ibu kota provinsi dan kabupaten, dengan kondisi jalan yang cukup baik. Tantangan yang dihadapi mencakup rendahnya partisipasi masyarakat, keterbatasan fasilitas, serta belum optimalnya pelatihan dan promosi digital. Temuan ini menegaskan pentingnya penguatan kapasitas lokal dan strategi berbasis geospasial dalam pengembangan pariwisata budaya yang berkelanjutan. Kata Kunci: Desa Wisata, Geospasial, Potensi Budaya,ODTWA
ANALISIS SPASIAL AREA SEBARAN KEBAKARAN HUTAN DI KABUPATEN TEBO 2015 – 2025 Resita Paradina; Elvi Zuriyani; Rika Despica
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Vol. 10 No. 03 (2025): Volume 10 No. 3 September 2025 In Order
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/jp.v10i03.33030

Abstract

Forest fires are one of the environmental problems that often occur and areconsidered important so that they become local and global concerns. Forest firesare an event that often occurs in Indonesia. Climate is one of the natural factorsthat can support the occurrence of forest fires, because climate conditions canaffect the level of dryness of settlement materials. The purpose of this study is toanalyze the spatial distribution of forest fires in Tebo Regency 2015-2025. Thedata used in this study are hotspots using Modified Sentinel 2024 imagery, firearea data. The results of the study show that in 12 sub-districts in Tebo Regency,Muara Tabir Sub-district is the area with the most fires with 5 hotspots, the factorscausing forest fires in Tebo Regency are natural factors and human factors.
ANALISIS HOTSPOT DI KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA Isna Abelia; Elvi Zuriyani; Rika Despica
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Vol. 10 No. 04 (2025): Volume 10 No. 04 Desember 2025 Terbit
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/jp.v10i04.32143

Abstract

This study aims to analyze the spatial distribution of hotspots, identify the factors causing fires, assess mitigation efforts, and assess the impact of hotspot phenomena on the environment and society in Koto Baru District, Dharmasraya Regency in 2024. The method used is descriptive qualitative with field observation approaches, interviews, questionnaires, and spatial data analysis using satellite imagery and ArcGIS software. The results showed that the distribution of the most hotspots was in Nagari Koto Padang (52%), followed by Nagari Koto Baru (30%), Nagari Ampang Kuranji (17%), while Nagari Sialang Gaung had no hotspots (0%). The factors causing fires include physical factors, such as forest residues (twigs and dry leaves), and social factors, such as agricultural residues (straw and husks). Mitigation efforts were carried out through the use of firefighting equipment by the community (75%), technical training for volunteers, improvement of firefighting facilities, and education in vulnerable areas, although still hampered by difficult terrain, limited personnel, and low early reporting. The hotspot phenomenon has resulted in ecosystem damage, biodiversity loss, increased cases of acute respiratory infections (ARI), and disruption to socio-economic activities. These findings underscore the need for strengthened early warning systems, cross-sector coordination, and active community participation to mitigate forest and land fires sustainably.