Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Konseling Daring bagi Mahasiswa Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia Siti Sutarmi Fadhilah; Agus Tri Susilo; Indriyana Rachmawati
Indonesian Journal of Educational Counseling Vol 3 No 3 (2019): Konvensi Nasional ABKIN XXI 2019
Publisher : Universitas Mathla'ul Anwar Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (686.16 KB) | DOI: 10.30653/001.201933.111

Abstract

ONLINE COUNSELING FOR STUDENTS OF UNIVERSITAS SEBELAS MARET, SURAKARTA, INDONESIA. The industrial revolution 4.0 resulted in disruptive changes that affected human life. Likewise, the students of Sebelas Maret University (UNS) in fulfilling their academic, personal, social, and career development assignments, also often demanded independence in this disruption era. As the third rank university in Indonesia, according to UniRank 4ICU rating agency, UNS needs to respond to this in order to be able to facilitate the task of developing students from the psychological side. Facilitation that can be done is by providing online counseling services for students. This study aims to describe the level of UNS student needs as initial data in compiling online counseling services. The subjects of this study were 544 students from ten faculties in the UNS that were randomly determined. The results of the analysis showed that the needs of student counseling services included six problem areas namely: personal-social (81%), academic (76%), career (82%), premarital (75%), traumatic (71%), and multicultural (81 %). The results of this study indicate that the level of need for online counseling services for UNS students is quite high. These results need to be followed up with the development of an android-based online counseling service platform in order to improve the quality of psychological services of UNS students.
Pengembangan Panduan Pelaksanaan Strategi Coping untuk Peserta Didik yang Mengalami Ketidaksesuaian Pemilihan Keputusan Karier Lulu Prie Anjani; Rian Rokhmad Hidayat; Agus Tri Susilo
MEDIKONS Vol 6 No 1 (2020): MEDIKONS
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Slamet Riyadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: This study aimed to develop a coping strategy guide to assist the Vocational High School (SMK) students experiencing career decision-making mistake. This guide consisted of two parts, Guide for School Counselors and Students Worksheet.This study is categorized as Research and Development adapting the concept proposed by Plomp and Nieveent, this is called as educational design research This study comprised of three activities, namely, 1) Preliminary Research; 2) Prototyping Stage; and 3) Assessment Phase. The subject of expert judgment was two Guidance and Counseling experts. The data were analyzed using qualitative and quantitative techniques. The qualitative technique was done by collaborating the suggestions from the experts. The suggestions were then used as the basis for product improvement. Quantitative technique was carried out using inter-rater agreement model, aiming at discovering the reliability, based on two experts.The score of product feasibility test from the expert's judgment was 1.00 (very strong), meaning that this product is feasible to be used following the determined purpose. This study concluded that the information had met the criteria of product feasibility, based on expert judgment.Key Words: Coping Strategy, REBT counseling, career. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan panduan strategi coping untuk membantu peserta didik SMK yang mengalami ketidaksesuaian pengambilan keputusan karier. Panduan ini terdiri dari dua bagian yaitu buku Panduan Bagi Guru BK dan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan dengan mengadaptasi konsep Penelitian dan Pengembangan Plomp dan Nieveen yang disebut model penelitian educational design research. Penelitan pengembangan model Plomp ini terdiri dari tiga kegiatan, yaitu 1) Preliminary Research; 2) Prototyping Stage; dan 3) Assesment Phase. Subjek uji ahli adalah dua ahli Bimbingan dan Konseling. Teknik analisis data yang digunakan dalam tahap ini yaitu menggunakan teknik kualitatif dan teknik kuantitatif. Teknik kualitatif dilaksanakan dengan cara menggabungkan masukan dan saran dari ahli yang dipilih peneliti, lalu digunakan sebagai dasar perbaikan produk. Sedangkan teknik kuantitatif menggunakan metode inter-rater agreement model yang bertujuan untuk mengetahui tingkat reabilitas panduan menurut dua ahli.Hasil dari uji kelayakan produk yang dikembangkan mendapat penilaian ahli sebesal 1,00 (sangat kuat) yang artinya produk ini sudah layak untuk digunakan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Simpulan hasil penelitian dan pengembangan ini adalah bahan informasi sudah memenuhi kriteria kelayakan produk berdasarkan uji ahli yang sudah dilakukan.Kata Kunci: strategi coping, konseling REBT, karier.
Kemanjuran Teknik Motivational Interviewing Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa SMK Indra Ratna Dewi; Siti Sutarmi Fadhilah; Agus Tri Susilo
Jurnal Psikoedukasi dan Konseling Vol 3, No 1 (2019): Jurnal Psikoedukasi dan Konseling
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jpk.v3i1.28392

Abstract

Abstract: This study aims to test the effectiveness of the Motivational Interviewing technique to increase the learning motivation of SMK students. This study uses a Non-equivalent Control Group Design. The research subjects of each experimental and control group were seven students selected using the purposive sampling technique. Research data were collected using a learning motivation scale. The results of the Mann-Whitney test analysis showed a p-value score of 0.002 (0.002 <0.05). It can be concluded that there is a significant difference in the posttest score of learning motivation between the experimental group and the control group. This difference occurred because of the treatment for the experimental group in the form of motivational interviewing techniques..Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji keefektifan teknik Motivational Interviewing untuk meningkatkan motivasi belajar siswa SMK. Penelitian ini menggunakan Non equivalent Control Group Design. Subjek penelitian masing-masing kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berjumlah tujuh siswa yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Data penelitian dikumpulkan menggunakan skala motivasi belajar. Hasil analisis Uji Mann-Whitney menunjukkan skor p-value 0,002 (0,002<0,05). Dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan dari skor hasil posttest motivasi belajar antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Perbedaan tersebut terjadi karena adanya treatment untuk kelompok eksperimen berupa teknik motivational interviewing.
Perilaku Antisosial: Faktor Penyebab dan Alternatif Pengentasannya Dwi Yunita Sari; Siti Sutarmi Fadhilah; Agus Tri Susilo
Jurnal Psikoedukasi dan Konseling Vol 3, No 1 (2019): Jurnal Psikoedukasi dan Konseling
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jpk.v3i1.28028

Abstract

Abstract: This study aims to (1) describe the form of antisocial behaviour in Junior High School; (2) Formulate the factors that cause antisocial behaviour in these students; (3) Formulate alternatives to overcome antisocial behaviour in these students. This research uses a case study method with a qualitative approach. The subjects of this study were three students of junior high school who performed antisocial behaviour. Data collection techniques used are interviews, observation, and documentation. The data were analysed through three steps: data reduction, data presentation, and then conclusions. The results showed that the dominant antisocial behaviour that appeared in students were violating school rules, physically attacking friends, destroying school facilities and other people's belongings, and taking actions to withdraw from the environment. Factors that influence antisocial behaviour are personal, family factors, school-related factors, and social factors. In contrast, the alternative for antisocial coping is through repeated coaching by counselor, counselling, classical guidance via video, support from friends, counselor collaborating with parents, homeroom teachers, class teachers, and related parties use of the reward method and punishment.Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mendeskripsikan bentuk perilaku antisosial di SMP; (2) Merumuskan  faktor-faktor penyebab perilaku antisosial pada peserta didik tersebut; (3) Merumuskan alternatif pengatasan perilaku antisosial pada peserta didik tersebut. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini yaitu tiga peserta didik SMP yang melakukan perilaku antisosial. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, serta  dokumentasi. Data dianalisis melalui tiga langkah yaitu reduksi data, penyajian data kemudian dilakukan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku antisosial yang dominan muncul pada peserta didik adalah melanggar peraturan di sekolah, melakukan penyerangan fisik terhadap teman, melakukan pengerusakan fasilitas sekolah maupun barang orang lain, melakukan tindakan menarik diri dari lingkungan. Faktor yang mempengaruhi perilaku antisosial tersebut yaitu faktor pribadi, faktor keluarga, faktor berkaitan dengan sekolah, dan faktor sosial. Sedangkan alternatif pengatasan antisosial yaitu melalui  pembinaan berulang kali oleh guru BK, konseling, bimbingan klasikal melalui video, dukungan dari teman-teman, guru BK berkolaborasi dengan orang tua, wali kelas, guru kelas, dan pihak yang terkait, serta penggunaan metode rewards dan punishment.
Cognitive Restructuring untuk Mengurangi Kenakalan Peserta Didik MTs Ahsaniatil Muawanah; Asrowi Asrowi; Agus Tri Susilo
Jurnal Psikoedukasi dan Konseling Vol 2, No 1 (2018): Jurnal Psikoedukasi dan Konseling
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jpk.v2i1.23492

Abstract

Abstract: This study aims to examine the effectiveness of cognitive restructuring in reducing juvenile delinquency in MTs students. This research is a quasi-experimental with an experimental design in the form of a Non-Equivalent Control Group Design. The subjects of this study were students, totaling 52 students. Sources of data are students. Data collection techniques in this study used a questionnaire. The data analysis technique used the independent sample t-test formula by comparing the averages of the two groups, namely the experimental group and the control group. The test results on the pretest scores of the experimental group and the control group obtained equivalent results. The test results on the experimental and control groups' post-test scores obtained significant results. Thus there is a difference after the treatment of cognitive restructuring. It shows that there is a significant difference between the control group and the experimental group. With this research, it can be concluded that it effectively reduces student delinquency. Based on these results, it is hoped that it will become a reference for implementing Guidance and Counseling services in helping students concerning cognitive restructuring and juvenile delinquency.Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji keefektifan cognitive restructuring dalam mengurangi kenakalan remaja pada siswa MTs. Penelitian ini merupakan eksperimental semu dengan desain eksperimen berbentuk Non-Equivalent Control Group Design. Subjek penelitian ini adalah peserta didik yang berjumlah 52 peserta didik. Sumber data adalah peserta didik. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket. Teknik analisis data menggunakan rumus independent sample t-test dengan membandingkan rata-rata dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pengujian terhadap skor pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh hasil yang setara. Hasil pengujian terhadap skor posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh hasil signifikan, dengan demikian terdapat perbedaan setelah adanya perlakuan pemberian cognitive restructuring. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan adanya penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini efektif untuk mengurangi kenakalan peserta didik. Berdasarkan hasil tersebut,diharapkan menjadi acuan pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling dalam membantu peserta didik berkaitan dengan cognitive restructuring dan kenakalan remaja
Hambatan Keterbukaan Diri dengan Teman Sebaya: Studi Kasus Dua Siswa SMK Rakhmawati Oktaviani; Ma&#039;rifatin Indah Kholili; Agus Tri Susilo
Jurnal Psikoedukasi dan Konseling Vol 4, No 2 (2020): Jurnal Psikoedukasi dan Konseling
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jpk.v4i2.46748

Abstract

Abstract: This study aims to reveal and describe the factors that influence self-disclosure, the way students express themselves, and the impact of self-disclosure on students who have communication difficulties in peer groups. This research is a case study with snowball sampling participants. The research subjects were DS and R. The data collection techniques were interviews, observation, and documentation. Validation of research data using triangulation of sources and techniques. The results showed that the factors that influence students' self-disclosure are the character of friends, the desire to give reciprocity, fear of not being accepted in expressing opinions to friends, difficulty socializing with friends in class, and understanding the topic. Students also open themselves up by paying attention to situations and conditions, are willing to pay attention to friends when expressed by listening and giving feedback, and are aware of the risks obtained before conveying something to friends. The impact of self-disclosure for DS is being ignored by his classmates, and R is embarrassed to open up with his female friends.Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap dan mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan diri, cara siswa mengungkapkan diri dan dampak pengungkapan diri siswa yang mengalami kesulitan komunikasi dalam kelompok sebaya. Penelitian ini merupakan studi kasus  dengan partisipan snowball snowball sampling. Subjek penelitian adalah DS dan R. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Validasi data penelitian menggunakan  triangulasi sumber dan Teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keterbukaan diri siswa adalah karakter teman, keinginan untuk memberi timbal balik, takut tidak diterima dalam mengungkapkan pendapat kepada teman, sulit bersosialisasi dengan teman di kelas, dan memahami topik. Siswa juga membuka diri dengan memperhatikan situasi dan kondisi, mau memperhatikan teman ketika diungkapkan dengan mendengarkan dan memberi umpan balik, sadar akan resiko yang akan didapat sebelum menyampaikan sesuatu kepada teman. Dampak keterbukaan diri bagi DS adalah diabaikan oleh teman-teman sekelasnya dan R malu untuk terbuka dengan teman-teman wanitanya.
Studi Kasus Perilaku Membolos Dua Siswa SMK Cahya Adi Nugraha; Rian Rokhmad Hidayat; Agus Tri Susilo
Jurnal Psikoedukasi dan Konseling Vol 3, No 1 (2019): Jurnal Psikoedukasi dan Konseling
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jpk.v3i1.28752

Abstract

Abstract: The purpose of this study was to determine the concrete form of truancy behavior, the causal factors behind truancy students, and the impact on personal, social, and learning aspects arising from truancy behavior. This research is qualitative research with a case study method. Researchers collected data through interviews and document observations related to truancy behavior. The study results show that the form of truancy behavior carried out is not attending school without permission and leaving school when learning hours are still in progress. The causative factors behind this behavior come from family, environment, peers, and self factors. The peer factor is the most influential. The impact on the personal aspect is making students lazy and not enthusiastic about participating in learning activities. The impact on the social aspect is that students fall into a hostile social environment. Meanwhile, the impact of learning is a low achievement and a lack of understanding of the subject matter.Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui wujud konkret perilaku membolos, faktor-faktor penyebab yang melatarbelakangi siswa membolos, serta dampak pada aspek pribadi, sosial dan belajar yang ditimbulkan dari perilaku membolos. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Peneliti mengumpulkan data melalui wawancara, observasi serta pengamatan dokumen yang terkait dengan perilaku membolos. Hasil penelitian menunjukan jika bentuk perilaku membolos yang dilakukan yaitu tidak masuk sekolah tanpa izin serta meninggalkan sekolah ketika jam pembelajaran masih berlangsung. Faktor penyebab yang melatarbelakangi perilaku ini berasal dari faktor keluarga, lingkungan, teman sebaya, dan diri sendiri. Faktor teman sebaya merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya. Dampak yang terjadi pada aspek pribadi yaitu menjadikan siswa menjadi pribadi yang pemalas dan tidak bergairah mengikuti kegiatan belajar. Dampak yang terjadi pada aspek sosial yaitu siswa terjerumus dalam lingkungan pergaulan yang tidak baik. Sedangkan dampak belajar yang terjadi yaitu rendahnya prestasi dan pemahaman materi yang kurang.
Keberhasilan Teknik Psikodrama untuk Meningkatkan Sikap Asertif Siswa SMK Pratiwi Kusumaning Tyas; Asrowi Asrowi; Agus Tri Susilo
Jurnal Psikoedukasi dan Konseling Vol 4, No 1 (2020): Jurnal Psikoedukasi dan Konseling
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jpk.v4i1.40632

Abstract

Abstract: This study aims to examine the success of psychodrama techniques in improving assertive communication in vocational students. This experimental study used a pretest-posttest matching control group design. The research subjects were eighteen students selected by the purposive sampling technique. The data collection instrument used an assertive attitude scale—data analysis using Mann-Whitney. The analysis results showed a p-value of 0.000 (0.000<0.05). This difference occurs because of the treatment for the experimental group in the form of psychodrama techniques. The conclusion that can be accepted from the analysis results is that psychodrama techniques are effective for increasing assertiveness in research subjects. This research is expected to become literature in further research on psychodrama to increase assertiveness.Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji keberhasilan teknik Psikodrama dalam meningkatkan komunikasi asertif pada siswa SMK. Penelitian eksperimen ini menggunakan pretest posttest matching control group design. Subjek penelitian berjumlah delapan belas siswa yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Instrumen pengumpulan data menggunakan skala sikap asertif. Analisis data menggunakan Mann-Whitney. Hasil analisis menunjukkan p-value 0,000 (0,000<0,05). Perbedaan ini terjadi karena adanya perlakuan untuk kelompok eksperimen berupa teknik psikodrama. Kesimpulan yang dapat diterima dari hasil analisis adalah teknik psikodrama efektif untuk meningkatkan sikap asertif pada subjek penelitian. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi literatur dalam penelitian-penelitian selanjutnya tentang penggunaan teknik psikodrama untuk meningkatkan sikap asertif.
Teknik Self-Regulated Learning untuk Mengurangi Kejenuhan Belajar Siswa SMA Nur Afifah Hilmy; Ulya Makhmudah; Agus Tri Susilo
Jurnal Psikoedukasi dan Konseling Vol 3, No 2 (2019): Jurnal Psikoedukasi dan Konseling
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jpk.v3i2.34412

Abstract

Abstract: This study aimed to test the effectiveness of Self-Regulated Learning Techniques in Reducing Study Saturation in High School Students. The research design used was the Prettiest-Posttest Nonequivalent Control Group Design. This design divided the research subjects into two groups, namely the experimental group and the control group, each of which consisted of five students. The research subjects were students who were bored with learning. This study used a questionnaire focused on learning fatigue in data collection techniques. Based on the results of hypothesis testing, there were significant differences between the experimental and control groups after treatment with the Self-Regulated Learning technique. The analysis results obtained from the post-test data, which were then processed using the Mann-Whitney test, showed a significance score of 0.036 (0.036 <0.05). It can be said that the Self-Regulated Learning technique can be used to reduce student learning saturation.Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji keefektifan Teknik Self-Regulated Learning dalam Menurunkan Kejenuhan Belajar pada Siswa SMA. Desain penelitian yang digunakan adalah Prettest-Posttest Nonequivalent Control Group Design. Rancangan ini membagi subjek penelitian menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang masing-masing terdiri dari lima siswa. Subjek penelitian adalah siswa yang mengalami kebosanan belajar. Dalam teknik pengumpulan data, penelitian ini menggunakan angket yang difokuskan pada kelelahan belajar. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah perlakuan dengan teknik Self-Regulated Learning. Hasil analisis yang diperoleh dari data posttest yang kemudian diolah menggunakan uji Mann Whitney menunjukkan skor signifikansi 0,036 (0,036<0,05). Dapat dikatakan bahwa bahwa teknik Self-Regulated Learning dapat digunakan untuk mengurangi kejenuhan belajar siswa.
Keefektifan Teknik Daily Behavior Report Card (DBRC) untuk Menolong Siswa Terisolir Lia Mei Kastuti; Ribut Purwaningrum; Agus Tri Susilo
Jurnal Psikoedukasi dan Konseling Vol 4, No 1 (2020): Jurnal Psikoedukasi dan Konseling
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jpk.v4i1.42582

Abstract

Abstract: This study aims to test the effectiveness of the Daily Behavior Report Card (DBRC) technique in helping vocational students who are isolated in their social environment. The method used is experimental research with a single subject design. The subjects of this study were two students, FR from the automotive class and HA from the engine class. Data collection uses valid and reliable observation instruments for isolated students. The study's results were analyzed using the split middle technique and clinical analysis. In conclusion, DBRC is effective in helping isolated students because there is a change in behavior on the subject to become more adjusted and pro-social. Researchers recommend guidance and counseling teachers to use DBRC, which aims to increase students' positive behavior.Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji keefektifan teknik Daily Behavior Report Card (DBRC) untuk membantu siswa SMK yang terisolir dalam lingkungan pertemanannya. Metode yang digunakan penelitian eksperimen dengan desain single subject design. Subjek penelitian ini adalah dua orang siswa, FR dari kelas otomotif dan HA dari kelas mesin. Pengumpulan data menggunakan instrumen observasi yang valid dan reliabilitas untuk peserta didik terisolir. Hasil penelitian dianalisis menggunakan splite middle technique dan analisis klinis. Kesimpulannya DBRC efektif untuk membantu peserta didik terisolir karena terdapat berubahan perilaku pada subjek menjadi lebih adjustment dan pro sosial. Peneliti merekomendasikan kepada guru bimbingan dan konseling untuk menggunakan DBRC yang bertujuan untuk meningkatkan perilaku positif peserta didik.