Beton merupakan bahan bangunan yang sering digunakan dalam proyek konstruksi. Karena kelebihan beton yang memiliki kekuatan dan mudah di bentuk, serta bahan-bahan yang mudah untuk didapatkan, beton menjadi pilihan utama dalam bidang konstruksi. Beton sendiri terdiri dari campuran bahan semen, pasir, batu pecah dan air. Material-material pembentuk beton dalam dunia teknik sipil dikenal sebagai agregat Kasar dan agregat halus serta semen sebagai bahan pengikat.Agregat kasar di hasilkan dari mesin pemecah batu (Stone Crusher). Dan untuk agregat halus pembentuk beton disini menggunakan pasir dari quary setempat. Seperti dalam proyek Pembangunan Jalan Oenaek-Saenam -Nunpo, Kefamenanu, pengerjaan item beton menggunakan pasir sebagai agregat halus dan batu pecah dari quary kali Noemuti, Kefamenanu. Namun dalam perjalanan pengerjaan proyek tersebut, kebutuhan akan pasir terus meningkat, karena pasir bukan hanya digunakan untuk beton, tapi juga untuk kebutuhan item pekerjaan lainnya seperti aspal maupun bahan lapis pondasi bawah (Agregat Klas A). Sehingga terjadi kelangkaan pada pasir di quari Sungai Noemuti. Untuk itu diperlukan alternatif lain sebagai pengganti agregat halus. Agregat halus merupakan material yang memiliki butiran yang kecil atau lolos dari saringan no.4 (4,75 mm), dan berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran beton dan mengikat agregat kasar agar dapat membentuk kekuatan beton. Untuk itu, dalam penelitian ini penulis mencoba menambahkan abu batu hasil stone crusher sebagai agregat halus dalam campuran beton. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan kuat tekan beton tanpa penambahan abu batu dan dengan penambahan abu batu, serta layak tidaknya penggunaan abu batu pada campuran beton. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen di laboratorium pengujian tanah dan studi literatur peneliti terdahulu.