Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search

STUDI PERUMPAMAAN AL-QUR’AN Haromaini, Ahmad
Islamika : Jurnal Agama, Pendidikan dan Sosial Budaya Vol 13 No 1 (2019): Januari-Juni
Publisher : Universitas Islam Syekh Yusuf

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (870.792 KB) | DOI: 10.33592/islamika.v13i1.152

Abstract

Sebagai kitab suci, al-Qur’an mendudukkan posisinya sebagai pedoman bagi kehidupan manusia. Lalu apakah kedudukan tersebut mampu menjadi bermakna bagi manusia? Karena bila mereka dapat mampu memahami setiap pesan yang disampaikannya. Namun demikian pemahaman yang dimiliki setiap manusia yang dijumpainya memiliki ragam. Keragaman tersebut pada gilirannya mengharuskan al-Qur’an menempuh cara agar setiap pesan yang diutarakannya. Amtsal al-Qur’an sebagai sebuah metode dinilai mampu mendekatkan manusia mudah memahami setiap pesan tersebut. Peran itulah yang kemudian ditempu amtsal al-Qur’an membantu memahamkan tersebut, mulai dari amstal al-musharahhah, kaminah dan mursalah. Ketiga bentuk ini kemudian menjadi solusi efektif dan sangat membantu mereka yang sulit dan cenderung meragukan setiap ajaran yang disampaikan rasul. Menurut penulis amtsal al-Qur’an menjadi salah satu metodologi penyampaian setiap pesan di tengah masyarakat yang mengalami kesulitan memahami setiap pesan yang disampaikan
MEMBANGUN KARAKTER DARI MASJID (Pendidikan Karakter Perspektif Tafsir) Rachman, Abdul; Haromaini, Ahmad
Islamika : Jurnal Agama, Pendidikan dan Sosial Budaya Vol 13 No 2 (2019): Juli-Desember
Publisher : Universitas Islam Syekh Yusuf

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.702 KB) | DOI: 10.33592/islamika.v13i2.340

Abstract

AbstractThe mosque as a place of worship not only serves as a place to do ubudiyyah. Its existence plays a role in the formation of human character. However, has the mosque's role been in accordance with the characteristics it has? and how to build the character of the mosque? Through this study, the authors conducted data analysis sourced from several interpretations of the Qur'an related to character and mosque. The purpose of this research is to find out how to optimize the mosque in accordance with the provisions of the shari'ah and the characters that can be taken from the mosque. From the results of data analysis, this study concludes that building the character of a mosque can be done by growing a personality that is able to create a sense of security to anyone, be reasonable, do good deeds, behave cleanly, have a fear of God, piety and submission.AbstrakMasjid sebagai rumah ibadah tidak hanya berfungsi sebagai tempat melakukan ubudiyyah. Eksistensinya berperan pada pembentukan karakter manusia. Namun demikian sudahkah peran masjid sudah sesuai dengan karakteristik yang dimilikinya? dan bagaimana membangun karakter dari masjid? Melalui penelitian ini, penulis melakukan analisis data yang bersumber dari beberapa tafsir al-Qur’an yang berhubungan dengan karakter dan masjid. Tujuan penelitian adalah ingin mengetahui  bagaimana optimalisasi masjid sesuai dengan ketentuan syari’at dan karakter-karakter yang dapat diambil dari masjid. Dari hasil analisa data maka penelitian ini menyimpulkan bahwa membangun karakter dari masjid dapat dilakukan dengan cara menumbuhkan kepribadian yang mampu menciptakan rasa aman kepada siapa pun, bersikap wajar, beramal shalih, berperilaku hidup bersih, memiliki rasa takut kepada Tuhan, takwa dan ketundukan.
MANUSIA MAKHLUK PEMBELAJAR (Studi Tafsir Tarbawi) Haromaini, Ahmad
Islamika : Jurnal Agama, Pendidikan dan Sosial Budaya Vol 12 No 1 (2018): Januari-Juni
Publisher : Universitas Islam Syekh Yusuf

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33592/islamika.v12i1.405

Abstract

AbstrakManusia dengan segala kelebihannya, diberikan keistimewaan yang dibenamkan Allah swt. ke dalam dirinya. Rasa ingin tahu menjadikan manusia memiliki keunggulan dibanding malaikat-malaikat Allah swt. ia diajarkan-Nya nama-nama benda, baik hewan melata hingga nama-nama mahkluk Allah swt. lainnya. Potensi yang ada pada dirinya mengharuskan ia belajar, karena ia sebenarnya sebagai makhluk yang pembelajar (educable) dan harus dididik (educandus).
TIPOLOGI MANUSIA BERTUHAN (Kajian QS. Al-Baqarah [2]: 1-10.) Haromaini, Ahmad
Islamika : Jurnal Agama, Pendidikan dan Sosial Budaya Vol 11 No 2 (2017): Juli-Desember
Publisher : Universitas Islam Syekh Yusuf

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33592/islamika.v11i2.428

Abstract

AbstrakSebagai makhluq pengganti (khalifah) manusia dihadirkan membawa tugas yang memiliki kedudukan yang sangat mulia. Tugas tersebut sebenarnya pernah ditawarkan kepada beberapa makhluq walau pada akhirnya terdapat penolakkan mengingat beban tugas yang akan diterima dirasa begitu berat dengan konsekuensi yang sangat besar. Manusia dengan segala kekurangannya menerima titah Tuhan tersebut. Namun demikian pada tataran aplikasinya ada beberapa manusia yang ternyata kemudian menjadi penganut hingga pembangkang bahkan memiliki sikap yang hipokrit yang dinilai oleh agama sebagai wujud yang sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup manusia itu sendiri. Tulisan ini berusaha mengeksplorasi lebih tematik kepada tiga tipologi manusia dalam hubungannya kepada Tuhan. Di antara mereka ada yang beriman, mengingkari (kafir) da nada pula yang munafik.
METODE PENYAJIAN TAFSIR MAHASIN AL-TA’WIL KARYA MUHAMMAD JAMAL AL-DIN AL-QASIMI Haromaini, Ahmad
Islamika : Jurnal Agama, Pendidikan dan Sosial Budaya Vol 12 No 2 (2018): Juli-Desember
Publisher : Universitas Islam Syekh Yusuf

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33592/islamika.v12i2.410

Abstract

Abstrak Al-Qur’an menjadi hidayah bagi manusia. Kehidayahan al-Qur’an sejatinya dapat dirasakan oleh setiap bangsa manapun, baik yang berbahasakan Arab maupun yang tidak (as foreigner). Namun demikian, memahami al-Qur’an memang tidak mudah, terlebih bagi mereka yang kesulitan dengan bahasa Arab. Tafsir menjadi satu dari beberapa usaha yang ditempuh oleh para ulama untuk memenuhi kebutuhan setiap individu untuk dapat merasakan kehidayahan al-Qur’an. Dalam menjelaskan al-Qur’an para ulama memiliki beberapa ragma metode penyajian makna dan kandungan al-Qur’an tersebut, baik dari yang konvensional hingga yang modern dan dianggap menjadi solusi. Di antara meode-metode itu adalah tahlili, muqaran, ijmali dan maudlu’i. di antara beberapa kitab tafsir yang telah disusun oleh para ulama adalah kitab tafsir Mahasin al-Ta’wil karya Muhammad Jamal al-Din al-Qasimi, seorang ulama kontemporer yang berguru dengan Muhammad Abduh dan juga satu majelis ilmu dengan Syaikh Rasyid Ridha maupun ‘Aisyah Abd al-Rahman atau yang popular dengan Bintu Syathi (puteri pantai) menyajikan penjelasan al-Qur’an dalam kitab tafsir tersebut dengan metode tahlili, yakni menjelaskan ayat-ayat al-Qur’an dengan panjang lebar dan memulainya dari surat al-Fatihah sebagai pembuka dan al-Nas sebagai surat terakhir dalam rangkaian Mushaf Ustmani.
KAIDAH PENAFSIRAN MENURUT MUHAMMAD JAMAL AL-DIN AL-QASIMI Haromaini, Ahmad
Islamika : Jurnal Agama, Pendidikan dan Sosial Budaya Vol 14 No 1 (2020): Januari-Juni
Publisher : Universitas Islam Syekh Yusuf

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33592/islamika.v14i1.640

Abstract

Tafsir merupakan produk teks dari sumber teks al-Qur’an. Kehadiran tafsir sangat dibutuhkan dalam menjelaskan petunjuk-petunjuk al-Qur’an. Namun apakah penafsiran yang dilakukan sudah sesuai dengan ketentuan kaidah penafsiran? Lalu apakah setiap ulama tafsir menuliskan kaidah penafsiran sebelum menafsirkan al-Qur’an di kitab tafsirnya? Ulama kontemporer seperti Muhammad Jamal al-Din al-Qasimi sebelum memulai penafsiran al-Qur’an, terlebih dulu menjelaskan beberapa kaidah penafsiran  yang harus dipenuhi bagi mereka yang ingin menafsirkan al-Qur’an. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan mengolah data dari kitab Tafsir Mahasin al-Ta’wil karya Muhammad Jamal al-Din al-Qasimi sebagai data primer dan kitab-kitab tafsir lain sebagai data sekunder. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa kaidah penafsiran oleh Muhammad Jamal al-Din al-Qasimi dibagi menjadi qawa’id fi makhaidz tafsir dan kaidah memilih tafsir yang shahih dan yang paling shahih. Kaidah yang pertama Al-Qasimi didasari dari kaidah-kaidah penafsiran yang ditulis Jalal al-Din al-Suyuti dalam kitab al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur’an
SIKAP TOLERANSI BERAGAMA DAN KETERBUKAAN DALAM MEMBANGUN KEPRIBADIAN AKHLAK MULIA (Sebuah Tinjauan Sosiologis) Suhaeni, Suhaeni; Haromaini, Ahmad; Rahmatullah, M. Asep
Islamika : Jurnal Agama, Pendidikan dan Sosial Budaya Vol 15 No 1 (2021): Islamika
Publisher : Universitas Islam Syekh Yusuf

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33592/islamika.v14i2.1086

Abstract

Tasamuh (toleransi) adalah sikap saling menghormati, menghargai dan terbuka atas setiap perbedaan dan bersikap menerima terhadap perbedaan tersebut, baik perbedaan agama, suku, ras, golongan dan lain-lain. Dalam ajaran Islam toleransi merupakan perbuatan akhlak terpuji (Akhlak al karimah). Kejayaan seseorang, masyarakat atau bangsa ditentukan oleh keluhuran akhlaknya. Dengan demikian Islam sangat menekankan ajaran pokoknya pada pembentukan kepribadian akhlak mulia dan salah satu bagian pentingnya adalah sikap toleran dan terbuka terhadap berbagai perbedaan dalam realitas sosial dihadapannya. Al Qur’an secara tegas memberikan penekanan bahwa keragaman atau perbedaan merupakan sesuatu yang given (sunnatullah). Oleh sebab itu secara fitrah manusia harus menerima keragaman tersebut sebagai sebuah realitas. Dalam Islam menghargai dan menghormati keragamana tidak saja merupakan masalah Ibadan yang bersifat mua’amalah, namun juga bagian dari akhlak mulia. Pembentukan akhlak mulia merupakan bagian penting dari bangunan masyarkat Islam dimana Rasulullah SAW menjadi contoh tauladan paling baik sebagaimana Al Qur’an menyebutnya sebagai “Ithe Living Qur’an” (kaana khuluquhu al Qur’an) atau Rasulullah SAW adalah Al Qur’an berjalan. Dan Rasulullah mengatakan bahwa “sesungguhnya aku di utus ke dunia hanya untuk menyempurnakan akhlak”.
TARBIYATUL QULUB MELALUI DZIKIR Haromaini, Ahmad; Rachman, Abdul; Al-Fahmi, Faiz Fikri
Islamika : Jurnal Agama, Pendidikan dan Sosial Budaya Vol 14 No 2 (2020): Juli-Desember
Publisher : Universitas Islam Syekh Yusuf

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33592/islamika.v14i2.1091

Abstract

Abstract Humans were created with a clear mission. According to the expert commentators, there are three missions carried out by humans as Allah Almighty's creatures on earth, the mission of worshiping, the caliph, playing a role in prospering the earth. Then he was given some potential. One of these potentials is the heart "qalb". In several verses of the al-Qur'an, it is stated that there is positive compensation that can be given to the heart if the dhikr methods are followed and carried out by the owner of the heart. Then how do the views of the commentators explain this correlation in some commentary literature? What is meant by the peace of mind that results from dhikr? This study uses a qualitative research method by analyzing the verses related to the research question and then analyzed with data taken from the opinions of the commentators. The research result states that tarbiyatul qulub through dhikr is to have peace because it makes Allah swt. the main one is nothing but the trembling heart mentioned by the name of Allah Almighty. out of respect for Allah swt. and glorification to Him which has been evident of the majesty of Allah Almighty.  AbstrakManusia diciptakan dengan misi yang jelas. Menurut pakar tafsir, ada tiga misi yang diemban manusia sebagai makhluk Allah swt di muka bumi, misi beribadah, khalifah, berperan memakmurkan bumi. Kemudian ia diberikan beberpa potensi. Salah satu potensi tersebut adalah hati “qalb”.  Pada beberapa ayat al-Qur’an disebutkan terdapat kompensasi positif yang dapat diberikan kepada hati bila cara-cara berdzikir ditempuh dan dilakukan oleh yang pemilik hati. Lalu bagaimana pandangan para mufassir menjelaskan korelasi tersebut dalam beberapa literature kitab tafsir? Apa yang dimaksud dengan ketenteraman hati yang diperoleh dari hasil berdzikir? Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menganalisis ayat-ayat yang berhubungan dengan pertanyaan penelitian dan kemudian dianalisa dengan data-data yang diambil dari pendapat para mufassir. Hasil penelitian menyebutkan bahwa tarbiyatul qulub melalui berdzikir adalah memiliki ketenteraman karena menjadikan Allah swt. yang utama bukan yang lain serta bergemetaran hati yang disebutkan nama Allah swt. karena rasa hormat kepada Allah swt. dan pengagungan kepada-Nya yang telah tampak jelas akan keagungan yang dimiliki Allah swt. 
STRATEGI PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK TUNARUNGU MASA PANDEMI COVID 19 PADA JENJANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA  DI SKH YKDW 02 KOTA TANGERANG Kapitanhitu, Nyimas Nuraini; Haromaini, Ahmad; Halimah, Nur
Islamika : Jurnal Agama, Pendidikan dan Sosial Budaya Vol 15 No 2 (2021): Islamika
Publisher : Universitas Islam Syekh Yusuf

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33592/islamika.v15i2.2139

Abstract

This research was conducted at the Karya Dharma Wanita Foundation Special School 02 Tangerang City. This study aims to find out how the PAI learning strategy for deaf children during the COVID-19 pandemic at the junior high school level at Special School YKDW 02 Tangerang City. This type of research is Field Research or field research. The approach used in this research is a descriptive qualitative research approach. Sources of data in this study include primary and secondary sources. This data collection is done through interviews, observation, and documentation. The results of this study indicate that the strategies used by teachers in learning Islamic religious education during the COVID-19 pandemic at SKh YKDW 02 Tangerang City, are conventional strategies, conventional strategies, namely learning strategies where PAI teachers dominate the learning process, This can be seen from the activities (1) opening learning, (2) delivering material carried out by the teacher, that the PAI learning strategy during the pandemic is not much different from face-to-face learning, it's just that in delivering the material the teacher uses the google meet application and whatsapp videocall , the language used is simpler, and the pronunciation must be seen clearly and slowly, (3) closing the lesson.
PENGARUH TEMPERAMEN BURUK ORANG TUA TERHADAP KESEHATAN MENTAL PESERTA DIDIK PADA MASA PANDEMI COVID 19 KELAS XI DI SMA AL-LAYYINAH KAMPUNG CIJENGIR KECAMATAN CURUG KABUPATEN TANGERANG Fitri Nurnitasari; Ahmad Haromaini
Jurnal Kajian Agama Hukum dan Pendidikan Islam (KAHPI) Vol 3, No 2 (2021): VOL 3, NO 2 (2021): JURNAL KAJIAN AGAMA, HUKUM DAN PENDIDIKAN ISLAM
Publisher : Lembaga Kajian Keagamaan Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/kahpi.v3i2.p145-156.17557

Abstract

Penelitian ini dilakukan di SMA Al-Layyinah Kampung Cijengir Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) adanya pengaruh temperamen orang tua terhaap kesehatan mental peserta didik pada masa pandemi Covid-19 kelas XI di SMA Al-Layyinah Kampung Cijengir kabupaten Tangerang, (2) adanya pengaruh temperamen buruk orang tua terhadap keberhasilan belajar siswa, (3) upaya orang tua dalammemahami kondisi kesehatan mental peserta didik kelas XI di SMA Al-Layyinah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian lapangan atau kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan tes. Penelitian ini menggunakan rumuskolerasi product moment adalah memperoleh atau mengumpulkan data, fakta, dan informasi yang berkaitan dengan variabel yang menjadi menjadi pembahasan pembahasan penelitian (X dan Y). Sedangkan instrumen penelitian ini menggunakan angket (kuesioenr) dan pernyataan tersebut berjumlah 10 untuk variabel X dan 10 untuk Variabel Y.Kata kunci: Temperamen Buruk, Kesehatan Mental