Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Jurnal Kedokteran Hewan

THE EFFECT OF UREA SUPLEMENTATION IN MATURATION MEDIA OF BOVINE OOCYTE IN VITRO TOWARDS EXPRESSION OF BAX, BCL-2 AND BAX/BCL-2 RATIO Dhesy Kartikasari; Sri Mulyati; Suzanita Utama; Pudji srianto; Widjiati Widjiati; Hani Plumeriastuti
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 14, No 1 (2020): March
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (332.285 KB) | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v14i1.15283

Abstract

This study aims to evaluate the expression of BAX, BCL-2, and BAX/BCL-2 ratio in maturation media of cow oocytes which supplemented with Urea in vitro because BAX and BCL-2 are the main regulators of apoptosis. A total of 263 oocytes from follicle aspirations originating from ovaries taken from slaughterhouses and were saturated with 3 addition of urea which was divided into three groups. The control group (P0) was control group without the addition of urea, P1 group was added with urea 20 mg/dL, while P2 group was added with urea 40 mg/dL. The results of in vitro oocyte maturation were continued with identification using immunocytochemical staining with the addition of BAX and BCL-2 antibodies. Positive results showed a brownish color on the oocyte and its cumulus. The results of this study indicated that there were significant differences (P0.05) in BAX and BCL-2 expression, although both curves were equally increase. The increase in BCL-2 was more significant than BAX, while the BAX BCL-2 ratio did not show a significant difference (P0.05) in whichthe curve of BAX/BCL-2 ratio was decreased. It can be concluded that the addition of urea does not affect the level of apoptosis.
IDENTIFIKASI PROTEIN EPIDERMAL GROWTH FACTOR (EGF) 46 kDa HASIL MATURASI OOSIT SAPI SECARA IN VITRO Widjiati w; Anike Rachmawati; Sri Mumpuni; Bambang Sektiari
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 6, No 1 (2012): March
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.059 KB) | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v6i1.734

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi suatu protein dengan berat molekul 46 kDa yang diduga sebagai epidermal growth factor (EGF) yang diisolasi dari oosit sapi yang telah dimaturasi secara in vitro dengan metode elektroforesis. Ovarium sapi yang berasal dari rumah potong hewan, diaspirasi pada folikel dengan diameter permukaan ≤5 mm menggunakan spuit dan jarum. Oosit dimaturasi dalam tissue culture medium (TCM) 199 selama 22 jam pada suhu 38,5° C di dalam inkubator CO2. Preparasi protein dengan berat molekul 46 kDa menggunakan sodium dodecyl sulphate polyacrilamide gel elektroforesis (SDS PAGE). Berdasarkan perhitungan jumlah regresi dari protein marker, didapatkan 12 fraksi protein yaitu BM 172,7; 153,09; 118,24; 102,43; 89,27; 59,75; 46,41; 43,82; 40,2; 36,06; 23,45; dan 18,42 kDa. Protein dengan berat molekul 46,41 kDa yang tampak pada pita protein dapat diidentifikasi sebagai protein yang diduga EGF yang berperan dalam proses maturasi oosit.
EFEKTIVITAS TERAPI RAT BONE MARROW MESENCHYMAL STEM CELL PADA TIKUS (Rattus norvegicus) MODEL TERATOGENIK PARTICULATE MATTER TERHADAP EKSPRESI TNF- , BAX, DAN BCL-2 PLASENTA Pantja Madyawati, Sri; R, Rimayanti; W, Widjiati; Achmad, Agung Budianto
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 9, No 1 (2015): March
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v9i1.2774

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah membuktikan potensi dan efektivitas rat bone marrow mesenchymal stem cell (rbmmsc) sebagai terapi pada kasus teratogenik selama kebuntingan dengan melihat ekspresi tumor necrosis factor (TNF-), Bax, dan Bcl-2. Dua puluh empat ekor tikus bunting model teratogenik dibagi menjadi empat kelompok perlakuan yang berbeda yaitu P1-Kontrol (dipapar carbon black dosis 532 mg/m3 selama 4 jam pada umur kebuntingan ke-6 s/d ke-11 + Injeksi MEM 0,1 ml), P1-Terapi (dipapar carbon black dosis 532 mg/m3 selama 4 jam pada umur kebuntingan ke-6 s/d ke-11 + rbmmsc dengan dosis 1x106 sel/0,1 ml), P2-Kontrol (dipapar carbon black dosis 532 mg/m3 selama 4 jam pada umur kebuntingan ke-6 s/d ke-17 + Injeksi MEM 0,1 ml), P2-Terapi (dipapar carbon black dosis 532 mg/m3 selama 4 jam pada umurkebuntingan ke-6 s/d ke-11 + rbmmsc dengan dosis 1x106 sel/0,1 ml). Data yang didapatkan kemudian dianalisis menggunakan uji MannWhitney. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian terapi rat bone marrow mesenchymal stem cell pada tikus model teratogenikparticulate matter tidak berpengaruh dalam menurunkan parameter ekspresi TNF- dan Bax, serta meningkatkan ekspresi Bcl-2 pada plasenta.
IDENTIFIKASI PROTEIN EPIDERMAL GROWTH FACTOR (EGF) 46 kDa HASIL MATURASI OOSIT SAPI SECARA IN VITRO w, Widjiati; Rachmawati, Anike; Mumpuni, Sri; Sektiari, Bambang
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 6, No 1 (2012): March
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v6i1.734

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi suatu protein dengan berat molekul 46 kDa yang diduga sebagai epidermal growth factor(EGF) yang diisolasi dari oosit sapi yang telah dimaturasi secara in vitro dengan metode elektroforesis. Ovarium sapi yang berasal dari rumah potong hewan, diaspirasi pada folikel dengan diameter permukaan 5 mm menggunakan spuit dan jarum. Oosit dimaturasi dalam tissue culture medium (TCM) 199 selama 22 jam pada suhu 38,5 C di dalam inkubator CO2. Preparasi protein dengan berat molekul 46 kDa menggunakansodium dodecyl sulphate polyacrilamide gel elektroforesis (SDS PAGE). Berdasarkan perhitungan jumlah regresi dari protein marker, didapatkan 12 fraksi protein yaitu BM 172,7; 153,09; 118,24; 102,43; 89,27; 59,75; 46,41; 43,82; 40,2; 36,06; 23,45; dan 18,42 kDa. Protein dengan berat molekul 46,41 kDa yang tampak pada pita protein dapat diidentifikasi sebagai protein yang diduga EGF yang berperan dalam proses maturasi oosit.
IDENTIFIKASI GROWTH DIFFERENTIATION FACTOR-9 (GDF-9) DARI MATURASI IN VITRO OOSIT SAPI DENGAN TEKNIK IMUNOSITOKIMIA w, Widjiati; Wulansari, Desi; w, Wurlina; Widjaja, Ngakan Made Rai
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 5, No 2 (2011): September
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v5i2.356

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengindentifikasi GDF-9 di dalam oosit yang berasal dari preantral folikel sapi yang dimatangkan secara in vitro. Penelitian ini menggunakan metode imunositokimia ikatan antara molekul avidin dan biotin yang terkandung dalam antibodi sekunder bentuk kompleks avidin-biotin. Ovarium sapi diambil dari rumah potong hewan (RPH) Pegirian Surabaya. Penelitian ini menggunakan 105 oosit matang yang berasal dari 62 ovarium. Hasil imunositokimia menunjukkan bahwa 77,14% GDF-9 teridentifikasi.