Muhammad Anwar Djaelani
Departemen Biologi, Fakultas Sains Dan Matematika, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia 50275

Published : 62 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Nilai Haugh Unit (HU), Indeks Kuning Telur (IKT) dan Ph Telur Itik Pengging Setelah Pemberian Tepung Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) Susan Nuraeni; Muhammad Anwar Djaelani; Sunarno Sunarno; Kasiyati Kasiyati
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 4, Nomor 2, Tahun 2019
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.81 KB) | DOI: 10.14710/baf.4.2.2019.107-115

Abstract

Itik lokal banyak dibudidayakan sebagai penghasil telur. Daun kelor (Moringa oleifera) mengandung nutrisi esensial, seperti asam amino dan protein yang berpotensi meningkatkan kualitas telur, terutama telur itik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tepung daun kelor terhadap kualitas fisik telur itik pengging. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dengan 4 ulangan, yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan pakan basal dengan tambahan tepung daun kelor 2,5; 5; 7,5; dan 10%. Parameter yang diamati pada penelitian ini yaitu nilai Haugh unit (HU), indeks kuning telur (IKT), dan pH telur. Sampel diambil setiap hari kemudian dikumpulkan dan dilakukan pengukuran. Data yang diperoleh dianalisis mengunakan analysis of variance (ANOVA), apabila terdapat beda nyata antar perlakuan dilakukan uji lanjut dengan uji Duncan pada taraf kepercayaan 95%. Hasil analisis menunjukan bahwa pemberian tepung daun kelor dalam pakan itik memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) pada nilai HU dan pH putih telur, namun tidak berpengaruh (P>0,05) pada IKT, pH kuning telur, dan bobot telur. Berdasarkan nilai HU, telur pada penelitian ini dikategorikan dalam kualitas AA, dan pH putih telur tertinggi terdapat pada perlakuan 10% dengan nilai 8,66. Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian tepung daun kelor 7,5% dapat meningkatkan kualitas telur tanpa merubah bobot telur. Kata kunci: Itik pengging, daun kelor, kualitas telur
Pengaruh Suplementasi Tepung Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) untuk Mendukung Produksi Telur Itik Pengging (Anas platyrhyncos) Siti Murni Mas&#039;adah; Kasiyati Kasiyati; Muhammad Anwar Djaelani; Sunarno Sunarno
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 5, Nomor 1, Tahun 2020
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.5.1.2020.25-34

Abstract

Daun kelor mengandung berbagai macam asam amino esensial dan kaya akan antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh tepung daun kelor terhadap produksi telur itik pengging. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 5 perlakuan dengan 4 kali ulangan dan setiap ulangan berisi 3 ekor itik, yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan pakan basal yang diberi imbuhan tepung daun kelor 2,5; 5; 7,5; dan 10%. Pengukuran variabel penelitian dilakukan setiap satu minggu dan diukur selama tiga minggu. Data dianalisis dengan ANOVA satu arah yang dilanjutkan dengan uji Duncan pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukan bahwa imbuhan tepung daun kelor pada pakan itik pengging memberikan pengaruh yang signifikan pada produksi telur (p<0,05). Imbuhan tepung daun kelor dengan konsentrasi 2,5 dan 10% pada itik pengging mampu meningkatkan persentase produksi telur duck day, masing-masing sebesar 45,34% dan 39,71% dibandingkan kelompok kontrol (tepung daun kelor 0%). Hasil analisis kualitas kerabang telur untuk warna dan ketebalan pada setiap perlakuan tidak berbeda nyata (p>0,05), sedangkan untuk bobot kerabang menunjukan hasil yang signifikan (p<0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah imbuhan tepung daun kelor dengan konsentrasi 2,5 dan 10% pada pakan itik pengging dapat meningkatkan produksi telur tanpa merubah kualitas kerabang telur. 
Kualitas Telur Puyuh Jepang (Coturnix coturnix japonica L.) Berdasarkan Variabel pH Telur, Kandungan Protein Telur dan Indeks Putih Telur setelah dilakukan Pencucian dan disimpan Selama Waktu Tertentu Muhammad Anwar Djaelani
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 2, Nomor 1, Tahun 2017
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.2.1.2017.26-30

Abstract

Puyuh  Jepang (Coturnix coturnix japonica L.) banyak dibudidayakan untuk diambil telurnya karena produktivitas telur yang tinggi. Nilai gizi telur puyuh tidak kalah dengan telur unggas lain, sehingga dapat menambah variasi dalam penyediaan sumber protein hewani. Telur merupakan sumber protein hewani yang murah dan mudah untuk didapatkan oleh masyarakat Indonesia. Telur mengandung bahan organik yang mudah rusak. Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya telur adalah lama waktu penyimpanan . Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas telur puyuh berdasarkan pH telur, kandungan protein telur dan Indeks Putih Telur setelah pencucian dan penyimpanan dalam waktu tertentu. Sampel yang digunakan adalah telur puyuh yang diambil pada hari ketiga setelah telur dikeluarkan dari induknya. Penelitian ini menggunakan rancangan acak  lengkap dengan 5 kelompok perlakuan, masing-masing kelompok terdiri 10 ulangan. Kelompok tersebut adalah P1 kelompok telur,diamati pada hari ke 3. P2 kelompok telur tanpa pencucian, disimpan dan diamati pada harike 17. P3 kelompok telur dengan pencucian, disimpan dan diamati pada hari ke 17. P4 kelompok telur tanpa pencucian, disimpan dan diamati pada hari ke 31. P5 kelompok telur dengan pencucian, disimpan dan diamati padahari ke 31. Data dianalisis menggunakan Anova dan uji lanjut Duncan keduanya dengan taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan pH telur mengalami kenaikan, kandungan protein telur dan Indeks Putih Telur mengalami penurunan karena pencucian dan seiring dengan bertambahnya waktu penyimpanan . Penurunan kandungan protein telur dan Indeks Putih Telur dan kenaikan pH telur akibat dari lamanya penyimpanan dan pencucian  yang menyebabkan perubahan kualitas telur. Kata kunci : penyimpanan telur; protein telur; indeks putih telur; pH telur
Somatometri Tulang Ekstremitas Ayam Jantan Setelah Pemberian Tepung Daun Kelor (Moringa oleifera) Sebagai Pakan Tambahan Kencana Ayudya Prabahandari; Kasiyati Kasiyati; Muhammad Anwar Djaelani; Sunarno Sunarno
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 6, Nomor 2, Tahun 2021
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.6.2.2021.183-192

Abstract

 Daun kelor (Moringa oleifera) merupakan bagian tanaman yang mengandung nutrisi pendukung pertumbuhan tulang ekstremitas ayam jantan, meliputi protein dan mineral kalsium. Atas dasar potensi tersebut, dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis pakan tambahan tepung daun kelor pada pertumbuhan tulang ekstremitas ayam jantan. Parameter uji penelitian ini meliputi panjang sayap, panjang tibiotarsus, panjang tarsometatarsus, panjang badan, dan panjang paruh. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 5 perlakuan meliputi P0 (pakan standar 100%), P1, P2, P3 dan P4 berturut-turut mendapat tambahan tepung daun kelor 1%, 2%, 3%, dan 4% dengan pakan standar 99%, 98, 97%, dan 96%, tiap perlakuan diulang 3 kali. Data dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) dan uji lanjut Duncan Multi Range Test(DMRT) (P<0,05). Hasil penelitian didapatkan bahwa pemberian tepung daun kelor berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan panjang sayap dan panjang tarsometararsus, namun tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan panjang tibiotarsus, panjang badan, dan panjang paruh. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penambahan tepung daun kelor pada pakan berpotensi meningkatkan panjang tulang sayap dan tulang tarsometatarsus yang merupakan bagian dari tulang ekstremitas ayam jantan Moringa leaf (Moringa oleifera) is part of plant that contains nutrients that support rooster extremity bone growth, including protein and calcium minerals. Base on this potential, doing research to analyzing  effect of supplemented Moringa meal on growth of rooster extremity bones. The test parameters of this study include wing length, tibiotarsus length, tarsometatarsus length, body length, and beak length. The research used completely randomized design (CRD) which consisted of 5 treatments including P0 (standard feed 100%), P1, P2, P3, and P4, respectively, received moringa leaf additions of 1%, 2%, 3%, and 4% with standard feed of 99%, 98, 97%, and 96%, each treatment was repeated 3 times. Data were analyzed using Analysis of Variance (ANOVA) and Duncan Multi Range Test (DMRT) advanced test (P <0.05). The results showed that supplementation of Moringa meal was significantly different (P<0.05) of the wing and tarsometatarsal length. However, it was not significantly different (P>0.05) in tibiotarsal length, body length, and beak length. Supplementation of Moringa leaf meal on the diet of rooster did not increase extremity bones at grower phase. The conclusion was addition of Moringa leaf meal in diet potentially increase wing and tarsometatarsal bone length which are part of rooster extremity bones.
Kadar Protein, Indeks Putih Telur, dan Nilai Haugh Unit Telur Itik Setelah Perendaman Ekstrak Daun Salam (Syzygium polyanthum) dengan Waktu Penyimpanan yang Berbeda pada Suhu 4ºC Lia Lestari; Siti Muflichatun Mardiati; Muhammad Anwar Djaelani
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 3, Nomor 1, Tahun 2018
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.3.1.2018.39-45

Abstract

Telur merupakan salah satu bahan pangan yang memiliki nilai gizi tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh perendaman ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum) terhadap kadar protein, Indeks Putih Telur (IPT), dan nilai Haugh Unit (HU) pada telur itik. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 9 perlakuan dan 5 kali ulangan. Telur yang digunakan sebanyak 45 butir dengan perlakuan pencucian air dan perendaman ekstrak daun salam serta penyimpanan setelah 14 hari dan 28 hari pada suhu 4oC. Perlakuan terdiri atas P0: kontrol (telur umur satu hari dan tanpa penyimpanan), P114 dan P228: pencucian air, perendaman ekstrak daun salam, P314 dan P428: pencucian air, tanpa perendaman ekstrak daun salam, P514 dan P628: tanpa pencucian air, dengan perendaman ekstrak daun salam, P714 dan P828: tanpa pencucian air, tanpa perendaman ekstrak air daun salam. Variabel yang diamati yaitu kadar protein telur, IPT, serta nilai HU. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji ANOVA pada taraf signifikansi 5% dan dilanjutkan uji Duncan dengan α=0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar protein tertinggi pada P314 (12,792%) serta terendah pada P428 (9,85%), kadar protein pada P714 lebih rendah dibandingkan perlakuan yang lain setelah penyimpanan 14 hari. Nilai IPT tertinggi pada P514 (0,079) dan terendah pada P828 (0,069). Nilai HU tertinggi pada P514 (75,116) dan terendah pada P828 (65,924). Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak air daun salam tidak efektif digunakan untuk mengawetkan telur pada suhu penyimpanan 4oC. Kata kunci : Telur itik; Haugh unit (HU); Indeks Putih Telur (IPT); protein; daun salam
Pengaruh Imbuhan Tepung Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) pada Pakan terhadap Bobot Beberapa Organ Dalam dan Lemak Abdominal Itik Pengging (Anas platyrhyncos) Dara Puspita Jati Windoro; Kasiyati Kasiyati; Muhammad Anwar Djaelani; Sunarno Sunarno
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 5, Nomor 2, Tahun 2020
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.5.2.2020.109-118

Abstract

Daun kelor (Moringa oleifera Lam.) mengandung antioksidan, vitamin C, vitamin A, kalsium, protein, dan berbagai macam asam amino. Semua kandungan nutrien tersebut berperan penting dalam menunjang produktivitas itik pengging, baik daging maupun organ dalam. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh imbuhan tepung daun kelor pada pakan terhadap bobot organ dalam dan lemak abdominal itik pengging. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 kali ulangan, yaitu kelompok kontrol dan perlakuan pakan basal yang diberi suplemen tepung daun kelor 2,5; 5; 7,5 dan 10%. Pemberian pakan dan minum dilakukan secara ad libitum. Data dianalisis dengan pola distribusi normal dan homogenitas data, kemudian untuk mengetahui perbedaan antarkelompok, data dianalisis dengan ANOVA-satu arah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa imbuhan suplemen tepung daun kelor pada pakan itik pengging tidak berpengaruh signifikan (P>0,05) terhadap bobot jantung, limpa, lambung, dan lemak abdominal itik pengging. Kesimpulan dari penelitin ini adalah imbuhan tepung daun kelor pada pakan tidak meningkatkan bobot jantung, limpa, dan lambung, serta tidak menurunkan lemak abdominal itik pengging. Kata kunci: daun kelor, jantung, limpa, lambung, lemak abdominal, itik pengging.
Ukuran rongga udara, pH telur dan diameter putih telur, ayam ras (Gallus L.) setelah pencelupan dalam larutan rumput laut dan disimpanan beberapa waktu Muhammad Anwar Djaelani
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 1, Nomor 1, Tahun 2016
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.1.1.2016.19-23

Abstract

Telur ayam merupakan sumber protein hewani yang murah dan mudah untuk didapatkan oleh masyarakat Indonesia. Senyawa penyusun telur merupakan bahan organik yang mudah rusak. Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya telur adalah lama waktu penyimpanan . Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas telur ayam berdasar ukuran rongga udara, pH telur  dan diameter putih telur  setelah pencelupan dalam larutan rumput laut . Sampel yang digunakan adalah telur ayam ras yang diambil pada hari pertama telur dioviposisikan. Digunakan Rancangan acak  lengkap dengan 9 kelompok perlakuan yaitu P0 sampel disimpan pada suhu kamar tanpa perlakuan, diamati pada hari ke 1, P1 sampel disimpan pada suhu kamar tanpa perlakuan, diamati pada hari ke 7, P2 sampel dicelupkan ke dalam larutan rumput laut sebelum disimpan pada suhu  kamar, diamati pada hari ke 7. P3 sampel disimpan pada suhu kamar tanpa perlakuan, diamati pada hari ke 14. P4 sampel dicelupkan ke dalam larutan rumput laut sebelum disimpan pada suhu  kamar, diamati pada hari ke 14, P5 sampel disimpan pada suhu kamar tanpa perlakuan, diamati pada hari ke 21, P6 sampel dicelupkan ke dalam larutan rumput laut sebelum disimpan pada suhu  kamar, diamati pada hari ke 21, P7 sampel disimpan pada suhu kamar tanpa perlakuan, diamati pada hari ke 28, P8 sampel dicelupkan ke dalam larutan rumput laut sebelum disimpan pada suhu  kamar, diamati pada hari ke 28. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ANOVA dengan taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan semua variabel penelitian menunjukkan penurunan seiring dengan bertambahnya waktu penyimpanan. Pencelupan ke dalam rumput laut tidak mampu mepertahankan kualitas telur Penurunan kualitas kemungkinan disebabkan faktor lamanya penyimpanan yang menyebabkan perubahan kondisi telur. Kata kunci : penyimpanan telur; diameter putih telur; rongga udara; pH telur
Pemeriksaan Kolesterol , LDL, dan HDL Daging Ayam Petelur Jantan dengan Pakan Berimbuhan Serbuk Daun Kelor Muhammad Anwar Djaelani; Kasiyati Kasiyati; Sunarno Sunarno
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 6, Nomor 1, Tahun 2021
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.6.1.2021.1-6

Abstract

Penelitian ini dirancang untuk melihat pengaruh tepung daun kelor sebagai imbuhan pakan terhadap kadar kolesterol total, kadar LDL dan kadar HDL daging ayam petelur jantan. Penelitian ini bertujuan menganalisis perubahan fisiologis yang terjadi pada profil lipid daging ayam petelur jantan terkait dengan pemberian tepung daun kelor sebagai imbuhan pakan. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan lima perlakuan, terdiri atas satu perlakuan kelompok kontrol dan empat kelompok perlakuan dengan pakan basal yang diberi imbuhan berbagai kadar tepung daun kelor. Kelompok perlakuan pada penelitian ini adalah K0: Pakan basal, tanpa imbuhan tepung daun kelor (kontrol) K1: Pakan basal yang diberi imbuhan tepung daun kelor 1% K2: Pakan basal yang diberi imbuhan tepung daun kelor 2% K3: Pakan basal yang diberi imbuhan tepung daun kelor 3% K4: Pakan basal yang diberi imbuhan tepung daun kelor 4%.Variabel yang diamati adalah kadar kolesterol total daging, LDL daging, serta HDL daging ayam petelur jantan. Analisis data dilakukan dengan Anova Hasil penelitian menunjukkan terdapat penurunan yang nyata kadar kolesterol total daging dan kadar LDL daging, serta peningkatan kadar HDL daging ayam yang nyata (P < 0.05).Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian tepung daun kelor sebagai imbuhan pakan berpotensi memperbaiki performa lipid daging ayamKata kunci :  Daging ayam, kelor, kolesterol, LDL ,HDL
Pengaruh Pencucian, Pembungkusan dan Penyimpanan suhu rendah Terhadap Kualitas Telur Ayam Ras (Gallus L.) Muhammad Anwar Djaelani; Zuni Novika; Nur Azizah
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 4, Nomor 1, Tahun 2019
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (341.837 KB) | DOI: 10.14710/baf.4.1.2019.29-34

Abstract

Telur merupakan salah satu sumber protein hewani  bagi masyarakat Indonesia. Telur mengandung bahan organik yang mudah rusak. Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya telur adalah lama waktu penyimpanan. Kualitas telur perlu dipertahankan agar kandungan bahan kimia yang terdapat pada telur dapat dipertahankan kesegarannya.  Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas telur ayam setelah pencucian,pembungkusan dan penyimpanan. Variabel kualitas telur yang diamati meliputi nilai Haugh Unit, Indeks Kuning Telur, Nilai susut berat dan pH telur. Telur ayam yang digunakan sebanyak 60 butir dibagi menjadi 8 kelompok perlakuan. Kelompok I telur ayam tanpa dicuci disimpan pada suhu 310 C, Kelompok II telur ayam tanpa dicuci dibungkus plastik wrap disimpan pada suhu 310 C, Kelompok III telur ayam dicuci disimpan pada suhu 310 C,  Kelompok IV telur ayam dicuci dibungkus plastik wrap kemudian disimpan pada suhu 310 C. Setiap kelompok perlakuan terdiri 5 ulangan. Penelitian ini menggunakan Rancangan acak lengkap dengan 4 kelompok perlakuan dan 3 kelompok waktu pengamatan. Pada hari ke 3 setelah telur dikeluarkan dari induk ayam  dilakukan pencucian, pembungkusan telur dan penyimpanan. Pengamatan dilakukan pada hari 10, 17 dan 24. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ANOVA dengan taraf signifikansi 5% dan uji lanjut BNT. Hasil penelitian menunjukkan pencucian mempercepat penurunan kualitas telur, pembungkusan dapat mempertahankan kualitas telur. Semua variabel penelitian menunjukkan penurunan seiring dengan bertambahnya waktu penyimpanan Kata kunci: haugh unit, indek kuning telur, susut berat
Respon Histomorfometrik Aorta Tikus Putih terhadap Pemberian Berbagai Kadar Vco dan Olive Oil Enny Yusuf Wachidah Yuniwarti; Muhammad Anwar Djaelani
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 1, Nomor 1, Tahun 2016
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.1.1.2016.54-58

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efek asam lemak jenuh yang menggunakan VCO dan efek asam lemak tak jenuh yang menggunakan olive oil terhadap histomorfometrik aorta tikus putih yang diamati melalui pengukuran ketebalan tunika intima. Penelitian ini menggunakan tikus putih sebanyak 25 ekor yang dibagi dalam lima perlakuan, yaitu P1 adalah kelompok kontrol, P2 merupakan kelompok yang diberi Olive Oil 10 mL/kg pakan, P3 merupakan kelompok yang diberi Olive Oil 5 mL/kg pakan, P4 merupakan kelompok yang diberi VCO 10 mL/kg pakan dan P5 merupakan kelompok yang diberi VCO 5 mL/kg pakan. Tiap perlakuan diulang sebanyak 5 kali ulangan. Data tebal tunika intima yang didapat, dianalisis menggunakan analisis of varians (ANOVA) dengan design penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan lima perlakuan dan lima ulangan. Hasil yang didapat menunjukkan tidak terdapat beda nyata antar perlakuan, sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian olive oil maupun virgin coconut oil tidak menimbulkan perbedaan respon histomorfometrik aorta tikus putih. Kata kunci: tikus putih; tunika intima; olive oil; vco