Daniel Djokosetiyanto
Department of Aquaculture

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Grow-out of spiny lobster Panulirus sp. with high stocking density in controlled tanks Subhan, Rio Yusufi; Supriyono, Eddy; Widanarni, Widanarni,; Djokosetiyanto, Daniel
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 17 No. 1 (2018): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3437.352 KB) | DOI: 10.19027/jai.17.1.53-60

Abstract

ABSTRACTThe aim of this research was to determine optimum stocking density for growing-out of spiny lobster Panulirus sp. in controlled tanks that conducted for 30 days. The experimental spiny lobsters have the initial average weight of 130.39 ± 0.32 g and initial average total length of 140.70 ± 0.06 mm. This study used completely randomized design with three different stocking densities (KT10: 10 ind/m3; KT18: 18 ind/m3; and KT26: 26 ind/m3) and two replications. The parameters observed in this study included water quality (temperature, pH, salinity, dissolved oxygen, and total ammonia nitrogen), physiological responses (total haemocyte count, haemolymph glucose, and frequency of molt), and production performances, such as growth, specific growth rate, feed conversion ratio, and survival rate. The results showed that the spiny lobster could be reared in high stocking density in controlled tanks. Water quality during the study in each treatment was; temperature 26.56–28.65oC, salinity 29.7–33.6 g/L, pH 7.5–8.5, dissolved oxygen 6.15–6.58 mg/L, and total ammonia nitrogen 0.11–0.34 mg/L. The best stocking densities for spiny lobster was 18 ind/m3 (KT18) with 2.5‒3.5×106cells/mL total haemocyte counts, 24.6‒28.3 mg/dL haemolymph glucose, and 38.37 ± 3.20% frequency of molt. The final average body weight and length were 145.06 ± 0.42 g and 142.77 ± 0.19 mm, respectively. The survival rate reached 86.11 ± 3.92% with a specific growth rate 0.35 ± 0.01%/day, and feed conversion ratio 7.87 ± 0.31.Keywords: high stocking density, Panulirus sp., physiological responses, productivity.  ABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kepadatan terbaik dalam pembesaran lobster laut Panulirus sp. yang dipelihara dalam bak terkontrol selama 30 hari. Lobster laut yang digunakan pada awal penelitian memiliki bobot 130,39 ± 0,32 g dan panjang total 140,70 ± 0,06 mm. Penelitian dilakukan menggunakan rancangan acak lengkap dengan tiga perlakuan kepadatan berbeda, yaitu: 10 ekor/m3(KT10), 18 ekor/m3(KT18), dan 26 ekor/m3(KT26) dan dua ulangan. Parameter uji yang diamati dalam penelitian ini meliputi kualitas air (suhu, salinitas, pH, DO, dan TAN), respons fisiologis (total hemosit/THC, glukosa hemolim, dan frekuensi pergantian kulit), dan kinerja produksi meliputi pertumbuhan, laju pertumbuhan spesifik, rasio konversi pakan, dan tingkat kelangsungan hidup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lobster laut dapat dibesarkan dengan kepadatan tinggi dalam bak terkontrol. Pengukuran nilai kualitas air pada setiap perlakuan selama pemeliharaan adalah suhu berkisar 26,56–28,65oC, salinitas 29,7–33,6 g/L, pH 7,5–8,5, DO antara 6,15–6,58 mg/L dan TAN antara 0,11–034 mg/L. Perlakuan terbaik selama penelitian adalah dengan kepadatan 18 ekor/m3 (KT18) dengan nilai THC berkisar antara 2,5–3,5×106  sel/mL, glukosa hemolim 24,6–28,3 mg/dL,dan frekuensi pergantian kulit 38,37±3,20%. Bobot dan panjang lobster akhir rata-rata pada perlakuan tersebut masing-masing mencapai 145,06 ± 0,42 g, dan 142,77 ± 0,19 mm. Tingkat kelangsungan hidup mencapai 86,11 ± 3,92% dengan laju pertumbuhan spesifik 0,35 ± 0,01%/hari dan rasio konversi pakan selama penelitian adalah 7,87 ± 0,31.Kata kunci: padat pemeliharaan, Panulirus sp., produktivitas, respons fisiologis.  
Performance of perisel as shelter and periphyton substrate in the floating cage of Pacific white shrimp culture Palinggi, Rifka Liling; Budiardi, Tatag; Djokosetiyanto, Daniel
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 20 No. 1 (2021): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19027/jai.20.1.65-71

Abstract

Shrimp culture in the floating cage is expected to reduce the utilization of land and its possible negative impact to the environment. The advantages of shrimp farming in the sea include the high dissolved oxygen concentration and the better meat quality. This research aimed to enhance the production performance of shrimp through the utilization of periphyton as a natural feed for shrimp. A completely randomized design with 3 treatments (in triplicates) were applied in this experiment, i.e floating cage without perishel (control), floating cage with PE perishel and PA perishel. Shrimp with body weight of 2.5 ± 0.2 g were stocked at the initial density of 2,000 shrimp in each cage, and maintained for 90 days. No significant difference was observed in the survival amongst treatments. The lowest feed conversion ratio (1.74) and coefficient of variance (3.21) were showed in treatment PA. The highest attachment and abundances of periphyton were found in treatment PA. It was concluded that the addition of perishel inside the floating cage may contribute as natural feed source for the shrimp and thus increase the production performance of shrimp. Keywords: floating cage, Litopenaeus vannamei, periphyton, perisel, shelter ABSTRAK Budidaya udang di KJA diharapkan dapat menekan isu pemanfaatan daratan sebagai tambak yang berdampak pada permasalahan lingkungan. Keunggulan laut untuk budidaya udang, antara lain adalah kadar oksigen terlarut relatif tinggi sehingga tidak perlu kincir, dan mutu daging udang yang dihasilkan relatif lebih baik. Penelitian ini ditujukan untuk meningkatkan kinerja produksi dan memanfaatkan kesuburan perairan laut berupa perifiton sebagai pakan alami bagi udang. Penelitian ini terdiri atas tiga perlakuan, yakni: (A) kontrol (tanpa perishel), (B) jaring benang nilon (PE), dan (C) jaring benang serabut pendek (PA 6.6), masing-masing perlakuan terdiri dari tiga ulangan. Udang dengan bobot 2,5 ± 0,2 g ditebar sebanyak 2.000 ekor perwadah, dan dipelihara selama 90 hari. Hasil analisis kinerja produksi menunjukkan bahwa kelangsungan hidup tidak berbeda nyata antarperlakuan. Nilai konversi pakan terendah diperoleh pada perlakuan jaring benang PA dengan nilai 1,74. Nilai koefisien keragaman terendah diperoleh pada perlakuan jaring benang PA dengan nilai 3,21. Penempelan dan kepadatan perifiton yang cukup baik diperoleh pada jenis perishel jaring benang serabut pendek PA. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan penambahan perishel sebagai shelter dan penumbuh perifiton diperoleh hasil produksi yang baik. Udang dapat memanfaatkan keberadaan perishel dalam wadah pemeliharaan sebagai tempat berlindung dan memperoleh makanan tambahan berupa pakan alami yang menempel pada perishel. Kata kunci: karamba jaring apung, perifiton, perisel, selter, udang vaname
The effects of LED light spectrum manipulation on growth and color performance of giant gourami Osphronemus gouramy Lacepede Padang strain Gunawan, Bambang Kusmayadi; Nirmala, Kukuh; Soelistyowati, Dinar Tri; Djokosetiyanto, Daniel; Nurussalam, Wildan
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 21 No. 1 (2022): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19027/jai.21.1.11-21

Abstract

This study aimed to evaluate the effect of light spectrum on growth and color performance of giant giant gourami Padang strain. The experiment used a completely randomized design (RAL) with four light emitting diode (LED) treatments in different emission spectra (white, red, green, and blue) at 550 Lux intensity, compared to the control treatment (light room with white tubular lamp at 50 Lux intensity). The irradiation was carried out for 12 hours of photoperiod. The fish used had the total length of 82.90±4.2 mm and body weight of 9.87 ± 0.99 g. The highest growth performance was found in blue LED treatment with the specific growth rate of 2.73 ± 0.2% and feed efficiency of 86.26 ± 2.71%. The best color performance was found in red LED treatment with the RGB ratio of 44.57 ± 0.62% in dorsal fin, 38.41 ± 1.36% in pectoral fins, and 45.33 ± 2.25% in anal fin with the chromatophore cell concentration at 1.973±58 cells/mm2. Keywords : Osphronemus gouramy, blue LED, spectrum, chromatophore, light ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh spektrum cahaya terhadap kinerja pertumbuhan dan warna ikan gurami strain Padang. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan cahaya lampu light emitting diodes (LED) yang memiliki spektrum panjang gelombang berbeda (putih, merah, hijau dan biru) intensitas 550 Lux dan kontrol (cahaya ruang berasal dari lampu tubular putih intensitas 50 Lux). Penyinaran dilakukan selama 12 jam mengikuti fotoperiod. Ikan uji yang digunakan memiliki panjang total 82,90 ± 4,2 mm, dengan bobot 9,87 ± 0,99 g. Kinerja pertumbuhan terbaik terdapat pada perlakuan LED biru dengan laju pertumbuhan spesifik sebesar 2,73 ± 0,2% dan efisiensi pakan sebesar 86,26 ± 2,71%. Performa warna terbaik terdapat pada perlakuan LED merah dengan rasio warna merah pada RGB bagian dorsal sebesar 44,57 ± 0,62%, sirip pektoral sebesar 38,41 ± 1,36%, dan sirip anal sebesar 45,33 ± 2,25% dengan jumlah sel kromatofor sebanyak 1973 sel/mm2. Kata kunci : Osphronemus gouramy, LED biru, spektrum, kromatofor, cahaya