Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

KALSIUM KARBONAT PADA MEDIA BERSALINITAS UNTUK PERTUMBUHAN BENIH IKAN PATIN (Pangasius sp.) Yuni Puji Hastuti; Kurnia Faturrohman; Kukuh Nirmala
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 5 No 2 (2014): NOVEMBER 2014
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3401.37 KB) | DOI: 10.24319/jtpk.5.181-188

Abstract

Pengembangan teknologi dan sistem produksi dalam bidang perikanan budidaya merupakan salah satu solusi utama bagi upaya peningkatan produksi perikanan terutama untuk mengatasi adanya kendala tentang ketersediaan benih ikan patin. Perbaikan kualitas benih patin diupayakan melalui penambahan kapur untuk ketersediaan mineral di perairan dan pengadaan media pemeliharaan bersalinitas 4 g/L yang bertujuan untuk menekan tingkat kerja osmotik sehingga mengurangi energi yang digunakan untuk osmoregulasi dan dapat dialokasikan untuk pertumbuhan ikan patin. Benih ikan patin yang digunakan berukuran 2,69±0,04 cm dengan bobot 0,08±0,01 g. Akuarium yang digunakan berukuran 30 x 15 x 25 cm sebanyak 15 unit dan diisi air bersalinitas 4 g/L sebanyak 9 liter per unit dan ditambahkan kapur CaCO3 sesuai perlakuan yaitu K (0 mg/L CaCO3) , A (150 mg/L CaCO3), B (200 mg/L CaCO3), C (250 mg/L CaCO3) dan D (300 mg/L CaCO3). Selama penelitian, ikan diberi pakan dengan kadar protein (28%) sebanyak 3 kali sehari dengan FR (5%). Perlakuan penambahan CaCO3 untuk semua perlakuan menghasilkan tingkat kelangsungan hidup sebesar 100% (P>0,05). Sedangkan laju pertumbuhan bobot harian masing-masing perlakuan secara berturut-turut yaitu (11.34%); (12.06%); (11.51%); (12.67%); dan (11.58%) (P>0,05). Panjang mutlak menghasilkan nilai berbeda nyata yaitu 2.84 cm; 3.62 cm; 3.23 cm; 3.79 cm; dan 3.28 cm (P<0,05). Selama penelitian, kualitas air berada dalam kisaran yang dapat ditoleransi oleh benih ikan patin. Penggunaan kapur CaCO3 pada salinitas 4g/L disarank sebanyak 250 mg/L CaCO3 dengan pergantian air secara berkala dan pemberian pakan yang cukup.
Suplementasi HYPEROL untuk Peningkatan Pertumbuhan Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) Nurul Fatimah; Aldi Huda Verdian; Linuwih Aluh Prastiti; Kurnia Faturrohman; Adni Oktaviana; Qorie Astria; Arif Faisal Siburian
Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan Vol. 17 No. 2 (2022): Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan
Publisher : University of PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/jipbp.v17i2.11551

Abstract

The provision of quality feed is the most important factor determining the success of vannamei shrimp farming. The aim of this study was to evaluate the growth performance, survival rate and water quality of pacific white shrimp Litopenaeus vannamei after dietary administration of combination of calcium, magnesium dan vitamin D3.  Shrimp were fed a control diet (without combination of calcium, magnesium dan vitamin D3 supplement) and four levels of combination of calcium, magnesium dan vitamin D3 supplementation i.e 0; 0.25; 0.50; 0.75; 1.00 mL Hyperol Kg-1 of feed. Larvae were reared in tank with a dimension of 40x25x30cm containing 4 L of disinfected seawater at a stocking density of 100 larvae m-2. In conclusion, the present study demonstrated that dietary supplementation of combination of at the concentration up to 10 mL Kg-1 could significantly improve growth and survival rate of Pacific white shrimp
Peningkatan Respon Imun Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) Melalui Kombinasi Vitamin D3, Mineral Ca Dan Mg Pada Pakan Linuwih Aluh Prastiti; Aldi Huda Verdian; Adni Oktavian; Nurul Fatimah; Kurnia Fathurohman; Qorie Astria; Arif Faisal Siburian
Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan Vol. 18 No. 1 (2023): Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan
Publisher : University of PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/jipbp.v18i1.11326

Abstract

Udang vaname merupakan biota perikanan yang tidak memiliki kekebalan tubuh spesifik. Sehingga dalam teknis pembudidayaan udang lebih menerapkan prinsip pencegahan terhadap serangan penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peningkatan respon imun udang vaname melalui penghitungan jumlah total hemosit dan pengamatan perbedaan jenis hemosit yang dipelihara selama 60 hari. Pengujian dilakukan dengan perlakuan kombinasi vitamin D3, mineral Ca dan Mg (Hyperol) pada pakan antara lain kontrol (pemeliharaan udang tanpa suplementasi Hyperol) dan pemeliharaan udang dengan penambahan suplementasi Hyperol pada pakan sebanyak 0,25 mL/kg pakan (A); 0,5 mL/kg pakan (B); 0,75 mL/kg pakan (C); dan 1 mL/kg pakan (D). Hasil terbaik yang didapatkan adalah perlakuan dengan penambahan suplementasi Hyperol 1 mL/kg pakan dengan jumlah total hemosit 65,41±1,90 x 106 sel/mL. Hal ini menunjukkan penggunaan Hyperol 1 mL/kg pakan dapat meningkatkan respon imun pada udang vaname. Vannamei shrimp is fisheries commodity who doesn’t have specific immunity in their body, so principle of prevent against disease was the most important thing to be applied in shrimp farming techniques. The aims of this study is to see an increase in the immune response of vannamei shrimp through counting the total number of hemocytes and observing the different types of hemocytes maintained for 60 days. Tests were carried out with a combination treatment of vitamin D3, minerals Ca and Mg (Hyperol) on the feed, including controls (raising shrimp without Hyperol supplementation) and rearing shrimp with the addition of Hyperol supplementation to feed as much as 0.25 mL/kg feed (A); 0.5 mL/kg feed (B); 0.75 mL/kg feed (C); and 1 mL/kg feed (D). The best results obtained were treatment with the addition of 1 mL/kg Hyperol supplementation with a total hemocyte count of 65.41 ± 1.90 x 106 cells/mL. This shows that the use of Hyperol 1 mL/kg of feed can increase the immune response in vannamei shrimp.  
PENGARUH SUPLEMENTASI HYPEROL PADA PROFIL KADAR KALSIUM (Ca) DAN MAGNESIUM (Mg) MEDIA AIR PEMELIHARAAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) Kurnia Faturrohman
Jurnal Marshela (Marine and Fisheries Tropical Applied Journal) Vol 1 No 2 (2023): Desember (2023)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25181/marshela.v1i2.3335

Abstract

Udang vaname merupakan salah satu komoditas unggulan budidaya perikanan di Indonesia. Salah satu faktor penentu keberhasilan budidaya udang vaname adalah profil kualitas air media budidaya dan profil kualitas pakan yang diberikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek suplementasi HYPEROL yang mengandung kalsium (Ca), magnesium (Mg) dan vitamin D3 pada pakan terhadap profil kandungan kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam air media pemeliharaan udang vaname. Pemeliharaan dilakukan selama 40 hari dengan pemberian pakan dengan kandungan HYPEROL yang berbeda yaitu yaitu kontrol (tanpa suplementasi HYPEROL) dan penambahan empat kadar suplementasi HYPEROL per kg pakan yaitu sebanyak 0.25%; 0.50%; 0.75%; 1,00%. Wadah pemeliharaan udang vaname berupa akuarium dengan ukuran 40x25x30cm sebanyak 15 buah dan diisi 4 L air laut pada masing-masing wadah. Ukuran larva udang vaname yang digunakan adalah post larva 15 (PL 15) dengan padat tebar 100 larva m-2. Penelitian ini menunjukkan bahwa suplementasi HYPEROL dengan konsentrasi 0,5% berpengaruh terhadap penurunan secara signifikan kadar Ca dan Mg dalam air selama masa pemeliharaan yang diindikasikan dengan tingginya tingkat kelangsungan hidup (SR) dan peningkatkan pertumbuhan udang vaname.
Optimum salinity for growth of mangrove crab Scylla serrata seed in recirculation systems Hastuti, Yuni Puji; Affandi, Ridwan; Safrina, Mafatih Devi; Faturrohman, Kurnia; Nurussalam, Wildan
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 14 No. 1 (2015): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2897.309 KB) | DOI: 10.19027/jai.14.50-57

Abstract

ABSTRACT One of the abiotic factors that affects the growth and the survival of crabs is salinity. The optimum salinity media will give maximum impact on mangrove crab Scylla serrata due to the osmoregulation process. This study aimed to examine the effect of salinity on the survival rate (SR) and spesific growth rate (SGR) of mangrove crab through the reaction of physiological condition. The treatments were rearing mangrove crab at the salinity medium of 15 ppt (A), 20 ppt (B), 25 ppt (C), and 30 ppt (D). Result showed that different salinity performed a significant effect (P<0.05) on the survival rate and specific growth rate of the crabs. The low level of stress, shown by the high value of total hemocyte and the low osmotic pressure, has made salinity of 25 ppt was the optimum condition for the mangrove crab rearing. Keywords: salinity, survival, specific growth rate, mangrove crab  ABSTRAK Salah satu faktor abiotik yang memengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup kepiting adalah salinitas. Salinitas media optimum akan memberikan efek yang maksimal pada kepiting bakau Scylla serrata sehubungan dengan proses osmoregulasi tubuhnya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh salinitas pada kelangsungan hidup dan laju pertumbuhan spesifik kepiting bakau melalui reaksi kondisi fisiologis. Penelitian ini terdiri atas perlakuan salinitas media 15 ppt (A), 20 ppt (B), 25 ppt (C), dan 30 ppt (D). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan salinitas media pemeliharaan kepiting bakau memberikan perbedaan nyata (P<0,05) pada kelangsungan hidup dan laju pertumbuhan spesifik kepiting bakau. Rendahnya tingkat stres pada salinitas 25 ppt dijelaskan dengan tingginya jumlah total hemosit dan rendahnya tekanan osmotik sehingga salinitas 25 ppt merupakan kondisi optimum bagi pemeliharaan kepiting bakau. Keywords: salinitas, kelangsungan hidup, laju pertumbuhan spesifik, kepiting bakau
Penentuan pH optimum untuk pertumbuhan kepiting bakau Scylla serrata dalam wadah terkontrol Hastuti, Yuni Puji; Nadeak, Horas; Affandi, Ridwan; Faturrohman, Kurnia
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 15 No. 2 (2016): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3175.873 KB) | DOI: 10.19027/jai.15.2.171-179

Abstract

ABSTRACT One of the abiotic factors that affects the growth and the survival of crabs is pH. The optimum pH media will give maximum impact on mangrove crabs because it is related with the osmoregulation process. This study aimed to examine the effect of pH on the survival rate (SR) and specific growth rate (SGR) of mangrove crab Scylla serrata through the reaction of physiological condition. This study consisted of the treatments with the pH medium 5 (A), pH medium 6 (B), pH medium 7 (C), and pH medium 8 (D).  The crab’s maintenance in different pH gave a significant effect (P<0.05) on the survival rate of the crabs. The pH treatments also gave a significant effect (P<0.05) on the SGR of the crabs. The low level of crab stress at pH 7 was described by  the total value of high hemocyte and the high osmotic load so that the pH 7 was the optimum condition for the crabs. Keywords: pH, survival, specific growth rate, mangrove crabs  ABSTRAK Salah satu faktor abiotik yang mempengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup kepiting adalah pH. Media pH optimum akan memberikan dampak maksimum pada kepiting bakau karena terkait dengan proses osmoregulasi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pH pada tingkat kelangsungan hidup (SR) dan laju pertumbuhan spesifik (SGR) kepiting mangrove Scylla serrata melalui reaksi kondisi fisiologis. Penelitian ini terdiri atas perlakuan dengan media pH 5 (A), sedang pH 6 (B), sedang pH 7 (C), dan menengah pH 8 (D). Pemeliharaan kepiting di pH yang berbeda memberikan pengaruh yang signifikan (P<0,05) pada tingkat kelangsungan hidup kepiting. Perlakuan pH juga memberikan efek yang signifikan (P<0,05) pada SGR dari kepiting. Rendahnya tingkat stres kepiting pada pH 7 digambarkan oleh nilai total hemosit tinggi dan beban osmotik tinggi sehingga pH 7 adalah kondisi optimum untuk kepiting. Kata kunci: pH, kelangsungan hidup, laju pertumbuhan spesifik, kepiting mangrove
The concentration of optimum dissolved oxygen levels for growth of mangrove crab Scylla serrata seed in recirculation system Faturrohman, Kurnia; Nirmala, Kukuh; Djokosetiyanto, Daniel; Hastuti, Yuni Puji
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 16 No. 1 (2017): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3251.944 KB) | DOI: 10.19027/jai.16.1.109-117

Abstract

ABSTRACT This study aimed to determine optimum dissolved oxygen (DO) through the addition of aeration and to evaluate the role of dissolved oxygen on production performance and stress responses of mangrove crab Scylla serrata. Experimental design used was complete randomized design with four treatments namely no aeration (A), one point aeration (B), two points aeration (C), and three points aeration (D). All treatments replicated three times. The crab with the average of body weight 45.6±2.1 g/individual cultured in a plastic box (40×30×30 cm3). The stocking densities was 10 crab/box. Crab was cultured within 42 days and were fed two times a day by restricted method (15% of the total biomass). The result showed that C treatment produced 5.51 mg/L dissolved oxygen and gave the best result of mangrove crabs production performance  with 60% survival, 0.83±0.03 g/day absolute growth rate and food conversion ratio 1.1. It also showed good response to the stress that indicated by the cortisol level (10.159 µg/dL). The best results of coefficient of diversity showed by D treatment that was 13.5%. The water quality during study period was fluctuative as affected by different dissolved oxygen value. Keyword: mangrove crabs, dissolved oxygen, production performance  ABSTRAK Penelitian ini bertujuan menentukan kadar oksigen terlarut (OT) atau dissolved oxygen (DO) yang optimum melalui penentuan titik aerasi serta mengevalusi peranan oksigen terlarut terhadap kinerja produksi dan respons stres kepiting bakau Scylla serrata. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan empat pelakuan (penambahan titik aerasi dengan rincian A, tidak menggunakan titik aerasi; B, satu titik aerasi; C, dua titik aerasi dan D, tiga titik aerasi) dan tiga ulangan. Kepiting bakau yang digunakan memiliki berat rata-rata 45,6±2,1 g/ekor dengan padat tebar 10 ekor/wadah. Wadah yang digunakan selama pemeliharaan adalah bak fiber plastik yang berukuran 40×30×30 cm3. Pemeliharaan kepiting bakau dilaksanakan selama 42 hari dan diberikan pakan dua kali sehari dengan metode restricted yakni sebesar 15% dari biomassa kepiting. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan C yaitu penambahan dua titik aerasi menghasilkan nilai kelarutan oksigen rata-rata sebesar 5,51 mg/L dan memberikan hasil terbaik terhadap kinerja produksi kepiting bakau (tingkat kelangsungan hidup 60%; laju pertumbuhan mutlak 0,83±0,03 g/hari; dan rasio konversi pakan 1,1). Perlakuan C juga menunjukkan respons stres yang baik dengan memiliki nilai kortisol paling rendah dari perlakuan lain yaitu 10,159 µg/dL. Untuk parameter koefisien keragaman berat, hasil terbaik terjadi pada perlakuan D sebesar 23,3%. Kualitas air selama penelitian memiliki nilai yang fluktuatif di setiap perlakuan sebagai efek adanya perbedaan nilai kelarutan oksigen yang dihasilkan. Kata kunci: kepiting bakau, kelarutan oksigen, kinerja produksi
Bimtek Teknologi Minapadi Pada Lahan Sawah Kelompok Tani Jaya Makmur Desa Sumber Agung, Lampung Selatan marlina, eulis; Rakhmawati, Rakhmawati; Faturrohman, Kurnia; Theresia Putri, Nadisa
Jurnal Abimana (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Nasional) Vol 1 No 2 (2024): Desember
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik Negeri Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25181/abimana.v1i2.3930

Abstract

Kelompok Tani Maju Makmur terletak di Dusun Margomulyo Desa Sumber Agung Kecamatan Way Sulan Kabupaten Lampung Selatan. Jarak lokasi desa PKM ini adalah kurang lebih 41 km dari kampus Politeknik Negeri lampung. Mayoritas penduduk desa Sumber Agung dari suku Jawa dengan mata pencaharian sebagai sebagai petani. Pertanian sawah menjadi kegiatan yang utama di desa ini. Kecamatan Way Sulan memiliki jumlah penduduk 98.611 jiwa dengan mata pencharian petani.Secara geografis merupakan wilayah yang kaya akan sumber air yang melimpah dengan di kelilingi aliran tiga sungai daerah, sehingga menjadi salah satu kecamatan penghasil padi yang cukup Kurangnya pengetahuan untuk mekasimalkan potensi sumberdaya air, kelompok tani mengajukan kepada ketua kelompok untuk memnita akademisi menndapingi didalam bimtek mina padi di lahan sawah. Tujuan kegiatan ini adalah untuk menambah pengetahuan, meningkatkan hasil produki sawah dengan teknologi minapadi. Kegiatan pengabdian yang dilakukan adalah pembuatan demplot sawah sistem mina padi dengan menggunakan bibit padi strain ciherang dan ikan lele sangkuriang. Peserta terdiri dari kelompok tani jaya Makmur yang merespon positif kegiatan ini. Kegiatan ini telah meningkatkan hasil panen dengan dua komditas yaitu padi dan ikan.
Bimbingan Teknis Pencegahan Penyakit Dan Manajemen Kualitas Air Yang Ramah Lingkungan Pada UPR Pujakela Farm Pesawaran Lampung febriani, dian; Oktaviana , Adni; faturrohman, kurnia; Supriyatna, Agiska Ria
Jurnal Abimana (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Nasional) Vol 2 No 1 (2025): Mei
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik Negeri Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25181/abimana.v2i1.4066

Abstract

Peningkatan produksi tersebut mengiringi kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi. Ikan lele masih menjadi ikan terfavorit di provinsi ini. Hal tersebut dilihat dari permintaan masyarakat yang terus meningkat. UPR Pujakela Farm adalah salah satu unit pembudidaya ikan lele sektor pembenihan ikan. Peningkatan atas permintaan membuat farm ini mulai memperbesar skala budidaya melalui peningkatan produksi. Namun beberapa tahun terakhir farm ini mulai menemui kendala. Kendala yang ada saat ini benih lele mengalami kematian yang sangat tinggi saat memasuki tahap pendederan. Hal tersebut membuat produksi benih lele tidak dapat kontinyu. Pemecahan permasalah tersebut dapat melalui peningkatkan keahlian dalam budidaya ikan lele melalui teknologi pencegahan penyakit ikan dan manajemen kualitas air sehingga jumlah benih yang dihasilkan dapat kontinyu agar dapat berpengaruh terhadap jumlah omset yang diperoleh. Target luaran yang diharapkan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah Aspek pengembangan sumber daya manusia; Aspek peningkatan keberhasilan budidaya ikan lele; dan Aspek pencegahan penyakit dan manajemen kualitas air pada budidaya ikan lele.
Evaluasi Pemijahan Induk Ikan Baung (Mystus nemurus) Yang Diberi Pakan Keong Mas (Pomacea canaliculata) Bakti, Alfito Ramanda; Verdian, Aldi Huda; Faturrohman, Kurnia; Mujiono, Mujiono
Jurnal Perikanan Unram Vol 15 No 4 (2025): JURNAL PERIKANAN
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v15i4.1592

Abstract

This study aims to evaluate the effects of feeding golden apple snails (Pomacea canaliculata) on the growth and gonad development of prospective broodstock of Asian Redtail Catfish (Mystus nemurus). The background of the research is based on the declining population of Asian Redtail Catfish in the wild due to overexploitation, necessitating effective aquaculture efforts with attention to broodstock nutrition. Golden apple snails were chosen as an alternative feed due to their high protein and nutrient content, as well as their abundant availability and cost-effectiveness. The research method was experimental, comparing two treatment groups: the first group was fed golden apple snails, and the second group was given commercial pellets as a control. The observed parameters included egg diameter, fecundity, fertilization rate (FR), hatching rate (HR), survival rate (SR), and water quality. The fish were reared for three months in aquaculture ponds with periodic water quality monitoring. The results showed that feeding golden apple snails had a significantly positive impact on the reproductive performance of Asian Redtail Catfish. The snail-fed group exhibited higher fecundity (averaging 130,678 eggs) compared to the pellet-fed group (91,025 eggs). Additionally, the snail-fed group had superior FR (92%), HR (87%), and SR (79%) compared to the pellet-fed group (FR 88%, HR 81%, SR 76%). The egg diameter from snail-fed broodstock was larger (2.01 ± 0.14 mm) than that of the pellet-fed group (1.61 ± 0.04 mm), indicating better egg quality. Based on these findings, it was concluded that golden apple snails are effective as an alternative feed for enhancing the reproductive productivity of Asian Redtail Catfish. The nutrients in the snails, particularly protein, fats, and essential amino acids, play a crucial role in supporting gonad development and egg quality. This study recommends the use of golden apple snails in Asian Redtail Catfish aquaculture, with the suggestion that further research be conducted to determine the optimal dosage and feeding strategy. The implementation of these findings is expected to support sustainable Asian Redtail Catfish farming and improve the availability of high-quality fry.