Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

OPTIMASI SUHU ANNEALING UNTUK PRIMER g-SSR DAN EST-SSR PADA KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) Herman Herman; Lambok Nia Natalya; Suha Maudina Berampu; Dewi Indriyani Roslim
DINAMIKA PERTANIAN Vol. 33 No. 1 (2017): Jurnal Dinamika Pertanian Edisi April 2017
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25299/dp.2017.vol33(1).3821

Abstract

Mungbean (Vigna radiata L.) is one of important legume in Indonesia. G-SSR and EST-SSR markers had been widely used in mungbean genetic diversity research. DNA isolation and DNA amplification are required to obtain genetic information about mungbean to obtain accurate data on the genetic diversity of mungbean. This study aims to determine the Temperature of annealing (Ta) of the g-SSR and EST-SSR primer pairs. The total DNA was isolated from young leaves mungbean origin Pelalawan and the eight primer pairs of the g-SSR and EST-SSR were optimized. The optimal Ta for G2436, G3598, G2516, G7472, G0483. G1671, G3302, and G3427 were 50,55ºC, 51,15ºC,51,25ºC, 51,2ºC, 51,6ºC, 49,0ºC, 49,8ºC, and 52,8ºC respectively. Meanwhile, the optimal Ta for E51985, E19823, E24080, E22860, E26637, E16266, E11659, and E10675 were 52,2ºC, 54,4ºC, 52,5ºC,51,25ºC, 53,25ºC, 54ºC, 54,35ºC, and 53,6ºC respectively.
OPTIMASI SUHU ANNEALING UNTUK EMPAT PRIMER RAPD PADA KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) Herman Herman; Martupa Nainggolan; Dewi Indriyani Roslim
DINAMIKA PERTANIAN Vol. 34 No. 1 (2018): Jurnal Dinamika Pertanian Edisi April 2018
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25299/dp.2018.vol34(1).4081

Abstract

Determination of annealing temperature of the primer is the first step for genetic diversity analysis using molecular markers such as RAPD (Random Amplified Polymorphic DNA). This study aims to determine annealing temperature (Ta) of RAPD primers on Kampar Mungbean. Methods included total DNA extraction, electrophoresis, and annealing temperature optimization of four RAPD markers namely OPD-20, OPI-06, OPI-13, dan OPX-13. Optimization was conducted by reducing the Tm value (Time melting) of each primer with 3 (Tm-3) and 5 (Tm-5). The results showed that the optimization using OPD-20 and OPX-13 produced bands at Tm-3 and Tm-5. Meanwhile, optimization using OPI-06 and OPI-13 resulted in bands at Tm-3. The next step was to choose the exact Ta based on the clear and bright band. In conclusion, exact Ta for OPD-20, OPI-06, OPI-13, and OPX-13 were 36,1°C, 38,1°C, 35,4°C, and 32,5°C respectively.
ANALISIS KETAHANAN 10 GENOTIPE KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) ASAL PROVINSI RIAU TERHADAP CEKAMAN SALINITAS Imra Atul Uswah; Herman Herman; Dewi Indriyani Roslim
DINAMIKA PERTANIAN Vol. 34 No. 1 (2018): Jurnal Dinamika Pertanian Edisi April 2018
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25299/dp.2018.vol34(1).4083

Abstract

Mung bean (Vigna radiata L.) is one of the important because it has a high nutritional value, so many Indonesia consumption its crop. The production of mung beans is still relatively low due to the reduced availability of land, so it is necessary to use marginal land such as saline land. Therefore, this study aims to analyze the resistance of 10 mung bean genotypes (Vignaradiata L.) from Riau Province on salinity stress. Mung beans seeds of 10 genotypes were grown in polybags with treatments including Control and Treatment saline 7 g/L NaCl of Dolphin salt with 7 replications for 66 HST. The interval of watering saline treatment was five days on time the plant begins to bloom. All genotypes showed different morphological responses to salinity stress. Characteristic of 10 genotypes of mung beans from Riau Province based on salinity stress treatment was obtained a significantly different result on the character of productive branch number, plant height, flowering period, number of pods, pod length, seed number, 100 seed weight, and root length. The tolerant genotype of the salinity of Rohul origin 1 (RU1) was superior to plant height, flowering period, number of pods, number of seeds, and root volume. Genotypes from Pelalawan (P) for branch character, Inhu (IU) genotype was for long pods and 100 seeds, and Rohul 2 (RU2) genotype was for long root characters.
Aplikasi Gandasil-D dan Pupuk NPK 16:16:16 terhadap Pertumbuhan Setek Batang Serai (Cymbopogon citratus) Alkausar Alkausar; Herman Herman
Jurnal Agroteknologi Agribisnis dan Akuakultur Vol. 3 No. 1 (2023): Jurnal Agroteknologi Agribisnis dan Akuakultur Edisi Januari 2023
Publisher : UIR PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25299/jaaa.v3i1.12271

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian Gandasil-D dan Pupuk NPK 16:16:16 terhadap Pertumbuhan Setek Batang Serai (Cymbopogon citratus). Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap Faktorial yang terdiri dari dua fakor. Faktor pertama adalah konsentrasi Gandasil-D (D) yang tediri dari 4 taraf yaitu: 0; 2,5; 5,0; 7,5 gram per liter air. Faktor kedua adalah pemberian NPK 16:16:16 (N) yang terdiri dari 4 taraf yaitu:0; 3,13; 6,25; 9,38 gr per tanaman. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, umur panen, jumlah anakan maksimum, berat kering per tanaman, volume akar, akar terpanjang, lilit batang terbesar dari satu rumpun. Data dianalisis sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji lanjut BNJ pada taraf 5% Hasil penelitian menunjukan secara interaksi pemberian Gandasil-D dan Pupuk NPK 16:16:16 memberikan pengaruh terhadap parameter Umur panen, Jumlah anakan maksimum, Volume akar, dan Akar terpanjang. Perlakuan terbaik terdapat pada pemberian gandasil-D sebanyak 7,5 g/l air dan 9,38 g pupuk NPK 16:16:16 per tanaman (G3N3). Pengaruh utama pemberian gandasil-D nyata terhadap semua parameter pengamatan dengan perlakuan terbaik terdapat pada pemberian gandasil-D 7,5 g/l air (G3). Pengaruh utama dosis NPK 16:16:16 nyata terhadap semua parameter pengamatan dengan perlakuan terbaik adalah pupuk NPK 16:16:16 dosis 9,38 g/tanaman (N3).
Pengaruh Pupuk NPK Yaramila 15:09:20 dan Interval Penyemprotan Pestisida Nabati Daun Sirsak terhadap Pertumbuhan serta Produksi Tanaman Sawi Caisim (Brassica juncea L.) Tarno Kurnia; Herman Herman
Jurnal Agroteknologi Agribisnis dan Akuakultur Vol. 3 No. 1 (2023): Jurnal Agroteknologi Agribisnis dan Akuakultur Edisi Januari 2023
Publisher : UIR PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25299/jaaa.v3i1.12276

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk NPK Yaramila 15:09:20 dan aplikasi pestisida nabati pada tanaman sawi caisim secara interaksi mampu maupun pengaruh masing masing. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah dosis NPK Yaramila 15:09:20 (0, 1,0, 2,0, 3,0 gram/tanaman) dan Interval waktu (3, 6, 9, 12 hari/faktor). Sehingga diperoleh 16 kombinasi perlakuan dengan tiga kali ulangan yang akhirnya menjadi 48 plot. Pada masing-masing plot terdapat 9 tanaman dengan 3 tanaman dijadikan sampel yang ditentukan secara acak. Parameter yang diamati: tinggi tanaman, jumlah daun, persentase serangan, umur panen, berat basah persampel, berat ekonomis per sampel, dan jenis jenis hama menyerang. Data hasil pengamatan masing-masing perlakuan dianalisis secara statistik dan dilanjutkan dengan uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pengaruh pupuk NPK Yaramila 15:09:20 dan Interval penyemprotan pestisda nabati duan sirsak berpengaruh nyata terhadap parameter pengamatan tinggi tanaman, jumlah daun, persentase serangan, umur panen, berat ekonomis. Perlakuan terbaik tanaman sawi caisim terdapat pada kombinasi pemberian pupuk NPK Yaramila 15:09:20 3 gram/tanaman (N3) dan interval penyemprotan pestisida nabati daun sirsak 12 hari (W3).