Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

AKTIVISME SOSIAL MELALUI PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL: STUDI KASUS ASOSIASI IBU MENYUSUI INDONESIA (AIMI) Nunik Maharani Hartoyo; Dandi Supriadi
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 3, No 1 (2015): June 2015
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (402.728 KB) | DOI: 10.24198/jkk.v3i1.7388

Abstract

Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) adalah organisasi nirlaba yang mengampanyekan pemberian ASI eksklusif dan mendukung kegiatan menyusui yang bertumpu pada pemanfaatan perkembangan TIK dan media sosial. Hal tersebut cukup unik sehingga peneliti merasa perlu untuk mempelajari lebih lanjut proses membangun dan menggerakkan aktivisme komunitas yang dilakukan AIMI melalui akun-akun media sosialnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konstruksi pemaknaan pengurus AIMI tentang pemanfaatan media sosial dan menjelaskan proses pembangunan dan penggerakkan aktivisme komunitasnya. Dinamika proses ini diteliti dengan metode studi kasus dari Stake dengan menggunakan kerangka Teori Difusi Inovasi yang dikembangkan Everett M. Rogers. Hasil penelitian menunjukkan konstruksi makna pengurus AIMI tentang TIK dan media sosial ditanslasikan dalam pemanfaatan yang berhasil membesarkan AIMI. Pengurus memiliki karakteristik yang termasuk kategori early adopters. Prosesnya tergambar dalam tahapan innovation-decision process yang terdiri dari langkah mengoptimalisasi pengetahuan, persuasi, keputusan, implementasi dan konfirmasi. Semua tahapan ini berlangsung terus menerus dan timbal balik sebagai upaya merespon kebutuhan komunitas sekaligus mendorong efektivitas dan efisiensi dalam interaksi komunitas. Dari hasil tersebut, disarankan agar AIMI harus dapat terus memanfaatkan karakteristik pengurus untuk menjangkau kalangan late adopters dan laggard yang belum terjangkau oleh kampanye online dan offline. AIMI juga perlu mengoptimalisasi jejaringnya agar tujuan aktivisme sosialnya tercapai.
Pemetaan Kebutuhan Kualifikasi Jurnalis Pemula pada Industri Media Massa di Indonesia Herlina Agustin; Siti Karlinah; Aceng Abdullah; Dandi Supriadi
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 1, No 2 (2013): December 2013
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (714.268 KB) | DOI: 10.24198/jkk.v1i2.6039

Abstract

Ini adalah artikel ilmiah yang membahas kualitas dan sistem seleksi jurnalis pemula di media massa Indonesia saat ini. Artikel ini ditulis berdasarkan hasil penelitian yang dilatarbelakangi kenyataan bahwa banyak jurnalis muda yang melakukan pelanggaran etika maupun teknis ketika sedang meliput. Penelitian yang mendasari artikel ini dilakukan terhadap beberapa media massa cetak, elektronik, dan online di Indonesia. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif yang melibatkan observasi serta wawancara mendalam. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa pendidikan ilmu jurnalistik secara umum tidak menjadi pritoritas utama dalam perekrutan jurnalis di media massa yang menjadi objek penelitian kali ini. Hal ini disebabkan media massa tidak merasa bahwa pendidikan jurnalistik dapat menjamin kualitas jurnalis. Hampir di semua media massa, skill jurnalistik yang sesuai dengan karakter media masing-masing dirasakan dapat dilatih secara internal. Kualifikasi yang paling utama adalah adanya passion, loyalty, dan determination dari para kandidiat untuk menjadi jurnalis. Hal-hal itu dinilai dapat diperoleh dari latar belakang pendidikan apapun. Namun demikian semua media sepakat, pendidikan jurnalistik harus menjadi standar bagi kompetensi jurnalis. Maka berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan agar pendidikan jurnalistik mengembangkan kurikulumnya sehingga mampu untuk memenuhi kebutuhan media massa akan jurnalis yang berkualitas, terutama dalam hal praktis.
POLA KOMUNIKASI MANAJEMEN KONFLIK: STUDI FENOMENOLOGI PADA POLISI HUTAN DI CAGAR BIOSFER CIBODAS Winarni Winarni; Iriana Bakti; Herlina Agustin; Dandi Supriadi
Jurnal Belantara Vol 6 No 1 (2023)
Publisher : Forestry Study Program University Of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbl.v6i1.916

Abstract

The current reality is showing that the communities surrounding Cibodas Biosphere Reserve (CBC) are still doing horrible things, as evidenced by the fact that they are still taking the resources from the forest or illegally entering the area. In this case, the Forest Police (Polhut) who have responsibility for maintaining forest security, need to act to minimize disturbances in the forest area. This study aims to obtain an overview of Polhut’s communication patterns in dealing with disturbances at the Gunung Gede Pangrango National Park (TNGGP) as the core area of ​​the CBR. This study used a qualitative method through a phenomenological approach with the communication effectiveness theory. The information-gathering was conducted through an in-depth interview with two Polhut TNGGP officers who have been experienced for more than ten years in their duties. The information was processed according to the communication methods and theories. The results showed that the communication pattern conducted by the Polhut to the communities used persuasive interpersonal communication and group communication. Polhut realized that they must be close to the communities so that they can invite them to act a role in protecting forest resources. However, the communication has not been effective because there are still some obstacles to the communities and some of the supporting factors for the effectiveness of communication have not been fulfilled.
KOPIKO GO INTERNASIONAL: STRATEGI PEMASARAN BRAND PLACEMENT PADA PRODUK PERMEN KOPIKO Triana, Dewi; Suryana, Asep; Supriadi, Dandi
Jurnal Ilmu Komunikasi UHO : Jurnal Penelitian Kajian Ilmu Komunikasi dan Informasi Vol. 8 No. 4 (2023): EDISI OKTOBER
Publisher : Laboratorium Ilmu Komunikasi Fisip UHO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52423/jikuho.v8i4.88

Abstract

Di era digital saat ini, dalam rangka memasarkan produk telah hadir berbagai cara dan media promosi. Salah satunya adalah dengan strategi pemasaran brand placement. Brand placement didefinisikan sebagai upaya menempatkan brand atau produk melalui program televisi atau film agar meningkat kesadaran akan suatu merek. Strategi promosi brand placement ini yang digunakan oleh brand permen kopiko asal perusahaan Mayora, namun brand permen Kopiko tidak berpromosi di film atau drama sinetron Indonesia melainkan memasang product placement permen Kopiko di tiga drama asal negara Korea Selatan yaitu Vicenzo, Hometown Cha Cha Cha, dan Mine. Pendekatan yang digunakan pada penelitian adalah kualitatif dengan studi pustaka dan kajian literatur seperti sumber berita, jurnal, atau prosiding, untuk menggali fenomena brand placement permen kopiko pada tayangan drama korea dan membandingkannya dengan produk lain yang juga menggunakan strategi promosi serupa. Artikel ini menunjukkan keberhasilan permen Kopiko dengan brand placement di tayangan korea karena soft selling yaitu dengan memasukkan produk sebagai bagian dari adegan dan cerita drama tersebut. Selain itu, penonton drama korea mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu mencapai 130 persen dalam 12 bulan karena efek pandemi yang menurunkan aktifitas di luar rumah pada tahun 2021.
Implementasi Komunikasi Organisasi Pada Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas Di SDIT Al Biruni di Masa Pandemi Triana, Dewi; Suryana, Asep; Supriadi, Dandi
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 6 (2023): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peneliti mengangkat isu mengenai Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas ini menarik untuk ditelaah lebih lanjut mengingat kehidupan New Normal pasca pandemi adalah sesuatu yang baru di seluruh dunia, dan juga di Indonesia. Fokus penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana dinamika komunikasi organisasi selama proses perubahan dari SDIT Al Biruni dalam menyikapi kegiatan PTM terbatas dan adaptasi yang dihadapi oleh sekolah dan siswa di masa transisi New Normal mencakup dinamika perubahan, arus komunikasi, dan pola komunikasi organisasi. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam dan observasi lapangan. Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan dinamika organisasi terkait sarana prasarana serta aturan dan kebijakan. Sedangkan melihat dari komunikasi organisasi, terjadi komunikasi ke atas, komunikasi ke bawah, dan komunikasi informal pada setiap organisasi, begitupula di SDIT Al Biruni. Terakhir, hasil penelitian mengungkapkan adanya pola komunikasi dengan model roda yang terjadi pada arus komunikasi yang melibatkan institusi atau organisasi lain di luar lingkungan internal sekolah  
PENGABAIAN KONSERVASI TERUMBU KARANG DALAM KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN PARIWISATA DI PANGANDARAN Agustin, Herlina; Hidayat, Dadang Rahmat; Supriadi, Dandi; Sirait, Rinda Aunillah
Jurnal Common Vol. 3 No. 2 (2019): Common
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Komputer Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (454.383 KB) | DOI: 10.34010/common.v3i2.2595

Abstract

Kesadaran tentang konservasi dan kegiatan ramah lingkungan perlu dipelajari secara komprehensif di semua tingkat pendidikan formal, terutama di sekolah menengah kejuruan yang terkait dengan industri pariwisata. Salah satu daerah potensial untuk mengembangkan pariwisata cerdas adalah Pangandaran, pantai populer di selatan Jawa Barat. Wilayah ini memiliki beberapa sekolah menengah kejuruan dengan program khusus dalam studi pariwisata. Sayangnya, pemerintah daerah Pangandaran tidak memiliki program khusus untuk menetapkan kurikulum yang memadai mengenai pengembangan pariwisata melalui pengembangan sumber daya manusianya. Penelitian ini melihat fenomena tersebut dengan melakukan studi kasus spesifik tentang konservasi terumbu karang di Pangandaran untuk menguraikan tentang tidak adanya konten spesifik tentang konservasi dalam kurikulum program pariwisata. Menerapkan studi kasus eksploratif yang dikembangkan oleh Robert K. Yin, penelitian ini mendistribusikan 37 kuesioner kepada siswa Sekolah Menengah Kejuruan Tunas Brilliant di Pangandaran, bersama dengan tinjauan dokumentasi tentang kebijakan yang dibuat oleh lembaga dan pemangku kepentingan terkait. Hasilnya menunjukkan bahwa orang-orang di Pangandaran, termasuk mereka yang khususnya belajar studi pariwisata, memiliki kesadaran yang rendah tentang keselamatan terumbu karang sebagai bagian dari pelestarian lingkungan. Situasi ini diperparah dengan tidak adanya bahan konservasi dalam kurikulum sekolah menengah kejuruan pariwisata yang berbicara tentang terumbu karang. Kurangnya pemahaman dalam konservasi telah mengancam keberlanjutan lingkungan Pangandaran, yang pada gilirannya akan menghambat pengembangan pariwisata di Pangandaran
Charles Sanders Peirce Semiotic Analysis of Documentary Film Dirty Vote Taufani, Maurina; Bajari, Atwar; Supriadi, Dandi
Journal La Sociale Vol. 6 No. 1 (2025): Journal La Sociale
Publisher : Borong Newinera Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37899/journal-la-sociale.v6i1.1511

Abstract

The documentary entitled "Dirty Vote" which was delivered directly by three constitutional law experts and aired during the quiet period of the 2024 presidential election has been watched 9.6 million times on the youtube channel of the Indonesian Center for Law and Policy Studies. This film attracted the attention of the Indonesian people at that time, because this film discussed the analysis of fraud by the country's political actors during the 2024 presidential campaign. However, the movie not only highlighted the problems that occurred during the election process, but also provided space to explore possible solutions to overcome these challenges. Therefore, this research aims to look at the reality, representation, and ideology as well as the signs used by the film director in packaging this movie. This research uses Charles Sanders Peirce's semiotic analysis that puts forward Reality, Representation, and Ideology in each scene analyzed. The results showed that researchers found three different scenes that were explained in detail with specific signs. Starting from the opening scene and the introduction of the main character, political campaigns and political scandals. All signs contained in this movie have their own meaning.
The rhetorical messages of Megawati Soekarnoputri’s speech in Aristotle’s framework Anindita, Jaka; Muttaqin, Ridwan; Agustya, Sylvana Virgina; Supriadi, Dandi
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 12, No 2 (2024): December 2024
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkk.v12i2.57652

Abstract

Background: The speech by Megawati Soekarnoputri, the 5th President of Indonesia, commemorating the 50th anniversary of Partai Demokrasi Perjuangan Indonesia (PDIP), has sparked significant public debate. While critics argue her speech was overly critical of President Joko Widodo, others view it as constructive criticism. Therefore, it is significant to examine Megawati’s actual perspective on the incumbent president and the real relationship between her position as chairperson and the president’s status as her cadre. Purpose: This study aims to analyze Megawati’s speech to uncover whether there is a misalignment between its intended message and impact which may have led to controversy. It analyzes the interpretation of people outside PDIP based on Aristotle’s rhetorical framework—ethos, logos, and pathos—to assess her communication strategy and public reception. Methods: A descriptive qualitative approach was used, with special interviews to gain a broader perspective. Triangulation was achieved by involving informants, along with observations, juxtaposing it with previous related research. Results: Based on the research findings, the author discovered that Megawati’s speech functioned primarily to communicate internally with the party’s members within her role as the chairperson. Based on rhetorical frameworks, the speech was exclusive to the internal context, and it could have been misinterpreted by people beyond the intended audience if the message had been amplified by mass and social media channels. Conclusion: The controversy arose because some receptors were not intended to receive her message due to massive distribution to the public either by mass media or social media. Implications: Interpretation of Megawati’s speech must be contextualized within the internal framework of PDIP reflecting its distinctive cultural and tradition attributes. The media outlets that cover this event should adopt a more balanced approach to present the realities to the public.
Journalism and public relations: An interconnection in academic research Supriadi, Dandi; Hafiar, Hanny; Safi, Abdul Manan; Amin, Kholidil
PRofesi Humas Vol 7, No 2 (2023): February 2023
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/prh.v7i2.42064

Abstract

Background: Journalism and public relations are two fields that collaborate and compete with each other. Several studies have confirmed this dualism, where both terminologies are interrelated in the same scientific publication. Purpose: This study is aimed to find the interconnection between the two fields in several studies published in international journals. Method: This inquiry applies the bibliometrics method with data sources from the Web of Science and uses VosViewer as an analysis and mapping tool. Results: Results show that the number of keywords containing “public relations” counts more than “journalism.” This study reveals six clusters of keyword mapping that form specific themes: crisis communication management, ethics, professional education, public relations practitioners- journalist relationships, media relations, and publicity scope, news media management, and public relations and the media. Comparing the most cited references from the field of public relations and journalism shows the number 2:2 or equal. There are six most cited authors, four from the USA and two from Australia. Conclusions: The issue of public relations was found more than journalism because most articles are written by experts, especially Americans, and Australians, who have worked in the field of public relations, although some also had early careers in journalism. However, journalism studies were still considered as references for most articles. Implications: The work of western researchers is still at the forefront of the development of public relations science and journalism studies, which becomes a challenge for researchers from developing countries to develop studies more at the international level.