p-Index From 2020 - 2025
6.591
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Sosiohumaniora MediaTor: Jurnal Komunikasi Edutech Jurnal Kawistara : Jurnal Ilmiah Sosial dan Humaniora Jurnal Kajian Komunikasi Panggung J-IKA : Jurnal Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas BSI Bandung PRofesi Humas Jurnal Komunikasi Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia Jurnal Belantara MetaCommunication; Journal Of Communication Studies PRoMEDIA Jurnal Riset Komunikasi Jurnal Komunikasi Universitas Garut: Hasil Pemikiran dan Penelitian Bricolage : Jurnal Magister Ilmu Komunikasi Jurnal Pendidikan dan Konseling Abdihaz: Jurnal Ilmiah Pengabdian pada Masyarakat Mediakom : Jurnal Ilmu Komunikasi Community Development Journal: Jurnal Pengabdian Masyarakat Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia AL MA'ARIEF : JURNAL PENDIDIKAN SOSIAL DAN BUDAYA Journal La Sociale Journal of Science and Education (JSE) Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat PROFICIO: Jurnal Pengabdian Masyarakat Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Journal Of Human And Education (JAHE) Journal of Innovation Research and Knowledge Edu Research : Jurnal Penelitian Pendidikan Jurnal Komunikasi Global Ekalaya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Indonesia Indonesian Research Journal on Education Harmoni: Jurnal Ilmu Komunikasi Dan Sosial SABAJAYA Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial Socius: Social Sciences Research Journal Jurnal Communio: Jurnal Jurusan Ilmu Komunikasi Journal of Social Science Utilizing Technology GEMBIRA (Pengabdian Kepada Masyarakat) Comdent: Communication Student Journal Journal of Social Science Journal of Social Science Utilizing Technology Jurnal Kajian Budaya dan Humaniora (JKBH) Jurnal Kawistara Panggung Journal of Selvicoltura Asean Research of Scientia Naturalis Journal of Humanities Research Sustainability
Claim Missing Document
Check
Articles

KINERJA HUBUNGAN MASYARAKAT PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA BARAT Rahmat, Agus; Bakti, Iriana
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (762.067 KB) | DOI: 10.24198/jkk.v4i2.8612

Abstract

Kebutuhan pemerintah Indonesia atas Humas pemerintah tidak lagi dalam tataran wacana atau sekedar konsep secara keIlmuan, keberadaan Humas pemerintah didorong atas kebutuhan pemerintah untuk menjelaskan apa yang dilakukan oleh pemerintah kepada ,asyarakat guna memperoleh dukungan dan untuk menerangkan apa dan bagaimana yang dilakukan pemerintah sehingga lingkungan masyarakat dalam dan masyarakat luar percaya. sudah sejak lama pemerintah di Indonesia termasuk pemerintah daerah memiliki Humas pemerintah, bahkan khusus di lingkungan pemerintah, profesi ini tergabung dalam wadah BakoHumas. Fakta yang ada dan berkembang mengisyaratkan sekaligus mempertanyakan mengenai kinerja Humas Pemerintah selama ini. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsi kinerja Humas pemerintah khususnya Humas Pemerintah kabupaten dan kota di Jawa Barat. Untuk mencapai tujuan penelitian, metode yang digunakan adalah deskriptif dengan teknik pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran angket. Temuan dari penelitian ini memperlihatkan bahwa: pertama, kinerja Humas pemerintah lebih banyak menerimaan teguran dibanding pujian/penghargaan atas hasil kerja; kedua, pegawai di bagian Humas pemerintah sangat sedikit yang berlatar belakang pendidikan formal komunikasi, terlebih lulusan keHumasan selain itu pegawai juga jarang mendapat pendidikan non formal bidang keHumasan; ketiga, aktivitas Humas pemerintah lebih tertumpu pada kegiatan rutin berupa penyediaan informasi bagi media. Konsekuens dari temuan penelitian ini adalah perlunya pengembangan kompetensi pegawai Humas pemerintah melalui linieritas bidang kerja dan pendidikan bagi pegawai baru dan pelatihan bidang keHumasan bagi petugas yang sudah ada.DOI: 10.24198/jkk.vol4n2.2
ANALISIS FAKTOR PERSONAL PADA SUMBER KOMUNIKASI DALAM PENGELOLAAN TANAMAN OBAT KELUARGA DI JAWA BARAT Bakti, Iriana; Dewi, Evie Ariadne Shinta; Romli, Rosnandar; Budiana, Heru Ryanto
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.906 KB) | DOI: 10.24198/jkk.v3i2.7403

Abstract

Penelitian ini didasarkan pada upaya pemerintah melakukan penyebarluasan informasi tentang tanaman obat melalui saluran interpersonal dengan tujuan untuk membangun partisipasi masyarakat dalam pengelolaan tanaman obat. Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui faktor: biologis, sosiopsikologis, dan sosiogenis yang melekat pada diri narasumber (komunikator). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang menggambarkan masalah berdasarkan sifat data kualitatif sehingga dapat diperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang masalah yang diteliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ternyata narasumber (komunikator) memiliki posisi penting sebagai salah satu komponen komunikasi yang dapat membangun efektivitas komunikasi interpersonal dengan anggota masyarakat. Pentingnya keberadaan narasumber ini dapat dilihat dari faktor biologis yang meliputi alasan mengelola toga karena sesuai dengan latar belakang pendidikan, dan tugas pokok dan fungsi pekerjaan yang digelutinya. Adapun dilihat dari faktor sosiopsikologis, narasumber menyatakan toga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk pertolongan pertama terhadap masalah kesehatan, bisa menjadi salah satu sumber pendapatan masyarakat, menjadikan pekarangan rumah indah, mengurangi biaya pengeluaran keluarga untuk obat, dan bisa dibuat makanan olahan, misalnya kripik bayem. Sedangkan faktor sosiogenis menanam toga bukan pengalaman baru, masyarakat merespon positif, sesuai dengan bidang ilmu, dan menjadi jaminan dalam bertugas. DOI: 10.24198/jkk.vol3n2.4
THE ROLE OF COMMUNICATION NETWORK IN DEVELOPING THE COHESIVENESS OF DRUG PLANT FARMER GROUP IN WEST JAVA Bakti, dkk, Iriana
EDUTECH Vol 14, No 3 (2015): INOVASI MODERN DALAM PENDIDIKAN
Publisher : Prodi Teknologi Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/edutech.v14i3.1386

Abstract

Abstract, This research entitled "Communication network role in developing a cohesive groups of medicinal plant farmer in West Java"; Focusing on the existence of group of medicinal plant farmer, committed to converge with other communities through interaction and collaboration in order to establish a communication network on medicinal plant farming management. Nevertheless the communication network has not yet exhibited the expected dynamic of the group. The activities occur are still limited to meeting among farmer's groups in disseminating a particular program and as a social function. The aims of this research are to explore (1) levels of communication network in dissemination of medicinal plants information. (2) The level of cohesiveness of groups involved in communication network. Method used in this research is descriptive, describing problems with qualitative and quantitative data to perceive deeper understanding. Results show that (1) Level of communication network among member of the group or with other groups is categorically high, as they frequently discuss, creates dialogue, and received information on medicinal plants problems. (2) Level of cohesiveness is also high, as most members of the farmer's group have same perception towards medicinal plants, enthusiasm in joining group's activities, willing to be given any task, and enjoying the cooperation among members of the groups or with other groups. Keywords : Communication Network, Cohesiveness, Medicinal Plant Abstrak, Penelitian ini berjudul "Peran  jejaring komunikasi   dalam membangun kohesivitas kelompok tani tanaman obat di Jawa Barat". Penelitian ini merujuk pada keberadaan kelompok tani tanaman obat yang memiliki komitmen  untuk berjumpa dengan sesama komunitas lainnya melalui interaksi dan berkolaborasi sehingga terbangun jaringan komunikasi dalam pengelolaan tanam obat, namun jaringan komunikasi kurang menunjukkan  kedinamisan kelompok, aktivitasnya lebih mengarah kepada sekedar upaya pertemuan kelompok tani untuk menjelaskan informasi tentang suatu program dan tempat menjalin tali silaturahmi. Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui 1) Tingkat jejaring komunikasi dalam penyebarluasan informasi tanaman herbal. 2) Kohesivitas kelompok yang terlibat dalam jejaring komunikasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang menggambarkan masalah berdasarkan sifat data kuantitatif dan kualitatif, sehingga dapat diperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang masalah yang diteliti. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa: 1) Anggota kelompok tani sering membicarakan, berdialog, dan menerima masukan  tentang masalah tanaman obat dengan sesama anggota kelompok maupun dengan pihak lain, sehingga tingkat jejaring komunikasi dalam kelompok ini dikategorikan tinggi. 2) Sebagian besar anggota kelompok tani memiliki kesamaan pandangan tentang tanaman obat, senang mengikuti kegiatan kelompok, senang diberi tugas, dan sering bekerja sama baik dengan sesama anggota kelompok maupun dengan pihak lain. Dengan demikian, tingkat kohesivitas kelompok tani tanaman obat dikategorikan tinggi. Kata kunci: Jejaring komunikasi,  Kohesivitas. (ditambahan minimal 1 Kata kunci lagi)
CORPORATE REBRANDING FRAMEWORK OLEH CGV CINEMAS Khairunnisa, Silka; Hafiar, Hanny; Bakti, Iriana
EDUTECH Vol 17, No 1 (2018): INTERDISIPLINER PEMBELAJARAN
Publisher : Prodi Teknologi Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/e.v1i1.12249

Abstract

Abstract. The purpose of research are to determine the stages of analysis, planning and eval-uation of corporate rebranding framework of CGV Blitz to be CGV Cinemas. This research uses descriptive method with qualitative data type. Data collection method used in this research is in-terview, observation, and literature study.The results of this research showed that CGV Cinemas has been rebranding but in reality there are still many stakeholders from CGV Cinemas that tar-geted for rebranding that still not aware of the rebranding of CGV Blitz to CGV Cinemas by doing three stages of analysis, planning and evaluation. In this study concluded that at the analysis stage, planning and evaluation, communication campaign that CGV Cinemas do to internal cus-tomer has not been able to optimally because there’s still employee that did not undetstand with CGV Cinemas concept and still miscalled the old brand.At the evaluation stage, CGV Cinemas are not doing an evaluation after communication campaign and only doing an evaluation at the time of execution of socialization in the form of question and answers and CGV Cinemas are doing evaluation in focus group discussion to some customers but those evaluation was evaluation non formal and not spread and did not have a structured results that’s why those evaluation could not be used as a measure of success while doing or after doing a rebranding to customers Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tahapan analisis, perencanaan dan evaluasi corporate rebranding framework CGV Blitz menjadi CGV Cinemas. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan jenis data kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan studi pustaka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa CGV Cinemas sudah melakukan rebranding namun pada ken-yataannya masih banyak stakeholders dari CGV Cinemas yang menjadi target untuk rebranding yang masih tidak mengetahui adanya rebranding CGV Blitz menjadi CGV Cinemas dengan melakukan tiga tahapan yaitu tahapan analisis, perencanaan dan evaluasi. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa pada tahap analisis, perencanaan dan evaluasi, communication campaign yang CGV Cinemas lakukan ke internal customer masih belum optimal dikarenakan, masih ada karya-wan yang belum paham dengan konsep CGV Cinemas dan masih salah menyebut merek lamanya dan CGV Cinemas tidak mengadakan evaluasi sesudah mengadakan kampanye komunikasi dan hanya melakukan evaluasi pada saat pelaksanaaan sosialisasi dalam bentuk tanya jawab dan CGV Cinemas melakukan evaluasi focus group discussion ke beberapa customer namun evaluasi terse-but merupakan evaluasi non formal dan tidak menyeluruh serta tidak mempunyai hasil yang ter-struktur maka dari itu evaluasi tersebut tidak dapat dijadikan ukuran keberhasilan saat melakukan maupun sesudah melakukan rebranding terhadap customer.
PELATIHAN STORYTELLING DALAM MEMBANGUN EKONOMI KREATIF BIDANG PARIWISATA DI DESA CINTARATU KECAMATAN PARIGI KABUPATEN PANGANDARAN Bakti, Iriana; Sumartias, Suwandi; Damayanti, Trie; Nugraha, Aat Ruchiat
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 1, No 1 (2018): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (675.362 KB) | DOI: 10.24912/jbmi.v1i1.1874

Abstract

Pangandaran is one of many tourist attractions in the South Eastern region of West Java that continues to be developed by the local government. All this time, well known tourist destinations in the Pangandaran district are limited to the beaches (Pangandaran Beach, Pasir Putih Beach, Batu Karas Beach, Karang Nini Beach, and Batu Hiu Beach), and nature reserves, even though there are other high potential tourist destinations in the form of cultural tourism, both in the coastal areas as well as in cultural activities in hillside areas such as Sunda Buhun sites and rituals. The combination of natural and cultural tourist destination areas has the potential to be developed into a geopark-based tourist destination in Pangandaran district. To realize this geopark tourism destination in Pangandaran district, it is necessary to educate tourism activists, especially those who are concerned for the development of geopark-based tourism destinations, with tourism knowledge and communication skills, because the knowledge and communication skills of tourism is an added value of the community that prioritizes the concept of harmony between stakeholders , i.e. government, community and investors. To accomplish this, members of the tourism activist group should gain knowledge and skills in the form of tourism communication training activities with basic capital already in place, which is a diverse marine ecosystem. Based on the initial problems observed and those faced by members of the tourism activists group in the Parigi district of Pangandaran Regency that have been described previously, the urgent problem of this community service was formulated, namely how tourism services can be carried out by members of the tourism activists group through tourism communication training, which is information and communication technology-based, in the Parigi district of Pangandaran regency. The tourism communication service is implemented with a presentation of information that is told in a coherent manner (story telling) starting from the history of objects to the potential attraction of objects that can attract tourists in accordance with tourism news. The results of this training show that storytelling training can build understanding, affection, and willingness in Kompepar members to learn and work to popularize tourist destinationsABSTRAK: Pangandaran merupakan salah satu kawasan wisata di wilayah Timur Jawa Barat bagian Selatan yang terus dikembangkan oleh pemerintah daerahnya. Selama ini, destinasi wisata di kabupaten Pangandaran yang terkenal hanya berupa wisata pantai (Pantai Pangandaran, Pantai Pasir Putih, Pantai Batu Karas, Pantai Karang Nini, dan Pantai Batu Hiu), dan cagar alam saja, pada hal selain itu terdapat pula destinasi wisata yang sangat potensial berupa wisata budaya, baik yang ada di wilayah pantainya maupun di aktivitas budaya di kawasan perbukitan berupa situs-stus dan ritual-ritual sunda buhun. Perpaduan kawasan destinasi wisata alam dan budaya ini yang sangat potensial untuk dikembangkan menjadi kawasan detinasi wisata berbasis geopark di kabupaten Pangandaran. Untuk mewujudkan destinasi wisata geopark di kabupaten Pangandaran tersebut diperlukan peningkatan pengetahuan dan keterampilan komunikasi pariwisata khusunya bagi penggiat wisata yang memiliki kepedulian terhadap pengembangan destinasi wisata berbasis geopark, karena kemampuan dan keterampilan komunikasi pariwisata menjadi nilai tambah yang dimiliki oleh masyarakat yang mengedepankan konsep keselarasan antara para stakeholders, yaitu pemerintah, masyarakat, dan investor. Untuk itu, anggota kelompok penggiat wisata tersebut mendapatkan pengetahuan dan keterampilan dalam bentuk kegiatan pelatihan komunikasi pariwisata dengan modal dasar sudah ada yaitu kekayaan alam bahari yang cukup beragam. Berdasarkan permasalahan awal dari hasil pengamatan di lapangan dan yang dihadapi oleh anggota kelompok penggiat wisata di wilayah kecamatan Parigi kabupaten Pangandaran yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dirumuskan permasalahan yang menjadi urgensi kegiatan pengabdian ini, yaitu bagaimana pelayanan pariwisata yang dilakukan oleh anggota kelompok penggiat wisata melalui pelatihan komunikasi pariwisata yang berbasiskan teknologi informasi dan komunikasi di wilayah kecamatan Parigi kabupaten Pangandaran. Pelayanan komunikasi pariwisata tersebut diimplementasikan dengan sajian informasi yang diceritakan secara runtut (story telling) mulai dari sejarah obyek sampai dengan potensi daya tarik obyek yang dapat menarik minat wisatawan yang sesuai dengan penulisan berita wisata. Hasil dari pelatihan ini menunjukkan bahwa Pelatihan storytelling dapat membangun pemahaman anggota Kompepar, membangkitakn perasaan suka, dan membangun kesediaan anggota Kompepar untuk belajar dan berkarya mensosialisakian destinasi wisata.
PEMBERDAYAAN PRANATA SOSIAL MELALUI KOMUNIKASI LINGKUNGAN: MENAKAR PELIBATAN PERAN PEREMPUAN DALAM MITIGASI BANJIR CITARUM Iriana Bakti; Hanny Hafiar; Heru Riyanto Budiana; Lilis Puspitasari
Jurnal Kawistara Vol 7, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.247 KB) | DOI: 10.22146/kawistara.24313

Abstract

The study is titled implementation of environmental communication based on the social institution in coping with the flood in the Citarum Watershed Upstream. Citarum river pollution and silting are currently in a state of particular caused by forest encroachment in the upstream, land use, household waste, animal husbandry, industry, offices, etc, so when the rainy season caused the occurrence of floods. In addition, these conditions have resulted in water quality being unfit to be utilized, both for drinking water, washing, bathing, irrigation for agriculture and so on. The actuator environment seeks to restore the Citarum Watershed upstream conditions by building public awareness so they may want to change their attitudes and behavior, one of them by not disposing of waste into the river. The selected communities are those that are incorporated in a social institution in the region. The purpose of the research is to find out about the types of institution, the reason for utilizing the institution, and the role of the environment actuator communication in a social institution. The methods used in this research is descriptive with qualitative data to describe the various realities of communication activities related to the environment by leveraging social institution in coping with the disaster of the flood in the area of Citarum Watershed Upstream. Research results showed in the region there are four types of institutions, namely the institution of religious, economic, agricultural and social. Institution related to religious activity is Majlis Ta'lim (the place of informal Islamic teaching and education), institution related to the activity of the economy is an arisan (regular social gathering), institution related to social activity is the PKK (Family Welfare Guidance), and institution related to the agricultural activity is The Association of Farmers Group (Gapoktan). The reason for the environment actuator utilizing social institution are as the entrance (access) to carry out flood mitigation program, already familiar, easy to invited to cooperate and to expand the network. The role of the environment actuator in the institution as a communicator and facilitator in conducting dissemination of information and training of waste utilization to the members of the institutions.
Tahapan Kampanye “This Album is Gold” oleh Band Indie Elephant Kind Tiara Putri Effendy; Iriana Bakti; Hanny Hafiar
J-IKA : Jurnal Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas BSI Bandung Vol 5, No 1 (2018): JURNAL J-IKA
Publisher : Lembaga Penelitian & Pengabdian Masyarakat Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (666.047 KB) | DOI: 10.31294/kom.v5i1.3656

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tahapan kampanye “This Album is Gold” yang dilakukan oleh Band Indie Elephant Kind. Metode Penelitan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif menggunakan paradigma positivisme. Konsep yang digunakan dalam kampanye ini adalah model kampanye The Five Functional Stages Development Model yang dikemukakan oleh tim peneliti dari Yale University Terdapat 5 lima tahap dalam model ini, yaitu identifikasi, legitimasi, partisipasi, penetrasi, dan distribusi. Hasil dari penelitian ini adalah, identitas yang digunakan dalam kampanye ini adalah warna emas dan logo yang digunakan adalah logo City J. Elephant Kind mendapatkan legitimasi dari Detikhot.com sebagai Top Album 2016. Masyarakat terlibat dalam kampanye ini dengan membeli CD mereka, datang ke konser mereka, memberikan karya seni, mengunggah foto dan video dengan tagar #thisalbumisgold, dan memberikan apresiasi secara langsung. Penetrasi yang didapatkan berupa simpati yaitu apresiasi secara langsung dan masyarakat turut bernyanyi dalam konser, juga mendapatkan tempat di hati masyarakat dilihat dari masyarakat mau membeli konser Elephant Kind juga mengundang Elephant Kind dalam acara. Tahap terakhir yaitu tahap distribusi merupakan tahap yang belum berhasil dalam kampanye ini. Elephant Kind masih belum bisa menjual CD Fisiknya dalam jumlah yang diinginkan. Saran yang diberikan untuk Elephant Kind adalah sebaiknya mereka menambah media untuk promosi, menambah jaringan distribusi, dan menambah tim khusus untuk melakukan distribusi CD Fisik.
TANGGAPAN PENGUNJUNG KFC BANDUNG TERHADAP PELAKSANAAN KAMPANYE #NOSTRAWMOVEMENT Shafira Yasmin Nandini; Iriana Bakti; Kokom Komariah
Jurnal Komunikasi Universitas Garut: Hasil Pemikiran dan Penelitian Vol 5, No 2 (2019): Oktober 2019 Jurnal Komunikasi Universitas Garut : Hasil Pemikiran dan Penelitia
Publisher : Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.10358/jk.v5i2.667

Abstract

Abstrak Kampanye Public Relations yang sering dilakukan oleh perusahaan kadang tidak begitu memperhatikan tahapan pelaksanaannya sehingga efek yang terjadi tidak begitu memenuhi harapan. Begitu pula dengan Kampanye #Nostrawmovement yang dilaksanakan oleh KFC Indonesia. Perlu diketahui apakah kampanye tersebut dapat menghasilkan efek pada aspek kognitif, afektif dan konatif pada pengunjung KFC melalui komponen pelaksanaan yaitu komunikator, saluran/media kampanye dan pesan kampanye. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan menggunakan paradigma positivisme. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara pembagian kuesioner, wawancara, observasi dan studi pustaka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa KFC memiliki kredibilitas perusahaan yang baik di mata pengunjung. Saluran atau media yang digunakan dalam Kampanye #Nostrawmovement dinilai kurang komunikatif dan menarik karena elemen-elemen yang ada di dalam poster dan video. Poster kampanye perlu diperbaiki dari segi desain, ukuran dan penempatan karena dinilai kurang menarik dan tidak mudah dibaca sedangkan video kampanye memiliki suara yang tidak terdengar sehingga tidak banyak yang mengetahui video tersebut. Meskipun begitu, pesan yang disampaikan dalam kampanye dinilai baik sehingga dapat dimengerti dan dianggap sesuai dengan keadaan lingkungan saat ini. Terjadi efek yang berupa perubahan pada aspek kognitif dan afektif pada pengunjung akan Kampanye #Nostrawmovement, penggunaan sedotan plastik dan kebersihan lingkungan. Pada aspek konatif, pengunjung KFC masih belum memiliki perubahan perilaku sepenuhnya untuk tidak lagi menggunakan sedotan plastik. Kata Kunci: Kampanye, Kampanye #Nostrawmovement, Tanggapan, Pesan, Media, Sikap Abstract Public Relations campaigns which often carried out by companies sometimes do not consider its execution. The same goes for the #Nostrawmovement Campaign implemented by KFC Indonesia. It is important to know whether the campaign can produce effects of KFC visitors through the implementation of the campaign and its components such as communicator, channel/media and campaign messages. This research was conducted using descriptive methods with quantitative data and the use of positivism paradigm. Data collection techniques are done by distributing questionnaires, interviews, observation and literature study.The results of this study indicate that KFC has good corporate credibility in the eyes of visitors. Channels or media used in the #Nostrawmovement Campaign are considered not too communicative and interesting because of the elements in posters and videos. Campaign posters need to be improved in terms of design, size and placement because they are considered unattractive and not easy to read while the campaign video has an inaudible voice resulting only a small amount of visitors know about the existence of the video. Even so, the message conveyed in the campaign is considered good, it can be understood and considered relevant to the current environment situation.Campaign effects occur in changes of the cognitive and affective aspects on visitors about #Nostrawmovement Campaign, use of plastic straws and environmental cleanliness. In the conative aspect, KFC visitors still do not have a complete behavior change to stop the usage of plastic straws. Keywords: Campaign, The #Nostrawmovement campaign, Response, Messages, Media, Attitude
KOMUNIKASI INTERNAL DALAM MEMBANGUN KOHESIVITAS KELOMPOK PEGIAT WISATA DI KABUPATEN PANGANDARAN Iriana Bakti
Sosiohumaniora Vol 22, No 1 (2020): SOSIOHUMANIORA, MARCH 2020
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3838.157 KB) | DOI: 10.24198/sosiohumaniora.v22i1.21144

Abstract

Perkembangan komunikasi internal dalam suatu organisasi menjadi sangat penting terutama dalam membangun kerjasama kelompok. Salah satu komunitas yang fokus mengembangkan aspek pariwisata di Pangandaran yaitu Kelompok Penggerak Pariwisata (Kompepar). Komunitas ini memiliki potensi yang cukup besara dalam melakukan koordinasi dan kerjasama untuk mewujudkan visi Pangandaran sebagai destinasi wisata dunia karena memiliki latarbelakang profesi anggotanya yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan aktivitas komunikasi internal kompepar dalam mengembangkan objek wisata berbasis alam dan kearifan lokal di Kabupaten Pangandaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskrtiptif dengan sifat data kuantitatif berdasarkan pada teknik pengumpulan data melalui observasi dan kuesioner yang dibagikan kepada responden secara acak sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas komunikasi internal dalam bentuk pertemuan rutin diantara anggota kompepar cukup tinggi untuk berbagi informasi dalam upaya meningkatkan pengetahuan, menjalin relasi, dan membangun kesadaran bagi para pengelola pelaku usaha pariwisata agar berpartisipasi aktif dalam kegiatan kepariwisataaan di Kabupaten Pangandaran. Sedangkan aspek kohesivitas di kalangan anggota kompepar di Kabupaten Pangandaran dapat dikategorikan tinggi dalam membangun kesamaan pandangan, meningkatkan wawasan, membagi tugas, dan melakukan kerja sama untuk mencapai tujuan kelompok.
Pengembangan Model Komunikasi Pariwisata Berbasis Kearifan Lokal di Kawasan Geopark Pangandaran Iriana Bakti; Suwandi Sumartias; Trie Damayanti; Aat Ruchiat Nugraha
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 6, No 2 (2018): December 2018
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.643 KB) | DOI: 10.24198/jkk.v6i2.18459

Abstract

Pangandaran adalah salah satu destinasi wisata terkenal di Jawa Barat yang memiliki keanekaragaman hayati dan keanekaragaman budaya yang terus dipelihara melalui mekanisme pendidikan lingkungan untuk menuju ke arah pelestarian dan pembangunan lingkungan yang berkelanjutan (sustainable). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kearifan lokal, pola interaksi antar pemangku kepentingan, dan saluran komunikasi yang mendukung terbentuknya geopark Pangandaran. Metode penelitiannya eksploratif untuk menginventarisir berbagai gejala yang berkaitan dengan pelaksanaan kearifan lokal, pola interaksi, dan saluran komunikasi dalam mendukung terbentuknya geopark Pangandaran. Teknik pengumpulan data menggunakan pedoman wawancara, dan studi kepustakaan. Informannya penggiat wisata yang terkait dengan pengembangan wisata berbasis kearifan lokal di Kabupaten Pangandaran yang dipilih secara purposif. Hasil penelitian menunjukkan kearifan lokal, seperti, layang syeikh, babarit, hajat leuweung, dan sebagainya telah dimanfaatkan untuk menambah daya tarik wisata di berbagai wilayah di Kabupaten Pangandaran. Pola interaksi pada tataran birokrat masih belum jelas, karena rencana tersebut baru sebatas wacana atau statement politis, sedangkan pada tataran masyarakat (penggiat budaya dan pariwisata) sudah terbentuk melalui forum silaturahmi dengan sesepuh adat, dan diskusi kelompok penggiat budaya dan wisata, sehingga terbangun kesepahaman, kesepakatan, kerjasama, dan kolaborasi di antara mereka. Saluran komunikasi yang terbentuk bersifat person to person (antarpersona) antara penggiat budaya dan pariwisata dengan sesepuh adat. Saluran kelompok memiliki konformitas dan kohesivitas yang tinggi dalam mengembangkan destinasi wisata geopark berbasis budaya dan kearifan lokal di Pangandaran. Media sosial digunakan untuk mengirim dan menerima informasi, sehingga semakin menguatkan hubungan dan ikatan sosial di antara mereka. 
Co-Authors Aang Koswara Aang Koswara Aat Ruchiat Aat Ruchiat Nugraha Abdul Hakim Siswanto Aghus Jamaludin Kharis Agus Rahmat agus rahmat Al-Ikhlas Anang Susilo Andi Zulfikar Darussalam Ari Agung Prastowo Auliani Anwar Baiq Vira Safitri Bambang Ismaya Budianan, Heru Rianto Budiman, Ratu Marshyarina Ridzkan Centurion Chandratama Priyatna Dadang Sugiana Dandi Supriadi Dede Abdul Hasyir Diah Fatma Sjoraida Diah Fatma Sjoraida Dian Wardiana Sjuchro Dindin Abidin Dodi Setiawan Riatmaja Donny Juliandri Prihadi Elfera, Syahedah Soeci Evi Novianti Evi Novianti Evie Ariadne Shinta Dewi Evie Ariadne Shinta Dewi, Evie Ariadne Shinta Fariq, Aiman Fathiya Nur Rahmi Fauzan Ahdi Widyaputra Feliza Zubair Feliza Zubair Firdaus Hafizhah Zuhri Hanny Hafiar Hanny Hafiar Herlina Agustin Heru Riyanto Budiana Heru Ryanto Budiana Ikhwanul Ihsan Armalid Indria Widyawan Karimi, Reza Kartika, Ghinaa Azalia Khairunnisa, Silka Kokom Komariah Lilis Puspitasari Lusiana, Herlina M. Fatah Wiyatna Mas Dadang Enjat Munajat Meifira Khairunnisa Mertayasa, I Gede Agus Muhamad Fatah Wiyatna Muhammad Fatah Wiyatna Ni Luh Putu Suarmi Sri Patni Niti Lestari Nofirman, Nofirman Nugraha, Aat Nur Azizah Nurfauziah, Isni Nurkhalila Fajrini Nuryah Asri Sjafirah, Nuryah Asri Pandu Dwita Purnama Pito Fernando Pong, Ming Priyo Subekti Priyo Subekti Priyo Subekti Putra, Putu Steven Eka Rahim, Fachrulsyah Alif Mahendra Rahimi, Ramin Renata Anisa Retasari Dewi Rian Novita Ridlo, M. Ainur Rifky Lana Rahardian Rinintha Mazaya Rizka Putra Rosnandar Romli Santos, Luis Sawlani, Dhiraj Kelly Septian Yudho Rinald Setiawan, Asep S Shafira Yasmin Nandini Sukmana, IWK Teja Sultana, Momena Suparni, Sri Susie Perbawasari Suwandi Sumartias Teddy Kurnia Wirakusumah Tiara Putri Effendy Trie Damayanti Trisna Rukhmana Tursunov, Dilshod Winarni Winarni Windy Permata Suyono Yanti Setianti Yovita Yovita Yuniawati, Femilia Yustikasari Zaw, Soe Thu Zaw