Claim Missing Document
Check
Articles

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MASALAH KESEHATAN MENTAL PADA NARAPIDANA BLOK RESIKO TINGGI DI LAPAS KELAS I SEMARANG Panji Sulistio; Umar Anwar
SOSIOEDUKASI Vol 11 No 2 (2022): SOSIOEDUKASI : JURNAL ILMIAH ILMU PENDIDIKAN DAN SOSIAL
Publisher : Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universaitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.362 KB) | DOI: 10.36526/sosioedukasi.v11i2.2232

Abstract

Lamanya sanksi pidana yang diterima oleh narapidana menjadi permasalahan tersendiri khususnya bagi mental narapidana. Tekanan yang diterima baik dari dalam diri maupun dari lingkungan luar menjadi tantangan tersendiri bagi kesehatan mental narapidana yang bersangkutan. Kesehatan mental merupakan faktor utama dalam proses pembinaan narapidana. Dengan kondisi mental yang baik dan stabil, maka narapidana akan dapat mengikuti seluruh proses pembinaan dengan baik. Penelitian ini akan membahas faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan mental pada narapidana blok resiko tinggi di Lapas Kelas I Semarang. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif, dengan bahan data primer yang diperoleh melalui hasil wawancara dengan informan, dan diperkuat dengan bahan data sekunder yang diperoleh dari dokumen dan laporan-laporan. Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Semarang memiliki blok khusus yang diperuntukkan bagi narapidana dengan resiko tinggi. Proses adaptasi sangat diperlukan agar narapidana yang baru memasuki blok segera menyesuaikan diri dan tidak berada dalam tekanan. Penanaman nilai- nilai agama melalui pembinaan kerohanian diperlukan guna membangun kesehatan mental yang baik bagi narapidana dengan risiko tinggi.
OPTIMALISASI PEMBERIAN HAK PELAYANANKESEHATAN BAGI NARAPIDANA DALAM KEADAAN OVERCROWDED DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS I SEMARANG Aditya Rangga Suryadi; Umar Anwar
SOSIOEDUKASI Vol 11 No 2 (2022): SOSIOEDUKASI : JURNAL ILMIAH ILMU PENDIDIKAN DAN SOSIAL
Publisher : Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universaitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (384.952 KB) | DOI: 10.36526/sosioedukasi.v11i2.2233

Abstract

Overcrowded hunian Lembaga Pemasyarakatan berdampak kepada kondisi kesehatan narapidana. Berdasarkan database Pemasyarakatan bulan Pebruari 2020 peenghuni Lembaga Pemasyarakatan berjumlah 268.919 orang atau 103% dari kapasitas hunian sebesar 131.931 orang. tingkat hunian cenderung meningkat setiap tahunnya tidak sebanding dengan jumlah Lembaga Pemasyarakatan. Rumusanya adalah Bagaimana optimalisasi pemberian hak pelayanan kesehatan bagi narapidana dan apa hambatan yang dihadapi dalam optimalisasi pemberian hak pelayanan kesehatan bagi narapidana dalam keadaan overcrowded di Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang menggunakan sumber data primer dan sekunder. Penelitian ini meunjukkan bahwa optimalisasi pemberian hak pelayanan kesehatan bagi narapidana dalam keadaan overcrowded di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Semarang merupakan upaya meningkatkan derajat kesehatan narapidana melalui pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif, rehablitatif dan upaya pelayanan kesehatan lingkungan dengan meningkatkan sumber daya manusia pelayanan kesehatan, fasilitas pelayanan kesehatan, pembiayaan pelayanan kesehatn, ketersediaan obat dan alat-alat kesehatan. Hambatan yang dihadapi dalam optimalisasi pemberian hak pelayanan kesehatan bagi narapidana dalam keadaan overcrowded di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Semarang.antara lain keterbatasan Sumber Daya Manusia Petugas Pelayanan Kesehatan, fasilitas Pelayanan Kesehatan, Pembiayaan Pelayanan Kesehatan ketersediaan Obat-Obatan dan Alat Kesehatan serta rendahnya kesadaran narapidana dalam melaksanakan upaya menjaga kesehatan
Peran Petugas Kesehatan Dalam Menangani Scabies Pada Anak Di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas 1 Kutoarjo Tegar Karunia Esa; Umar Anwar
Jurnal Kesehatan Panrita Husada Vol 7 No 2 (2022): Jurnal Kesehatan Panrita Husada
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (Stikes Panrita Husada Bulukumba)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37362/jkph.v7i2.808

Abstract

Scabies is a parasitic skin disease caused by the parasite Sarcoptes scabies. Many underdeveloped countries, including Indonesia, suffer from scabies. Scabies is very common among children and adolescents. Scabies is an infectious disease that is influenced by the presence or absence of scabies risk factors in a person. Scabies is very common among those who live in close quarters. The purpose of this study was to see whether there was a relationship between children's personal hygiene and the incidence of scabies. An analytical observational study with a cross sectional research strategy was used in this study. The data used is primary data. Data collection was obtained from health workers who were at the Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas I Kutoarjo. Keywords : role, treatment, scabies
Pengaruh Bimbingan Konseling Terhadap Tingkat Resiliensi Anak Yang Berkonflik Dengan Hukum di LPKA Kelas I Palembang Lusi Hertina; Umar Anwar; Qisthina Aulia; Herry F. Butar Butar
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 6 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpdk.v4i6.9491

Abstract

Anak yang berkonflik dengan hukum akan mengalami berbagai permasalahan ketika berada di LPKA, sehingga kemampuan yang harus dimiliki dalam situasi seperti ini ialah resiliensi. Maka dari itu diperlukan bimbingan konseling terhadap anak yang berkonflik dengan hukum agar bisa membantu mengurangi stres pada anak tersebut. Tujuan penelitian untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh bimbingan konseling terhadap tingkat resiliensi anak yang berkonflik dengan hukum di LPKA Kelas I Palembang. Metode penelitiannya menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode regresi linier sederhana dan sampel penelitian yaitu 45 anak yang berkonflik dengan hukum di LPKA Kelas I Palembang. Teknik pengambilan sampel menggunakan Non Probability Sampling secara Sampling Jenuh Karena populasi relatif kecil yaitu sebanyak 45 populasi jadi seluruh Populasi dijadikan sampel dengan alat pengumpulan data kuesioner. Hasil korelasi pearson didapatkan nilai signifikansi (?) lebih besar dari 0,05 yang menandakan adanya hubungan positif signifikan antara Bimbingan Konseling dan Resiliensi, karena semakin semakin tinggi bimbingan konseling, maka semakin tinggi resiliensi anak yang berkonflik dengan hukum di LPKA Kelas I Palembang. Hasil uji ANOVAb menyatakan nilai signifikansi p sebesar 0,000 (<0,05) sehingga kedua variabel dalam penelitian berhubungan signifikan. Nilai R sebesar 0,843 dan R Square sebesar 0,710 menunjukkan variabel bimbingan konseling memberikan kontribusi dalam memengaruhi variabel resiliensi. Kesimpulan penelitian yaitu semakin tinggi bimbingan konseling yang dimiliki anak yang berkonflik dengan hukum, maka semakin tinggi pula resiliensi anak yng berkonflik dengan hukum tersebut.
Penerapan Kelompok Masyarakat Peduli Pemasyarakatan (POKMAS LIPAS) Dalam Proses Pembimbingan Klien Pemasyarakatan Balai Pemasyarakatan Kelas II Pangkal Pinang Nata Mulia Hammami; Umar Anwar
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 5 No. 2 (2023): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpdk.v5i2.12832

Abstract

The Correctional System in order to form Penitentiary Assisted Citizens (WBP) to become whole human beings, aware of mistakes, improve themselves, and not repeat criminal acts, can be accepted again by the community, play an active role in development, and live normally as a good and responsible society need preparation for correctional inmates. The correctional center, hereinafter referred to as the father, is an institution or place that carries out the function of community guidance for clients. This study aims to describe the implementation of coaching carried out by many people involving the community. POKMAS LIPAS is a community group that collaborates with Correctional Centers which was formed because of community concern for the goals of the correctional system. In line with the aim of optimizing Lipas Pokmas, this can be done to support the process that Correctional Clients are still carrying out in preparing themselves to return to society as whole human beings. Keyword : Correctional System, Balai Pemasayarakatan, POKMAS LIPAS, Correctional Client
Penelitian Kemasyarakatan (Litmas) Terhadap Asimilasi Narapidana Pada Bapas Kelas I Palembang Daniel Leonardo Surbakti; Umar Anwar
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 5 No. 2 (2023): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpdk.v5i2.12678

Abstract

Setiap Narapidana memiliki hak untuk mendapatkan program pembinaan dalam menjalin hukuman. Pembinaan yang dilakukan diharapkan dapat mewujudkan tujuan dari Sistem Pemasyarakatan di Indonesia dengan pemulihan Kembali atau yang dikenal sebagai reintegrasi sosial dan salah satu program pembinaan yang dapat dimiliki oleh narapidana adalah asimilasi. Asimilasi merupakan proses pembinaan yang dilakukan Pemasyarakatan dengan membuat anak didik pemasyarakatan dan narapidana kembali membaur ke dalam kehidupan masyarakat, serta di dalam pelaksanaan asimilasi tidak dapat terlepas dari penelitian kemasyarakatan (Litmas). sebagai salah satu syarat dalam menjalankan asimilasi tentunya Litmas memegang peran penting terhadap bisa atau tidaknya narapidana dan anak didik pemasyarakatan melaksanakan asimilasi. Berdasarkan urain tersebut penelitian ini bertujuan menganalisis penelitian kemasyarakatan (Litmas) terhadap asimilasi narapidana pada Bapas Kelas I Palembang.
Pemberian Edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Bagi Kualitas Psikologis Anak Binaan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Jakarta Putri Laura Arzethy; Ali Muhammad; Umar Anwar
Nanggroe: Jurnal Pengabdian Cendikia Vol 2, No 8 (2023): November (In Progress)
Publisher : Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.10171310

Abstract

Clean and Healthy Living Behavior (PHBS) is one of the basics in recognizing and understanding how to maintain the health of each individual. The Juvenile Detention Center (LPKA) at Jakarta Class II as an institution for Children in conflict with the law (ABH) certainly does not escape providing education on the importance of PHBS during its detention period. However, based on the results of field observations through the implementation of a gradual questionnaire taking a population of 26 assisted children, it was found that assisted children experienced limitations in sanitation and hygiene facilities and infrastructure, which affected their clean living behavior while in Juvie. The method used by the Cadets in implementing this service practicum is the Community Development Method in assisting The Juvenile Detention Center at Jakarta Class II which aims to achieve increased implementation of Clean and Healthy Living Behavior by using collaboration and socialization or counseling techniques, namely the Cadets together with The Juvenile Detention Center at Jakarta Class II collaborates together to carry out activities using socialization or counseling techniques to increase the awareness and motivation of target children in implementing Clean and Healthy Living Behavior despite limitations. At the end of the practicum, there was an increase in awareness and personal hygiene activities by the target children in implementing Clean and Healthy Living Behavior while at The Juvenile Detention Center.
Hubungan Psychological Well-Being dengan Pengasuhan Wali Pemasyarakatan dan Criminal Thinking Anak Binaan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas I Palembang Nata Mulia Hammami; Umar Anwar
JURNAL PARADIGMA : Journal of Sociology Research and Education Vol. 5 No. 1 (2024): (JUNI 2024) JURNAL PARADIGMA: Journal of Sociology Research and Education
Publisher : Labor Program Studi Pendidikan Sosiologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53682/jpjsre.v5i1.7818

Abstract

Permasalahan dalam hal kesejahteraan psikologis anak sangatlah beragam. Termasuk anak yang berada di dalam Lembaga Pembinaan Khusus Anak. Anak yang menjalankan masa pidana di LPKA akan memengaruhi proses kesejahteraan psikologis. Tujuan utama dalam penelitian ini yaitu melihat bagaimana hubungan psychological well-being dengan pengasuhan wali pemasyarakatan dan criminal thinking 60 anak yang berada di LPKA Kelas I Palembang. Psychological well being menurut Ryff  didefinisikan sebagai kondisi individu yang mencakup lebih dari sekadar bebas dari masalah atau tekanan mental. Criminal thinking atau pemikiran kriminal merupakan sebuah pemikiran serta proses yang mendorong seseorang untuk inisiasi dan pemeliharaan kebiasaan suatu tindakan yang melanggar hukum. pengasuhan menurut diartikan  sebagai pola interaksi untuk memengaruhi tindakan dan karakter anak yang bervariasi. Terdapat hubungan antara psichological well-being anak dengan criminal thinking  dengan nilai signifikasi korelasi product moment  0,01. Sedangkan tidak terdapat hubungan antara psychological well-being dengan pengasuhan yang diberikan wali pemasyarakatan dengan nilai signifikasi 0,64. Korelasi yang terjalin antara psychological well-being dengan criminal thinking yaitu korelasi positif. Artinya semakin baik psychological well-being anak maka semakin besar pola pemikiran kriminal anak tersebut.
Legal Protection For Key Witnesses In Handling Police Murder Cases In The Police Institution Of The Republic Of Indonesia (Case Study Of The Murder Of Brigadier Nofriansyah Joshua Hutabarat) Umar Anwar; Muhammad Nur Islami; Markus Marselinus Soge; Budi Priyatmono
卷 6 编号 1 (2023): Journal of Correctional Issues (JCI)
Publisher : Polteknik Ilmu Pemasyarakatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52472/jci.v6i1.365

Abstract

The emergence of the murder case of Brigadier Nofriansyah Joshua Hutabarat or Brigadier J exposed the mafia in the National Police Agency whose name was Inspector General Ferdy Sambo as the main perpetrator. This condition stems from the key witness Bar Richard Eliezer Pudihang Lumiu or Bharada E who uncovered all these cases and other names. This became a big problem for Bharada E because of the threat to his security as a key witness in the murder incident. It is important to carry out this research in order to determine the legal protection of key witnesses in uncovering the case of Brigadier J's murder. The research method used is a case study and normative juridical. The result of the analysis is that legal protection for key witnesses must be carried out by the state. The Witness and CVictim Protection Agency (LPSK) provides special protection to key witnesses in maintaining the security of themselves, their families and those who are close to key witnesses. The conclusion is the key that must be protected in dismantling and maintaining the safety of himself and his family.
Hubungan Psychological Well-Being dengan Pengasuhan Wali Pemasyarakatan dan Criminal Thinking Anak Binaan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas I Palembang Nata Mulia Hammami; Umar Anwar
JURNAL PARADIGMA : Journal of Sociology Research and Education Vol. 5 No. 1 (2024): (JUNI 2024) JURNAL PARADIGMA: Journal of Sociology Research and Education
Publisher : Labor Program Studi Pendidikan Sosiologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53682/jpjsre.v5i1.7818

Abstract

Permasalahan dalam hal kesejahteraan psikologis anak sangatlah beragam. Termasuk anak yang berada di dalam Lembaga Pembinaan Khusus Anak. Anak yang menjalankan masa pidana di LPKA akan memengaruhi proses kesejahteraan psikologis. Tujuan utama dalam penelitian ini yaitu melihat bagaimana hubungan psychological well-being dengan pengasuhan wali pemasyarakatan dan criminal thinking 60 anak yang berada di LPKA Kelas I Palembang. Psychological well being menurut Ryff  didefinisikan sebagai kondisi individu yang mencakup lebih dari sekadar bebas dari masalah atau tekanan mental. Criminal thinking atau pemikiran kriminal merupakan sebuah pemikiran serta proses yang mendorong seseorang untuk inisiasi dan pemeliharaan kebiasaan suatu tindakan yang melanggar hukum. pengasuhan menurut diartikan  sebagai pola interaksi untuk memengaruhi tindakan dan karakter anak yang bervariasi. Terdapat hubungan antara psichological well-being anak dengan criminal thinking  dengan nilai signifikasi korelasi product moment  0,01. Sedangkan tidak terdapat hubungan antara psychological well-being dengan pengasuhan yang diberikan wali pemasyarakatan dengan nilai signifikasi 0,64. Korelasi yang terjalin antara psychological well-being dengan criminal thinking yaitu korelasi positif. Artinya semakin baik psychological well-being anak maka semakin besar pola pemikiran kriminal anak tersebut.