Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PERKECAMBAHAN BENIH KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg) AKIBAT SKARIFIKASI DAN PERENDAMAN Mangardi -; Sri Umi Lestari; Sutoyo -
Publikasi Informasi Pertanian Vol 17, No 1 (2021): JURNAL PIPER
Publisher : Universitas Kapuas Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v17i1.513

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh skarifikasi dan perendaman benihterhadap perkecambahan benih karet. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca UniversitasTribhuwana Tunggadewi Malang, dari Maret-April 2019. Rancangan yang digunakan dalampenelitian ini adalah rancangan petak terbagi (RPT) yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertamaadalah skarifikasi sebagai petak utama yang terdiri dari 2 taraf, yaitu tanpa skarifikasi (S0) danskarifikasi (S1). Faktor kedua adalah perendaman sebagai anak petak yang terdiri dari 3 taraf,yaitu tanpa perendaman (P0); perendaman 12 jam (P1) dan perendaman 24 jam (P2). Data yangdiperoleh dianalisis menggunakan ANOVA, apabila ada pengaruh nyata atau sangat nyata makadilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwaskarifikasi mampu meningkatkan persentase perkecambahan sampai dengan 12,25% dan kecepatanberkecambah 2,31%KN/etmal. Perendaman selama 24 jam (P2) mampu meningkatkan persentaseperkecambahan 10,32% dan kecepatan berkecambah 1,96%KN/etmal. Interaksi antara skarifikasidan perendaman 12 jam (S1P1) merupakan perlakuan yang optimal terhadap perkecambahanbenih karet, namun tingkat perkecambahan yang dicapai tidak berbeda nyata dengan perlakuanperendaman selama 24 tanpa skarifikasi (S0P2).
UJI PERTUMBUHAN ENAM VARIETAS TANAMAN TERUNG (Solanum melongena, L.) PADA TANAH PMK Sinaga, Markus; Mangardi, Mangardi; Husein, Nikodemus
Publikasi Informasi Pertanian Vol 19 No 2 (2023): PIPER
Publisher : Universitas Kapuas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v19i2.916

Abstract

Produksi terung di Kabupaten Sintang masih rendah hanya 0,66 ton/Ha, penyebabnya karena beberapa faktor diantaranya adalah tanah yang kurang subur karena didominasi oleh tanah Podsolik Merah Kuning. Upaya meningkatkan produksi tanaman dapat dilakukan dengan beberapa langkah salah satunya adalah pemilihan varietas yang sesuai dengan kondisi lingkungan tumbuh terutama tanah dan iklim. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil enam varietas terung pada tanah Podsolik Merah Kuning. Penelitian ini menggunakan metode percobaan lapangan dan menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) faktor tunggal dengan empat ulangan. Perlakuan penelitian terdiri dari Varietas Terung Mustang (V1), Milano (V2), Bungo (V3), Lezata (V4), Turangga (V5) dan Raos (V6). Data hasil pengamatan dianalisis dengan uji F, jika menunjukkan ada pengaruh nyata pada selang kepercayaan 0,05 kemudian dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari enam varietas tanaman terung dengan pertumbuhan dan hasil tertinggi adalah Lezata, rata-rata pertambahan tinggi tanaman 44,04 cm,  persentase bunga menjadi buah (5,76%), jumlah buah (2,47 buah), dan berat buah tertinggi 20,71 g.
PENGARUH JENIS DAN DOSIS BIOCHAR TERHADAP PENCUCIAN DAN SERAPAN NITROGEN PADA TANAMAN CABAI (Capsicum annuum L.) Mangardi, Mangardi; Sinaga, Markus
Publikasi Informasi Pertanian Vol 19 No 2 (2023): PIPER
Publisher : Universitas Kapuas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v19i2.925

Abstract

Nitrogen merupakan unsur hara essensial yang berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Nitrogen bersifat mobile di dalam tanah, mudah bergerak mengikuti aliran air dan keluar dari zona perakaran. Kondisi demikian mengakibatkan pemupukan nitrogen menjadi tidak efisien karena banyak tidak diserap oleh akar tanaman. Salah satu penyebap kehilangan hara nitrogen adalah pencucian akibat curah hujan maupun pengairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis dan dosis biochar terhadap pencucian dan serapan nitrogen pada tanaman cabai. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Universitas Kapuas, Sintang, Indonesia, dilaksanakan dari April-Juli 2023. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak kelompok (RAK) faktorial yang terdiri dari dua faktor, yaitu jenis biochar dan dosis biochar. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ANOVA, apabila ada pengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) 5%. Hasil penelitian menunjukan bahwa biochar tempurung kelapa mampu mengurangi volume air tercuci dibandingkan biochar sekam padi. Pemberian biochar dengan berbagai dosis secara nyata mampu meningkatkan jumlah daun, meningkatkan berat kering tanaman, mengurangi volume air tercuci, mengurangi kadar nitrat tercuci, meningkatkan kadar nitrat dalam daun serta meningkatkan serapan nitrogen. Secara keseluruhan terlihat bahwa biochar tempurung kelapa memiliki daya untuk mengurangi pencucian nitrat dan meningkatkan daya serap nitrogen yang relatif lebih tinggi dari biochar sekam padi.
PENGARUH BOKASHI PELEPAH KELAPA SAWIT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TERUNG UNGU (Solanum melongena L.) okto, efendi; Sukasih, Nining Sri; Mangardi, Mangardi
Publikasi Informasi Pertanian Vol 20 No 1 (2024): PIPER
Publisher : Universitas Kapuas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v20i1.1122

Abstract

Terung ungu merupakan salah satu jenis sayuran yang cukup diminati karena selain rasanya yang enak buah terung juga memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian bokashi pelepah sawit terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung ungu serta dosis pelepah sawit terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung ungu serta dosis pemberian bokashi pelepah sawit yang memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman terung ungu terbaik. Penelitian   ini   dilakukan   di   Desa   Tuguk, Kecamatan Kayan   Hilir, Kabupaten Sintang pada bulan Juli - September 2023. Metode yang digunakan adalah percobaan lapangan, menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri atas 5 taraf perlakuan, yaitu: B0=Tanpa bokashi pelepah kelapa Sawit/m2; B1= 1 kg bokashi pelepah Sawit/m2; B2=1,5 kg bokashi pelepah Sawit/m2; B3= 2 kg bokashi pelepah Sawit/m2; B4= 2,5 kg bokashi pelepah Sawit/m2. Setiap taraf perlakuan diulang sebanyak 5 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian bokashi pelepah kelapa sawit berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah buah, dan berat buah tanaman terung. Pemberian bokashi pelepah sawit dengan dosis 2,5 kg/m2 merupakan dosis terbaik.
Strategi Pengembangan Desa di Daerah Perbatasan Berdasarkan Potensi Pertanian Lokal: Studi Kasus di Desa Nanga Bayan, Kabupaten Sintang Sebagai Daerah Perbatasan Indonesia-Malaysia Antonius, Antonius; Nikodimus, Nikodimus; Redin, Redin; Salim, Kartika Agus; Kaja, Kaja; Mangardi, Mangardi; Paulus, Paulus; Marjun, Agustinus; Kurnianto, Alexander Andi; Setiawan, Hendra
Ganaya : Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 7 No 2 (2024)
Publisher : Jayapangus Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37329/ganaya.v7i2.3180

Abstract

The border area is the front porch for a country that represents the development of the country. This study aims to identify the potential of local village agriculture that supports family economic strengthening, analyze the economic value of local village potential, formulate a strategy development of Nanga Bayan village. This research was conducted in Nanga Bayan Village, Ketungau Hulu District, Sintang Regency, West Kalimantan Province, in April-September 2023. This research used triangulation method and data are collected through semi-structured interviews, FGDs, and observations. The data were analyzed using descriptive qualitative analysis. SWOT analysis used to formulate the development strategy of Indonesia-Malaysia’s border area. The results showed that the local potential in Nanga Bayan Village as a border area are local agricultural products based on traditional fields, local fruit; traditional weaving and clean water sources. The economic commodities of the people in Nanga Bayan Village are attracting Malaysian. However, transactions that occur are not through official cross-border. The development strategy of the Indonesia-Malaysia Border Village is to develop commodities that are attract Malaysian market. In addition, it is hoped that the plan to build cross-border posts in this area can increase the official buying and selling of goods at the border.
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR ECENG GONDOK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAYAM (Amaranthus sp.) Karlitus, Janata; Mangardi, Mangardi; Yulianingsih, Ratri
Publikasi Informasi Pertanian Vol 20 No 2 (2024): PIPER
Publisher : Universitas Kapuas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v20i2.1285

Abstract

Bayam (Amaranthus sp.) merupakan salah satu tanaman sayuran daun yang cukup digemari di Indonesia dan berbagai negara tropis lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik cair eceng gondok terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bayam. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Jerora, Kecamatan Sintang, Kabupaten Sintang, mulai dari bulan Februari - April 2024 dengan menggunakan metode percobaan lapangan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri atas 5 taraf konsentrasi perlakuan, yaitu: P0= Tanpa POC eceng gondok, P1= 200 ml POC eceng gondok/800 ml air, P2= 400 ml POC eceng gondok/600 ml air, P3= 600 ml POC eceng gondok/400 ml air, P4= 800 ml POC eceng gondok/200 ml air. Variabel pengamatan dalam penelitian ini, yaitu tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), dan berat segar tanaman (g). Data yang diperoleh kemudian dianalisis sidik ragam (Anova) apabila berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji BNJ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian POC eceng gondok berpengaruh nyata terhadap semua variabel pengamatan, yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, dan berat segar tanaman. Pemberian POC eceng gondok dengan konsentrasi paling tinggi, yaitu 800 ml POC eceng gondok/200 ml air menghasilkan tinggi tanaman, jumlah daun, dan berat segar tanaman bayam paling tinggi.
PENGARUH PEMBERIAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) REBUNG BAMBU TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TERUNG UNGU (Solanum melongena L) Kartana, Syarif Nizar; Mangardi, Mangardi; Darmawan, Donni
Publikasi Informasi Pertanian Vol 20 No 2 (2024): PIPER
Publisher : Universitas Kapuas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v20i2.1286

Abstract

Tanaman terung ungu merupakan salah satu jenis sayuran buah yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan namun produksinya di Kabupaten Sekadau semakin tahun semakin menurun yang diakibatkan jenis tanah tempat untuk budidaya sebagian besar adalah dari jenis PMK yang kurang unsur hara dan mikroorganisme sehingga kurang mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman terung ungu. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kondisi tersebut adalah dengan memberikan MOL dari rebung bambu karena mudah diperoleh dan memiliki berbagai mikroorganisme yang dapat membantu ketersediaan unsur hara serta zat pengatur tumbuh seperti auksin dan sitokinin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan perlakuan yang paling baik untuk pertumbuhan dan hasil tanaman terung ungu. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen lapangan. Rancangan yang digunakan adalah pola dasar Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan perlakuan pemberian MOL rebung bambu yang terdiri dari 5 taraf perlakuan, yaitu: M0 = Tanpa MOL rebung bambu, M1 = MOL rebung bambu 125 ml/875 ml air, M2 = MOL rebung bambu 250 ml/750 ml air, M3 = MOL rebung bambu 375 ml/625 ml air, M4 = MOL rebung bambu 500 ml/500 ml air. Masing-masing perlakuan diulang 5 kali. Pengamatan dilakukan terhadap tinggi tanaman, jumlah buah, dan berat buah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa MOL rebung bambu berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil terung ungu. Pertumbuhan dan hasil terbaik dalam penelitian ini adalah pemberian MOL rebung bambu 500 ml/500 ml air yang menghasilkan rerata tinggi tanaman 94,55 cm, rerata jumlah buah 5,70 buah, rerata berat buah 462,05 gram.
PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH SAYUR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG KETAN (Zea mays Ceratina) Yanuarius, Felix; Nurhadiah, Nurhadiah; Mangardi, Mangardi
Publikasi Informasi Pertanian Vol 21 No 1 (2025): PIPER
Publisher : Universitas Kapuas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v21i1.1587

Abstract

Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil tanaman yaitu memberikan unsur hara yang diperlukan oleh tanaman, diantaranya dengan pemberian pupuk organik cair limbah sayur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian POC limbah sayur terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung ketan serta untuk mengetahui konsentrasi POC limbah sayur yang optimal terhadap pertumbuhan dan hasil tertinggi tanaman jagung ketan. Rancangan yang digunakan adalah pola dasar Rancangan Acak Kelompok (RAK), terdiri dari satu perlakuan POC limbah sayur dengan 5 taraf, yaitu: P0= tidak diberi POC, P1= 100 ml POC limbah sayur+900 ml air/m2, P2= 200 ml POC limbah sayur+800 ml air/m2, P3= 300 ml POC limbah sayur+700 ml air/m2 dan P4= 400 ml POC limbah sayur+600 ml air/m2. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, diameter batang dan berat tongkol kotor. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian POC limbah sayur berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman dan berat tongkol kotor, namun tidak berpengaruh terhadap diameter batang. Hasil uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) menunjukkan bahwa dosis pada taraf perlakuan P4 (400 ml POC limbah sayur+600 ml air/m2) memberikan rerata tertinggi terhadap tinggi tanaman (155,80 cm) namun tidak berbeda nyata dengan tinggi tanaman (144,45 cm) pada dosis 200 ml POC limbah sayur + 800 ml air/m2 (P2). Dosis pada taraf perlakuan P4 (400 ml POC limbah sayur+600 ml air/m2) memberikan rerata tertinggi berat tongkol kotor (0,21 kg), namun tidak berbeda nyata dengan berat tongkol kotor (0,19 kg) pada dosis 100 ml POC limbah sayur + 900 ml air/m2 (P1).
PENGARUH WAKTU DEFOLIASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA VARIETAS UBI JALAR (Apomoea batatas L.) prengki, libertus; Mangardi, Mangardi
Publikasi Informasi Pertanian Vol 21 No 1 (2025): PIPER
Publisher : Universitas Kapuas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v21i1.1592

Abstract

Ubi jalar merupakan salah satu tanaman umbi-umbian yang dibudidayakan secara luas di seluruh dunia karena mempunyai daya adaptasinya yang luas, potensi hasil yang besar, serta nilai gizinya yang tinggi sehingga telah menjadi tanaman pangan yang penting. Pemanfaatan ubi jalar selain sebagai sumber pangan juga sebagai bahan baku industri serta pakan ternak, namun tanaman ubi jalar memiliki karakter pertumbuhan, yaitu tingginya pertumbuhan vegetatif yaitu daun dan batang. Salah satu tindakan agronomi yang dapat dilakukan untuk mengendalikan pertumbuhan vegetatif pada tanaman ubi jalar adalah defoliasi. Penelitian ini bertujuan untuk: mengkaji pengaruh berbagai waktu defoliasi terhadap pertumbuhan dan hasil pada 3 varietas ubi jalar, yaitu varietas Beta-1, varietas Sari dan varietas Antin-3. Rancangan lingkungan yang digunakan adalah Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design), dengan menempatkan varietas ubi jalar (V) sebagai petak utama (Main Plot) dan waktu pemangkasan pucuk (Defoliasi) (P) sebagai anak petak (Sub Plot). Parameter yang diamati, yaitu: indeks luas daun, laju pertumbuhan tanaman, indeks pembagian, dan hasil panen. Data hasil pengamatan dianalisis uji F pada taraf 5%, apabila terdapat pengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji BNJ 5%Hasil penelitian menunjukkan bahwa defoliasi 45 maupun 65 HST mengakibatkan tingginya pertumbuhan organ vegetatif pada varietas Beta-1. Defoliasi pada berbagai umur tidak dapat meningkatkan produksi ubi jalar varietas Beta-1. Pada varietas Sari, defoliasi 45 HST mampu meningkatkan hasil panen sebesar 7,56 ton/ha (19,88%). Pada varietas Antin-3, tanaman yang didefoliasi 45 dan 65 hasil panennya meningkat masing-masing sebesar 7,97 ton/ha (34,35%) dan 7,38 ton/ha (32,63%).