Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PERANAN CAMAT DALAM PELAKSANAAN FUNGSI PEMERINTAHAN Antonius -
FOKUS : Publikasi Ilmiah untuk Mahasiswa, Staf Pengajar dan Alumni Universitas Kapuas Sintang. Vol 19, No 2 (2021): FOKUS : Publikasi Ilmiah untuk Mahasiswa, Staf Pengajar dan Alumni Universitas
Publisher : Universitas Kapuas Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/fokus.v19i2.567

Abstract

Sistem administrasi yang ada di Kecamatan Silat Hilir yaitu pengarsipannya menggunakansistem yang menyebar sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing. Sebagai pemimpin CamatSilat Hilir sudah berusaha semaksimal mungkin untuk memimpin di Kecamatan Silat Hilir serta sebagaipembina Camat Silat Hilir membina stafnya dengan baik. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkanbahwa sistem administrasi yang terbagi menjadi beberapa pokok yang salah satunya yaitu systemadministrasi pengarsipan. Di Kecamatan Silat Hilir diterapkan sistem administrasi untuk pengarsipanadalah sistem administrasi desentralisasi yaitu sistem administrasi yang menyebar. Dalam orientasi tugasPegawai Camat Silat Hilir selalu mengerjakan tugasnya dengan baik dan tepat waktu. dari segi pembinaanyang dilakukan dalam rangka memotivasi para pegawai untuk melaksanakan tugasnya adalah denganmembagi tugas pegawai sesuai dengan bidangnya.
Studi Keanekaragaman Jenis Serangga Daerah Bekas Kebakaran Pada Kawasan Hutan Lindung Bukit Luwit Kecamatan Kelam Permai Kabupaten Sintang Antonius Anton
Publikasi Informasi Pertanian Vol 15, No 28 (2019): JURNAL PIPER
Publisher : Universitas Kapuas Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v15i28.284

Abstract

Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui untuk mendapatkan informasi tentang keanekaragaman jenis serangga yang terdapat di hutan Lindung Bukit Luwit Kecamatan Kelam Permai Kabupaten Sintang. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode survei melalui inventarisasi langsung di lapangan. Metode inventarisasi yang dilakukan dengan membuat plot transek pengamatan berukuran 20 x 20 m, 10 x 10 m, dan 5 x 5 m. Penelitian dilakukan pada waktu pukul 08.00-12.00 WIB, dilanjutkan pukul 13.00-15.00 WIB. Pengambilan pada waktu tersebut berdasarkan pertimbangan waktu serangga aktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indeks keanekaragaman jenis tertinggi terdapat spesies Leptocorisa sp dengan nilai ID 0,225, selanjutnya Anopheles sp dengan nilai ID 0,155; Acherontia sp dengan nilai ID 0,042 ; Tenodora sp dengan nilai ID 0,029; Tenodora sp dengan nilai ID 0,024; Glossina sp dengan nilai ID 0,018; dan terendah adalah Aesha sp dengan nilai ID 0,012. Dominansi jenis tertinggi terdapat pada jenis spesies Leptocorisa sp dengan nilai 0,538 dan terendah spesies Aesha sp dengan nilai 0,005. Nilai densitas tertinggi yaitu spesies Leptocorisa sp dengan nilai Densitas 60,56; spesies Anopheles sp dengan nilai Densitas 30,85 dan spesies Acherontia sp dengan nilai Densitas 5,17. Nilai densitas terendah yaitu 1,82 pada spesies Aesha sp.; 2,49 pada spesies Glossina sp; 3,08 pada spesies Leptocarisa sp dan Tenodora sp; dan nilai Densitas sedang adalah spesies Tenodora sp dengan nilai 3,64. Nilai densitas digolongkan tinggi bila nilai densitas > 5. Untuk nilai densitas dikategorikan sedang bila berada pada kisaran 3,5 – 5. Sedangkan tergolong rendah bila nilai densitas kurang dari 3,5.
UPAYA KONSERVASI EKOSISTEM HUTAN RAWA GAMBUT Antonius Anton
Publikasi Informasi Pertanian Vol 12, No 23 (2016): Jurnal PIPER
Publisher : Universitas Kapuas Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v12i23.31

Abstract

Menurut Puslittanak (1981) luas lahan gambut di Indonesia adalah 26,5 dan luas tersebut terus mengalami penurunan akibat alih fungsi lahan, illegal logging, kebakaran dan pemukiman baru. Lahan gambut merupakan suatu ekosistem yang unik, dan rapuh (fragile), habitatnya terdiri dari gambut dengan kedalaman yang bervariasi mulai dari 25 cm hingga lebih dari 15 m, mempunyai kekayaan flora dan fauna yang khas yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Lahan gambut mempunyai peran yang penting dalam menjaga dan memelihara keseimbangan lingkungan kehidupan, baik sebagai reservoir air, rosot dan carbon storage, perubahan iklim serta keanekaragaman hayati yang saat ini eksistensinya semakin terancam. Sehingga, pegelolaan secara bijaksana harus dilakukan dengan mempertimbangkan aspek sosial, ekonomi dan budaya maupun fungsi ekologi sehingga kelestarian hutan rawa gambut dapat terjamin. Lahan gambut mempunyai karakteristik yang spesifik seperti adanya subsidensi, sifat irreversible drying, hara mineral yang sangat miskin serta sifat keasaman yang tinggi dan mudah terbakar apabila dalam keadaan kering, sehingga peran hidrologi/tata air di lahan gambut sangatlah penting. Ada beberapa tipologi di lahan rawa gambut yang perlu diketahui, sehingga dalam melakukan rehabilitasi hutan rawa gambut terdegradasi dapat lebih berhasil. Pelestarian hutan rawa gambut dengan segala nilai kekayaan biodiversity harus segera ditindaklanjuti dengan nyata, dengan merehabilitasi lahan gambut yang terdegradasi, baik hidrologi maupun revegetasi. Pemilihan jenis yang tepat, teknologi dan kelembagaan rehabilitasi perlu dikaji dan diketahui sehingga kegagalan dalam melakukan rehabilitasi dapat dihindari. Lahan sulfat masam aktual merupakan salah satu lahan konservasi yang memerlukan jenis yang spesifik untuk dapat hidup di situ, karena adanya senyawa pirit yang bersifat racun. Jenis yang dapat tumbuh antara lain : gelam (Melaleuca sp.), tanah-tanah (Combretocarpus rotundatus) dan lain-lain.
Studi Inventarisasi Serangan Hama Pada Karet Alam (Hevea brasilliensis) Di Desa Baras Kecamatan Dedai Kabupaten Sintang Antonius -
Publikasi Informasi Pertanian Vol 15, No 29 (2019): JURNAL PIPER
Publisher : Universitas Kapuas Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v15i29.333

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis hama yang mengganggu atau merusak tanaman karet alam dan untuk mengetahui bagian-bagian tanaman karet alam yang diserang oleh hama di wilayah Desa Baras Kecamatan Dedai. Metode yang digunakan adalah metode inventarisasi dan identifikasi hama yang menyerang tanaman karet alam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Jenis Hama pada tanaman karet alam yang sering terjadi adalah hama Rayap (Microternes inspiratus), Tikus (Rattus sp), Tupai (Callosciurus notatus), Babi (Sus venrrucosus), Kijang (Muntiacus muntjak) dan Rusa (Rusa timorensis). Serangan hama Rayap (Microternes inspiratus) pada akar hingga pucuk tanaman, Tikus (Rattus sp) menyerang kulit batang dan daun muda, Tupai (Callosciurus notatus) menyerang kulit batang, dahan dan daun serta buah, Babi (Sus venrrucosus) menyerang kulit batang dan daun serta membongkar tanah disekeliling tanaman karet, Kijang (Muntiacus muntjak) menyerang kulit batang dan daun dan Rusa (Rusa timorensis) menyerang kulit batang dan daun.
KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN BERNILAI WISATA DI KAWASAN EKOBUDAYA PENAM SENGKUANG LEBUK DESA EMPAKA KEBIAU RAYA SINTANG Antonius -; Vincencia Septaviani Issera Sulistya Putri
Publikasi Informasi Pertanian Vol 17, No 2 (2021): JURNAL PIPER
Publisher : Universitas Kapuas Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v17i2.541

Abstract

Kawasan Ekobudaya Penam Sengkuang Lebuk merupakan areal penggunaan lain berhutanyang dijaga oleh masyarakat, yang disebabkan oleh ketergantungannya pada berbagai potensisumberdaya alam yang terdapat di dalam kawasan. Konsekuensi dari keadaan tersebut adalah terjadinyaeksploitasi pada jenis-jenis bernilai wisata, ekonomi dan budaya. Terutama pemanfaatan tumbuhanpenghasil zat pewarna alam, antara lain jenis Rotan Jernang berbatang tunggal. Bila pemanfaatannyatidak terkendali, maka dikhawatirkan terjadinya degradasi berbagai potensi sumberdaya alam hayatibernilai wisata, endemik, dilindungi dan langka. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasitentang kondisi keanekaragaman hayati tumbuhan bernilai wisata di kawasan Ekobudaya PenamSengkuang Lebuk. Pengumpulan data vegetasi menggunakan metode eksplorasi. Hasil penelitianmemperlihatkan ditemuinya beberapa jenis tumbuhan bernilai wisata. Cukup tingginya kepedulianmasyarakat terhadap kelestarian sumberdaya alam dengan menetapkan areal penggunaan lain berhutanyang masih memiliki tutupan hutan menjadi kawasan Ekobudaya, telah menyelamatkan berbagai jenistumbuhan bernilai wisata di kawasan Ekobudaya Penam Sengkuang Lebuk.
Keragaman Jenis Anggrek Epifit Sebagai Objek Wisata Alam Di Kawasan TWA Gunung Kelam Kabupaten Sintang Antonius Anton
Publikasi Informasi Pertanian Vol 16, No 30 (2020): JURNAL PIPER
Publisher : Universitas Kapuas Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v16i30.372

Abstract

Gunung Kelam sebagai salah satu destinasi wisata alam yang paling banyak dikunjungi oleh wisatawan diantara berbagai objek wisata yang ada di Kabupaten Sintang. Ciri khas Gunung Kelam yang terbentuk dari batu tunggal serta keanekaragaman flora yang tinggi merupakan daya Tarik wisata. Penelitian ini dilakukan untuk mengeksplorasi dan menginventarisasi anggrek di kawasan Taman Wisata Alam Gunung Kelam, serta mengetahui keanekaragaman jenis anggrek. Metode penelitian adalah eksplorasi seluruh kawasan. Hasil penelitian ditemukan 16 (empat belas) jenis anggrek, antara lain adalah : Apendicula sp, Arundina graminifolia (Anggrek bambu), Anggrek kebutan (Ascocentrum miniatum), Bulbophyllum auratum (Lindl) Rchb. F, Anggrek Joget (Bromheadia finlaysoniana (Lindl) Rchb. F.), Coelogyne sp, Cymbidium finlaysonianum (Anggrek Lidah Ular), Cymbidium sp, Dendrobium crumenatum Swartz (Anggrek Merpati), Dendrobium secundum (Anggrek sikat), Dendrobium Smithianum Schltr, Dendrobium sp, Grammotophylum speciosum (Anggrek tebu), Vanda sp, Vanda tricolor dan satu jenis yang belum diketahui namanya.
Strategy Formulation of Balek Angin Lake as an Ecotourism Attraction to Support Sintang Regency’s Sustainable Development Program Kamaludin Kamaludin; Antonius Antonius; Viktor Emanuel; Nikodimus Nikodimus; Markus Sinaga; Hendra Setiawan
Journal of Indonesian Tourism and Development Studies Vol. 8 No. 3 (2020)
Publisher : Program Pascasarjana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aimed to explore the strengths and challenges in formulating a strategy to support the development of the Balek Angin Lake area under the scheme of Sintang Lestari (Sintang sustainable development protocols). This research was carried out in May and June 2019, where field visits focused around the site of Balek Angin Lake located in Akcaya I and Jerora Satu Villages in Sintang subdistrict of Sintang Regency, West Kalimantan Province. This research used a descriptive-quantitative approach. The study uses questionnaires to 10 representative informants, in-depth interviews, and field observations in data collection. Data were analyzed descriptively and SWOT analyses were used to formulate the development strategy. The results of this study show some strengths supporting the development of the area as an ecotourism site, i.e. undisturbed ecosystems, well-protected fish both in quantity and species diversity, the existence of regulation protecting lakes issued by the head of local government (Sintang Regent), and the existence of local non-governmental organization whose concern in nature protection of Balek Angin lake and upstream of Jemelak River. The main challenge, however, includes the widening business area managed by local residents, such as sand mining, plantation and settlement, disposals from households leading into the lake, and the decrease of household income as the result of the decrease of the price of Sintang’s primary commodities. SWOT analyses result in 2.779 : 2.203, which means a horizontal integration strategy where collaboration among different stakeholders is needed. The strategy to develop Balek Angin Lake as an ecotourism site includes the enhancement of the ecosystem through protecting the upstream-downstream area, collaboration of local community and local government through the integration of local community, local NGO, local government, funding NGO, local academia and other environment-conscious stakeholders.Keywords: Ecotourism, Sintang, strategy.
KONSERVASI HABITAT ROTAN JERNANG EKOSISTEM HUTAN RAWA GAMBUT PADA KAWASAN EKOBUDAYA PENAM SENGKUANG LEBUK Antonius -; Vincencia Septaviani Issera Sulistya Putri
Publikasi Informasi Pertanian Vol 18, No 2 (2022): JURNAL PIPER
Publisher : Universitas Kapuas Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v18i2.676

Abstract

Rotan penghasil resin/getah jernang merupakan sumber daya hayati yang bernilai ekonomitinggi dan berperan dalam konservasi habitatnya. Keberadaan rotan Jernang penghasil resin semakinlangka seiring dengan semakin pesatnya konversi lahan hutan untuk berbagai aktivitas pembangunan.Beberapa populasi rotan jernang masih ditemukan tumbuh di Desa Empaka Kebiau Raya. Sebelumnyatidak pernah dilakukan penelitian mengenai tindakan konservasi dan habitat rotan Jernang di KabupatenSintang. Penelitian ini bertujuan untuk tindakan konservasi, morfologi, habitat Rotan jernang khas ekosistemhutan rawa gambut. Metode penelitian menggunakan metode survey, untuk pengambilan sampel melaluipengukuran parameter morfologi langsung dilakukan di lapangan. Jenis yang digunakan adalah Rotanjernang (Calamus sp) dan karakteristik lingkungan. Metode purposive random sampling digunakanuntuk pengambilan sampel, dengan tiga petak yang berukuran 50 x 50 m. Berdasarkan hasil penelitianditemukan 22 jenis pohon di sekitar Rotan jernang (Calamus sp), yang didominasi 5 jenis berturutturutdari yang tertinggi adalah Shorea pachyphylla, Copaifera palustris, Swintonia glauca Engl,Dryobalanops rappa Becc, dan Macaranga gigantea.Ciri-ciri Rotan jernang (Calamus sp) berbatangtunggal dan tumbuh di tanah gambut dangkal. Kondisi lingkungan di lokasi tempat tumbuh memilikielevasi 31-33 m.dpl, suhu udara berkisar antara 30 – 310C; intensitas cahaya 193-447 Lux; dankelembaban 68-76,5 %.Tindakan konservasi Rotan jernang (Calamus sp) dilakukan melalui konservasiin-situ.
PENGARUH SUMBER MEDIA SEMAI TERHADAP PERTUMBUHAN SEMAI Shorea parvifolia Dyer DI PERSEMAIAN Antonius antonius
Publikasi Informasi Pertanian Vol 19, No 1 (2023): PIPER
Publisher : Universitas Kapuas Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v19i1.786

Abstract

Dua tantangan besar di hadapi kehutanan Indonesia pada abad ke-21, yaitu pasar bebasdan ekolabel sehingga perlu membangun hutan tanaman yang produktif, efisien, kompetitif, sehat danlestari melalui penerapan silvikultur intensif. Keberhasilan program pemuliaan tersebut sangat tergantungdari materi (benih) yang digunakan dalam pembangunan hutan, dan ini dapat dilihat melalui pertumbuhantanaman dari tingkat semai hingga penanaman di lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuipertumbuhan S. parvifolia Dyer. di persemaian, yang terdiri dari pertumbuhan diameter dan pertumbuhantinggi tanaman. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuanberupa tanah di bawah naungan pohon dan tanah dibawah tumbuhan alang-alang. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang sangat nyata yang ditunjukkan dengan nilai F. Hitunguntuk karakter sebesar 22,06 pada taraf kepercayaan 5% dan 1%. Untuk pertumbuhan diameterbatang menunjukkan perbedaan yang santa nyata pada taraf uji 0,01 atau 1%.
KARAKTERISTIK MORFOLOGI DAN POTENSI PEMANFAATAN ROTAN JERNANG KALIMANTAN (Daemonorops micracantha Becc.) DI KABUPATEN SINTANG DALAM MENDUKUNG UPAYA KONSERVASI BERBASIS MASYARAKAT Antonius Antonius
Tengkawang : Jurnal Ilmu Kehutanan Vol 12, No 2 (2022): Tengkawang : Jurnal Ilmu Kehutanan
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jt.v12i2.59322

Abstract

Rotan jernang (Daemonorops micracantha Becc.) adalah tumbuhan palem-paleman yang memiliki peran penting sebagai pewarna alami bagi kerajinan anyaman masyarakat Suku Dayak di Kabupaten Sintang. Namun demikian, populasinya semakin berkurang akibat habitat alaminya yaitu hutan primer dataran rendah yang semakin berkurang akibat konversi lahan menjadi area perkebunan dan pemanenan berlebih oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik morfologi Rotan jernang yang ada di ekosistem hutan rawa gambut dan potensi pemanfaatannya oleh masyarakat lokal setempat di Kawasan ekobudaya Penam Sengkuang Lebuk. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dalam mengumpulkan dan analisis data. Data karakteristik morfologi Rotan jernang dikumpulkan menggunakan 3 plot ukuran 10 x 10 m pada Penam Sengkuang Lebuk. Sedangkan data potensi rotan jernang didapatkan melalui wawancara mendalam (In-depth interview) terhadap tokoh masyarakat di Desa Empaka Kebiau Raya, Kabupaten Sintang. Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif serta data ditampilkan dalam bentuk tabel, gambar, deskripsi dan kutipan wawancara. Hasil penelitian tentang karakteristik morfologi Rotan jernang (Daemonorops micracantha) di Penam Sengkuang Lebuk memiliki kesamaan dengan anggota genus Daemonorops lainnya. Perbedaan utama terdapat pada duri di selubung daun D. micracantha berbentuk bulat yang berbeda dengan yang lainnya. Secara morfometri, ukuran diameter dan panjang pelepah memiliki variasi namun hal tersebut karena adanya perbedaan spesies dan habitat hidup Rotan jernang. Pemanfaatan Rotan jernang di Desa Empaka Kebiau Raya masih hanya digunakan sebagai pewarna alami. Namun potensi ekonomi Rotan jernang yang tinggi dapat menjadi sumber pemanfaatan lain sehingga Rotan jernang dan seluruh ekosistem di Penam Sengkuang Lebuk dapat lestari.