Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Analisis Pendapatan Agroindustri Rengginang Ubi Kayu Di Kabupaten Kampar Provinsi Riau Elida, Septina; Hamidi, Wahyu
Jurnal Ekonomi Vol 17, No 02 (2009)
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (516.656 KB) | DOI: 10.31258/je.17.02.p.%p

Abstract

Penelitian tentang studi Agroindustri Rengginang Ubi kayu di Kabupaten Kampar,telah dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Desember 2008. Tujuan penelitianini adalah untuk mengetahui struktur biaya, pendapatan, efisiensi dan nilai tambahdari pengolahan ubi kayu menjadi rengginang ubi kayu.Penelitian ini merupakan studi kasus pada usaha agroindustri rengginang ubi kayudesa Bukit Sembilan, dengan responden semua pengrajin rengginang ubi kayu yaitusebanyak 6 orang.Hasil penelitian menunjukkan : komponen biaya terbesar adalah biaya tenaga kerja(90%), kemudian biaya bahan baku (26,31%), pendapatan bersih sebesar Rp204.513,69,- per proses produksi, RCR sebesar 2,05 dan nilai tambah sebesar Rp7.000,- per kg ubi kayu. Untuk meningkatkan pendapatan disarankan pengrajinmeningkatkan kapasitas produksi dan mengurangi biaya produksi, sertameningkatkan kualitas produk dari segi rasa, daya tahan dan kemasan.
STUDI PENDAPATAN KERAGAAN AGROINDUSTRI IKAN PATIN DI DESA KOTO MESJID KECAMATAN XIII KOTO KAMPAR KABUPATEN KAMPAR (STUDI KASUS PADA CV. GRAHA PRATAMA FISH) Septina Elida; Sisca Vaulina
Jurnal Ekonomi Vol 23, No 3 (2015)
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.574 KB) | DOI: 10.31258/je.23.3.p.108-126

Abstract

Beragam produk olahan dapat dihasilkan dari bahan baku ikan patin,diantaranya bakso, nugget, kaki naga, abon, kerupuk, dan pudung. Penelitian inibertujuan mengetahui profil, biaya produksi, pendapatan, dan efisiensiagroindustri ikan patin. Penelitian ini merupakan studi kasus di CV. GrahaPratama Fish Desa Koto Mesjid Kecamatan XIII Koto Kampar KabupatenKampar, yang dilaksanakan pada bulan oktober 2014 sampai maret 2015.Sampel diambil secara sensus. Hasil penelitian menunjukkan agroindustri ikanpatin pada CV. Graha Pratama Fish merupakan usaha perseorangan yangdikelompokkan kedalam usaha kecil, yang mengandalkan bahan baku di daerahtersebut (local resource based). Pengolahan dilakukan dengan memasak danmenggunakan teknologi sederhana (semi mekanis). Usaha ini telah memilikiizin dan NIPIK, serta merek dagang “NEPA”, menggunakan tenaga kerjaperempuan (4 orang) dalam kisaran umur produktif, pendidikan SLTA dan cukupberpengalaman. Persentase biaya yang dikeluarkan pada agroindustri inisebagian besar untuk bahan baku (ikan Patin). Secara agregat pendapatanbersih per proses produksi (satu minggu) sebesar Rp 4.972.797,21,-(Rp 19.891.188,84/bulan), nilai RCR 1,65 berarti usaha efisien. Pendapatanterbesar di peroleh dari pengolahan kaki naga yaitu sebesar Rp 1.447.873,34per proses (Rp 5.791.493,36/bulan) dengan nilai RCR 3,03.
MAPPING OF POTENTIAL AGRICULTURE IN THE DEVELOPMENT OF PRIORITY AGROINDUSTRY IN KEPULAUAN MERANTY REGENCY Septina Elida
Gontor AGROTECH Science Journal Vol 3, No 1 (2017): June 2017
Publisher : University of Darussalam Gontor, Ponorogo, East Java Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/agrotech.v3i1.900

Abstract

The agricultural sector has an important role for rural communities in moving its economy. Therefore, that agricultural potential should be utilized as much as possible for socialwelfare. This study aimed to analyze the potential of agricultural commodities and priority of the factors that determine superioragroindustrybased potensial of agricultural commodities. This study usedsurvey, which was conduct in the Meranti IslandsDistrict from January to May 2016.Respondents involving stakeholders from experts, government agencies and community leaders. The analysis was the Hirarchi Analytical Process (AHP). The results showedthat the potential of agricultural commodities which was develope in Meranti Islands District were sago, coconut and rubber. Determinants: 1) Natural resources (climate, rainfall and land suitability), the priority factor were the land suitability and climate. 2) Human resources (formal education and skills), the priority factor was skill, 3) capital (land, seeds, tools, technology, and ease of cultivation), the priority factor were land, seeds, ease of cultivation. 4) Socio-economic and cultural (ethnic, contribution to GDP), the priority factor was the contribution to the GDP.Superior agroindustriesthat has be developed in the District of Meranti Islands based agricultural potential was agroindustrial sago and coconut. Determinants: 1). The technical aspects (raw materials, capital, technology and infrastructure), the priority factor were the raw material and capital. 2) Economical aspects (price, market, downstream prospects, and the contribution to the GDP), the priority factor are market and downstream prospects. 3) Socio-economic and cultural aspects (education and labor absorption), the priority factor in Agroindustry sago was education, whereas in the palm agro-industry was labor absorption. 
Potency and developmental strategy of dairy cattle bussines in Pangkalan Kerinci, Pelalawan district Septina Elida
Gontor AGROTECH Science Journal Vol 2, No 2 (2016): June 2016
Publisher : University of Darussalam Gontor, Ponorogo, East Java Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/agrotech.v2i2.413

Abstract

otential dairy development enhanced by availability of food, farmers knowledge, the demand for milk, farmer's income, market infrastructure, the role of credit institutions and government policies. The study aims are to analyze the condition of the resource, technical and economic aspects in the business of dairy cattle as well as alternative strategies for deployment. Research conducted using survey method. The results showed that the relative resource support dairy cattle business, family’s labor and the motivation to develop, fodder and traditional medicines obtained in the environment of the area, population LQ categorized as a regional base. Technical in dairy cattle business well known and economically advantageous RCR value of 2.22; GMP 56%; NPM 52%; TAT 48%; and the ROI of 11%. Based on the SWOT strategy in developing the dairy cattle business in the District of Pangkalan Kerinci is SO strategy (Strength-Opportunity), which is a strategy that supports an aggressive growth (Growth oriented), using enforcement utilization of opportunities and policy based on priorities. The development policies stategy consisting improving capital acces, maximized culture technology, increasing cattle population and production, improving farmer knowledge in diversification of agroindustri product, creating adequate forage, improving product competitiveness, and product promotion.
Peran Budidaya Madu Kelulut Dalam Meningkatkan Pendapatan Keluarga di Desa Sungai Pagar Sisca Vaulina; Saripah Ulpah; Septina Elida; Sri Ayu Kurniati
Buletin Pembangunan Berkelanjutan Vol. 4 No. 1 (2020)
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.563 KB) | DOI: 10.25299/bpb.2020.5008

Abstract

Kegiatan pengembangan ternak lebah madu khususnya madu hutan skala rakyat sudah dilakukan di Desa Sungai Pagar Kecamatan Kampar Kiri Hilir Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Daerah ini sangat baik bagi pengembangan lebah madu hutan yang ditandai dengan 85 % dari luas lahan merupakan perkebunan yang menghasilkan tanaman bunga sebagai sumber pakan lebah madu, adanya sumber air yang dibutuhkan lebah madu dan adanya bahan pembuatan sarang yang mudah untuk didapatkan. Peternak madu hutan telah mengenal madu kelulut karena harga jual relative lebih mahal, namun masih minim pengetahuan tentang madu kelulut ini, baik dalam aspek budidaya maupun dalam aspek ekonominya. Oleh sebab itu, perlu dilakukan kegiatan pengabdian masyarakat berupa penyuluhan kepada peternak madu terhadap peran budidaya madu kelulut dalam meningkatkan pendapatan keluarga. Berdasarkan pada analisis situasi yang dikemukakan diatas, maka dapat diidentifikasi bahwa peternak madu hutan di Desa Sungai Pagar masih perlu pengerahuan dan keterampilan dalam teknik budidaya madu kelulut, karena kegiatannya baru dimulai serta pengetahuan bahwa madu kelulut lebih menjanjikan kedepannya. Kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan oleh tim dosen Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau pada Tanggal 22 Juli 2019. Tema kegiatan adalah sosialiasi mengenai peran madu kelulut dalam meningkatkan pendapatan keluarga di Desa Sungai Pagar Kecamatan Kampar Kiri Hilir Kabupaten Kampar Propinsi Riau. Manfaat pengabdian ini: (1) Dapat membekali peternak madu untuk lebih memiliki pengetahuan tentang madu kelulut sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan meningkatkan pendapatannya sebagai peternak madu.; (2) Sumbangan pemikiran untuk lebih mengembangkan budidaya madu kelulut sesuai dengan standar umum budidaya madu, sehingga produksi dapat lebih ditingkatkan.
Penyuluhan Manajemen dan Pengembangan Usaha Agroindustri Pengolahan Sagu di Desa Gogok Darussalam Septina Elida; Sri Ayu Kurniati; Sisca Vaulina; Darus
Buletin Pembangunan Berkelanjutan Vol. 4 No. 1 (2020)
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (332.502 KB) | DOI: 10.25299/bpb.2020.5034

Abstract

Kabupaten Kepulauan Meranti sebagian besar masyarakatnya bermatapencaharian sebagai petani yang mengusahakan berbagai jenis tanaman, khususnya tanaman pangan. Selain melakukan kegiatan produksi atau usahatani bahan pangan, usaha yang banyak dilakukan masyarakat adalah pengolahan atau agroindustri sagu. Produk olahan sagu yang banyak dihasilkan adalah bermacam-macam produk makanan seperti mie sagu, sagu rendang, sagu lemak, kerupuk sagu, dan lainnya. Namun masih banyak usaha agroindustri sagu yang manajemen atau pengelolaan usahanya masih tradisional sehingga produktivitas usaha menjadi rendah. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan oleh tim Dosen Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau di Desa Gogok Darussalam Kecamatan Tebing Tinggi Barat Kebupaten Kepulauan Meranti pada tanggal 25 Agustus 2018. Tema Kegiatan adalah penyuluhan manajemen dan pengembangan usaha agroindustri pengolahan sagu. Sehingga pengusaha agroindustri sagu memiliki kemampuan dan dapat membaca peluang usaha yang memiliki potensi untuk memproduksi produk unggulan yang berkualitas dan mampu memberikan nilai tambah produk sekaligus peningkatan pendapatan masyarakat.
ANALISIS AGROINDUSTRI KEDELAI DI KECAMATAN SEBERIDA KABUPATEN INDRAGIRI HULU PRIVINSI RIAU Reza Gunanda; septina elida
Jurnal Agribisnis Vol. 18 No. 2 (2016): Jurnal Agribisnis
Publisher : UNIVERSITAS LANCANG KUNING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.939 KB) | DOI: 10.31849/agr.v18i2.772

Abstract

Kedelai digunakan sebagai bahan baku pada industri pengolahan seperti industri tahu dan tempe. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis : (1) Biaya produksi, pendapatan, efisiensi, nilai tambah dan tingkat pengembalian Investasi (ROI),dan(2) Sikap kewirausahaan pengusaha agroindustri kedelai. Penelitian menggunakan metode survey, yang dilaksanakan di Kecamatan Seberida, dengan responden diambil secara sensus yaitu 9 pengusaha tahu dan 7 pengusaha tempe.Hasil penelitian menunjukkan usaha agroindustri tahu dan tempe merupakan usaha kecil per seorangan, teknologi semi mekanis, belum memiliki merek dagang dan izin usaha secara resmi. Bahan baku yang digunakan dalam satu kali proses untuk agroindustri tahu adalah kedelai sebanyak 144 kg, dengan bahan penunjang berupa air cuka, solar, kayu bakar, dan plastik.Biaya produksi sebesar Rp 1.002.222, biaya terbesar adalah untuk bahan baku yaitu Rp. 1.002.222 (88,88%), pendapatan bersih Rp 649.384, Nilai tambah sebesar Rp 1.360, RCR sebesar 1,95, dan ROI sebesar59,24 %.Sedangkan pada agroindustritempe, penggunaan kedelaisebanyak 157 kg, dengan bahan penunjang berupa ragi, daun pisang, kayu bakar, listrik, plastik, dan solar. Biaya produksi agroindustri tempe sebesarRp 1.089.286, biaya terbesar adalah untuk bahan baku yaitu Rp 1.089.286 (85,06%), pendapatan bersih565.921, RCR sebesar 1,43, nilai tambah diperoleh sebesar Rp 1.665/kg, dan ROI sebesar43,68%. Pengusaha tahu mempunyai sikap kewirausahaan yang sangat tinggi, sedangkan pengusaha tempe sikap kewirausaannya tinggi. Kata Kunci:Agroindustri,Nilai Tambah, Kedelai, Pendapatan, Sikap
AGROINDUSTRI SAGU Di KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI Septina Elida
Jurnal Agribisnis Vol. 22 No. 1 (2020): Jurnal Agribisnis
Publisher : UNIVERSITAS LANCANG KUNING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (749.687 KB) | DOI: 10.31849/agr.v22i1.3408

Abstract

ABSTRACT This study aims to analyze the income of sago flour and processed sago flour agro-industry, determine the added value of sago flour. This result showed that : 1) Net income of sago agronodustry per production process is Rp 61.558.308, while sago flour processing income includes sago noodles amounting to Rp 3,911,324, sago crackers Rp 533,802, sago rendang Rp 548,132, fat sago Rp 100,569. 2) Sago flour agroindustry and processed sago flour are efficient and feasible to be developed, the Return Cost Ratio (RCR) value is greater than one. 3) The added value obtained from the processing of tago sago produces sago flour per kg of raw materials amounting to Rp 623,62, while in processed sago flour, fat sago provides greater added value than other preparations (sago crackers, sago noodles and sago rendang). Keywords: Agro-industry, Sago, Kepulauan Meranti ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan agroindustri tepung sagu dan olahan tepung sagu, menentukan nilai tambah sagu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan bersih agronodustri sagu per proses produksi sebesar Rp 61.558.308, sedangkan pendapatan pengolah tepung sagu meliputi mie sagu sebesar Rp 3.911.324, kerupuk sagu Rp 533.802, sagu rendang Rp 548.132, sagu lemak Rp 100.569. 2) Agroindustri tepung sagu dan olahan tepung sagu efisien dan layak untuk dikembangkan, nilai Return Cost Ratio (RCR) lebih besar dari satu. 3) Nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan tual sagu menghasilkan tepung sagu per kg bahan baku sebesar Rp 623,62, sedangkan pada olahan tepung sagu, sagu lemak memberikan nilai tambah lebih besar dibandingkan olahan lainnya(kerupuk sagu, mie sagu dan sagu rendang) Kata kunci : Agroindustri, Sago, Kepulauan Meranti
USAHA PENGGEMUKAN SAPI POTONG BERBASIS LIMBAH INDUSTRI KELAPA SAWIT (KASUS PADA KELOMPOK TERNAK DI DESA BUKIT HARAPAN KECAMATAN KERINCI KANAN KABUPATEN SIAK) Sigit Budi Setiawan; Septina Elida
DINAMIKA PERTANIAN Vol. 29 No. 3 (2014): Jurnal Dinamika Pertanian Edisi Desember 2014
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fattening beef cattle waste based palm oil industry began to interest the public because it provides considerable advantages in addition to the low feed costs. This study aims to analyze the allocation of the use of factors of production, costs, production, revenue and efficiency of fattening beef cattle based on the palm oil industry waste herd . This study uses a survey conducted in the Bukit Harapan village Kerinci Kanan Subdistrict, Siak district, from November 2011 to February 2012. Samples taken in the census of livestock group Maju Bersama, Soneta and Mandiri. The analysis showed that the Maju Bersama maintain herd of cows 71 tail, feed 2,696 tons/period and labor 3 people with the cost of production per period amounted to Rp 692,116,347 and net income of Rp 427,979,653. Cost of In Soneta maintains a herd of cows 63 tail, feed 2,391 tons /period and labor 3 people at a cost of Rp 597,659,673 production and net income of USD 321 258 327 with RCR is 1.54. While maintaining herd Mandiri 40 head of cows, feed 1,519 tons/period and labor 2 production cost of Rp 412,668,000 and net income of Rp 244,772,000 with RCR was 1.59.
ANALISIS TRANSFORMASI STRUKTURAL EKONOMI DI KOTA PEKANBARU Sisca Vaulina; Septina Elida
DINAMIKA PERTANIAN Vol. 29 No. 1 (2014): Jurnal Dinamika Pertanian Edisi April 2014
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The goals of this research were to know the role of agriculture sector (primary sector) on the economy at Pekanbaru city and recognize structural transformation occurred at Pekanbaru city during 1992, 2002, and 2012. The method used case study and secondary data used was PDRB during period 1992, 2002, and 2012.The location quotient (LQ) and shift share were used for data analyses.The results showed that value LQ analysis that is primary sector in Pekanbaru city ranged from 0.007 to 0.02. Its mean the primary sector was non basis sector, the sector has not been able to make export and could notbe able to meet a need and demand of average consumption in the region. The structural transformation occurred at Pekanbaru city were the primary sector (1.26%), the secondary sector(26.47%) and the tertiary sector (72.00%).