Claim Missing Document
Check
Articles

Keanekaragaman Jenis Kadal dan Ular (Squamata: Reptilia) di Sepanjang Sungai Code, Daerah Istimewa Yogyakarta Donan Satria Yudha Rury Eprilurahman; Herdhanu Jayanto Ikhsan Fauzi Wiryawan
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 1, No 1 (2016): February 2016
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v1i1.710

Abstract

Kadal dan ular adalah dua kelompok hewan anggota Ordo Squamata, Kelas Reptilia. Dua kelompok hewan reptil ini secara umum hidupnya dekat dengan air, mereka sering sekali ditemukan di dalam dan di sekitar sungai. Beberapa jenis ular dan kadal tersebut sering dimanfaatkan untuk dijadikan hewan peliharaan dan kadang dikonsumsi.  Sungai Code merupakan salah satu sungai yang melewati Kota Yogyakarta. Hulu Sungai Code disebut Sungai Boyong dan  hilir sungai Code menyatu dengan  Sungai Opak di daerah Bantul. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimanakah keanekaragaman jenis anggota Ordo Squamata di sepanjang Sungai Boyong-Code wilayah Propinsi D.I. Yogyakarta? Berdasarkan permasalahan yang timbul,  maka penelitian ini bertujuan mengetahui keanekaragaman jenis reptil anggota Ordo Squamata penghuni tepian Sungai Code. Pengambilan sampel di sepanjang Sungai Boyong-Code dari hulu hingga hilir menggunakan gabungan beberapa metode, yaitu VES (Visual Encounter Survey),  River bank cruising, dan transek. Sampling secara umum dibagi tiga bagian yaitu bagian hulu, tengah dan hilir. Hasil yang diperoleh adalah 8 spesies anggota Subordo Lacertilia (kadal) dan 10 spesies anggota Subordo Serpentes (ular). Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa Sungai Boyong-Code merupakan habitat yang cocok bagi anggota Ordo Squamata.
Keanekaragaman Jenis Katak dan Kodok (Amphibia: Anura) di Sungai Gadjah Wong, Daerah Istimewa Yogyakarta Donan Satria Yudha* Rury Eprilurahman, Ayu Maulida Sukma Sekar Arum Setyaningrum
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 2, No 2 (2017): June 2017
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v2i2.1657

Abstract

Penelitian mengenai keanekaragaman katak dan kodok di sepanjang daerah sungai di Yogyakarta telah dilaksanakan oleh Yudha, dkk (2013) di Sungai Code dan Yudha, dkk (2014) di Sungai Opak oleh. Sungai Gadjah Wong merupakan salah satu sungai besar dan penting di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian mengenai keanekaragaman katak dan kodok di Sungai Gadjah Wong belum banyak dipublikasikan. Penelitian ini bertujuan mengetahui keanekaragaman jenis katak dan kodok (Amphibia: Anura) yang menempati Sungai Gadjah Wong sebagai habitatnya. Pengambilan sampel di sepanjang Sungai Gadjah Wong dari hulu hingga hilir menggunakan metode: VES (Visual Encounter Survey), river bank cruising, dan transek. Sampling secara umum dibagi menjadi tiga bagian, bagian hulu, tengah dan hilir. Hasil yang diperoleh yaitu 6 jenis katak dan kodok (Amphibia: Anura), terdiri dari Chalcorana chalconota, Occidozyga sumatrana, Fejervarya limnocharis, Polypedates leucomystax, Duttaphrynus melanostictus, dan Ingerophrynus biporcatus. Semua katak dan kodok yang dijumpai tersebut adalah jenis yang umum dijumpai. Dari keenam katak tersebut dapat diketahui habitatnya yaitu: 3 jenis katak akuatik dan semi-akuatik, dan 1 jenis katak arboreal serta 2 jenis katak terrestrial. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa Sungai Gadjah Wong merupakan habitat yang cukup sesuai bagi sebagian jenis katak dan kodok.
Karakteristik Karapas dan Chela sebagai Alat Identifikasi Fosil Kepiting (Decapoda: Brachyura) yang ditemukan di Jawa Donan Satria Yudha; Krisogonus Yudha Parama Putra; Rury Eprilurahman
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 6, No 1 (2021): February 2021
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v6i1.2480

Abstract

Kepiting infraordo Brachyura dikelompokkan ke dalam 53 familia yang tersebar di seluruh dunia. Di Indonesia dapat ditemukan 40 familia kepiting non air tawar dan tiga familia endemik kepiting air tawar, yaitu: Potamidae, Gecarcinudae, dan Parathelpusidae. Karapas dan capit (chela) merupakan bagian tubuh kepiting yang dapat digunakan untuk identifikasi taksonomi. Beberapa fragmen fosil kepiting yang dijumpai di Indonesia biasanya berupa bagian karapas dan capit. Panduan mengenai karakter morfologi karapas dan capit anggota infraordo Brachyura belum tersedia terutama untuk identifikasi fosil kepiting di Indonesia, sehingga perlu dikaji. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakter morfologi karapas dan capit sebagai karakter diagnostik kepiting sehingga dapat dimanfaatkan dalam identifikasi fosil kepiting. Spesimen yang diteliti adalah koleksi dari Laboratorium Sistematika Hewan Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada. Metode yang digunakan yaitu komparasi morfologi dan karakteristik dari karapas dan capit serta studi referensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter karapas dan capit, meliputi: bentuk karapas, ornamentasi karapas bagian lateral dan dorsal, salah satu capit membesar, tuberkula pada gigi capit, dan bentuk capit, dapat digunakan untuk mengidentifikasi jenis kepiting infraordo Brachyura dan dapat dijadikan referensi untuk identifikasi fragmen fosil kepiting yang dijumpai di Indonesia terutama di Pulau Jawa.
Perilaku Harian Buaya Muara (Crocodylus porosus, Schneider 1801) di Pusat Penyelamatan Satwa Jogja Purwo Setio I.; A. Fanani Muharromi; Subekti Prihantono; Tony Febri Qurniawan; A. Prima Nugraha; Rury Eprilurahman
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 15, No 2 (2010): June 2010
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v15i2.2697

Abstract

The aim of this research was to find out the daily behaviour of Crocodylus porosus in Jogja Animal Rescue Center (PPSJ). The daily behaviour included feeding habit, social behaviour, basking and movement. This research was using Focal Animal Sampling Method and observed for four months. As individual targets were male and female dominant of C. porosus, Monti and Bunda. The Runs test showed that the behavior of C. porosus had a pattern in daily activities. Based on Mann-Whitney U test, both male and female of C. porosus did not have any difference in feeding habit (U=16; n1= 6; n2=6; p>0,05), social behaviour (U=29; n1= 8; n2=8; p>0,05), basking (U=12; n1= 5; n2=5; p>0,05) and movement (U=16; n1= 6; n2=6; p>0,05).
Keanekaragaman Jenis Ikan di Sepanjang Sungai Opak Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia Donan Satria Yudha; Trijoko Trijoko; Rury Eprilurahman; Rizki Nugraha; Rosita Dwi Putri Suranto; Farahsani Umi Abida; Vega Felicia Tobing; Raden Firly Fathiya; Sri Nopitasari
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 5, No 2 (2020): June 2020
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v5i2.2939

Abstract

Penelitian mengenai keanekaragaman ikan air tawar di Sungai Opak DIY telah dilakukan dan dipublikasikan, tahun 2006, 2011 dan 2013. Data mengenai keanekaragaman ikan di Sungai Opak perlu dilakukan penambahan data, terutama data menyeluruh dari hulu hingga muara. Penambahan data perlu dilakukan, karena dimungkinkan ditemukan jenis ikan yang belum sempat tertangkap pada penelitian sebelumnya. Data jenis ikan yang tidak tertangkap pada penelitian sebelumnya, dapat menambah keanekaragaman jenis ikan di Sungai Opak. Penelitian ini bertujuan untuk melengkapi dan menambah data keanekaragaman jenis ikan yang terdapat di sepanjang Sungai Opak, dari hulu hingga muara. Pengambilan sampel dari hulu hingga muara menggunakan metode Purposive Random Sampling dengan bantuan jaring besar, kecil dan jala tebar. Sampling secara umum dibagi dalam empat bagian yaitu: hulu, tengah, hilir dan muara. Pada penelitian yang kami lakukan, terdapat beberapa jenis ikan yang tidak dijumpai pada penelitian sebelumnya, yaitu: lima jenis ikan dibagian hulu, di bagian tengah terdapat tiga jenis ikan yang tidak dijumpai pada penelitian sebelumnya, baik sampling hulu maupun hilir. Di bagian hilir dijumpai tujuh jenis ikan saat penelitian ini dan tidak dijumpai pada penelitian sebelumnya. Pada bagian muara, dijumpai lima belas jenis ikan yang tidak dijumpai di hilir pada penelitian sebelumnya. Total terdapat 28 jenis ikan yang dijumpai di tahun 2013 tetapi belum dijumpai di penelitian sebelumnya.
Keanekaragaman Ular dan Kadal (Reptilia: Squamata) di Kawasan Karst Suaka Margasatwa Paliyan, Gunungkidul, Yogyakarta Donan Satria Yudha; Rury Eprilurahman; Iman Akbar Muhtianda; Hanan Asyrofi; Christian Manggala Yudha Pratama; Kusumardiastuti Kusumardiastuti; Wajudi Wajudi; Widodo Widodo
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 7, No 1 (2022): February 2022
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v7i1.4404

Abstract

Kadal dan ular termasuk dalam hewan anggota bangsa Squamata, kelas Reptilia. Dua kelompok hewan reptil tersebut secara umum sering sekali ditemukan di dalam dan di sekitar kawasan hutan terutama yang memiliki sumber air. Bagi beberapa masyarakat, spesies ular dan kadal tersebut sering dimanfaatkan untuk dijadikan hewan peliharaan dan kadang dikonsumsi. Suaka Margasatwa Paliyan adalah kawasan hutan yang memiliki keanekaragaman spesies fauna yang perlu untuk diteliti. Kawasan dilindungi tersebut merupakan habitat bagi salah satu jenis cicak jenis baru yaitu Cyrtodactylus semiadii. Berdasarkan temuan tersebut perlu dilihat keanekaragaman spesies anggota reptil ordo Squamata di Kawasan Suaka Margasatwa Paliyan, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis reptil anggota ordo Squamata yang ada di wilayah Suaka Margasatwa Paliyan. Kawasan Suaka Margasatwa (SM) Paliyan merupakan habitat bagi 7 spesies kadal dan 6 spesies ular. Keanekaragaman kadal dan ular di SM Paliyan berdasarkan Indeks Shanon-Wiener (H’) dikategorikan “sedang”, dimana nilai indeks untuk Kadal dan Cicak (Lacertilia) adalah H’: 1,45, dan Ular (Serpentes) adalah H’:1,6. Wilayah SM Paliyan cocok bagi habitat kadal dan ular karena memiliki termasuk ke dalam hutan yang rindang dengan semak yang lebat, sungai-sungai dan telaga, serta area yang jarang dijadikan aktivitas manusia. 
Keanekaragaman Jenis Ikan di Sepanjang Sungai Boyong – Code Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tri Trijoko; Donan Satria Yudha; Rury Eprilurahman; Setiawan Silva Pambudi
Journal of Tropical Biodiversity and Biotechnology Vol 1, No 1 (2016): June
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (435.506 KB) | DOI: 10.22146/jtbb.12930

Abstract

The diversity of freshwater fishes which inhabit in the river of Daerah Istimewa Yogyakarta is not yet well documented. Complete documentation is needed as starting point and continuous research on the fish diversity in DIY. Boyong-Code River flows across the DIY, and it upstream is located on the hillside of Merapi volcano. The Code River upstream is called Boyong River. The research was aimed to acquire data about the diversity of fish fauna along the Boyong-Code River in the DIY. Further, the research purpose is to know which species are rare, potential for aquaculture, and introductive. Samples are taken along the Boyong-Code River starting from upstream to downstream. Samples were collected using Purposive Random Sampling methods with fishnets. Sampling area generally divided into three location i.e., upstream, middle-stream and downstream. Species diversity of fish in the Boyong-Code River is consisted of 24 species, with 5 introductive species. There are eleven native fish species which are potential for cultivation (aquaculture), i.e.: Barbodes binotatus, Mystacoleucus obtusirostris, Rasbora lateristriata, Rasbora argyrotaenia, Barbonymus balleroides, Osteochilus vittatus, Hampala macrolepidota, Anabas testudineus, Channa striata, Clarias leiacanthus and Clarias batrachus. The Boyong-Code River is a decent habitat for fishes. Many introduced fishes starting to invade the Boyong-Code River intentionally or unintentionally by human
Antlers Characterization for Identification of Deer Species (Family Cervidae) in Indonesia Donan Satria Yudha; M Zulfiqar Meizar Pratama; Rury Eprilurahman
Journal of Tropical Biodiversity and Biotechnology Vol 4, No 3 (2019): Desember
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jtbb.45667

Abstract

There are five species of deer (family Cervidae) living in Indonesia today. Male deer possesses antlers, a unique character of male deer. Antlers have economic values for quite a long time. Antler’s growth is influenced by several factors, therefore each species of deer have its own unique antlers’ shape and size. Antler’s identification usually relies on size measurement and overall shape of complete antlers which still attach to the skull. It is difficult to identify shed, broken or individual antler. The purpose of the research is to understand antlers’ morphological characters on each species to become diagnostic characters. Specimens analysed were collections of LIPI and were analysed with Principal Component Analysis (PCA) using PAST3 software. The results showed each species of deer having their own unique antlers’ character, and so it can be used to determine the species of Indonesian deer. The important structures for identification are relief, pedicle, brow, bez, and main beam.
Characteristics of Shell Bone as an Identification Tool for Turtle Species (Reptiles: Testudines) in Java, Borneo, and Sumatra Donan Satria Yudha; Fidelis Triki Sadewa Aritona; Rury Eprilurahman
Journal of Tropical Biodiversity and Biotechnology Vol 5, No 1 (2020): April
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jtbb.47227

Abstract

There are 42 species of turtles; including sea turtle, freshwater turtle, tortoise, and softshell turtle (Reptilia: Testudines) living in Indonesia today. Turtles have economic values for quite a long time and it has led to illegal trade such as smuggling of carapace and plastron bones. Identification is needed to find out more details about the turtle species. Turtles have shells as unique features with different characteristics on each species. Shell’s identification usually relies on the shape of carapace and plastron. The purpose of this research is to understand turtle shell morphological characters and determine the diagnostic characters of each species. We conducted visual observation on specimen collections from the Laboratory of Animal Systematics, Faculty of Biology, Universitas Gadjah Mada and Museum of Biology, Faculty of Biology, Universitas Gadjah Mada. The result shows that each turtle species have their own unique shell bone’s characters, therefore it can be used to determine each turtle species of Indonesia.
Diversity and Distribution of Herpetofauna in Banyu Nibo Waterfall Ecotourism Region, Nglanggeran, Gunung Kidul, Special Region of Yogyakarta Alfonsus Toribio Eko Saputro; Elika Boscha; Ananto Puradi Nainggolan; Donan Satria Yudha; Rury Eprilurahman
Journal of Tropical Biodiversity and Biotechnology Vol 5, No 1 (2020): April
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jtbb.53637

Abstract

Banyu Nibo Waterfall is located near Nglanggeran, Gunung Kidul that well known for its eco-tourism development. The geographical and ecosystem condition could be providing unique habitat for herpetofauna. Herpetofauna has important role in the ecosystem as food chain components and even as environment bioindicator.The aim of this research is to asses the herpetofauna diversity in Banyu Nibo Waterfall as preliminary biodiversity data.  The research was conducted using VES (Visual Encounter Survey) assisted by 500 meters transect line. As a result, 15 species were found, mainly distributed on area with tree coverage.
Co-Authors A. Fanani Muharromi A. Prima Nugraha Abida, Farahsani Umi Achmad Mustofa Huda Aditya K. Karim Aditya Krishar Karim Aisyah Arimbi Alfarizi, Muhammad Khevin Fathah Alfonsus Toribio Eko Saputro AMIR HAMIDY Amir Hamidy Ananto Puradi Nainggolan Andhika, Rashif Naufal Anita Widianawati Anita Widianawati, Anita Aplina Krismutia Simarmata Assyafiya Salwa Azahra, Safaa Burhan Amirudien Camelia, Naely Muna Christian Manggala Yudha Pratama Dewi, Nur Indah Candra Donan Satria Yudha Donan Satria Yudha Elika Boscha Fania Baeta Roska Khalallia Farahsani Umi Abida Fathiya, Raden Firly Febri Qurniawan, Tony Fidelis Triki Sadewa Aritona G. A. B. Y. P. Cahyadi Haekal, Muhammad Hanan Asyrofi Hastin Ambar Asti Herdhanu Jayanto Ikhsan Fauzi Wiryawan Herdhanu Jayanto Ikhsan Fauzi Wiryawan, Herdhanu Jayanto Herin Yoga Lesti Herofi Azhar Hestin Ambar Asti Huda, Achmad Mustofa I., Purwo Setio Imam Sujadi Iman Akbar Muhtianda Iman Akbar Muhtianda Judith, Tiara Putria Khalallia, Fania Baeta Roska Krisogonus Yudha Parama Putra Kusumardiastuti Kusumardiastuti Laksmindra Fitria Lesti, Herin Yoga Lukman Hakim Lukman Hakim Lutfiyah Rizqi Fajriana M Zulfiqar Meizar Pratama M. Fahrul Hilmi Maghfira Aulia Devi Maharani, Syifa Evilia Malya Adzillina Silmi Misbahul Munir Muhammad Fahrul Hilmy Muharromi, A. Fanani Munajib, Ibnu Ainun Nabila Nailatus Sakina, Nabila Nailatus Nafiah, Septi Lutfiatun Naila Nabila Rahmani Ni Made Sri Winasti Niken Satuti Nur Handayani Niken Satuti Nur Handayani Nila Qudsiyati Nopitasari, Sri Nugraha, A. Prima Nugraha, Rizki Nurrochmah Wisudhaningrum Pangestuti, Azwa Yuliananda Parama Putra, Krisogonus Yudha Pasaribu, Callista Nadya Noel Paul J. Kawatu Pinkan Calista Prihantono, Subekti Puji Lestari Purwo Setio I. Raden Firly Fathiya Ragil Pinasti Rahino, Wintang Gagat Bangun Rich G. Simanjuntak Rini Rahmawati Rizki Nugraha Rosichon Ubaidillah Rosita Dwi Putri Suranto Septi Lutfiatun Nafiah Setiawan Silva Pambudi setyaningrum, Sri Siti Markhamah Sri Nopitasari Subekti Prihantono Suranto, Rosita Dwi Putri Syifa Evilia Maharani Tobing, Vega Felicia Tony Febri Qurniawan Tony Febri Qurniawan Tony Febri Qurniawan Tri Trijoko Trijoko (Trijoko) Trijoko T Trijoko Trijoko Trijoko Trijoko Trijoko Trijoko Trijoko Trijoko Trijoko Trijoko Trijoko Trijoko Tuty Arisuryanti Vega Felicia Tobing Vestidhia Yunisya Atmaja Wahyu Tejo Baskoro Wajudi Wajudi Widodo Widodo Wildan Ahmad Nabil Winasti, Ni Made Sri Wulan Rahmani Akmal Yundari, Yundari Zuliyati Rohmah