Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

Revitalisasi Kawasan Kota Tua Padang Sebagai Salah Satu Alternatif Wisata Sejarah di Kota Padang Refni Yulia; Meri Erawati; Gusti Asnan; Nopriyasman Nopriyasman
Bakaba : Jurnal Sejarah, Kebudayaan dan Kependidikan Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Laboratorium Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (26.992 KB) | DOI: 10.22202/bakaba.2017.v6i2.2419

Abstract

Peninggalan sejarah mendatangkan keuntungan besar dalam bidang pariwista sejarah dan budaya. Padang sebagai kota warisan Kolonial Belanda juga memiliki bangunan bersejarah yang sudah dikategorikan sebagai benda cagar budaya. Berdasarkan Keputusan Walikota Padang nomor 3 tahun 1998 terdapat sebanyak 74 buah bangunan yang masuk kagori benda cagar budaya. Dewasa ini jumlah bangunan bersejarah yang masih bertahan semakin berkurang, seiring dengan kurangnya kontrol pemerintah dan juga terjadinya bencana alam. Untuk itu diperlukan keseriusan dan kesadaran sejarah dari semua pihak (stakeholder), baik itu pemerintah maupun jajaran industri pariwisata, termasuk masyarakat kota Padang  untuk mengembangkan dan melesratarikan pariwisata kota tua Padang. Karena potensi wisata yang ada di kota tua Padang sangat beragam dan menjual untuk wisata budaya, agama dan sejarah. Kota tua yang multi etnis dan beragam budaya yang juga eksis menjadi bagian kecil dari potensi wisata yang dapat dijual kepada wisatawan lokal, nasional maupun internasional. Semua itu hanya diperlukan kerjasama yang baik antar semua elemen masyarakat untuk saling menjaga dan melestarikan serta mengembangkan potensi kota tua yang ada. Jika hal itu terwujud pariwisata kota tua Padang akan memberikan kontribusi yang besar bagi pemerintah kota Padang melalui Pendapatan Asli Daerah  (PAD), perbaikan ekonomi bagi masyarakat setempat dan juga bisa menjadi alternatif wisata yang berbudaya, religi dan sejarah bagi Kota Padang. Penelitian ini mengunakan metode penelitian kulitatif.  
NAGARI RAWANG GUNUNG MALELO DI KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN PASCA PEMEKARAN TAHUN 2011-2020 Nori Yasni Dwi Saputri; Zusmelia Zusmelia; Meri Erawati
Puteri Hijau : Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 7, No 2 (2022): Puteri Hijau: Jurnal Pendidikan Sejarah
Publisher : Department of History Education, Faculty of Social Science, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/ph.v7i2.37980

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang Nagari Rawang Gunung Malelo Pasca Pemekaran serta menggambarkan kondisi Nagari Rawang Gunung Malelo setelah pemekaran dari tahun 2011-2020. Rumusan masalah dari penelitian ini yaitu, (1) Bagaimana Sejarah terbentuknya Nagari Rawang Gunung Malelo Pasca Pemekaran 2011-2020, (2) Bagaimana perkembangan fisik dan non fisik Nagari Rawang Gunung Malelo sebelum dan sesudah pemekaran. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1). Heuristik 2) Kritik sumber 3) Interpretasi 4) Historiografi. Hasil dari penelitian ini adalah, Nagari Rawang Gunung Malelo terbentuk pasca pemekaran dari Nagari Surantih, yang secara resmi di tandai dengan keluarnya Perda Pembentukan Nagari Rawang Gunung Malelo undang-undang Nomor 63 tahun 2011 dari Kabupaten Pesisir pada tanggal 30 Juni 2011. Setelah pemekaran, Nagari Rawang Gunung Malelo mengalami Perkembangan di bidang fisik dan non fisik seperti pembangunan Jalan antar desa, pembangunan sarana pendidikan , pembangunan saluran irigasi sawah, Pembangunan Fasilitas kesehatan (Pustu) meningkatnya tingkat pendidikan masyarakat , peningkatan ekonomi serta berkembangya sumber daya manusia yang ada di Nagari Rawang Gunung Malelo.  Kata Kunci:             Sejarah Nagari, Pemekaran, Nagari Rawang Gunung Malelo.
SYEKH ABDUL KARIM AMRULLAH TENTANG PENDIDIKAN MADRASAH (STUDI LITERATUR) Robi Setiawan; Liza Husnita; Meri Erawati
Puteri Hijau : Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 7, No 2 (2022): Puteri Hijau: Jurnal Pendidikan Sejarah
Publisher : Department of History Education, Faculty of Social Science, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/ph.v7i2.39173

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini dilatarbelakangi karena Syekh Abdul Karim Amrullah ingin melakukan Pembaruan pendidikan Islam diMinangkabau. Pembaruan yang dilakukan diantaranya dalam bidang pendidikan, ia merubah pendidikan surau menjadimadrasah, seperti merubah surau Jembatan Besi menjadi Sumatera Thawalib di Padang Panjang. Tujuan dari penelitianini adalah untuk mengetahui riwayat hidup dan pemikiran Syekh Abdul Karim Amrullah dalam merubah surau keMadrasah (Sumatera Thawalib). Metode penelitian ini adalah penelitian studi kepustakaan (Library Research) denganmenggunakan pendekatan filosofis dan pendekatan sejarah (historical approach). Hasil penelitian ini adalah Pertama,Memperbarui Pendidikan Islam (Merubah Pendidikan Halaqah (Surau) Menjadi Klasial (Madrasah), Abdul KarimAmrullah awalnya mengajar di surau Jembatan Besi, dengan jumlah murid yang terus bertambah membuat ia mengembangkan pendidikan di surau Jembatan Besi, ia merubah surau Jembatan Besi menjadi madrasah. Kedua. Mendirikan Sumatera Thawalib, Pada tahun 1918 M. Abdul Karim Amrullah mendirikan madrasah Sumatera Thawalib di Padang Panjang, dengan merubah Surau Jembatan Besi menjadi madrasah Sumatera Thawalib sampai tahun 1932 M.Ketiga, Memperbarui Metode Pembelajaran, Abdul Karim Amrullah mengembangkan sistem klasikal dan menggunakan metode diskusi dan tanyajawab. Kepada murid- murid ditanamkan semangat berdiskusi, berfikir bebas, membawa, memahami, kelompok dan berorganisasi. Keempat , Organisasi Siswa, Abdul Karim Amrullah memiliki pandangan untuk pentingnya berorganisasi, dengan berorganisasi kita dapat berkembang dan bisa mengasah kemampuan kita, tampa organisasi kita tidak dapat maju lebih jauh kedepannya. Kelima, Buku pegangan guru, Abdul Karim Amrullahmemberikan tugas pada guru bantu untuk menulis buku pegangan, agar dalam melaksanakan pembelajaran tidak selalu ketergantungan dengan kitab-kitab yang lama. Dengan menulis buku-buku yang baru dapat menambah kazanah buku di Sumatera Thawalib.
ORGANISASI PENCAK SILAT PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE (PSHT) 1993-2015 CABANG PASAMAN BARAT RANTING KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT Sri Ambar Sari; Meri Erawati; Refni Yulia
Puteri Hijau : Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 7, No 2 (2022): Puteri Hijau: Jurnal Pendidikan Sejarah
Publisher : Department of History Education, Faculty of Social Science, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/ph.v7i2.37893

Abstract

Sidodadi Tengah merupakan salah satu desa di Kenagarian Kinali yang masih terdapat pelestarian budaya tradisional yaitu pencak silat. Pencak silat ini telah terorganisasi ke dalam pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), organisasi “Persaudaraan” yang membentuk manusia berbudi luhur, tahu benar dan salah, serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam menjalin persaudaraan yang kekal dan abadi serta telah membawa dampak positif di lingkungan masyarakat desa Sidodadi Tengah. Tujuan dari penelitian ini untuk Mengetahui organisasi PSHT di desa Sidodadi Tengah, Mengetahui aktifitas PSHT Ranting Kinali, Mengetahui sudut pandang masyarakat Sidodadi Tengah tentang PSHT. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) masih dilestarikan sampai saat sekarang ini dan tidak terlepas dari peran individu yang berada dalam struktur organisasi PSHT, dan Aktifitas PSHT berjalan cukup baik.Kata kunci: Organisasi, Pencak Silat, PSHT
BUDAYA DALAM LINTASAN SEJARAH: BOOMING NONTON BIOSKOP DI PADANG TEMPO DULU Meri Erawati
Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Vol 4, No 1 (2015): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan ( Not Accredited)
Publisher : LPPM Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3452.753 KB) | DOI: 10.22202/mamangan.v4i1.1190

Abstract

This article discusses the existence of cinema as entertainment for the people in Padang during the period 1970s to 2000s. Cinema is a mass entertainment and can be enjoyed by all the community at that time. Cinema became a phenomenal because the movies have become part of people's lifestyles. Cinema furor enlivened by promotions to attract people to come to the cinema through flyers, posters, banners and advertisements in the mass media. The development of technology led to the existence of cinema began to be replaced by the presence of new entertainment media such as television and media screenings of other films such as VCD players so that the film is no longer only be enjoyed in the cinema. Cinema audience popularity and dynamics as well as aspects related to cinema in 1970 this will be discussed within this article.
Revitalisasi Kawasan Kota Tua Padang Sebagai Salah Satu Alternatif Wisata Sejarah di Kota Padang Refni Yulia; Meri Erawati; Gusti Asnan; Nopriyasman Nopriyasman
Bakaba Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Laboratorium Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.943 KB) | DOI: 10.22202/bakaba.2017.v6i2.2419

Abstract

Peninggalan sejarah mendatangkan keuntungan besar dalam bidang pariwista sejarah dan budaya. Padang sebagai kota warisan Kolonial Belanda juga memiliki bangunan bersejarah yang sudah dikategorikan sebagai benda cagar budaya. Berdasarkan Keputusan Walikota Padang nomor 3 tahun 1998 terdapat sebanyak 74 buah bangunan yang masuk kagori benda cagar budaya. Dewasa ini jumlah bangunan bersejarah yang masih bertahan semakin berkurang, seiring dengan kurangnya kontrol pemerintah dan juga terjadinya bencana alam. Untuk itu diperlukan keseriusan dan kesadaran sejarah dari semua pihak (stakeholder), baik itu pemerintah maupun jajaran industri pariwisata, termasuk masyarakat kota Padang  untuk mengembangkan dan melesratarikan pariwisata kota tua Padang. Karena potensi wisata yang ada di kota tua Padang sangat beragam dan menjual untuk wisata budaya, agama dan sejarah. Kota tua yang multi etnis dan beragam budaya yang juga eksis menjadi bagian kecil dari potensi wisata yang dapat dijual kepada wisatawan lokal, nasional maupun internasional. Semua itu hanya diperlukan kerjasama yang baik antar semua elemen masyarakat untuk saling menjaga dan melestarikan serta mengembangkan potensi kota tua yang ada. Jika hal itu terwujud pariwisata kota tua Padang akan memberikan kontribusi yang besar bagi pemerintah kota Padang melalui Pendapatan Asli Daerah  (PAD), perbaikan ekonomi bagi masyarakat setempat dan juga bisa menjadi alternatif wisata yang berbudaya, religi dan sejarah bagi Kota Padang. Penelitian ini mengunakan metode penelitian kulitatif.  
Perfilman Nasional Tahun 1970-an Hingga 1980-an Hadiatul Fadhilah; Meri Erawati; Zulfa
HEURISTIK: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol. 3 No. 1 (2023): April
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/hjps.3.1.48-54

Abstract

This research aims to look at the development of Indonesian film from the 1970s - 1980s based on the increase in film genres and the increase in film production in Indonesia, so that the technology that began to become sophisticated in Indonesian filmmaking was a form of the glorious decade of film. The results of this study are the number of films produced during the years 1970-1980 as many as 618 titles. With a classification of 370 drama genres, 72 action genres, 23 horrors, 26 fantasy, and 127 comedy titles. The 1970-1980s also gave birth to phenomenal artists and films such as Remadja Bride (1971), Sidoel anak Betawi (1973), First Love (1973), My Love on the Blue Campus (1976), Hurricane Pasti Berlalu (1977), Sexy Waitress Inem (1977), and Gita Cinta dari SMA (1979) also gave birth to the nickname Sex Bomb for female artists who dared to appear open to the adult scene in the film, Suzana, Yati Oktavia, is an artist who gets the nickname Sex Bomb.
NAGARI PASIE LAWEH KECAMATAN SUNGAI TARAB KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2009-2019 Nabillah, Putri; Zusmelia, Zusmelia; Erawati, Meri
JEJAK : Jurnal Pendidikan Sejarah & Sejarah Vol. 3 No. 1 (2023): Kajian Sejarah dan Pembelajaran Sejarah
Publisher : Jambi University, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Prodi Pendidikan Sejarah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jejak.v3i1.23787

Abstract

Artikel ini mengkaji tentang peristiwa Galodo di Nagari Pasie Laweh Tahun 2009, dan dampak Bencana Galodo terhadap perekonomian masyarakat di Nagari Pasie Laweh tahun 2009-2019. Tujuan penulisan artikel ini meliputi (1) untuk menganalisis bagaimana peristiwa Galodo di Nagari Pasie Laweh tahun 2009. (2) Untuk menganalisis dampak Bencana Galodo terhadap perekonomian masyarakat di Nagari Pasie Laweh. Pendekatan yang digunakan dalam penulisan artikel ilmiah ini yaitu dengan menggunakan metode sejarah yang tediri dari Heuristik, Kritik Sumber, Interpretasi dan Historiografi. Adapun hasil dari penelitian ini adalah Penyebab terjadinya Bencana Galodo disebabkan oleh ketidaktahanan tanah dalam menerima derasnya curah hujan dipuncak Gunung Merapi. Selain itu dampak Bencana Galodo menghancurkan rumah 60 unit rumah, 10 hektar lahan pertanian, Pasar Nagari, 2 jembatan, 2 unit sekolah, 2 rumah ibadah serta ternak penduduk seperti 70 ekor ayam, 10 kolom ikan di Nagari Pasie Laweh. Selain itu dampak Bencana Galodo juga berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat terutama para petani yang berpenghasilan rendah dan para pedagang yang kehilangan pekerjaan mereka.
GAMBARAN NASIONALISME PADA AWAL KEBANGKITAN NASIONAL DALAM NOVEL BUMI MANUSIA DAN ANAK SEMUA BANGSA KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER Assahab, Achmal; Erawati, Meri; Junaidi, Juliandry Kurniawan
JEJAK : Jurnal Pendidikan Sejarah & Sejarah Vol. 3 No. 2 (2023): Ruang Lingkup Pendidikan Sejarah dan Kesejarahan Indonesia
Publisher : Jambi University, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Prodi Pendidikan Sejarah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jejak.v3i2.24874

Abstract

Tulisan ini mengkaji tentang "Gambaran Nasionalisme Pada Awal Kebangkitan Nasional Dalam Novel Bumi Manusia Dan Anak Semua Bangsa Karya Pramoedya Ananta Toer”. Untuk memudahkan penelitian ini maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: (1) Bagaimana gambaran terbentuknya Nasionalisme pada awal kebangkitan Nasional. (2)Bagaimana wujud Nasionalisme yang digambarkan dalam novel bumi manusia dan anak semua bangsa. Tujuan penelitian ini adalah (1)Mendeskripsikan Bagaimana gambaran terbentuknya Nasionalisme pada awal kebangkitan Nasional dalam novel bumi manusia dan anak semua bangsa Toer. (2) Mendeskripsikan Bagaimana wujud Nasionalisme yang digambarkan dalam novel bumi manusia dan anak semua bangsa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah. Metode sejarah terdiri dari empat tahap yaitu: Metode sejarah terdiri dari.empat tahap yaitu: (1)Heuristik. (2)Kritik Sumber. (3)Interpretasi. (4)Historiografi. Untuk keseluruhan, kedua novel Pramoedya Ananta Toer ini didominasi oleh Kolonialisme Belanda, perjuangan Minke dan Nyai Ontosoroh melawan diskriminasi terhadap pribumi pada awal abad ke 20. Meskipun didominasi oleh peristiwa sejarah, novel ini masih mempertahankan ciri khas suatu novel. Di beberapa bagian dalam novel ada hal yang sengaja ditambahkan dan sengaja dikurangi agar tidak membosankan pembaca. Fakta-fakta sejarah yang terdapat di dalam novel dengan ciri khas karya sastra dan di gabungkan dengan gaya fiksi pada novel.
Kajian Historiografi terhadap Perkawinan Lintas Suku dalam Novel “Merantau ke Deli” Karya HAMKA Yusra, Muhammad Yusra; Erawati, Meri; Junaidi, Juliandry Kurniawan
CHRONOLOGIA Vol 6 No 1 (2024): Sejarah dan Transformasi Pendidikan serta Dinamika Sosial Budaya di Indonesia
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini mengkaji 'Studi Historiografi tentang Perkawinan Antar Suku dalam Novel Hamka, Merantau ke Deli'. Maka didapatkan Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Untuk menguraikan kehidupan Hamka dan karya-karyanya. (2) Untuk menggambarkan semangat zaman yang membentuk tulisan Hamka dalam Merantau ke Deli. (3) Untuk menganalisis penggambaran pernikahan lintas suku dalam novel tersebut. Penelitian ini menggunakan metodologi sejarah, yang meliputi empat tahap: (1) Heuristik - mengumpulkan informasi dari sumber-sumber sejarah melalui observasi. (2) Kritik Sumber - mengevaluasi sumber-sumber yang telah dikumpulkan untuk mengetahui keaslian dan kredibilitasnya. (3) Interpretasi - memberikan makna pada fakta-fakta atau bukti-bukti sejarah. (4) Historiografi - merekonstruksi peristiwa masa lampau berdasarkan fakta-fakta yang ada. Hasil dari penelitian ini, yaitu menggambarkan adat dan budaya Minangkabau. Dalam novel Merantau ke Deli Hamka menjelaskan bahwa anak-anak Minangkabau dianjurkan untuk menikah dengan orang suku mereka sendiri karena sesuai dengan sistem adat yang dipegang teguh masyarakat Minang. Apabila ada yang berani melawan adat tersebut maka mendapatkan sanksi sosial dari masyarakat, jika sudah ada yang terlanjur menikah dengan orang luar Minang maka, akan disuruh menikah sekali lagi dengan perempuan Minang, supaya anak itu berhak mendapatkan gelar sutan, yang digunakan untuk laki-laki Minang yang sudah menikah dan hutangnya juga lunas kepada kampung halaman, hutang tersebut bukan berupa uang atau emas tetapi hutang malu. Dan apabila ada Menikah di luar komunitas Minangkabau maka dapat menyebabkan anak dari perkawinan tersebut tidak diterima oleh keluarga ayahnya karena ibu anak itu bukan orang Minang dan tidak mendapatkan tempat didalam masyarakat.