Claim Missing Document
Check
Articles

Analisis Skrining Fitokimia dan Aktivitas Antioksidan Ekstrakk Biji Sangrai Kopi Robusta (Coffea canephora) dari Tanaman Hasil Pemupukan Organik dan Anorganik Farah Aida Qotrun Nada; Tintrim Rahayu; Ari hayati
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v3i2.8100

Abstract

Ground coffee is coffee beans that have been roasted, ground or ground so that they have a smooth shape. The purpose of this study was to determine the content of compounds in robusta coffee roasted seed extract (Coffea canephora) from plants produced by organic and inorganic fertilization, and to know the difference in compounds between the results of organic and inorganic fertilization. The characteristics of phytochemical screening were carried out qualitatively on alkaloids, flavonoids, tannins, terpenoids and saponins and the antioxidant activity was carried out by the DPPH (1,1-dipenyl-2-picrihidrazil) method. Phytochemical screening characteristic test results show that robusta coffee bean extract extract from the results of organic and inorganic fertilization both contain flavonoids, alkaloids, tannins, and saponins, while the antioxidant test activity of robusta coffee beans extracts shows differences based on the results of statistical tests of linear regression analysis with the IC50 value the highest antioxidant content was inorganic coffee roasted bean extract only 14.0629 ppm compared to the organic roasted extract with a value of 30.6159 ppmKeywords: Robusta Coffee (Coffea canophora), Phytochemical Screening, DPPH MethodABSTRAKKopi bubuk adalah biji kopi yang telah disangrai digiling atau ditumbuk sehingga mempunyai bentuk halus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan senyawa dalam ekstrak biji sangrai kopi robusta (Coffe canephora) dari tanaman hasil pemupukan organik dan anorganik, dan mengetahui perbedaan senyawa antara hasil pemupukan organik dan anorganik. Karakteristik skrining fitokimia dilakukan secara kualitatif yang dilakukan terhadap alkaloid, flavonoid, tanin, terpenoid dan saponin dan aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrihidrazil). Hasil uji karakteristik skrining fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak biji sangrai kopi robusta dari hasil pemupukan oganik dan anorganik keduanya sama mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, tanin, dan saponin,  sedangkan pada aktifitas uji antioksidan ekstrak biji sangrai kopi robusta menunjukan perbedaan berdasarkan hasil uji statistik analisis regresi linear dengan nilai IC50 kadar antioksidan paling tinggi adalah ekstrak biji sangrai kopi anorganik hanya 14,0629 ppm dibandingkan dengan ekstrak sangrai dari organik dengan nilai 30,6159 ppm.Kata kunci : Kopi Robusta (Coffea canophera), Skrining Fitokimia, Metode DPPH
Profil Histokimia dan Analisis In Silico Senyawa Metabolit Sekunder pada Daun Zaitun (Olea europaea L.) Lailatul Maghfiroh; Tintrim Rahayu; Ari Hayati
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v1i1.1132

Abstract

Olive (Olea europaea L.) is a plant that is native of the Mediterranean region which was also able to grow in Indonesia. The plants contain secondary metabolite that will be useful for a survival of a certain species. One of the tests to know a compound of the secondary metabolite on the leaves of zaitun is the histochemical analysis. The knowledge about secondary metabolite containing on a tissue of cell can be done the continued testing for ensure secondary metabolite profile of the compound in form of 3D molecular structure that is using in silico analysis. The research aimed to know the histochemical profile and structure of 3D molecular secondary metabolite of olive leaves. The method was used descriptive-qualitative and the research was done two stages; histochemical testing and was continued with visualization of the chemical structure by ‘in silico’ method in form of chemical structure 3D image. The result showed that histochemical analysis at five these secondary metabolites contained in olive leaves; the terpenoids, an alkaloid, phenolic, lipophilic, and flavonoid. While the tannin compound undetectable. All these secondary metabolite containing in olive leaves can be seen in form of 3D structure.Keywords: Olive (Olea europaea L.), secondary metabolites, histochemical, In silicoABSTRAKZaitun (Olea europaea L.) merupakan tanaman yang berasal dari daerah Mediterania yang juga dapat tumbuh di Indonesia. Tanaman zaitun mengandung metabolit sekunder yang bermanfaat untuk pertahanan hidup suatu species tertentu. Salah satu pengujian untuk mengetahui senyawa metabolit sekunder pada daun zaitun adalah dengan analisis histokimia. Pengetahuan tentang kandungan metabolit pada suatu jaringan sel dapat dilakukan pengujian lanjut untuk memastikan profil senyawa metabolit sekunder tanaman dalam bentuk struktur 3D molekular, yaitu menggunakan analisis In silico. Penelitian bertujuan untuk mengetahui profil histokimia dan struktur molekuler 3D metabolit sekunder daun zaitun. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan penelitian ini dilakukan dengan 2 tahapan; uji histokimia dan dilanjutkan dengan visualisasi struktur kimia metode in silico berupa struktur kimia gambar 3D. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis histokimia pada lima metabolit sekunder terkandung pada daun zaitun yaitu terpenoid, alkaloid, fenolik, lipofil, dan flavonoid. Sedangkan senyawa tannin tidak terdeteksi. Semua senyawa metabolit sekunder yang terkandung pada daun zaitun dapat dilihat dalam bentuk struktur 3D.Kata kunci: Zaitun (Olea europaea L.), Metabolit sekunder, Histokimia, In silico
Pengaruh Air Kelapa (Cocos nucifera L) dengan Medium VW terhadap Pertumbuhan Protocorm Anggrek secara in vitro Edi Santoso; Tintrim Rahayu; Ari Hayati
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol 3, No 1 (2020)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v3i1.7208

Abstract

Phalaenopsis sp is one of the types of orchids native to Indonesia with high commercial value, but these orchids are quite difficult to cultivate because the seeds are microscopic and do not have endosperm that need to be cultivated in vitro. In vitro orchid cultivation requires a suitable supporting medium. This study aims to determine the effect of coconut water (Cocos nucifera L) using VW medium on the growth of Phalaenopsis sp protocorm orchid in vitro. Research has been carried out at the DD Orchid Nursery Network Culture Laboratory Dadaprejo Junrejo, Batu, East Java, starting from November to January 2020. This study uses a Completely Randomized Design (CRD) to compare different concentrations of coconut water (Cocos nucifera L) as ie, 0%, 15%, 30%, and 60% treatment. Each concentration was repeated 5 times and each repetition consisted of 5 bottles of Phalaenopsis sp. Protocorm and cultured for 4 weeks. The results showed that the highest number of protochromes and shoots were produced at the same concentration, namely 150 ml / L coconut water treatment (15% concentration) with an average number of 64 protocorms and 14 shoots. Keywords: Coconut water (Cocos nucifera L), Phalaenopsis sp., In vitro, growthABSTRAKPhalaenopsis sp merupakan salah satu jenis anggrek asli Indonesia dengan nilai komersial yang tinggi, tetapi anggrek ini cukup sulit dibudidayakan karena bijinya bersifat mikroskopis dan tidak memiliki endosperm sehingga perlu dibudidayakan secara in vitro. Budidaya anggrek secara in vitro memerlukan medium pendukung yang sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh air kelapa (Cocos nucifera L)  menggunakan medium VW terhadap pertumbuhan protocorm anggrek Phalaenopsis sp secara in vitro. Telah dilakukan penelitian di Laboratorium Kultur Jaringan DD Orchid Nursery Dadaprejo Junrejo Kabupaten Batu Jawa Timur, dimulai dari bulan November sampai dengan bulan Januari 2020. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) untuk membandingkan beberapa konsentrasi air kelapa (Cocos nucifera L) yang berbeda  sebagai perlakuan yaitu, 0 %, 15%, 30%, dan 60 %. Masing-masing konsentrasi dilakukan 5 kali pengulangan dan setiap pengulangan terdiri dari 5 botol protocorm Phalaenopsis sp  dan dikultur selama 4 minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah protokrom dan tunas terbanyak dihasilkan pada konsentrasi yang sama, yaitu perlakuan air kelapa 150 ml/L (konsentrasi 15%) dengan rata-rata jumlah  64 protocorm dan 14 tunas.Kata kunci : Air kelapa (Cocos nucifera L), Phalaenopsis sp., in vitro, pertumbuhan.
Subsitusi Fitohormon Dengan Air Kelapa (Cocos nucifera L.) pada Medium Vacin and Went Terhadap Pertumbuhan Eksplan Anggrek Dendrobium sp Secara in Vitro Wulan Dari Neng Gumiwang; Tintrim Rahayu; Ari Hayati
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v3i2.7222

Abstract

The purpose of this research is to determine the concentration of young coconut water that is appropriate for the growth of orchid plantlets (Dendrobium sp.) In vitro. This study used an experimental method, descriptive data analysis to compare several different concentrations of coconut water. The design of this study uses a completely randomized design (CRD). The treatments consist of 0% coconut water concentration (as a control), 15%, 30% and 60%. Each concentration was carried out 5 replications and each repetition consisted of 5 Dendrobium sp plantlets in each culture bottle conducted for 40 HST, for observing the root length carried out for 50 HST. The highest number of shoots and leaves were produced at the same concentration, namely 150 ml / L coconut water treatment (15% concentration) with an average of 2.8 shoots and the average number of leaves 10.8 leaves. The average number of roots and the longest root length was produced at a concentration of 600 ml / L coconut water (60% concentration) with an average of 6 roots, and the longest root length was 0.5 cm.Keywords: Young coconut water, (Cocos nucifera L.), Dendrobium sp., in vitro, growth.ABSTRAKTujuan penelitian ini ialah menentukan konsentrasi air kelapa muda yang tepat untuk pertumbuhan planlet anggrek (Dendrobium sp.) secara in vitro. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, analisis data secara deskriptif untuk membandingan beberapa konsentrasi air kelapa yang berbeda. Rancangan penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakukan terdiri dari konsentrasi air kelapa 0 % (sebagai kontrol), 15% , 30% dan 60%. Masing-masing konsentrasi dilakukan 5 kali ulangan dan setiap ulangan terdiri dari 5 planlet Dendrobium sp dalam setiap botol kultur yang dilakukan selama 40 HST, untuk pengamatan panjang akar dilakukan selama 50 HST. Jumlah tunas dan jumlah daun terbanyak dihasilkan pada konsentrasi yang sama, yaitu perlakuan air kelapa 150 ml/L (konsentrasi 15%)  dengan rata-rata jumlah tunas terbanyak 2,8 tunas dan rata-rata jumlah daun terbanyak 10,8 helai daun. Rata-rata jumlah akar terbanyak dan panjang akar terpanjang dihasilkan pada konsentrasi air kelapa 600 ml/L (Konsentrasi 60%) dengan rata-rata jumlah akar terbanyak sebanyak 6 akar, dan rata-rata panjang akar terpanjang 0,5 cm.Kata kunci : Air kelapa Muda (Cocos nucifera L.), Dendrobium sp., in vitro, pertumbuhan 
Pengaruh Kulit Bawang Merah (Allium cepa L.) Sebagai Zpt Alami Terhadap Pembentukan Akar Stek Pucuk Tanaman Krisan (Chrysanthemum sp) Ilnia Fadhil; Tintrim Rahayu; Ari Hayati
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v1i1.1416

Abstract

Chrysanthemum (Chrysanthemum sp.) is mainstay commodities in horticulture industry that have very bright market prospects. One aspect that needs to be done is to use good quality chrysanthemum seeds. The obstacle of seeds from cuttings propagation is thin roots. Efforts to increase root cuttings are by giving exogenous growth regulating substances to stimulate root formation in propagation shoot cuttings. The objective of this study was to find out the effect of onion skin (Allium cepa L.) on the formation of chrysanthemum (Chrysanthemum sp) cutting roots. The natural growth regulating agent used is red onion skin (Allium cepa L.). The method that used is experimental method with a Completely Randomized Design (CRD) consisting of 6 treatments, 1 treatment as control and 5 treatments as a treatment that is given different concentration namely 60%, 70%, 80%, 90%, and 100% with 5 times retreatment. From the data that has been obtained from the experimental results, data analysis is done using analysis of variance (ANOVA) using Microsoft Excel. If the results show the value is significantly different then it will be followed by BNT 0.05 test. Parameters observed include percentage of growing cutting, root length, number of root and when buds appear. The result showed that onion skin significantly affects the roots formation of chrysanthemum cuttings. The optimal effect of onion skin was shown at 80% concentration on the number of roots and root length with an average number of roots 19 and 3,7 cm root length. ABSTRAKKrisan (Chrysanthemum sp.) merupakan komoditas andalan dalam industri hortikultura yang memiliki prospek pasar yang sangat cerah. Salah satu aspek yang perlu dilakukan yaitu menggunakan bibit tanaman krisan yang berkualitas baik. Kendala  pada bibit hasil perbanyakan dengan stek adalah perakaran yang kurang lebat. Upaya meningkatkan perakaran bibit stek adalah dengan memberikan zat pengatur tumbuh secara eksogen untuk merangsang pertumbuhan akar dalam perbanyakan melalui stek pucuk. Zat Pengatur Tumbuh alami yang digunakan adalah kulit bawang merah (Allium  cepa  L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kulit bawang merah (Allium cepa L.) terhadap pembentukan akar stek pucuk tanaman krisan (Chrysanthemum sp). Metode yang digunakan adalah metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL)  yang terdiri dari 6 perlakuan, 1 perlakuan sebagai kontrol dan 5 perlakuan sebagai perlakuan yang diberi konsentrasi yang berbeda yaitu 60%, 70%, 80%, 90%, dan 100% dengan 5 kali ulangan. Dari data yang telah diperoleh dari hasil eksperimen dilakukan analisis data menggunakan analisis varian (ANOVA) dengan menggunakan Microsoft Excel. Apabila hasil menunjukkan nilai berbeda nyata maka akan dilanjutkan dengan uji BNT 0.05. Parameter yang diamati meliputi persentase tumbuh stek, panjang akar, jumlah akar dan waktu muncul tunas. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa pemberian kulit bawang merah berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan akar stek tanaman krisan. Pengaruh kulit bawang merah yang optimal ditunjukkan pada konsentrasi 80% terhadap jumlah akar dan panjang akar dengan rata-rata jumlah akar 19 dan panjang akar 3,7 cm.Kata kunci: Kulit bawang merah, Zat pengatur tumbuh alami, Stek pucuk krisan.
Kajian Penambahan BahanOrganik Pada Media Tanam VW Pada Organogenesis AnggrekDendrobium SecaraIn Vitro Siti Rahmah; Tintrim Rahayu; Ari Hayati
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v1i1.1392

Abstract

In vitro tissue culture is a growth optimization technique of Dendrobium orchid with according to media composition. Nutritions in the media are important for dendrobium orchid. Dendrobium orchid  include plant from orchidaceae family its spread throughout the world like indonesia. Its features are easily planted, intersest is continuous and varied, easily assembled, the flower crown is not easy to fall and wither. Research aimed at obtaining media compositions that are easily available and able to fulfill the needs of orchid plants. The research was conducted using descriptive methods to compare different trearment; Vacin & Went and VW media with adding organic matter; extract bean sprouts, potato extrac, and water coconut; wich is conducted for eight weeks after planting. The result of addition organic matter on VW media was different toward organogenesis of orchid. The average number of shoots is 1.8; the number of leaves average of 6.8 and the number of roots average of 3.6 formed from two until eight weeks after culture.Keywords: tissue culture, growing media, Dendrobium orchid, organogenesis.ABSTRAKKultur jaringan in vitro adalah salah satu teknik optimalisasi pada pertumbuhan tanaman angrek Dendrobium dengan menyesuaikan komposisi medianya. Nutrisi yang terdapat di dalam media sangat penting bagi pertumbuhan anggrek. Anggrek Dendrobium termasuk tanaman dari keluarga Orchidaceae yang penyebarannya sampai ke pelosok dunia seperti Indonesia. Keistimewaanya mudah ditanam, bunganya terus-menerus dan bermacam-macam, mudah disusun, serta mahkota bunga tidak mudah jatuh dan layu. Penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan komposisi media yang mudah didapat dan mampu memenuhi kebutuhan tanaman anggrek. Penelitian dilakukan menggunakan metode deskriptif untuk membandingkan perlakuan media yang berbeda yaitu media Vacin & Went, dan VW dengan penambahan bahan organik; ekstrak tauge kacang hijau, ekstrak kentang, dan air kelapa muda; yang dilakukan selama delapan minggu setelah tanam. Hasil penambahan bahan organik pada media VW berbeda terhadap organogenesis eksplan anggrek. Jumlah tunas rata-rata 1,8; Jumlah daun rata-rata 6,8 dan jumlah akar rata-rata 3,6 yang terbentuk dari dua minggu setelah kultur (MSK) sampai minggu terakhir pengamatan delapan MSK.Kata kunci: kultur jaringan, media tanam, angrek Dendrobium,organogenesis.
Pengaruh Larutan Kombinasi Daun Mimba (Azadirachta indica) dengan Buah Cabai Rawit (Capsicum frutescens) terhadap Mortalitas Kutu Daun Hijau (Aphis gossypii) Secara In Vitro Ahmad Mijwad Rajab; Ari Hayati; Hasan Zayadi
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v1i1.1390

Abstract

The results of the introduction show that the water fruit chili, having the effect on mortalitas pest aphids green (Aphis gossypii) in concentration 10 %, while in water extract leaves mimba having the effect on mortalitas pest aphids in concentration 20 %. Has done research aimed at know the influence of concentration combination leaves mimba (Azadirachta indica) with fruit chili (Capsicum frutescens) of mortalitas aphids green (Aphis gossypii) in plants chili and to see how the concentration of a solution combination leaves mimba and waste fruit chili most effective against mortalitas aphids green (Aphis gossypii) in plants chili. This research uses experimental methods and design used is a random complete ( RAL ) but the concentration of a solution 0 %, 5 %, 10 %, 15 % and 20 %. Every treatment using 4 remedial. Every remedial there are 10 tail nymph aphids and sprayed by three times for 24 hours. The analysis of data using anova in monitoring also show that f count the concentration ( 61,07 ) were greater than f table ( 0,000 ). Of the result it can be said that mortalitas aphids after he received solution concentration combination leaves mimba and waste fruit chili markedly dissimilar between treatment. Test results BNT on 5 % (P ≤ 0,05) obtained concentration 15 % which are effective for control pests aphids green (Aphis gossypii) in plants chili . ABSTRAKHasil uji pendahuluan menunjukkan bahwa air buah cabai, memiliki pengaruh terhadap mortalitas hama kutu daun hijau (Aphis gossypii) pada konsentrasi 10 %, Sedangkan pada air ekstrak daun mimba memiliki pengaruh terhadap mortalitas hama kutu daun pada konsentrasi 20 %. Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi kombinasi daun mimba (Azadirachta indica) dengan buah cabai rawit (Capsicum  frutescens) terhadap mortalitas kutu daun hijau (Aphis gossypii) pada tanaman cabai dan untuk mengetahui berapa konsentrasi larutan kombinasi daun mimba dan limbah buah cabai rawit yang paling efektif terhadap mortalitas kutu daun hijau (Aphis gossypii) pada tanaman cabai. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dan rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan konsentrasi larutan 0%, 5%, 10%, 15% dan 20%. Setiap perlakuan menggunakan 4 ulangan. Setiap ulangan terdapat 10 ekor nimfa kutu daun dan disemprot 3x selama 24 jam. Analisis data menggunakan ANOVA. Hasil yang didapat menunjukkan F hitung  (61,07) lebih besar dari F tabel (0,000). Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa mortalitas kutu daun setelah diberi larutan konsentrasi kombinasi daun mimba dan limbah buah cabai rawit berbeda nyata antar perlakuan. Hasil uji BNT pada (P ≤ 0,05 ) didapatkan konsentrasi 15 % yang efektif untuk mengendalikan hama kutu daun hijau (Aphis gossypii) pada tanaman cabai.    
Profil Metabolit Skunder Daun Tin (Ficus carica) melalui Analisis Histokimia dan Deteksi Flavonoid dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Khoiria Anisa; Tintrim Rahayu; Ari Hayati
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v1i1.1266

Abstract

Tin (Ficus carica) is one of the plants that was mentioned in the Al-Qur’an (at-Tiin 1-3). The plant has the potential of its leaves that can be used as a medicine. In this research were done two tests that are histochemical test and phytochemical test. The method used is descriptive method and the data is processed by descriptive qualitative. Histochemical analysis aims to determine the profile of secondary metabolite compounds in Tin leaf (Ficus carica); among the metabolites were tested the alkaloid, terpenoid, phenol, flavonoid and lipophilic. The second test is the phytochemical test to the examine flavonoid aglycon present, among the tested it  is anthocyanin, flavones, flavonol and, biflavonil by thin layer chromatography method. The result showed that the histochemical analysis of Tin leaf (Ficus carica) contain secondary alkaloid, phenol, flavonoid and lipophilic. The phytochemical test result is flavonoid aglycon that show existence is anthocyanin, flavones and biflavonil.Keywords: Tin (Ficus carica), Histochemical profile, Phytochemical test, Flavonoid, TLC.ABSTRAKTin (Ficus carica) adalah salah satu tanaman yang disebutkan di dalam kitab suci Al-Qur’an (Surat At-Tiin 1-3) yang memiliki potensi pada daunnya dapat digunakan sebagai obat. Telah dilakukan penelitian analisis histokimia dan uji fitokimia daun Tin (Ficus carica). Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode deskriptif. Data diolah secara deskriptif kualitatif. Analisis histokimia bertujuan untuk mengetahui profil senyawa metabolit sekunder dalam daun Tin (Ficus carica); di antara uji metabolit dilakukan uji alkaloid, terpenoid, fenol, flavonoid dan lipofilik. Uji fitokimia bertujuan untuk memeriksa aglikon flavonoid yang ada, di antara aglikon yang diuji yaitu antosianin, flavon, flavonol dan biflavonil dengan menggunakan metode kromatografi lapis tipis (KLT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis histokimia daun Tin (Ficus carica) terdeteksi mengandung senyawa metabolit sekunder alkaloid, fenol, flavonoid dan lipofilik. Hasil uji fitokimia menunjukkan adanya senyawa antosianin, flavon dan biflavonil.Kata kunci: Tin (Ficus carica), Profil histokimia, Uji fitokomia, Flavonoid, KLT.
Eksplorasi Pengetahuan tentang Tumbuhan Obat di Kalangan Generasi Muda Pulau Mandangin Kecamatan Sampang kabupaten Sampang Madura Hosnia Sari; Ari Hayati; Tintrim Rahayu
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v1i1.1424

Abstract

In the study of the exploration of knowledge of medicinal plants among the younger generation Mandangin Island has the purpose to inventory and describe the types of plants and explore the knowledge of the younger generation about medicinal plants on Mandangin Island. This research was conducted on Mandangin Island in June-July 2018. The tools and materials used in this study were questionnaires, digital cameras and all medicinal plants that were known by the respondents while the research method used was descriptive explorative method, namely literature study, observation in the field , and interviews using questionnaires. The sampling technique uses purposive sampling technique with the number of respondents taken as many as 100 respondents in the age range between 16-30 years. While the data analysis used in this study is a descriptive statistical analysis that covers the value of respondents' perceptions based on the scale and analysis of data resulting from community perceptions of medicinal plants. From the results of research that has been done that the level of knowledge of young genes on medicinal plants on Mandangin Island has a high score of 91%. The plants found by the young generation amount to 21 species and only 16 types of medicinal plants are used as medicine by the younger generation.ABSTRAKDalam penelitian tentang eksplorasi pengetahuan tumbuhan obat di kalangan generasi muda Pulau Mandangin memiliki tujuan untuk menginventarisasi  dan mendiskripsikan jenis-jenis tumbuhan serta menggali pengetahuan generasi muda tentang tumbuhan obat di Pulau Mandangin. Penelitian ini dilakukan di Pulau Mandangin pada bulan juni-juli 2018. Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu kuesioner, kamera digital dan semua tumbuhan obat yang diketahui oleh responden sedangkan metode penelitian  yang digunakan yaitu metode deskriptif eksploratif yaitu studi pustaka, pengamatan di lapangan, dan wawancara menggunakan kuesioner. Teknik pengambilan sampelnya menggunkan teknik purposive sampling dengan jumlah responden yang diambil sebanyak 100 responden pada kisaran umur antar 16-30 tahun. Sedangkan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistika deskriptif yang mencangkup nilai persepsi responden berdasarkan skala dan analisis data hasil persepsi masyarakat terhadap tumbuhan obat. Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan bahwa tingkat pengetahuan genarasi muda terhadap tumbuhan obat di Pulau Mandangin memiliki nilai skor tinggi yaitu sebanyak 91%. Tumbuhan yang di ketahaui oleh generasi muda berjumlah 21 jenis dan hanya 16 jenis tumbuhan obat  saja yang digunakan sebagai obat oleh generasi muda.Kata Kunci: Pengetahuan Tentang Tumbuhan Obat, Generasi Muda Dan Jenis  Tumbuhan Obat
Bioprospeksi Mimba (Azadirachta Indica Juss.) Sebagai Tumbuhan Obat Di Desa Bangsring Kecamatan Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi Ahmad Baidarus; Ari Hayati; Nour Athiroh AS
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v2i1.3681

Abstract

Neem has enormous potential in the medicinal treatment because in Neem it contains bioactives that are useful as drugs, including: Saponins, flavonoids, and tannins. The use of Neem plants can be maximally carried out through a bioprospective approach. This research was conducted in Bangsring Village, Wongsorejo District, Banyuwangi Regency in April-June. The study aims to determine the Neem bioprospection (Azadirachta indica) by the community as a medicinal plant. This study uses descriptive exploratory methods which include: literature studies, field observations, interviews using questionnaires, data analysis and observation documentation. Respondents taken were 100 respondents who were taken randomly. The results of this study show that the community's response to the Neem tree is quite high. The use of the Neem by the community as a medicinal plant, among others, is used as an appetite enhancer, medication for hives, and diabetes. The community manages Neem as a medicine by drinking stew from the leaves. The aspects of bioprospection observed in this study were: availability, use as a drug, conservation efforts, collaborative management as a drug, and its benefits as a medicinal plant for the community.Keywords:Bioprospection, Neem, Bangsring Village, Medicinal PlantABSTRAKMimba memiliki potensi sangat besar dibidang pengobatan karena di dalam Mimba mengandung bioaktif yang berguna sebagai obat antara lain: Saponin, flavonoid, dan tanin. Pemanfaatan tumbuhan Mimba dapat dilakukan secara maksimal dengan melalui pendekatan bioprospeksi. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bangsring kecamatan Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi pada bulan April-Juni. Penelitian bertujuan untuk mengetahui bioprospeksi Mimba (Azadirachta indica) oleh masyarakat sebagai tumbuhan obat. Penelitian ini menggunakan metode deskripstif eksploratif yang meliputi : studi pustaka, pengamatan di lapangan, wawancara menggunakan kuesioner, analisis data dan dokumentasi pengamatan. Responden yang diambil adalah 100 responden yang diambil secara acak. Hasil penelitian ini menunjjukkan bahwa respon masyarakat terhadap tumbuhan Mimba cukup tinggi. Pemanfaatan Mimba oleh masyarakat sebagai tumbuhan obat antara lain digunakan sebagai penambah nafsu makan, obat gatal-gatal, dan kencing manis. Masyarakat mengelolah Mimba sebagai obat dengan meminum rebusan ari daunnya. Aspek bioprospeksi yang diamati dalam penelitian ini adalah: ketersedian, pemanfaatan sebagai obat, upaya konservasi, kerjasama pengelolaan sebagai obat, dan keuntungannya sebagai tumbuhan obat bagi masyarakat.Kata kunci: Bioprospeksi, Mimba, Desa Bangsring, Tumbuhan Obat