Claim Missing Document
Check
Articles

Studi Etnobotani pada Upacara Adat “Pujan Kasanga” Di Desa Tosari Pasuruan Rokha Illiyyin; Ari Hayati; Hasan Zayadi
Jurnal Ilmiah Biosaintropis (Bioscience -Tropic) Vol 4 (2019): Edisi Khusus: Pertalian Manusia - Makhluk Hidup
Publisher : Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam - Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1100.942 KB)

Abstract

Upacara Adat Pujan Kasanga merupakan upacara pemujaan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Tosari untuk menetralisir alam atau tolak balak. Upacara adat tersebut tidak hanya dilakukan oleh masyarakat Hindu saja, akan tetapi masyarakat Islam juga ikut melakukannya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui jenis-jenis tumbuhan, persepsi masyarakat dan distribusi tumbuhan yang dipakai dalam upacara Adat Pujan Kasanga. Metode yang digunakan dalam upacara Adat Pujan Kasanga adalah survey, wawancara dan metode deskriptif eksploratif dengan menggunakan 85 responden.Nilai analisis pemanfaatan tumbuhan menggunakan rumus index concencus (IC) dan UVis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis-jenis tumbuhan yang digunakan dalam upacara Adat Pujan Kasanga terdiri atas 13 jenis.Nilai persepsi masyarakat terhadap upacara Adat Pujan Kasanga sangat tinggi. Begitu juga dengan penggunaan organ tumbuhan dalam upacara tersebut juga sangat tinggi untuk biji 82% dan buah 76%. Adapun distribusi tumbuhan yang digunakan dalam upacara Adat Pujan Kasanga terdapat di 3 dusun yaitu Tosari, Kertanom, dan Ledoksari. Kata kunci:Etnobotani, Pujan Kasanga, Desa Tosari.
Distribusi Serangga Hama pada Lahan Pertanaman Kedelai (Glicyne max) Fase Generatif di Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Benih Palawija Singosari, Malang Siti Marirotuz Zahro'; Ari Hayati; Hasan Zayadi
Jurnal Ilmiah Biosaintropis (Bioscience -Tropic) Vol 5 No 2 (2020): Fase Pembentukan Tubuh dan Sebaran Makhluk
Publisher : Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam - Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.187 KB)

Abstract

Pest insects are a term used to refer to insects that potentially as pests, which have the potential activity to cause harm in an agro-ecosystem, either because its activity is damaging directly or indirectly. The purpose of this research is to know the type, distribution, and abiotic factors that affect the distribution of pest insects found in soybean plants of generative phase at technical implementation of Palawija (crops) Seeds Development unit, Singosari, Malang. This research uses descriptive method. Observation of pest insects on soybean plants is conducted directly (visual), based on the presence of pest insects that are considered to represent the soybean plant. The sample taking technique of pest insects uses direct technique per habitat. The results showed that pest insect species are found in generative phase of soybean plants were Spodoptera litura, Chrysodeixis chalcites, Lamprosema indicata, and Phaedonia inclusa. The pest insects were uniform distributing pattern which the average values ​​of all species per week of S. litura, L. indicate, C. chalcites, and P. inclusa, in soybean plants are 0.15, 0.2, 0.17, and 0.19. Based on the results of correlation data analysis, abiotic factors measured temperature and humidity did not affect to the pattern of individual pest insect distribution on soybean plants. Keywords: Distribution pattern, Pest insect, and Soybean. ABSTRAK Serangga hama merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan serangga-serangga yang berpotensi sebagai hama yang memiliki aktivitas yang berpotensi menimbulkan kerugian secara ekonomis dalam suatu agroekosistem, baik karena aktivitasnya merusak secara langsung ataupun tidak langsung. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui jenis, distribusi, dan faktor abiotik yang mempengaruhi distribusi serangga hama yang ditemukan pada tanaman kedelai di Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Benih Palawija Singosari, Malang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan melakukan pengamatan serangga hama pada tanaman kedelai secara langsung (visual). Teknik pengambilan sampel serangga hama yang digunakan adalah teknik langsung perhabitat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serangga hama yang ditemukan pada tanaman kedelai fase generatif ada 4 spesies yaitu Spodoptera litura, Chrysodeixis chalcites, Lamprosema indicata, dan Phaedonia inclusa. Keempat spesies tersebut pada pertanaman kedelai berdistribusi dengan pola seragam (uniform) berdasarkan nilai hasil perhitungan Indeks Morishita pada tiap spesies menunjukkan angka di bawah 1 yaitu dengan nilai rata-rata tiap spesies mulai dari yang tertinggi ke yang terendah adalah 0,2 (L. indicata); 0,19 (P. inclusa); 0,17 (C. chalcites); dan 0,15 (S. litura). Berdasarkan hasil analisis data korelasi, faktor abiotik yang diukur (suhu dan kelembaban) tidak berpengaruh terhadap pola sebaran individu serangga hama pada tanaman kedelai. Kata kunci: Pola sebaran, Serangga hama, dan Kedelai.
Uji Kombinasi Air Perasan Daun Mimba, Cengkeh, dan Pandan terhadap Daya Hinggap Lalat Kandang (Stomoxys calcitrans) pada Kulit Sapi Mas Ajeng Wahyu Hidayah; Hasan Zayadi; Ari Hayati
Jurnal Ilmiah Biosaintropis (Bioscience -Tropic) Vol 4 No 1 (2018): Sehat Lingkungan
Publisher : Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam - Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.053 KB)

Abstract

Traditional cattle breeders are lack attention to clean cattle and cages. The cattle dung in the cage can invite the insect’s arrival like the flies that caused cattle disease especially to the cow. The flies (Stomoxys calcitrans) become intermediaries for disease agent. This study aimed to know the influence and the concentration of extract mimba-pandanus-clove leaves for preventing arrival-rest of flies (Stomoxys calcitrans) on cow skin. The design of this study was Quasi Experimental design which used Post-test with Control Group Design. The result was analyzed descriptively and analytically. The data was analyzed descriptively and analytically with level of significance α=95%. If the difference treatment is significant than done by LSD test. The extract concentration of mimba leaves, clove leaves, and pandanus leaves combination was significant influence and at the concentration 100% was effective to decrease arrival-rest of flies (Stomoxys calcitrans). The higher extract concentration of it show to decrease the population of fly (Stomoxys calcitrans) arrival-rest on cow. Keywords: Stomoxys calcitrans, extract, amount of individual fly ABSTRAK Peternak tradisional biasanya kurang perhatian kepada kebersihan ternak dan kandang. Kotoran ternak yang ada di kandang dapat mengundang kedatangan serangga, seperti lalat yang dapat menimbulkan penyakit bagi ternak. Lalat kandang (Stomoxys calcitrans)dapat menjadi perantara bagi agen penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh air perasan kombinasi ekstrak daun mimba, daun cengkeh dan daun pandan dalam mencegah hinggapan lalat pada permukaan kulit sapi dan juga untuk mengetahui berapa konsentrasi yang paling efektif dalam mencegah hinggapan lalat pada permukaan kulit hewan ternak. Jenis penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimental Design dengan rancangan Posttest With Control Group Design, yang hasilnya dianalisis secara deskriptif dan analitik dengan derajat kepercayaan α=95% dan jika berbeda nyata dilanjutkan dengan uji BNT 5%. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini Air perasan daun mimba, cengkeh, dan pandan berpengaruh nyata pada berkurangnya populasi lalat (Stomoxys calcitrans). Konsentrasi air perasan daun mimba, cengkeh, dan pandan yang efektif terhadap berkurangnya densitas lalat kandang (Stomoxys calcitrans) ialah konsentrasi 100%. Semakin besar konsentrasi air perasan maka semakin berkurang populasi lalat kandang (Stomoxys calcitrans). Kata kunci: Stomoxys calcitrans, air perasan, jumlah individu lalat
Uji Kombinasi Air Perasan Biji Mahoni (Swietenia sp) dan Kulit Bawang Putih (Allium sativum) terhadap Hama Ulat Krop (Crocidolomia pavonana Fab.) pada Tanaman Kubis (Brassica oleraceae L) Yulia Pambayuning Tyas; Hasan Zayadi; Ari Hayati
Jurnal Ilmiah Biosaintropis (Bioscience -Tropic) Vol 4 No 1 (2018): Sehat Lingkungan
Publisher : Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam - Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.888 KB)

Abstract

Crocidolomia pavonana known as a very greedy group of pests and can damage the entire leaf in cabbage plants. Using the synthetic pesticides in Indonesia has destroyed various types of pets and also some of the biological control agents. The alternative is to use natural materials for pesticide of vegetable such as mahogany and garlic. The purpose of this research i, first, to know the influence of juice of mahogany seed (Swietenia sp), garlic skin (Allium sativum) and its combination at various concentration to control caterpillar pest (Crocidolomia pavonana). Second, it is to know the abiotic factor that can affect mortality of caterpillar (Crocidolomia pavonana). By using experimental method Randomized Block Design has four concentrations combination of juice of mahogany seed and garlic skin that is 0%, 6%, 8% and 10%. Each concentration was repeated three times and each replicate was ten caterpillars (Crocidolomia pavonana). Combination of juice of mahogany seed (Swietenia sp) and garlic skin (Allium sativum) have an effect on mortality of caterpillar (Crocidolomia pavonana). Temperature is an abiotic factor that can affect the mortality of caterpillar. Keywords: Caterpillar, Mortality, Pesticide of vegetable ABSTRAK Crocidolomia pavonana dikenal sebagai hama secara berkelompok yang sangat rakus dan dapat merusak seluruh daun pada tanaman kubis. Penggunaan pestisida sintetis di Indonesia diketahui telah memusnahkan berbagai jenis hama dan juga sebagian agen pengendali hayati. Alternatif yang dilakukan adalah dengan memanfaatkan bahan-bahan alam sebagai pestisida nabati seperti biji mahoni dan bawang putih. Tujuan penelitian ini adalah pertama, untuk mengetahui pengaruh kombinasi air perasan biji mahoni (Swietenia sp) dan kulit bawang putih (Allium sativum) terhadap hama ulat krop (Crocidolomia pavonana). Kedua, mengetahui faktor abiotik yang dapat mempengaruhi mortalitas ulat krop (Crocidolomia pavonana). Penelitian menggunakan metode eksperimental Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan perlakuan yaitu kombinasi air perasan biji mahoni dan kulit bawang putih dengan empat konsentrasi, yaitu 0%, 6%, 8% dan 10%. Setiap konsentrasi diulang sebanyak tiga kali dan setiap ulangan tersebut terdapat sepuluh ekor ulat krop (Crocidolomia pavonana). Kombinasi dari air perasan biji mahoni (Swietenia sp) dan kulit bawang putih (Allium sativum) ternyata memiliki pengaruh secara nyata terhadap mortalitas ulat krop (Crocidolomia pavonana). Suhu adalah faktor abiotik yang dapat mempengaruhi mortalitas ulat krop. Kata kunci: Ulat Krop, Mortalitas, Pestisida Nabati
Analisis Karakter Fenotip Beberapa Spesies Dendrobium Nur Ainiah; Tintrim Rahayu; Ari Hayati
Jurnal Ilmiah Biosaintropis (Bioscience -Tropic) Vol 5 No 2 (2020): Fase Pembentukan Tubuh dan Sebaran Makhluk
Publisher : Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam - Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.956 KB)

Abstract

Phenotype character of orchid Dendrobium is known necessarily for the effective conservation to enhance the utilization of genetic resources. The phenotype kinship relationship is able benefit using in the crosses and orchid breeding program of Dendrobium. This research aims to know the phenotype character and kinship relationship some of Dendrobium orchid based on the phenotype character and stomata leaves in the orchid plantations, Batu, Malang East Java. The method of this research is descriptive by direct observation towards 10 species of Dendrobium orchid and refers to the guidebook of ornamental plants characterization of orchid then processed to be binary data and computed into program of PAST.3.5.1. The result of phenotype characteristic analysis obtained the big group, each of group or sub-group that can be elders as crosses sample those are D. strepsiceras, D. laxiflorum, D. liniale, D. secundum, D. sylvnum. The stomata are round and oval while epidermal cells are pentagon and hexagon shaped. Keywords: Dendrobium, stomata, phenotype character, kinship analysis ABSTRAK Karakter Fenotip anggrek Dendrobium perlu diketahui untuk melakukan konservasi yang efektif guna meningkatkan pemanfaatan sumber daya genetik. Hubungan kekerabatan fenotip bisa digunakan sebagai dasar keberhasilan dalam persilangan dan sebagai program pemuliaan spesies anggrek Dendrobium. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kekerabatan karakter fenotip beberapa spesies anggrek Dendrobium berdasarkan karakter fenotip dan sel epidermis. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pengamatan secara langsung terhadap 10 spesies anggrek Dendrobium dengan mengacu pada buku panduan karakterisasi tanaman hias anggrek kemudian diolah menjadi data biner dan dikomputasikan dalam program PAST. 3.15. Hasil analisis karakter fenotip mendapatkan kelompok besar, masing-masing dalam satu kelompok maupun sub kelompok yang dapat di jadikan tetua sebagai bahan persilangan yaitu pada spesies D. Strepsiceras, D.laxiflorum, D. Liniale, D, secundum, D. Sylvanum. Sedangkan cirri khas dari masing-masing spesies dapat diamati dari waran bunga, aroma bunga, bentuk petala, bentuk labellum, bentuk bunga, bentuk stomata dan sel epidermis. Stomata berbentuk bulat dan oval sedangkan sel epidermis berbentuk segi lima dan segi enam. Kata kunci: Dendrobium, stomata, karakter fenotip , analisis kekerabatan
Profil Sebaran Burung Di Pohon Peneduh Sepanjang Jalan MT. Haryono dan Tlogomas Kecamatan Lowokwaru Kota Malang Muhammad Bachri; Hasan Zayadi; Ari Hayati
Jurnal Ilmiah Biosaintropis (Bioscience -Tropic) Vol 5 No 2 (2020): Fase Pembentukan Tubuh dan Sebaran Makhluk
Publisher : Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam - Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (503.354 KB)

Abstract

The bird is a wildlife that is easily found in almost area vegetation. In this case the bird is one of the bioindikator an area to know a change an environment and reflect the stability of the habitat. This research aims was to know the type and spread of the distribution of birds on a shade tree in the M.T. Haryono road and Tlogomas Malang. Research used the method of cruising or descriptive-explorative directly in the field with the recorded data coordinates the types of birds that are found in shade trees along the road by using GPS. The study found four types of bird i.e. emprit/Javan Munia (Lunchura leucogastroides) as much as 102 points of distribution, sparrows (Passer domesticus) as many as 18 point spread, bird cucak kutilang (Pycnonotus aurigaster) a total of 11 points distribution and species of birds spotted Dove (Streptopelia chinensis) 8 point spread. With the number of whole namely 139 point distribution of all trees shade. Based on studies generated frequency in the morning is 66, 2% and in the afternoon is 25, 9%. The shade tree most frequently was found by the bird are the trees of Trembesi and Mahoni. Keywords: spatial distribution of birds, shade trees, road ABSTRAK Burung merupakan satwa liar yang mudah ditemukan hampir di daerah yang memiliki vegetasi. Dalam hal ini burung merupakan salah satu bioindikator suatu daerah untuk mengetahui suatu perubahan suatu lingkungan dan mencerminkan stabilitas habitat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan persebaran distribusi burung pada pohon peneduh di jalan M.T. Haryono dan Tlogomas Kota Malang. Penelitian menggunakan metode jelajah atau deskriptif-ekploratif secara langsung di lapangan dengan mencatat data koordinat jenis-jenis burung yang ditemukan di pohon peneduh sepanjang jalan raya dengan menggunakan GPS. Ditemukan empat jenis burung yaitu emprit/ bondol jawa (Lunchura leucogastroides) sebanyak 102 titik persebaran, burung gereja (Passer domesticus) sebanyak 18 titik persebaran, burung cucak kutilang (Pycnonotus aurigaster) sebanyak 11 titik persebaran dan spesies burung tekukur biasa (Streptopelia chinensis) 8 titik persebaran. Dengan jumlah keseluruhan yaitu 139 titik persebaran dari semua pohon peneduh yang ada. Berdasarkan penelitian dihasilkan frekuensi pada pagi hari yaitu 66, 2 % dan pada sore hari diketahui 25, 9%. Pohon peneduh yang paling sering ditemukan oleh burung adalah pohon Trembesi dan Mahoni. Kata kunci: Distribusi spasial burung, pohon peneduh, jalan raya
Penggunaan Zat Pengatur Tumbuh, Media dan Jenis Batang Pada Pertumbuhan Stek Tin (Ficus carica L.) Siti Milatil Hasanah; Tintrim Rahayu; Ari Hayati
Jurnal Ilmiah Biosaintropis (Bioscience -Tropic) Vol 4 No 2 (2019): Ekstrak dan Nutrisi
Publisher : Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam - Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.286 KB)

Abstract

Tin (Ficus carica L.) is a plant that has a wide range of benefits in healing various diseases. Many herbal medicines derived from the fruit of the tin. Some bioaktif compounds such as benzaldehyde, phenol, these Terpenoids, alkaloids and flavonoids, which are antioxidants and is able to inhibit the proliferation of cancerous cells. Response regulator substances usage is growing against the growth of root cuttings, the kind best stem cuttings to plant reproduction and suitable in media duplication plant cuttings tin (Ficus carica l.). This research was conducted with a random Design through experimental methods Group (RAK) 3 factors. First factor is the treatment of root growing up regulatory substances, type of stem cuttings and planting medium. Data analysis was done using the ANOVA analysis with level 0.05. If the effect is not real then conducted further trials Duncan Multiple Range Test (DMRT) 5% to find out response regulator substances usage grows on cuttings Rod tin (Ficus carica L.) with different media. The results showed the giving substance to balance growing may give a positive response toward the growth of the root cuttings so that affects the growth of cuttings next, the media that is suitable for the growth of the tin is a medium sand and type of stem cuttings produce the best growth is part of the middle and the bottom. Keywords: plant growth regulators, stem cuttings, Tin Plant (Ficus carica l.), different growing media ABSTRAK Tanaman Tin (Ficus carica L.) merupakan tanaman yang memiliki berbagai macam manfaat dalam penyembuhan berbagai penyakit. Obat-obatan herbal banyak berasal dari buah tin. Beberapa kandungan senyawa aktif seperti flavonoid dan alkaloid bersifat antioksidan dan mampu menghambat proliferasi sel kanker. Tujuan penelitian untuk mengetahui respon penggunaan zat pengatur tumbuh terhadap pertumbuhan akar stek, jenis stek batang yang paling baik untuk perbanyakan tanaman dan media yang cocok dalam perbanyakan stek. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen melalui Rancangan Acak Kelompok 3 faktor. Faktor pertama adalah perlakuan zat pengatur tumbuh root up, jenis stek batang dan macam media tanam. Analisis menggunakan ANOVA dengan taraf 0,05. Apabila berpengaruh tidak nyata maka dilakukan uji (DMRT) 5% untuk mengetahui respon penggunaan zat pengatur tumbuh pada stek batang tin (Ficus carica L.) dengan media yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan pemberian zat pengatur tumbuh dapat memberikan respon positif terhadap pertumbuhan akar stek sehingga mempengaruhi pertumbuhan stek selanjutnya, media yang cocok untuk pertumbuhan tin adalah media pasir dan jenis batang stek yang menghasilkan pertumbuhan terbaik adalah bagian tengah dan bawah. Kata kunci: zat pengatur tumbuh, stek batang, Tanaman Tin (Ficus carica L.), media tanam berbeda
Pengaruh Air Leri dan Emulsi Ikan terhadap Pertumbuhan Tanaman Anggrek Dendrobium pada Tahap Vegetatif Devi Sugiarto; Tintrim Rahayu; Ari Hayati
Jurnal Ilmiah Biosaintropis (Bioscience -Tropic) Vol 4 No 2 (2019): Ekstrak dan Nutrisi
Publisher : Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam - Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.531 KB)

Abstract

Dendrobium orchids are a type of epiphytes that are easy to maintain and flower throughout the year. Fertilizer for the growth of orchid plants commonly used is NPK fertilizer or fertilizer with complete elements. Research has been conducted that aims to determine the effect of leri water and fish emulsion on the growth of Dendrobium orchids and to find out how leri water and fish emulsions differ in concentration to the growth of Dendrobium orchids at the vegetative stage. This study used a randomized block design (RBD) using 66% leri water treatment, 100% leri water, 0.4% fish emulsion, 0.6% fish emulsion, 66% leri water plus 0.4% fish emulsion, lime 66% plus fish emulsion 0.6%, 100% leri water plus 0.4% fish emulsion and 100% lyric water plus 0.6% fish emulsion. Observation data were tested by ANOVA and the results showed that 66% of leri water treatment affected plant length. Effect on plant length, leaf length and number of leri leaves added by fish emulsion at all concentrations affecting the leaf length. All treatments except 100% liquid water and fish emulsion and K1 (-) affected the number of leaves Keyword: leri water, fish emulsion, orchid Dendrobium, vegetative stage ABSTRAK Anggrek Dendrobium merupakan jenis epifit yang mudah dipelihara dan berbunga. Pupuk anggrek yang biasa digunakan adalah pupuk NPK atau pupuk dengan unsur lengkap. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh air leri dan emulsi ikan terhadap pertumbuhan anggrek Dendrobium dan untuk mengetahui bagaimana air leri dan emulsi ikan dengan berbeda konsentrasi terhadap pertumbuhan anggrek Dendrobium pada tahap vegetatif. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan uji ANOVA. Menggunakan perlakuan air leri 66%, air leri 100%, emulsi ikan 0,4%, emulsi ikan 0,6%, air leri 66% ditambah emulsi ikan 0,4%, air leri 66% ditambah emulsi ikan 0,6%, air leri 100% ditambah emulsi ikan 0,4%, air leri 100% ditambah emulsi ikan 0,6%. Hasil penelitian ini adalah perlakuan air leri 66% pada panjang tanaman, air leri 66% ditambah emulsi ikan 0,4% pada panjang daun dan air leri 100% ditambah emulsi ikan 0,4% pada jumlah daun dan panjang akar. Kata Kunci: air leri, emulsi ikan, anggrek Dendrobium, tahap vegetative
Identifikasi Serangga Pada Lahan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Benih Palawija Singosari Kabupaten Malang Yuliana Musrifatul Maula; Ari Hayati; Hasan Zayadi
Jurnal Ilmiah Biosaintropis (Bioscience -Tropic) Vol 5 No 2 (2020): Fase Pembentukan Tubuh dan Sebaran Makhluk
Publisher : Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam - Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.509 KB)

Abstract

Corn is a seasonal plant. Corn is one of the crop commodities that has an important role in agriculture and the economy in Indonesia. Problems that often occur in the cultivation of corn (Zea mays) are such as water availability, land area, weather, disease and pest attacks. Insects are animals which include an important role in the agricultural ecosystem, but not all insects are beneficial for these plants. Insects also consist of several types of Orders, namely the Order of Coleoptera, Order of Diptera, Order of Lepidoptera, Order of Homoptera, Order of Hemiptera, and Order of Thysanoptera. Insects also have their respective statuses as predators, pests, pollinators, and suckers. This study aims to identify the types of insects on cornfields and determine the effect of abiotic factor correlations on the number of insects on cornfields. This research uses quantitative descriptive method, the retrieval of insects with the absolute method and this study makes direct observations (visual) and the determination of plots using purposive sampling. The results showed 5 orders (Odonata, Lepidoptera, Orthoptera, Coleoptera, and Hemiptera), 6 families (Libellulidae, Nymphalidae, Pieridae, Acrididae, Coccinellidae, and Pentatomidae) and 9 kinds of insects. The most common insects are found in the Odonata Order, as many as 51 birds and the least insects found were found in the order of 2 Lepidoptera Familia Acrididae. Abiotic factors measured are temperature, humidity, wind speed and light intensity. Wind speed is related to the arrival of insects that come on cornfields. Keywords:corn plant (Zea mays),Insects, abiotic factor. ABSTRAK Jagung merupakan tanaman musiman. Jagung termasuk salah satu komoditas tanaman yang mempunyai peranan penting dalam pertanian dan juga perekonomian di Indonesia. Masalah yang sering terjadi dalam budidaya tanaman jagung (Zea mays) yaitu seperti ketersediaan air, luas lahan, cuaca, serangan penyakit dan hama. Serangga merupakan hewan yang termasuk memegang peranan penting dalam ekosistem pertanian, tetapi tidak semua serangga menguntungkan untuk tanaman tersebut. Serangga juga terdiri dari beberapa jenis Ordo yaitu Ordo Coleoptera, Ordo Diptera, Ordo Lepidoptera, Ordo Homoptera, Ordo Hemiptera, dan Ordo Thysanoptera. Serangga juga memiliki status masing-masing yaitu sebagai predator, hama, penyerbuk, dan penghisap. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi macam-macam serangga pada lahan tanaman jagung dan mengetahui pengaruh korelasi faktor abiotik terhadap jumlah serangga pada lahan tanaman jagung. penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, pengambilan serangga dengan metode mutlak dan penelitian ini melakukan pengamatan secara langsung (visual) dan penentuan plot menggunakan Purposive Sampling. Hasil penelitian menunjukkan 5 ordo (Odonata, Lepidoptera, Orthoptera, Coleoptera, dan Hemiptera), 6 familia (Libellulidae, Nymphalidae, Pieridae, Acrididae, Coccinellidae, dan Pentatomidae) dan 9 macam serangga. Serangga yang paling banyak ditemukan yaitu terdapat pada Ordo Odonata yaitu sebanyak 51 ekor dan serangga yang paling sedikit ditemukan yaitu terdapat pada Ordo Lepidoptera Familia Acrididae sebanyak 2 ekor. Faktor abiotik yang diukur yaitu suhu, kelembaban, kecepatan angin dan intensitas cahaya. Kecepatan angin berhubungan terhadap kedatangan serangga yang datang pada lahan tanaman jagung. Kata kunci: tanaman jagung (Zea mays), Serangga, faktor abiotik
Etnobotani Aspek Pemanfaatan dan Konservasi Katuk (Sauropus androgynus L. Merr.) pada Masyarakat Pandalungan Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan Elmi Zakiah; Ari Hayati; Hasan Zayadi
Jurnal Ilmiah Biosaintropis (Bioscience -Tropic) Vol 4 (2019): Edisi Khusus: Pertalian Manusia - Makhluk Hidup
Publisher : Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam - Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1026.01 KB)

Abstract

Katuk is one of the many floras that grow on Indonesian soil, one of which is in the Pasuruan area. Katuk plants have many benefits for humans, including can be used as food ingredients in the form of vegetables and traditional medicines. Traditional uses of plants that emphasize the cultural relationship of the community with plant resources in their environment, directly or indirectly, are called ethno botany studies. This study aims to determine the public perception about aspects of knowledge, utilization and conservation strategies of katuk plants in Prigen District, Pasuruan Regency. This research uses descriptive qualitative method by conducting observations, questionnaires, interviews, and documentation. The results showed that as many as 42% of respondents used katuk in the field of food, 27% in the health sector, 19% as hedgerows, 12% in the economic field. The part of the katuk plant that is widely used is the leaf part. The distribution of katuk in Klataan sub-village consists of 11 points with a total of 63 individuals, and there are 10 points in Tonggowa sub-village with 49 individuals. Keywords: Ethnobotany, Sauropus androgynus L. Merr, Prigen district ABSTRAK Katuk merupakan salah satu flora yang banyak tumbuh di tanah Indonesia, salah satunya di daerah Pasuruan. Tanaman katuk memiliki banyak manfaat bagi manusia, diantaranya dapat dijadikan sebagai bahan dasar makanan berupa sayur serta obat-obatan tradisional. Pemanfaatan tumbuhan secara tradisional yang menekankan pada hubungan budaya masyarakat dengan sumberdaya tumbuhan di lingkungannya baik secara langsung maupun tidak langsung di sebut dengan kajian ilmu etnobotani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang aspek pengetahuan, pemanfaatan dan strategi konservasi tanaman katuk di Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan cara melakukan observasi, kuesioner, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 42 % responden memanfaatkan katuk dibidang pangan, 27 % bidang kesehatan, 19 % sebagai tanaman pagar, 12 % dibidang ekonomi. Bagian tanaman katuk yang banyak digunakan adalah bagian daun. Distribusi katuk di dusun Klataan terdapat 11 titik dengan jumlah 63 individu, dan di dusun Tonggowa terdapat 10 titik dengan jumlah 49 individu. Kata kunci: Etnobotani, Sauropus androgynus L. Merr, Kecamatan Prigen