Claim Missing Document
Check
Articles

Pembuatan Glukosa Cair dari Pati Singkong (Manihot esculenta C) secara Hidrolisis menggunakan Katalis Asam Klorida Masrullita Masrullita; Rozanna Dewi; Amri Aji; Meriatna Meriatna; Syarifah Yulisa
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 8, No 2 (2019): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Nopember 2019
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jtku.v8i2.2678

Abstract

ABSTRAKSingkong (Manihot esculenta Cranz) yang dikenal sebagai ketela pohon atau ubi kayu merupakan umbi atau akar pohon yang rata-rata berdiameter 5-10 cm dan panjang 50-80 cm, tergantung dari jenis singkong. Singkong merupakan hasil produk pertanian yang potensinya tinggi sebagai sumber karbohidrat untuk bahan pangan dan industri. Pati singkong dapat dibuat gula cair dengan metode hidrolisis asam menggunakan asam klorida. Produk yang dihasilkan akan dianalisa kadar gula pereduksi menggunakan larutan benedict, analisa kadar air, analisa kadar abu dan analisa yield. Dengan menetapkan ukuran bahan baku yaitu 50 mesh serta konsentrasi katalis 0,40 N dengan volume 150ml dan memvariasikan suhu yaitu 90 oC, 100 oC dan 110 oC serta waktu hidrolisa yaitu 75 menit, 85 menit dan 95 menit. Hasil terbaik pada penelitian ini diperoleh pada suhu 110 oC dan waktu 95 menit dengan kadar glukosa sebesar 50%, kadar air 7%, kadar abu 0,985 dan yield 75,13%.Kata kunci: singkong, hidrolisis asam, katalis, gula cair
PEMBUATAN ZAT WARNA ALAMI DARI BIJI KESUMBA (BIXA ORELLANA) UNTUK MENDUKUNG INDUSTRI BATIK DI INDONESIA Masrullita Masrullita; Novi Yanti Savira; Rizka Nurlaila; Lukman Hakim
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 10, No 1 (2021): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Mei 2021
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jtku.v10i1.4174

Abstract

Bixin merupakan pewarna alami kain yang didapatkan melalui ekstraksi dari biji kesumba (bixa orellana) dengan komponen pewarna utamanya adalah bixin. Penelitian ini bertujuan untuk pembuatan zat warna alami dari biji kesumba dengan variasi konsentrasi pelaut etanol dan waktu ekstraksi. Penelitian ini dilakukan dengan cara biji kesumba dijemur pada panas matahari hingga kering dan memecah biji buah kesumba dengan ukuran 80 mesh kemudian diekstraksi dan didistilasi. Hasil yang didapatkan dari penelitan ini adalah Semakin tinggi suhu maka kadar bixin yang dihasilkan semakin sedikit, hal ini disebabkan terjadinya degradasi pada senyawa bixin menjadi norbixin. Yield tertinggi yang didapatkan senilai 0,6366%, kadar bixin 165,9751% dan kadar abu 1,78%. Hasil terbaik yang didapatkan untuk kada abu adalah terdapat pada konsentrasi etanol 90% dan suhu ekstraksi 70oC dan 80oC dengan nilai 0,92% hal ini memenuhi spesifikasi yang diinginkan pasaran dunia terhadap pewarna alami, sedangkan untuk kada bixin yang tertinggi didapatkan pada konsentrasi etanol 70% pada suhu 600C, 700C, 800C dan juga pada konsentrasi etanol 80% pada suhu ekstraksi 600C dengan senilai 165,9751%. 
Pemanfaatan Buah Pepaya Menjadi Abon Nabati di Desa Paloh Lada Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara Rizka Nurlaila; Masrullita; Meriatna; Ferry Safriwardy
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Abdi Putra Vol 2 No 1 (2022): Januari 2022
Publisher : Universitas Nusa Putra & Persatuan Insinyur Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (477.466 KB) | DOI: 10.52005/abdiputra.v1i3.103

Abstract

Abon adalah makanan yang dibuat dari suiran daging yang dimasak sampai kering dan awet disimpan selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan dalam kemasan kedap udara. Abon juga dapat dibuat dari sumber nabati seperti pepaya. Dalam jangka panjang diharapkan kelompok PKK dan masyarakat setempat termotivasi untuk menjadikan usaha produk abon pepaya menjadi industri rumah tangga (home industri). Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah memberikan pengetahuan pengolahan hasil-hasil pertanian khususnya buah pepaya yang dapat dijadikan abon nabati dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Target khusus yang ingin diharapkan dari kegiatan ini adalah timbulnya motivasi dan keinginan unutk berwirausaha mandiri pada masyarakat Desa Paloh Lada Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara untuk memanfaatkan daging buah pepaya yang dijadikan abon. Hasil dari kegiatan ini adalah kelompok PKK dan masyarakat telah mampu unutk membuat abon nabati dari pepaya dan mengemasnya untuk meningkatkan nilai ekonomis.
PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BONGGOL NANAS (ENZIM BROMELIN) PADA PEMBUATAN KECAP IKAN DARI IKAN LEMURU (SARDINELLA LEMURU) Reza Dwi Fani; Meriatna Meriatna; Masrullita Masrullita; Suryati Suryati; Agam Muarif
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 2, No 2 (2022): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Juni 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v2i2.7295

Abstract

Ikan merupakan sumber protein hewani utama, yang kaya akan protein dan mempunyai daya cerna mencapai 80%. Karena sifat fisik ikan cepat mengalami pembusukan, khususnya pada iklim tropis dan kelembapan yang tinggi, maka perlu dilakukan pengawetan dan pengolahan salah satunya adalah dengan mengolah ikan menjadi kecap ikan melalui proses fermentasi, ikan yang digunakan pada penelitian ini adalah ikan lemuru, Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh waktu fermentasi dan pengaruh lama fermentasi terhadap kadar protein, kadar air, dan pH. Pada penelitian ini proses hidrolisis dilakukan dengan menambahkan ektrak bonggol nanas (Enzim Bromelin) kedalam daging ikan yang sudah dihaluskan, dengan kosentrasi ekstrak bonggol nanas 5%, 10%, 15%, dan 20% , dan waktu fermentasi selama 1, 3, 5, dan 7 hari. Analisis dilakukan terhadap produk kecap ikan yang meliputi uji kadar protein, kadar air dan pH. Hasil percobaan menunjukkan bahwa kecap ikan secara optimum dapat diproduksi dari ikan lemuru dengan ekstrak bonggol nanas (Enzim Bromelin) sebanyak 20% dan waktu fermentasi 7 hari.
PENGARUH LAMA WAKTU FERMENTASI TERHADAP KADAR BIOETANOL DARI PATI UBI JALAR UNGU (Ipomea batata L) Mauleny Gustina; Jalaluddin Jalaluddin; Nasrul ZA; Syamsul Bahri; Masrullita .
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 2, No 2 (2022): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Juni 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v2i2.6604

Abstract

Bioetanol merupakan salah satu jenis biofuel (bahan bakar cair dari pengolahan tumbuhan) disamping Biodiesel. Bioetanol adalah etanol yang dihasilkan dari fermentasi glukosa (gula) yang dilanjutkan dengan proses destilasi. Ubi jalar yang berwarna ungu merupakan salah satu yang karbohidratnya tinggi, sehingga dapat dijadikan salah satu bahan baku alternative bioetanol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar etanol ubi jalar ungu melalui fermentasi dengan menggunakan ragi roti dengan variasi waktu 4, 5 dan 6 hari pada suhu kamar. Hasil penelitian menunjukkan kadar glukosa yang berasal dari proses hidrolisis menggunakan asam HCl 7% dengan kadar etanoltinggi yang optimum diperoleh melalui fermentasi penggunaan ragi Saccharomyces cerevisiae sebesar 30% diperoleh yield sebesar 54.1% pada hari ke 5 urea 5 gram dengan waktu distilasi selama 2 jam pada suhu 90 oC. Hal ini disebabkan karena perbedaan hari dan urea yang berbeda yaitu hari ke 4, 5 dan 6 dan pada urea 3 gram, 4 gram dan 5 gram. Dimana semakin tinggi urea maka kadar etanol semakin tinggi, dan dimana semakin lama fermentasi semakin tinggi kadar etanol, namun setelah hari ke 5 akan terjadi penurunan kembali, karena waktu terbaik untuk fermentasi bioetanol adalah 5 hari setelah 5 hari maka akan terjadi penurunan kadar etanol.
PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH KALENG MINUMAN BEKAS Rati Halimatussakdiyah; Jalaluddin Jalaluddin; Agam Muarif; Masrullita Masrullita; Sulhatun Sulhatun
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 2, No 2 (2022): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Juni 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v2i2.7437

Abstract

Semua kaleng minuman rata-rata terbuat dari aluminium sehingga sangat memungkinkan untuk dimanfaatkan dalam pembuatan tawas. Tawas atau alum adalah suatu senyawa aluminium sulfat dengan rumus kimia [Al2(SO4)212H2O].  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kualitas kadar tawas sintesis yang dihasilkan dari limbah   kaleng minuman dan menentukan pengaruh rasio alunimium (Al), kalium hidroksida (KOH) dalam pembuatan tawas. Pada penelitian ini digunakan konsentrasi KOH 10 %, 20%, 30% 40%, 50% dan H2SO4 8M dengan berat sampel 5 gram. Dari penelitian ini diperoleh yield tawas yang paling besar (maksimum) diperoleh pada konsentrasi KOH 30% dengan konsentrasi H2SO4 8M. Yield tawas yang diperoleh oleh tawas dari kaleng lasegar yaitu 88,45%, sedangkan tawas yang dihasilkan dari kaleng redbull yaitu 75,48%. Yield tawas dari kaleng lasegar lebih baik daripada kaleng redbull dikarenakan jumlah yield mendekati 100%. Tawas yang berasal dari kaleng lasegar lebih baik dibandingkan tawas yang berasal dari kaleng redbull dengan kadar alumunium 4,64%. Tawas yang diperoleh berbentuk kristal berwarna putih.
Pembuatan Sabun Mandi Padat Dengan Minyak Nilam Sebagai Anti Septik Agus Salim; Masrullita Masrullita; Eddy Kurniawan; Zainuddin Ginting; Syamsul Bahri
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 2, No 4 (2022): Chemical Engineering Journal Storage - Oktober 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v2i4.6616

Abstract

Minyak kelapa sawit merupakan minyak nabati yang didapat dari buah kelapa sawit yang diolah menjadi sabun karena memiliki kandungan asam lemak jenuh tinggi yang merupakan komponen utama dalam pembuatan sabun mandi padat. Pembuatan sabun mandi padat dapat dilakukan dengan reaksi saponifikasi yaitu reaksi hidrolisa asam lemak dengan alkali (NaOH). Pada penelitian ini variabel yang diukur adalah pengaruh volume minyak kelapa sawit (20,25, 30, dan 35 ml) terhadap kualitas sabun mandi padat dengan penambahan minyak nilam. Kemudian di karakterisasi untuk mengetahui persen asam lemak bebas, kadar air, fraksi tak tersabunkan, pH, dan uji organoleptik sesuai dengan standar SNI. Dari hasil pengujian ternyata sabun dengan volume minyak kelapa sawit 20 ml dengan penambahan minyak nilam 3 ml memenuhi standar SNI yaitu asam lemak bebas 0,49%, kadar air 19.6%, pH 9,75
Pembuatan Tepung Dari Umbi Gadung (Dioscorea Hispida Dennst) Dengan Perebusan Dan Perendaman Dalam Larutan Kapur Muhammad Rifaldi; Syamsul Bahri; Rizka Nurlaila; Ishak Ishak; Masrullita Masrullita
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 2, No 3 (2022): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Agustus 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v2i3.6417

Abstract

Gadung (Dioscorea hispida Dennst) merupakan salah satu umbi - umbian yang berkabohidrat tinggi dan kurang dimanfaatkan karena memiliki racun yaitu sianida. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi proses pengolahan umbi gadung untuk membuat tepung dan untuk menganalisis karakteristik tepung dari umbi gadung. Umbi gadung dibersihkan lalu diparut, kemudian direbus selama 30 menit. Kemudian direndam dengan dengan variasi konsentrasi Ca(OH)2 25%, 30% dan 35% dengan variasi waktu 24 jam, 36 jam, 48 jam dan 60 jam. Tujuan perendaman untuk menghilangkan sianida yang terdapat pada umbi gadung. Kemudian dikeringkan dengan oven, setelah umbi gadung kering lalu dihaluskan. Parameter uji yang dilakukan yaitu Uji Kadar Abu, Kadar Air, Derajat Asam dan Kadar Asam Sianida. Dari hasil analisa yang didapat, Kadar Air dan Kadar abu meningkat seiring meningkatnya Konsentrasi Ca(OH2) dan Waktu perendaman, adapun nilai terbesar terdapat pada konsentrasi 35% dengan waktu perendaman 60 jam dengan Kadar Air dan kadar abu berturut-turut yaitu 12,15% dan 5,12%, sedangkan nilai terendah terdapat pada konsentrasi 25% dengan waktu perendaman 24 jam dengan kadar air dan kadar abu yang dihasilkan sebesar 9,46% dan 2,5%. Untuk hasil analisa Derajat Asam dan Kadar Asam Sianida, seiring meningkatnya Konsentrasi Ca(OH2) dan Waktu perendaman, semakin rendah Derajat asam dan Kadar Asam Sianida yang didapat, adapun nilai terbesar terdapat pada konsentrasi 25% dengan waktu perendaman 24 jam dengan nilai Derajat Asam dan Kadar Asam Sianida berturut-turut yaitu 2,1 ml NaOH/100 g dan 21,6 ppm, sedangkan nilai terendah terdapat pada konsentrasi 35% dengan waktu perendaman 60 jam dengan kadar air dan kadar abu yang dihasilkan sebesar 0,4 ml NaOH/100 g dan 2,5 ppm
KARAKTERISTIK TAWAS DARI KALENG MINUMAN BEKAS DENGAN KATALIS KOH DAN NaOH UNTUK PENJERNIH AIR Mulyatun Mulyatun; Masrullita Masrullita; Zainuddin Ginting; Azhari Azhari; Eddy Kurniawan
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 2, No 3 (2022): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Agustus 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v2i3.6165

Abstract

Persediaan air bersih di Indonesia ini semakin terbatas, mengingat sumber air untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia saat ini Sebagian besar sudah tercemar karena kegiatan manusia itu sendiri. Akibatnya perlu pengolahan lebih lanjut agar dapat menghasilkan air bersih. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu menentukan kadar kemurnian tawas dari kaleng bekas, mengetahui karakteristik tawas dari kaleng minuman bekas, dan menentukan berapa derajat keasaman dari tawas kaleng bekas. Pada penelitian ini dipakai kaleng pocari sweat sebanyak 5 g dengan katalis KOH dan NaOH dibersihkan zat warnanya terlebih dahulu, kemudian dipotong kecil-kecil kemudian ditambahkan katalis KOH dan NaOH kemudian disaring dan ditambahkan larutan H2SO4. Pada penelitian ini digunakan konsentrasi KOH 25 g, 50 g, 75 g dan NaOH 25 g, 50 g, dan 75 g dengan H2SO4 9M dan berat sampel 5 gram dimana jumlah tawas yang paling banyak didapatkan pada konsentrasi KOH 75 g dengan berat tawas 34,27 g dan rendemennya sebanyak 40,50 %. Dan pada konsentrasi NaOH jumlah tawas yang paling banyak didapatkan pada konsentraasi NaOH 75 g dengan berat tawas sebanyak 31,60 g dan rendemen 37,35 %. Pada pengujian pH awal air yang di uji adalah 6,9 pada waktu penjernihan air 1 jam dengan menggunakan massa tawas pada waktu penjernihan air 1 jam dengan massa tawas 0,5 gr pH air kolam yang diperoleh 3.9, massa tawas 1 gr pH air 3.4, massa tawas 1.5 gr pH air 2.6, massa tawas 2 gr pH air 2.4 dan massa tawas 2.5 pH air 2.3. Tawas yang terbuat dari kaleng minuman pocari sweat dengan katalis KOH dan NaOH dapat menjernihkan air. Hasil penjernihan air yang terbaik dengan tingkat turbidity (kekeruhan) air pada dosis tawas 2,5 g dengan waktu penjernihan 3 jam yaitu 2,85 NTU dengan  awal 26,6 NTU dari tawas yang terbuat dari NaOH.
EFEKTIFITAS PENGOLAHAN AIR SUMUR MENGGUNAKAN MEDIA ZEOLIT, PASIR SILIKA DAN KARBON AKTIF PADA ALAT ROUGHING FILTER ALIRAN HORIZONTAL Paramita Utari; Masrullita Masrullita; Ishak Ishak; Suryati Suryati; Sulhatun Sulhatun
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 2, No 3 (2022): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Agustus 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v2i3.6023

Abstract

Dalam upaya pemenuhan kebutuhan air salah satu sumber yang digunakan adalah air tanah dengan menggunakan sumur gali.. Parameter yang terdapat adalah kekeruhan, kesadahan, pH dan kadar Fe sehingga sebelum digunakan air sumur memerlukan pengolahan terlebih dahulu. Salah satu pengolahan pendahuluan pada air sumur yaitu dengan memakai reaktor roughing filter aliran horizontal. Roughing Filter merupakan salah satu jenis pengolahan pendahuluan yang paling umum dipakai untuk penyediaan air bersih. Roughing filter menggunakan media dengan ukuran yang jauh lebih kasar dibandingkan dengan slow filtration maupun rapid filtration. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan dari reaktor roughing filter dalam menurunkan kadar kekeruhan, kesadahan, pH dan kadar Fe dengan variasi ketinggian media, dan waktu operasional. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan roughing filter aliran horizontal,  menggunakan media filter zeolit, pasir silika dan karbon aktif. Variabel media zeolit 5 cm : gpasir silika 15 cm, karbon aktif  15 cm (PI) : zeolit 10 cm : pasir silika 15 cm, karbon aktif  15 cm (P2) zeolit 15 cm : pasir silika 15 cm, karbon aktif 15 cm (P3). Variasi waktu operasional roughing filter dari 4,6,8,dan 10 jam, dimulai saat air sumur masuk pada alat roughing filter. Metode analisa yang dipakai untuk mengetahui kekeruhan digunakan turbidimetri, kesadahan digunakan titrasi, pH menggunakan pH meter dan kadar Fe menggunakan AAS (Atomic Absorption Spectrophotometry). Hasil penelitian menunjukkan bahwa roughing filter aliran horizontal dengan media zeolit, pasir silika dan karbon aktif memiliki kemampuan dalam menurunkan kandungan kekeruhan, kesadahan, pH dan kadar Fe. Roughing filter aliran horizontal dengan menggunakan media zeolit, pasir silika dan karbon aktif efektif menurunkan konsentrasi kekeruhan, kesadahan, pH dan kadar Fe air sumur Desa Blang Pulo masing-masing sebesar 99,27%, 23,38%, 6,99 % dan 68,12%.