Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

PERILAKU KOMUNIKASI DAN MAKNA SAMAWA PADA PASANGAN MENIKAH MELALUI TA’ARUF Kholistiani Puspadina Hapsa; Uud Wahyudin; Duddy Zein
Jurnal Riset Komunikasi Vol 2 No 1 (2019): Februari 2019
Publisher : Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komuniasi (ASPIKOM) Wilayah Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24329/jurkom.v2i1.48

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motif, pengalaman dan perilaku komunikasi, serta makna sakinah, mawaddah, warahmah pada pasangan yang menikah melalui proses ta’aruf. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat empat hal yang menjadi motif seseorang menikah melalui ta’aruf. (1) Pengaruh lingkungan sekitar, (2) tidak ingin terkena dampak buruk berpacaran, (3) ingin memperoleh kebaikan, (4) ingin mendapatkan keberkahan pernikahan. Sebelum menikah, komunikasi antara laki-laki dan perempuan yang berta’aruf didampingi oleh mediator. Setelah menikah, komunikasi dilakukan untuk menghidupkan suasana dalam rumah tangga serta untuk mengatasi konflik. Sakinah dimaknai sebagai ketenangan yang muncul dari rasa saling percaya, saling mengingatkan, saat berkumpul dengan keluarga dan kondisi dimana keimanan meningkat. Mawaddah diartikan sebagai bentuk pembuktian, usaha memberikan yang terbaik, perasaan yang hanya diberikan untuk Allah, pengorbanan, serta kebersamaan. Sedangkan warahmah dimaknai sebagai upaya menjauhkan keluarga dari neraka, bentuk perhatian, rasa nyaman, serta mau menerima apa adanya.
Etika praktik product placement dalam film Ayat-Ayat Cinta 2 Kismiyati El Karimah; Putri Intan Ewie Syafitri; Uud Wahyudin
Manajemen Komunikasi Vol 4, No 1 (2019): Accredited by Republic Indonesia Ministry of Research, Technology, and Higher Ed
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1032.32 KB) | DOI: 10.24198/jmk.v4i1.23478

Abstract

Product placement sudah tidak dapat dihindari dari perfilman Indonesia karena dibutuhkan untuk membantu biaya produksi film. Namun, product placement terkadang terlalu berlebihan sehingga dapat mengganggu cerita. Salah satu film Indonesia yang mengandung product placement yang cukup banyak serta memaksa, yaitu Ayat-Ayat Cinta 2. Film ini menyisipkan berbagai iklan produk dan/atau merek dalam beberapa adegan yang dapat mengaburkan makna produk dan film. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana praktik product placement yang terdapat dalam film Ayat-Ayat Cinta 2 dilakukan. Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis semiotika Roland Barthes di mana pada tataran pertama dan kedua dibandingkan dengan peraturan dan etika product placement dalam periklanan. Analisis ini dapat mengidentifikasi makna denotatif, makna konotatif, dan mitos pada setiap adegan yang menampilkan product placement, maka dapat dilihat apakah praktik yang dilakukan sesuai atau tidak dengan etika beriklan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa makna denotatif menjadi pengabur ketika makna dan konteks tidak saling berkaitan. Sedangkan makna konotatif menjadi pengabur ketika makna adegan yang disisipi iklan sponsor mengalami perubahan makna. Mitos menjadi pengabur ketika positioning produk yang ditampilkan tidak sesuai dengan fakta produk yang sebenarnya.
Pemanfaatan mading dan website dalam membentuk sikap antikorupsi siswa di kota Kupang Atwar Bajari; Uud Wahyudin
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 7, No 1 (2019): June 2019
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.16 KB) | DOI: 10.24198/jkk.v7i1.20016

Abstract

Peningkatan angka kejahatan korupsi di Indonesia sangat menghawatirkan. Namun demikian peran media lebih banyak memberikan perhatian pada pemberitaan dan pendalaman kasus, serta jarang sekali berperan sebagai media edukasi dan peningkatan literasi. Padahal, generasi muda membutuhkan edukasi tentang bahaya korupsi dan pembentukan sikap anti korupsi. Penelitian ini berusaha merancang media alternatif website dan mading dengan jenis pesan informatif dan persuasif tentang bahaya korupsi, yang tidak dilakukan oleh media massa. Eksperimen dua media dengan dua jenis pesan dilakukan untuk mengetahui perubahan dan pembentukan sikap anti korupsi dari anak-anak yang menjadi objek penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen 4x3 dengan jumlah anggota pada setiap kelompok adalah 15 orang. Pengukuran dilakukan dua kali yakni pre-test dan post-test untuk mengukur perubahan yang terjadi dengan melihat perbedaan dua rata-rata pengukuran. Pengolahan data menggunakan analisis deskriptif dan analisis statistik inferensial menggunakan uji t dan uji perbandingan kelompok Kuskal-Wallis (H) untuk mengetahui desain kelompok terunggul. Tingkat kepercayaan untuk setiap pengujian pada (p) 0,05. Penelitian dilakukan pada SMA Negeri di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Provinsi NTT memiliki angka kasus korupsi tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mading lebih mampu membentuk sikap anti korupsi dibandingkan website dan jenis pesan persuasif memiliki pengaruh berbeda secara signifikan dibandingkan jenis pesan informatif dalam mempengaruhi sikap anti korupsi. Kemudian kombinasi mading dengan pesan persuasif memberikan skor rata-rata sikap anti korupsi lebih tinggi dibandingkan mading dengan pesan informatif, website dengan pesan persuasif dan website dengan pesan informatif.
Perilaku Pencarian Informasi Pertanian melalui Media Online pada Kelompok Petani Jahe Ope Destrian; Uud Wahyudin; Slamet Mulyana
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 6, No 1 (2018): June 2018
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (332.794 KB) | DOI: 10.24198/jkk.v6i1.12391

Abstract

Artikel ini menelusuri perilaku pencarian informasi pertanian melalui media online pada petani jahe, Kelompok Tani Jahe Putri Mandiri Di Desa Putri Dalem Kecamatan Jatitujuh Kabupaten Majalengka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengapa petani jahe Putri Mandiri membutuhkan informasi pertanian melalui media online; bagaimana pola komunikasi yang dilakukan petani jahe putri mandiri dalam mengimplementasikan pencarian informasi pertanian; dan peranan informasi dalam pemecahan masalah. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kebutuhan informasi petani Jahe Putri Mandiri menjadikan media online sebagai pemenuhan kebutuhan informasi dalam Pencarian Informasi Pertanian dan penanggulangan penanaman jahe dengan sistem polybag. Kesimpulan dalam penelitian ini, yaitu: Mereka merasa belum cukup mendapatkan penyuluhan dalam pengetahuan pertanian, sehingga ketua kelompok perlu untuk memperbaiki pola bercocok tanam jahe melalui media online; Petani mendapatkan informasi pertanian yang dibutuhkan melalui media online yaitu Google, Yahoo, Facebook, dan Twitter dan selanjutnya mendapatkan bantuan dari pakar pertanian di bidang jahe gajah; Pola komunikasi yang dilakukan oleh petani dan ketua kelompok petani setiap hari selalu menggunakan media online; Penggunaan Media online terhadap petani sangat cocok untuk diimplementasikan tentang tanaman jahe gajah pada Desa Putri Dalem, Jatitujuh, Majalengka; Informasi yang diperoleh petani melalui media online. Selanjutnya petani mendiskusikan dengan kelompok petani jahe di Indonesia melalui media online, setelah itu mereka mendiskusikannya lagi dalam kelompok tani jahe putri mandiri terutama yang berkaitan dengan cara-cara penanggulangan permasalahan jahe gajah. 
Konstruksi realitas semu mengenai isu terorisme-radikalisme terhadap pondok pesantren Kun Wazis; Dadang Rahmat Hidayat; Uud Wahyudin
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 8, No 1 (2020): June 2020
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (81.357 KB) | DOI: 10.24198/jkk.v8i1.25461

Abstract

Kajian ini menampilkan realitas semu tentang isu terorisme dan radikalisme terhadap pondok pesantren di Indonesia yang dikonstruksikan oleh tiga media siber Jawa Pos.com, Kompas.com, dan Republika.co.id selama pemberitaan edisi online tahun 2016. Tujuan penelitian ini mengungkap praktik jurnalisme relasi kuasa media dan mendorong masyarakat melakukan gerakan kritis dalam menyikapi konstruksi realitas media yang memberitakan isu terorisme dan radikalisme terhadap pondok pesantren. Studi ini menggunakan paradigma kritis dengan analisis wacana kritis (AWK) model Norman Fairclough melalui tiga level analisis, yakni deskripsi teks berita melalui analisis bahasa kritis, interpretasi subjektif peneliti terhadap praktik wacana ketiga media siber, dan eksplanasi kritis terhadap praktik sosiokultural media. Hasil studi ini mengungkapkan tiga realitas semu. Pertama, teks berita yang dikonstruksikan mencerminkan dominasi elit dalam mewacanakan isu terorisme dan radikalisme terhadap pondok pesantren. Kedua, produksi dan konsumsi teks berita berdasarkan kebijakan redaksi media yang berorientasi kepada kepentingan pasar sehingga realitas isunya menjadi kabur (semu). Ketiga, konstruksi realitas isu terorisme dan radikalisme terhadap pondok pesantren diwarnai kepentingan ideologi media, politik media, ekonomi media, dan budaya media. Terhadap realitas semu ini, peneliti menyarankan perlunya menggerakkan literasi media melalui jurnalisme pesantren. Produk jurnalisme pesantren menjadi media perlawanan terhadap isu ini dengan menampilkan pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam rahmatan lil alamin yang menolak terorisme dan radikalisme.
PENGARUH KREDIBILITAS PETUGAS TERHADAP SIKAP KEPATUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PADA PEMERIKSAAN DAHAK Egie Jatnika Kosasih; Yanti Setianti; Uud Wahyudin
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 5, No 1 (2017): June 2017
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.028 KB) | DOI: 10.24198/jkk.v5i1.8480

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kredibilitas petugas Tuberkulosis terhadap sikap kepatuhan pasien tuberkulosis pada pemeriksaan dahak di akhir bulan kedua. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan menggunakan studi analisis jalur di puskesmas wilayah kabupaten bandung barat. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien puskesmas di wilayah Kabupaten Bandung Barat yang tidak melakukan pemeriksaan dahak di akhir bulan kedua. Sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah probability random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 87 orang. Lokasi penelitian ini adalah Puskesmas yang berada di wilayah Kabupaten Bandung Barat. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tabel dan analisis statistic (analisis jalur). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kredibilitas petugas Tuberkulosis yang diukur dengan keahlian dan kepercayaan berpengaruh terhadap sikap kepatuhan pasien Tuberkulosis pada pemeriksaan dahak di akhir bulan kedua. Keahlian dan kepercayaan pasien kepada petugas tuberkulosis memiliki pengaruh yang cukup besar untuk menjamin pasien melakukan pemeriksaan dahak pada akhir bulan kedua. Sarannya diharapkan petugas dapat mempertahankan dan meningkatkan keahlian serta meningkatkan kepercayaan yang dinilai pasien masih belum maksimal. 
Penggunaan Media Digital Untuk Penanganan KLB DIFTERI Uud Wahyudin; Dadang Sugiana
Jurnal Common Vol 2 No 1 (2018): Common
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Komputer Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (44.508 KB) | DOI: 10.34010/common.v2i1.870

Abstract

Beberapa pihak mensinyalir bahwa penyakit difteri kembali terjadi karena adanya penolakan sebagian kecil anggota masyarakat terhadap imunisasi dengan alasan keyakinan, ketidakpercayaan pada kualitas vaksin, tidak sampainya informasi, hingga kurangnya perhatian kepala daerah pada program imunisasi. Dengan demikian, keberhasilan penanganan dan pencegahan KLB difteri ditentukan oleh diseminasi subtansi informasi dan media penyampaian informasi. Kebijakan perluasan jangkauan yang ditempuh dalam upaya melaksanakan imunisasi dan vaksinasi difteri, diperlukan adanya partisipasi aktif dinas kesehatan maupun puskesmas dalam menginformasikan atau mengkomunikasikan pesan pesan imunisasi difteri, memotivasi dan mem¬persuasi masyarakat. Oleh karena itu, pemanfaatan dan penggunaan media digital sangat relevan untuk diaplikasikan. Merujuk kepada permasalahan KLB difteri, salah satu solusi serta pencegahan yang dapat dilakukan terkait permasalahan KLB difteri adalah melalui pelayanan kesehatan dan edukasi online. Edukasi menjadi peranan penting bagi masyarakat untuk membantu menurunkan kasus difteri secara tidak langsung. Edukasi ini penting untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat, karena kurangnya pengetahuan juga berkontribusi terhadap kematian. Upaya pelayanan kesehatan dan edukasi ini dapat dilakukan melalui pemanfaatan sistem informasi, seperti melalui website, media sosial atau pun aplikasi.
MODEL KOMUNIKASI KESEHATAN ISLAMI DALAM TRADISI PESANTREN Uud Wahyudin
Jurnal Ilmu Komunikasi Acta Diurna Vol 13 No 2 (2017)
Publisher : Jurusan Ilmu Komunkasi FISIP Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (83.245 KB)

Abstract

Culture will affect the way, style, perception of the object in communicating. Conversely,communication builds a culture owned by groups, ethnic, race, ethnicity, and nation. In thepesantren tradition, developing a life-long teacher-student relationship system for both kyai andsantri. Tradition of the pesantren with the uniqueness of the cultural framework, has a differentcommunication behavior with the behavior in public education. In accordance with the learningtechniques known in the tradition of pesantren, such as sorogan, bandongan, and so on, then theprocess of delivering health communication messages occur in the learning process. Each santriinterpreted an object based on a process of reflection on everyday experience that is internalizedinto value. These values are also underlying students perform an election or decision-making inhis life. This study aims to find a model of health communication developed in the tradition ofboarding schools. In the pesantren tradition, health communication that develops is interpersonalhealth communication, group health communication, and health communication organization. Inthis research found three mean of health communication proposed by santri based on consciousexperience that is health communication which is process of delivering health and hygieneinformation which usually done by kyai to santri at sorogan, group health communication atbandongan, and health communication organization at when discussing activities or healthprograms undertaken.
Perceptions of Television Journalists on the COVID-19 Pandemic in Indonesia Musfialdy Musfialdy; Dadang Rahmat Hidayat; Siti karlinah; Uud Wahyudin
Indonesian Journal of Economics, Social, and Humanities Vol 4 No 3 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/ijesh.4.3.183-191

Abstract

COVID-19 is not the first outbreak to spread around the world. This flu disease, named by WHO as Coronavirus Disease (COVID-19), is caused by the Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2). Ironically, several studies on COVID-19 show that this virus is genetically engineered and is not the leading cause of death for the majority of COVID-19 patients. The COVID-19 pandemic has also triggered fear and panic in the community. This study aims to determine the perception of television journalists during the COVID-19 pandemic in Indonesia. This research was conducted in two Indonesian television media, namely iNews TV and Metro TV. This research used a qualitative case study methodology with a subjective paradigm. The research results showed that television journalists perceive the COVID-19 Pandemic as a real ongoing situation. Their perceptions are formed based on scientific knowledge, empirical experience, attention, and current information. The panic and fear of television journalists at the beginning of the pandemic occurred due to changes in interaction patterns and the adaptation process.
MODEL KOMUNIKASI KESEHATAN ISLAMI DALAM TRADISI PESANTREN Uud Wahyudin
Jurnal Ilmu Komunikasi Acta Diurna Vol 13 No 2 (2017)
Publisher : Jurusan Ilmu Komunkasi FISIP Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (83.245 KB)

Abstract

Culture will affect the way, style, perception of the object in communicating. Conversely,communication builds a culture owned by groups, ethnic, race, ethnicity, and nation. In thepesantren tradition, developing a life-long teacher-student relationship system for both kyai andsantri. Tradition of the pesantren with the uniqueness of the cultural framework, has a differentcommunication behavior with the behavior in public education. In accordance with the learningtechniques known in the tradition of pesantren, such as sorogan, bandongan, and so on, then theprocess of delivering health communication messages occur in the learning process. Each santriinterpreted an object based on a process of reflection on everyday experience that is internalizedinto value. These values are also underlying students perform an election or decision-making inhis life. This study aims to find a model of health communication developed in the tradition ofboarding schools. In the pesantren tradition, health communication that develops is interpersonalhealth communication, group health communication, and health communication organization. Inthis research found three mean of health communication proposed by santri based on consciousexperience that is health communication which is process of delivering health and hygieneinformation which usually done by kyai to santri at sorogan, group health communication atbandongan, and health communication organization at when discussing activities or healthprograms undertaken.