Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

RASISME MEDIA POLITIK SYAHPUTRA, DEDI KURNIA; ARWIYAH, M. YAHYA
Communication Vol 5, No 2 (2014): COMMUNICATION
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi - Universitas Budi Luhur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.03 KB) | DOI: 10.36080/comm.v5i2.25

Abstract

Rasisme media politik merupakan kajian klasik yag menarik untuk diulas kembali,tentu sebagai pembaharuan pemikiran. Konsep Rasisme Media memandang mediamassa sebagai medan perang ideologi, di dalamnya terjadi pertentangan kelas antararuling class dan subordinat class. kekacauan inilah yang melahirkan rasis ideologimedia. Di mana elitis penguasa media memaksa subordinat class menerima kontenmedia yang sarat kepentingan ruling class. Meminjam pemahaman dari Stuart Hall(1932) melalui tulisannya yang tajam berjudul The Whites Of Their Eyes; RacistIdeologies and the Media. Ia mengungkapkan analisis dari praktek mediaberdasarkan perspektif dari teori kulturalis Marx, yakni dengan mengungkapkanotonomi media massa dan mengganti konsep Hegemoni Gramsci serta Althusseryang memandang media sebagai ideological state apparatus (Woollacott 1982: 110).Secara politis, tahun 2014 merupakan puncak dari hipotesis jurnalisme politik. Mediaterkooptasi, seolah wibawa “media publik” runtuh seruntuh-runtuhnya oleh segelintirorang penguasa media. Kemudian yang “segelintir” tersebut kesemuanya masuk keranah politik praktis. Dapat disebutkan, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakriedengan Viva Group. Hary Tanoesoedibjo, calon wakil presiden usungan Partai HatiNurani Rakyat dengan MNC Group. Surya Paloh, pendiri sekaligus Ketua UmumPartai Nasional Demokrat dengan Media Indonesia Group. Dahlan Iskan, politisibaru melalui Partai Demokrat juga seorang Raja Media dibawah bendera Jawa PosGroup.
UNSERE MÜTTER, UNSERE VÄTER (PENETRASI IDENTITAS GENDER PRIA JERMAN MELALUI WACANA KRITIS SARA MILLS) Firda Suci Azhari; Dedi Kurnia Syah Putra
Dialektika Vol 4 No 2 (2017): Vol.4 No.2 (2017) September
Publisher : Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Langlangbuana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The use of mass media as a form of propaganda have been performed since ancient times, especially during World War II. Gender and propaganda are two things that cannot be separated. The war miniseries “Unsere Mütter, Unsere Väther” constructing a male gender identity to build the positive image of German man. This study attempts to identify how construction of gender identity man were built to the figure of Germans. This research is a discourse analysis which uses critical paradigm, through qualitatif appoarch. The analysis that is used is critical discourse analysis combine with Sara Mills methodological analysis. After the analysis is done, the regained conclusion is that “Unsere Mütter, Unsere Väther trying to presenting the positive image of German’s Army by placing a male not only as a subject (narrator) but also as an object (which is told). Placement of the audience in the film is also one of the factors, by following the dominant reading in this film then the audience is led to the position itself based on the perspective of the German army.
Media dan Wacana: Telaah Keterbukaan Informasi Publik di Provinsi Jawa Barat Dedi Kurnia Syah Putra
Widya Komunika Vol 8 No 1 (2018): WIDYA KOMUNIKA - JURNAL KOMUNIKASI DAN PENDIDIKAN
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (10.389 KB) | DOI: 10.20884/1.wk.2018.8.1.1397

Abstract

Relasi kepentingan antara Harian Umum Pikiran Rakyat (HUPR) dan Pemerintah Provinsi JawaBarat (Pemprov Jabar), khususnya dalam hal keterbukaan informasi publik, menjadi fokus pentingdalam penelitian ini. Melalui telaah wacana yang dirumuskan oleh Teun A. Van Dijk, penelitianini berupaya untuk mengungkap bagaimana HUPR berperan dalam produksi wacana pemberitaan.Kemudian, persoalan wacana ini dilihat dari asumsi Gramsci terkait hegemoni. Beberapa haltemuan mengarah pada pola kepentingan yang saling melingkupi, baik HUPR maupun PemerintahProvinsi Jawa Barat. Kepentingan itu berupa citra dan reputasi terkait keterbukaan informasi di sisikuasa pemerintah, dan sisi ekonomi dari sirkulasi pemasok iklan di HUPR oleh Pemerintah darisisi HUPR. Tentu kepentingan tersebut, terjalin karena adanya tarik menarik kekuasaan dalammemproduksi informasi yang kemudian di konsumsi oleh publik secara permassif. Lebih jauh lagi,kondisi tersebut menghasilkan temuan bahwa kooptasi terbesar berhasil dilakukan olehPemerintahan, sedangkan HUPR tidak memiliki kekuatan berarti dalam menyusun wacananyasendiri, karena telah terdikte secara sistematis oleh Pemerintah, baik dari sisi ekonomi, politik dansosial. Penelitian ini menegaskan, bahwa HUPR tidak menjalankan fungsinya sebagai sharinginformation as knowledge, melainkan hanya sebagai medium atau alat kekuasaan pemerintahdalam menciptakan legitimasi reputasi sebagai pemerintahan yang terbuka. Gramsci melalui teoriHegemoni (1991) meyakini bahwa pemerintah akan menggunaan semua sumber daya untukpertahankan kekuasaannya. Dan kekuasaan itu diterjemahkan oleh Van Dijk melalui konstruksiwacana media. Dengan asumsi ini, maka apa yang sedang terjadi antara HUPR dan pemerintahmerupakan saling tarik kepentingan terkait kekuasaan di koridornya masing-masing. Mediadengan kepentingan kapital, dan pemerintah dengan kepentingan reputasi dan citra.
Konstruksi Makna Media Massa: Telaah Presentasi Kepemimpinan melalui Semiologi Charles Sanders Peirce Intan Nurhalima; Dedi Kurnia Syah Putra
Jurnal Communicate Vol 2, No 1 (2016)
Publisher : Postgraduate of Jayabaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (552.698 KB) | DOI: 10.31479/jc.v2i1.72

Abstract

Film as a medium of mass communication  succeeds in forming public percep­ tions through the construction of reality, build various phenomena through signs and structures of meaning. Film Jodhaa-Akbar is onof those films that one part of it tells of the power of an empire that had triumphed.  The phenome­ non of leadership is always interesting  when a source in contact with the study of politics and power issues. Through semiology Charles Peirce, this research study seeks to build leadership through the presentation of a film. Peirce di­ rects the concept of semiotics toward pragmatism. This research method using a qualitative approach. The studyfowzd that thi:'Ye is a scene that clearly shozus the shape of act s of leadership, such as decision-making illvolving  many advi­ sors among lenders, employee error executing a personal palace, to the totality ( (the Sultan of developing education.
Teknokomunikasi: Morfologi Masyarakat Multi Sosial Dedi Kurnia Syah Putra
Misykat al-Anwar Jurnal Kajian Islam dan Masyarakat Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Faculty of Islamic Studies, University of Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3601.93 KB) | DOI: 10.24853/ma.2.1.%p

Abstract

Studi Media saat ini cukup mampu mengarus zaman dengan perubahan dan perkembangan lingkungan global. Selain media itu sendiri, termasuk pers, citizen journalisme, juga terkait masyarakat. Kemunculan media baru menghadirkan fenomena konvergensi media konfensional, dimulai dengan munculnya Internet dan akses komunikasi dengan kecepatan mobile sistem. Sehingga atas konvergensi dan kecepatan akses, media baru mampu membangun komunitas baru yang terangkum dalam masyarakat maya (virtual community). Perkembangan ini merupakan tantangan radikal bagi para teoritisi konfensional, karena komunikasi media baru didominasi oleh pendekatan komunikasi internasional (global interaction/transnasional). Fenomena tersebut, turut serta membangun morfologi baru bagi masyarakat. Di mana manusia memiliki ketergantungan terhadap alat (determinisme tecnology), juga lahirnya consumer society sebagai bentuk kemunculan realitas baru tersebut (konsekuensi mediamorfosis). Dalam teks-teks kekinian, media baru menjadi medium paling diminati karena jangkauannya mampu menggantikan efisensi waktu. Mengurai dari apa yang dijelaskan dalam konsep global village, juga network society, masyarakat kekinian mempraktikkan kehidupan di dunia serba terhubung (the connected world). Dari asusmi itu, media tidak hanya memproduksi pesan, melainkan menciptakan dunia baru yang disebut masyarakat multi sosial. Teknologi, pada akhirnya merupakan medium paling membelenggu atas kehidupan manusia kekinian.
KOMUNIKASI BUDAYA DALAM MELESTARIKAN KESENIAN TEREBANG DI KABUPATEN BANDUNG Sinthia Nurhabibah; Dedi Kurnia Syah Putra
Jurnal Ilmu Komunikasi Acta Diurna Vol 15 No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Ilmu Komunkasi FISIP Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.286 KB) | DOI: 10.20884/1.actadiurna.2019.15.2.2137

Abstract

Kesenian Terebang adalah salah satu seni bernafaskan Islam melalui penggunaan ayat- ayat doa yang diambil dari buku Barzanji. Fokus dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana komunikasi budaya terjadi di masyarakat dalam mempertahankan kesenian Terebang dari generasi ke generasi sebagai warisan budaya leluhur di wilayah Kabupaten Bandung. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi untuk komunikasi dan didukung oleh paradigma konstruktivisme. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi sebagai data primer dan studi literatur sebagai data sekunder. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa setiap komunikasi yang dilakukan sebagai upaya konservasi terjadi secara alami tanpa paksaan dari dan murni atas dasar keinginan sendiri. Bentuk komunikasi yang dilakukan adalah dalam bentuk undangan untuk berpartisipasi dalam acara seni terebang.
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM TERHADAP PERSONAL BRANDING JOKO WIDODO PADA PEMILIH PEMULA PEMILU 2019 Ahnaf Rifky Saputra Ma'aruf; Dedi Kurnia Syah Putra
Jurnal Ilmu Komunikasi Acta Diurna Vol 15 No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Ilmu Komunkasi FISIP Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.99 KB) | DOI: 10.20884/1.actadiurna.2019.15.2.2129

Abstract

Pada era digital ini, segala kegiatan dapat dipublikasikan ke khalayak melalui media sosial. Banyak golongan masyarakat yang aktif menggunakan media sosial mulai dari pelajar, orang dewasa, pengusaha maupun pejabat negara. Salah satunya adalah Presiden Republik Indonesia ketujuh, Ir. H. Joko Widodo. Joko Widodo memiliki berbagai platform media sosial, media sosial dengan pengikut paling banyak diantara media sosial lainnya adalah Instagram. Dengan total 16,5 juta followers menjadikan dia sebagai pemimpin negara dengan pengikut terbanyak kedua di dunia. Konten unggahan di Instagram Joko Widodo beraneka ragam dan sangat masif dilakukan, Hal yang dilakukan Joo Widodo di media sosial Instagram adalah salah satu cara untuk membentuk personal branding. Personal branding merupakan fenomena yang unik karena pada dasarnya semua orang memiliki ciri khas tersendiri, ntuk mendapatkan hasil branding yang bertahan lama dan memberikan manfaat yang maksimal maka proses branding harus bersumber dari bukti-bukti otentik, nyata dan asli. Studi ini bertujuan untuk mengetahui seberapa efektif penggunaan media sosial instagram terhadap pembentukan personal Branding Joko Widodo kepada Pemilih Pemula Pemilu 2019 yang masih bingung dan membutuhkan referensi untuk menentukan pilihan dalam menggunakan hak suaranya. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif dua variabel. Variabel independen dalam penelitian ini adalah efektivitas penggunaan media sosial instagram sedangkan variabel dependennya yaitu personal branding Joko Widodo. Penelitian ini dilakukan dengan menyebar kuesioner kepada 100 responden dengan menggunakan teknik Nonprobality Sampling. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa penggunaan media sosial Instagram dalam menyampaikan pesan yang yang diinginkan masuk dalam kategori eefektif dengan presentase 74,9% sedangkan pembentukan personal branding kepada pemilih pertama termasuk dalam kategori efektif dengan presentase 81,1%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Komunikasi yang dilakukan oleh akun media sosial Instagram Joko Widodo berlangsung efektif dan berpengaruh positif terhadap pembentukan personal branding Joko Widodo pada pemilih pemula Pemilu 2019.
IDENTITAS BUDAYA INDONESIA ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES DALAM IKLAN AQUA VERSI TEMUKAN INDONESIAMU Sinta Rizki Haryono; Dedi Kurnia Syah Putra
Jurnal Ilmu Komunikasi Acta Diurna Vol 13 No 2 (2017)
Publisher : Jurusan Ilmu Komunkasi FISIP Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.682 KB)

Abstract

In the advertisement of Aqua version "Discover Indonesiamu", advertisement construct culture owned by Indonesiansociety. There are several Indonesian cultures that are constructed in advertisements through visual and audio alerts.The purpose of this study is to describe the culture of Indonesia that is constructed from the reality of society throughaudio and visualization in advertisements and explain the structuring of Indonesian cultural identity in theadvertisement Aqua version of "Discover Indonesia". The theory used in this research is the construction of socialreality through television advertising and Indonesian culture that can be used as an identity. To achieve the researchobjectives, the researcher uses constructivist paradigm, with qualitative approach and semiotics analysis methodRoland Barthes. Sources of data derived from literature studies either through articles, the internet, and literaturereviews relevant to the research. The results of this study indicate the presence of existing elements in advertising."Your Indonesian Culture". This research is also like how to overcome it. Hopefully, in the end, this ad can give clearpurpose, what message to be submitted Aqua through television advertisement.
YOU LOOK DISGUISTING: KRITIK ATAS CITRA KECANTIKAN TELAAH SEMIOTIKA JOHN FISKE TERHADAP REPRESENTASI FEMINISME MODERN Eka Bella Ferlinda Furkan; Dedi Kurnia Syah Putra
SEMIOTIKA: Jurnal Komunikasi Vol 9, No 2 (2015): Jurnal Semiotika
Publisher : Universitas Bunda Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30813/s:jk.v9i2.19

Abstract

‘You Look Disguisting’ (2005) is a short film that contains criticisms of the image of beauty in a woman's face. Beauty is associated with such a full manipulation of makeup. Beautiful presentation is no longer located on the face itself, but rather shifted to manipulate symbols, brand of cosmetic products. The conditions of their assumptions about modern feminism, where gender equality is no longer a tool of struggle of feminism, but feminism is today synonymous with beauty, and other feminine traits. You look disguisting trying to break the tradition of the shift, the film wants to restore the image of beauty does not lie in makeup, but lies in naturalitity. The French sociologist June Hannan (2007: 22) argues that feminism as a social movement to build an understanding of equal rights, there is no gender distinction between ownership of women and men. Furthermore, Hannan agreed that feminism has shifted from the initial meaning, where the interpretation of feminism today is more on the concept of existentialism femaleness. Look elegant, beautiful, charming and simbolistic. This journal will parse a more detailed presentation related to the criticism of feminism beauty that featured in the film ‘You Look Disguisting’. The theory in this research is the construction of social reality on modern feminism. This writing method approach is qualitative research which refers to The Television Code Theory of Semiotics from John Fiske. Keywords: Short Film, Television Codes Theory, Modern Feminism, Criticism Beauty
KOMUNIKASI BUDAYA DALAM MELESTARIKAN KESENIAN TEREBANG DI KABUPATEN BANDUNG Sinthia Nurhabibah; Dedi Kurnia Syah Putra
Jurnal Ilmu Komunikasi Acta Diurna Vol 15 No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Ilmu Komunkasi FISIP Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.286 KB) | DOI: 10.20884/1.actadiurna.2019.15.2.2137

Abstract

Kesenian Terebang adalah salah satu seni bernafaskan Islam melalui penggunaan ayat- ayat doa yang diambil dari buku Barzanji. Fokus dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana komunikasi budaya terjadi di masyarakat dalam mempertahankan kesenian Terebang dari generasi ke generasi sebagai warisan budaya leluhur di wilayah Kabupaten Bandung. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi untuk komunikasi dan didukung oleh paradigma konstruktivisme. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi sebagai data primer dan studi literatur sebagai data sekunder. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa setiap komunikasi yang dilakukan sebagai upaya konservasi terjadi secara alami tanpa paksaan dari dan murni atas dasar keinginan sendiri. Bentuk komunikasi yang dilakukan adalah dalam bentuk undangan untuk berpartisipasi dalam acara seni terebang.