Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmiah Dinamika Sosial

KOMODIFIKASI KONTEN VISUAL PEMAIN DIASPORA DI AKUN INSTAGRAM @TIMNASINDONESIA: (Analisis Semiotika Roland Barthes) Melano, Fiqie Lavani; Abdullah, Nisa Nurmauliddiana; Adim, Adrio Kusmareza
Jurnal Ilmiah Dinamika Sosial Vol 8 No 2 (2024)
Publisher : Universitas Pendidikan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38043/jids.v8i2.5257

Abstract

Dalam era digital, media sosial, khususnya Instagram, menjadi alat komunikasi penting bagi organisasi olahraga termasuk Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Penelitian ini menganalisis komodifikasi pemain diaspora di akun Instagram resmi @timnasindonesia melalui pendekatan semiotika Roland Barthes. Fokusnya adalah pada konten visual yang menampilkan pemain diaspora setelah pertandingan melawan Filipina, di mana logo sponsor seperti Bank Mandiri sering terlihat. Metode kualitatif digunakan untuk mengkaji makna denotatif dan konotatif dari elemen visual dalam konten tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemain diaspora dikomodifikasi sebagai produk komersial dengan nilai ekonomis dan simbolis. Konten visual yang menampilkan logo sponsor dan teks yang mendukung menciptakan narasi yang menekankan dukungan finansial dan prestasi nasional, memperkuat citra pemain sebagai ikon nasional dan duta merek. Penelitian ini juga menyoroti adanya pergeseran fungsi akun Instagram PSSI dari sekadar memberikan informasi netral menjadi platform komersial yang mengintegrasikan kepentingan bisnis. Dominasi konten yang menampilkan pemain diaspora dibandingkan pemain lokal menunjukkan adanya prioritas komersial, yang mengaburkan representasi adil dari pemain lokal. Temuan ini sejalan dengan teori komodifikasi Vincent Mosco, mengindikasikan bahwa nilai informasi diubah menjadi alat pemasaran untuk tujuan komersial, mengubah cara audiens berinteraksi dengan konten dan mengalihkan fokus dari informasi murni menjadi promosi komersial. Penelitian ini memberikan wawasan tentang strategi komunikasi visual PSSI dan dampaknya terhadap persepsi publik serta nilai komersial konten.
KEEFEKTIFAN PEMERIKSA KOREKSI FAKTA MELALUI GAMBAR DAN SKALA KEBENARAN TERHADAP INTENSI UNTUK MENYEBARKAN HASIL KOREKSI PEMERIKSA FAKTA: (Studi Desain Experimental pada Masyarakat Jawa Barat) Abdullah, Nisa Nurmauliddiana; Melano, Fiqie Lavani; Adim, Adrio Kusmareza
Jurnal Ilmiah Dinamika Sosial Vol 7 No 2 (2023)
Publisher : Universitas Pendidikan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38043/jids.v7i2.5258

Abstract

Memasuki tahun 2024, Indonesia sedang bersiap menuju Pemilihan Umum Presiden, Wakil Presiden, dan Kepala Daerah 2024-2029. Segala informasi tentang Pemilu 2024 ini mengalir sangat deras, entah itu fakta maupun hoax. Melihat fenomena ini, dibutuhkan lembaga koreksi fakta yang mampu menyaring informasi yang disebarkan sehingga tidak menimbulkan keresahan di masyarakat. Provinsi Jawa Barat menjadi salah satu provinsi dengan tingkat tertinggi persebaran hoax di Indonesia, maka dari itu muncul berbagai institusi ataupun organisasi pemeriksa fakta yang mampu membantu dalam menangkal hoax dan mendistribusikan informasi baik di masyarakat. Terdapat gambar dan narasi dalam hasil koreksi fakta tersebut, namun peneliti ingin melihat bagaimana efektivitas pemeriksa hasil koreksi fakta melalui gambar dan skala kebenaran terhadap intensi untuk menyebarkan hasil koreksi fakta. Teori yang digunakan adalah Effective Use: A Representation Theory Perspective untuk mengukur efektifitas suatu sistem dalam hal ini adalah skala kebenaran dan gambar dalam koreksi pemeriksa fakta. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan studi desain eksperimental faktorial desain 2x2. Sampel pada penelitian ini sebanyak 184 responden masyarakat Jawa Barat yang dibagi menjadi empat kelompok treatment. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hasil koreksi fakta menggunakan skala kebenaran memiliki efektifitas yang signifikan daripada gambar, namun bukan berarti gambar tidak diperlukan dalam proses koreksi fakta. Terdapat interaksi antara skala kebenaran dan gambar dalam efektifitasnya terhadap intensi untuk menyebarkan hasil koreksi fakta.