Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search

Motif Remaja dalam Menggunakan Media Baru (Studi Pada Remaja di Daerah Sub-Urban Kota Bandung) Pramiyanti, Alila; Putri, Idola Perdini; Nureni, Reni
Komuniti: Jurnal Komunikasi dan Teknologi Informasi Volume VI, No. 2, September 2014
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/komuniti.v6i2.2783

Abstract

Teknologi internet telah memunculkan media baru dengan interaktivitas dan koneksivitasyang sangat tinggi. Remaja usia 15-18 merupakan golongan digital native yang gemar menggunakanmedia baru. Penelitian yang mengunakan metode survei dengan analisis deskriptif kuantitatif ini,membahas perilaku dan motif penggunaan media baru oleh remaja sub-urban di Kota bandung.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan pemetaan perilaku dan motif penggunaan mediabaru. Teknik sampling yag digunakan adalah teknik aksidental. Sementara itu jumlah sampelpada penelitian ini adalah 300 siswa SMA yang berasal dari empat SMA di Kabupaten Bandungyang merupakan daerah sub-urban Kota Bandung. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwapenggunaan remaja sub-urban media baru berada dalam kategori heavy user. Sedangkan motif yangpaling menonjol adalah motif kognitif, dimana para remaja menjadikan media baru sebagai beragamsumber informasi.
TREN KARAKTERISTIK TOKOH UTAMA DALAM FILM INDONESIA Rachmanda Mochamad S; Idola Perdini Putri
Dialektika Vol 8 No 1 (2021): Maret
Publisher : Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Langlangbuana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32816/dialektika.v8i1.1952

Abstract

Tema dalam film dapat mempengaruhi penonton film untuk bertindak dan berkelakuan karena dorongan empati terhadap keberadaan karakter utama dalam film ini. Kuatnya pengaruh karakter utama dalam film ini mempengaruhi penonton, berjalan lurus dengan perkembangan tema dalam industri perfilman Indonesia yang tercatat pesat selama periode 2015 hingga 2019. Berdasarkan fenomena yang terjadi inilah peneliti merasa tertarik melihat bagaimana tren yang terbentuk pada karakteristik tokoh utama dalam film drama remaja Indonesia selama periode 2015 hingga 2019. Tren ini dapat memberikan suatu gambaran bagaimana perkembangan industri perfilman kedepannya. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan teori analisis Clock of Character yang dikemukakan Jens Eder. Teknik analisis ini melihat karakter dalam film menjadi empat aspek yaitu, artefact, fictional being, symbol dan symptom. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa, secara keseluruhan tema paling populer yang adalah percintaan, yang muncul sejak sebelum tahun 2015 dengan tema drama religi dan percintaan pasangan, yang memuncak pada tahun 2016, 2017. Di tahun 2018 tema yang populer adalah percintaan, tetapi sejak tahun ini sampai 2019, penggambaran percintaan kisah kasih pasangan mulai berkurang. Kedepannya diprediksi di tahun 2020 tema percintaan akan tetap muncul dan tema keluarga akan semakin berkembang, serta film lainnya akan lebih banyak mengandung pesan.
IMPLEMENTASI APLIKASI PENCATATAN PENGUNJUNG, PENDAPATAN DAN INFORMASI MELALUI QR CODE DI MUSEUM SRI BADUGA BANDUNG Idola Perdini Putri; Reni Nuraeni; Agus Aprianti; Asti widayanti; Irna yuniar; Kastaman Kastaman
Dharmakarya Vol 10, No 1 (2021): Maret, 2021
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/dharmakarya.v10i1.23942

Abstract

Teknologi dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan, untuk menghindari terkikisnya pengetahuan budaya pada kalangan generasi muda khususnya dan masyarakat pada umumnya museum mencoba memberikan solusi literasi dengan menerapkan teknologi digitaslisiasi. Museum Sri Baduga merupakan salah satu museum pemerintah provinsi Jawa Barat yang memiliki koleksi lengkap untuk menjadi media pembelajaran masyarakat Jawa Barat terhadap khasanah nilai budaya dan sejarah Jawa Barat. Namun demikian, sebagai salah satu museum yang telah berdiri puluhan tahun, Museum Sri Baduga memerlukan peremajaan dalam hal pengelolaan internal museum dan pengelolaan informasi koleksi museum. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mengaplikasikan sistem informasi pengelolaan dan pelaporan data pengunjung dan meningkatkan literasi dan akses informasi koleksi Museum Sri Baduga melalui QR Code dan pembuatan website Museum, dengan tujuan agar tampilan koleksi Museum Sri Baduga diminati karena lebih menarik dan interaktif. Metode yang digunakan pada pengabdian masyakat ini adalah workshop mengenai pengenalan aplikasi melalui sosialisasi dan pendampingan penggunaan aplikasi pencatatan pengunjung, pendapatan dan informasi melalui QR code.  di Museum. Saat ini Sri Baduga Kota Bandung sudah mengimplementasikan aplikasi tersebut dalam kegiatan operasional museum, sehingga memudahkan dan meningkatkan kinerja museum berbasis teknologi informasi.
K-Drama dan Penyebaran Korean Wave di Indonesia Idola Perdini Putri; Farah Dhiba Putri Liany; Reni Nuraeni
ProTVF Vol 3, No 1 (2019): March 2019
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (781.217 KB) | DOI: 10.24198/ptvf.v3i1.20940

Abstract

Korean wave adalah istilah yang diberikan untuk penyebaran budaya populer Korea melalui produk-produk hiburan seperti drama, musik, style. Keberadaan Korean wave di Indonesia menjadi fenomena yang menarik untuk diteliti. Penelitian ini membahas tentang peranan kebudayaan populer Korea, Korean Drama (K-Drama) dalam fenomena Korean wave yang terjadi di Indonesia. Drama Korea atau K-Drama menjadi awal kemunculan dari Korean wave di Indonesia. Penggunaan metode kualitatif dengan pendekatan historis pada penelitian ini, bertujuan untuk dapat merekonstruksi K-Drama yang muncul di Indonesia, khususnya di Stasiun TV Indosiar dari tahun 2002 hingga tahun 2013. Melalui analisis data-data serial TV Korea yang tayang di Indonesia, penelitian ini menjelaskan tentang perkembangan K-Drama sebagai pemicu dari munculnya Korean wave, perkembangan K-Drama di Indonesia, hingga dampak yang ditimbulkan dari K-Drama seperti kemunculan eksistensi produk budaya pop Korea lainnya, yaitu K-Pop dan K-Style di Indonesia. K-Drama memiliki peranan yang cukup penting atas Korean wave di Indonesia. Di mana hal-hal tersebut dapat terlihat pada dampak K-Drama di Indonesia, seperti kemunculan komunitas-komunitas pecinta K-Drama, hadirnya situs dari Indonesia yang menyajikan informasi seputar Korea, bahkan hingga maraknya acara-acara yang mengundang aktor, penyanyi, idola-idola Korea ke Indonesia. Korean Wave sendiri menjadi soft power Korea Selatan melalui budaya populernya yang diekspor ke berbagai negara dalam bentuk K-Drama, K-Pop, K-Style, kuliner dan teknologi. Melalui nilai-nilai yang terdapat dalam pembuatan budaya populer, terutama drama, Korea memadukan unsur modern dalam hal ini teknologi dengan tradisi dan nilai-nilai kekeluargaan. Korean wave di Indonesia sendiri ditandai dengan maraknya kemunculan kuliner khas Korea, sinetron adaptasi cerita K-Drama, fashion khas Korea, hingga tujuan wisata tempat pembuatan K-Drama.
ANALISIS NARASI TZVETAN TODOROV PADA FILM SOKOLA RIMBA Siti Shadrina Azizaty; Idola Perdini Putri
ProTVF Vol 2, No 1 (2018): March 2018
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.452 KB) | DOI: 10.24198/ptvf.v2i1.12873

Abstract

Film merupakan media penyampaian informasi yang mudah dan cepat untuk diterima oleh masyarakat. Di Indonesia, banyak film yang mengangkat permasalahan kehidupan sosial yang ada pada masyarakat Indonesia ke layar lebar untuk memberikan informasi, hiburan, dan edukasi. Film tidak hanya berasal dari hasil karya penulis skenario atau sutradara, namun juga dapat berasal dari buku ataupun kisah nyata yang pernah terjadi sehingga dapat divisualisasikan ke dalam film yang berisikan skenario adaptasi. Film yang diangkat berdasarkan kisah nyata dan diadaptasi untuk diceritakan kembali memiliki penyesuaian yang akan mempengaruhi unsur naratif sebagai unsur pembentuk film yang berkaitan dengan aspek cerita, tokoh, masalah, waktu, lokasi dan lainnya. Salah satunya film Sokola Rimba yang berdasarkan kisah nyata Butet Manurung yang memberikan pendidikan untuk orang rimba di hutan Bukit Dua Belas, Jambi yang sebelumnya telah ditulis dalam buku. Penelitian ini membahas struktur narasi pada film untuk mengetahui bagaimana struktur naratif dari tahap awal hingga akhir film meliputi equilibrium, disruption, recognition disruption, attempt to repair the disruption, dan reinstatement of the equilibrium dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dan analisis naratif Tzvetan Todorov dengan pendekatan Nick Lacey dan Gillespie. Hasil penelitian yang diperoleh, film Sokola Rimba ini menggunakan alur yang lebih modern dan tidak terpaku dengan alur tradisional yang dijabarkan oleh Tzvetan Todorov karena terdapat pengulangan disruption, recognition disruption, dan attempt to repair the disruption. Selain itu, unsur mise en scene mendukung naratif dalam membangun suasana pada film.
Motif Remaja dalam Menggunakan Media Baru (Studi Pada Remaja di Daerah Sub-Urban Kota Bandung) Alila Pramiyanti; Idola Perdini Putri; Reni Nureni
Komuniti: Jurnal Komunikasi dan Teknologi Informasi Volume VI, No. 2, September 2014
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/komuniti.v6i2.2783

Abstract

Teknologi internet telah memunculkan media baru dengan interaktivitas dan koneksivitasyang sangat tinggi. Remaja usia 15-18 merupakan golongan digital native yang gemar menggunakanmedia baru. Penelitian yang mengunakan metode survei dengan analisis deskriptif kuantitatif ini,membahas perilaku dan motif penggunaan media baru oleh remaja sub-urban di Kota bandung.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan pemetaan perilaku dan motif penggunaan mediabaru. Teknik sampling yag digunakan adalah teknik aksidental. Sementara itu jumlah sampelpada penelitian ini adalah 300 siswa SMA yang berasal dari empat SMA di Kabupaten Bandungyang merupakan daerah sub-urban Kota Bandung. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwapenggunaan remaja sub-urban media baru berada dalam kategori heavy user. Sedangkan motif yangpaling menonjol adalah motif kognitif, dimana para remaja menjadikan media baru sebagai beragamsumber informasi.
PERILAKU REMAJA DALAM MENGGUNAKAN MEDIA BARU: PEMETAAN HABIT MEDIA BARU REMAJA DAERAH SUB URBAN KOTA BANDUNG (KABUPATEN BANDUNG) Reni Nureni; Alila Pramiyanti; Idola Perdini Putri
Jurnal Sosioteknologi Vol. 12 No. 30 (2013)
Publisher : Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/sostek.itbj.12.30.1

Abstract

Dunia masa depan adalah dunia para digital natives. Budaya dan gaya hidup masa depan anak-anak Indonesia adalah budaya dan gaya hidup digital natives. Walaupun demikian, sampai saat ini tak ada satupun data komprehensif, dan masif, menyangkut kebiasaan bermedia anak-anak Indonesia. Data TNS yang disebut"•Digital Life"– sendiri, yang selama ini kerap dirujuk oleh para peneliti untuk melakukan kajian terkait dengan komunikasi massa maupun marketing communication di era digital, hanya memperlihatkan data pengakses Internet di berbagai negara secara general. Ketiadaan baseline data secara nasional menyangkut kebiasaan bermedia remaja Indonesia ini menyebabkan sulitnya pemerintah, maupun kelompok kepentingan lainnya dari dalam maupun luar negeri, guna merancang kebijakan, merumuskan regulasi, atau melaksanakan program yang tepat sasaran terkait dengan masa depan remaja Indonesia. Dengan adanya penegasan menyangkut jenis media, aktivitas bermedia, dan sasaran yang hendak dieksplorasi, penelitian ini mencoba memaparkan bagaimana akses media baru yang dilakukan oleh remaja Indonesia, bagaimana penggunaan media baru yang dilakukan oleh remaja Indonesia, dan bagaimana praktik media baru dalam kehidupan remaja sehari-hari di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada responden di sekolah di Kabupaten Bandung yang dijadikan lokasi penelitian. Jumlah sampel mewakili populasi penduduk kabupaten Bandung untuk kategori usia remaja, dengan teknik pengambilan sampel simple random sampling yang jumlahnya ditentukan melalui rumus Yamane. Kata Kunci: digital natives, digital life, remaja, internet, media. The world in the future is the world of the digital natives. Culture and lifestyle of future Indonesian children are the culture and lifestyle of digital natives. However, to date, there is no single comprehensive and massive data concerning the habits of the children in Indonesia related to media. The TNS data called Digital Life itself, which has been frequently referred to by researchers in conducting studies related to mass communication and marketing communication in the digital age show only data on those accessing the Internet in various countries in general. The absence of a national baseline data concerning the habits of using media among Indonesian teenagers makes it difficult for the government, as well as other interest groups from within and outside the country, to design policies, formulate regulations, or implement targeted programs related to the future of Indonesian teenagers. With assertions regarding the type of media, the activity of media, and the targets to be explored, this study tries to explain new media accesses conducted by Indonesian teenagers, how new media used by Indonesian teenagers, and the new practices of using new media in the everyday life of the teens in Indonesia. This research was conducted using a survey method through the use of questionnaires distributed to respondents in schools in Kabupaten Bandung regency as the study sites. The number of samples is the representative of the population of Kabupaten Bandung Regency for teenage category, with a simple random sampling technique whose number is determined through the Yamane formula. Key Words: digital natives, digital life, teenagers, the internet, media
POLA KOMUNIKASI PROSESI MARHATA SINAMOT PADA PERNIKAHAN ADAT BATAK TOBA DALAM MEMBENTUK IDENTITAS BUDAYA SUKU BATAK TOBA DI BANDUNG Idola Perdini Putri; Sastrya Naibaho
Jurnal Sosioteknologi Vol. 15 No. 3 (2016)
Publisher : Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/sostek.2016.15.3.3

Abstract

Marhata Sinamot merupakan kegiatan adat yang membicarakan mahar dan perlengkapan pesta agar terlaksana pernikahan secara adat Batak Toba. Di daerah asal kegiatan dilakukan berbeda hari, namun di Bandung disatukan dengan hari Martumpol (tunangan) untuk menghemat waktu karena kesibukan di kota. Penelitian ini bertujuan menjelaskan pola komunikasi Marhata Sinamot di Bandung, Jawa Barat.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan paradigma konstruktivisme. Data diperoleh melalui observasi dan hasil wawancara dengan ketua bidang adat, Raja Parhata dan pengantin yang diuji kebenarannya dengan triangulasi waktu dan dianalisis dengan mereduksi, menyajikan dan menyimpulkan data.Hasil penelitian yang diperoleh yaitu pola komunikasi dimensi sosial menunjukkan komunikasi yang akrab dalam penentuan Raja Parhata dan dimensi konsep menunjukkan suasana ketat hukum adat dan memiliki simbol dan makna sebagai komunikasi verbal dan nonverbal sehingga membentuk identitas Batak Toba di Bandung.Pola komunikasi dimensi sosial dan konsep tersebut mampu membentuk identitas budaya Batak Toba di Bandung dan membedakannya dengan daerah asal. Kata Kunci : Marhata Sinamot, pola komunikasi, identitas budaya
MEDIA KAMPANYE PEMELIHARAAN ALIRAN SUNGAI CITARUM DI DESA SUKAMUKTI KECAMATAN KATAPANG KABUPATEN BANDUNG Reni Nuraeni; Dini Salmiyah; Idola Perdini Putri; Ratih Hasanah; Gede Agung Ary; Yuyun Siti Rohmah
Charity : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2 No 1 (2019): Charity - Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : PPM Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/charity.v2i1.2062

Abstract

Sungai Citarum sebagai sungai terkotor di dunia menimbulkan kekhawatiran tentang perusakan alam di Indonesia. Aliran sungai ini menjadi nafas kehidupan bagi masyarakat Jawa Barat dan DKI Jakarta. Berbagai problematika muncul dari sungai CItarum, mulai dari konflik masyarakat, pemerintah hingga donor. Usaha untuk mevitalisasi sungai ini sudah ada sejak tahun 2004, namun hingga saat ini kualitas sungai ini masih memprihatinkan. Dalam upaya memperbaiki kualitas Sungai Citarum diperlukan strategi komunikasi kepada masyarakat melalui media kampanye pemeliharan aliran Sungai Citarum. Lokasi yang dijadikan objek dalan pengabdian masyarakat adalah Desa Sukamukti Kecamatan Kabupaten Bandung. Foto dan video dari kegiatan membersihkan lingkungan merupakan media yang digunakan sebagai salah satu sarana sosialisasi dalam rangka memberikan informasi kepada warga dalam hal kebiasaan membuang sampah sampai pada kegiatan membersihkan lingkungan yang dapat diakses melalui instagram.
INDUSTRI FILM INDONESIA SEBAGAI BAGIAN DARI INDUSTRI KREATIF INDONESIA Idola Perdini Putri
Lingkar Studi Komunikasi (LISKI) Vol 3 No 1 (2017): FEBRUARI 2017
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/liski.v3i1.805

Abstract

Tulisan ini menjelaskan tentang industri film Indonesia pasca reformasi sebagai salah satu sub-sektor industri kreatif. Industri kreatif dianggap banyak memberikan sumbangsih positif terhadap pembangunan sebuah kota bahkan negara dalam hal peningkatan pasar dan ekonomi global. Industri kreatif memiliki potensi besar untuk meningkatkan ekonomi dan kualitas hidup masyarakat Indonesia. Industri film dunia sendiri mampu memperoleh pendapatan hingga $10,162,657,657 (sekitar 980 triliun rupiah), dengan penjualan tiket mencapai 1.276.715.780 buah, dan jumlah penonton bioskop yang mencapai lebih dari 700 juta orang. Sementara di Indonesia menurut penelitian Oxford Economics, dengan mempertimbangkan transaksi langsung dan tidak langsung yang ditimbulkan, total kontribusi ekonomi Industri film dan televisi terhadap PDB pada 2010 mencapai USD 2,98 miliar atau 0,43 persen dari seluruh PDB nasional. Deskripsi industri film Indonesia menganalisis tiga subsektor industri film yaitu produksi, distribusi dan eksebisi dan menggambarkan bagaimana kondisi pada industri film nasional pada era pasca reformasi sejak industri film didapuk sebagai salah satu sub-sektor industri kreatif.