Dyah Panuntun Utami
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purworejo

Published : 55 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

PERSEPSI PETANI TERHADAP PROGRAM SL-PHT JAGUNG (Zea mays L) DI DESA PATUTREJO KECAMATAN GRABAG KABUPATEN PURWOREJO (Studi Kasus Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu Jagung pada Kelompok Tani Sedyo Rahayu) - - Turyono; Uswatun - Hasanah; Dyah Panuntun Utami
Surya Agritama : Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Vol 3, No 1 (2014): Surya Agritama
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah: 1) mengetahui gambaran karakteristik internal dan eksternal petani jagung, 2) mengetahui persepsi petani terhadap program SL-PHT jagung, 3) menganalisis hubungan karakteristik internal dan eksternal petani dengan persepsi petani terhadap program SL-PHT jagung di Desa Patutrejo Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analisis dengan sampel sebanyak 55 orang. Metode analisis yang digunakan adalah rataan skor dan korelasi rank spearman. Hasil skor mengenai persepsi petani terhadap program SL-PHT untuk petani yang ikut Program SL-PHT diperoleh rataan skor 59,88 yang berarti persepsi petani terhadap program SL-PHT baik. Hasil skor mengenai persepsi petani terhadap program SL-PHT untuk petani yang ikut Program SL-PHT diperoleh rataan skor 57,3 yang berarti persepsi petani terhadap program SL-PHT baik. Hasil uji korelasi rank spearman untuk petani yang ikut program SL-PHT menunjukkan bahwa faktor eksternal yang berkorelasi dengan persepsi petani terhadap program SL-PHT adalah intensitas penyuluhan dengan nilai rs = 0,958 dan nilai signifikansi 0,000 < 0,01. Faktor internal yang berkorelasi dengan persepsi petani terhadap program SL-PHT  adalah pendidikan formal dengan nilai rs = 0,807 dan nilai signifikansi 0,000 < 0,01. Pendidikan non formal dengan nilai rs = 0,987 dan nilai signifikansi 0,000 < 0,01. Hasil uji korelasi rank spearman untuk petani yang tidak ikut program SL-PHT menunjukkan bahwa faktor eksternal petani tidak ada yang berkorelasi dengan program SL-PHT dan faktor internal yang berkorelasi dengan persepsi petani terhadap program SL-PHT adalah umur dengan nilai rs = 0,994 dan nilai signifikansi 0,000 < 0,01.   Kata Kunci : SL-PHT Jagung, Faktor Internal dan Eksternal
ANALISIS SIKAP KONSUMEN DALAM MENGKONSUMSI SUSU KEDELAI MEREK ABC DAN SUSU SAPI MEREK FRISIAN FLAG DI KABUPATEN PURWOREJO Aviyanie Ayu N; Dyah Panuntun Utami; Istiko Agus Wicaksono
Surya Agritama : Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Vol 4, No 1 (2015): SURYA AGRITAMA
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (533.924 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) deskripsi konsumen dalam mengkonsumsi susu kedelai merek ABC dan susu sapi merek FRISIAN FLAG, 2) atribut produk susu kedelai merek ABC dan susu sapi merek FRISIAN FLAG yang memenuhi sifat ideal bagi konsumen, 3) sikap konsumen terhadap berbagai atribut produk susu kedelai merek ABC dan susu sapi merek FRISIAN FLAG, dan 4) faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam mengkonsumsi susu kedelai merek ABC dan susu sapi merek FRISIAN FLAG. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan lokasi penelitian dipilih karena Pasar Swalayan Laris adalah yang terbesar di Kabupaten Purworejo. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode accidental sampling, dengan jumlah responden 120 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa atribut yang memenuhi sifat ideal menurut konsumen susu kedelai merek ABC adalah rasa dan susu sapi merek FRISIAN FLAG adalah atribut kemasan. Nilai 5,98 untuk susu kedelai dan nilai 16,65 untuk susu sapi tersebut berada pada range sangat baik. Model analisis regresi susu kedelai merek ABC LN Y = -8139Y + 0,023X1 + 0,018X2 + 0,177X3 + 0,938X4 + 0,101X5 dan Model analisis regresi susu sapi merek LN Y = -7,729Y+0,045X1+0,009X2+0,113X3+0,915X4+0,022X5. Hasil uji F susu kedelai diketahui bahwa Fhitung > Ftabel (192,150 > 2,8661) dan hasil uji F susu sapi diketahui bahwa Fhitung > Ftabel (81,785 > 2,8661). Hasil uji t pada faktor pengeluaran diketahui nilai thitung > ttabel (5,450 > 2,861) dan pada faktor pengambil keputusan nilai thitung > ttabel (2,132 > 0,688). Faktor yang berpengaruh signifikan terhadap konsumsi susu kedelai merek ABC adalah pengeluaran dan pengambil keputusan. Hasil uji t pada faktor pengeluaran diketahui nilai thitung > ttabel (5,011 > 2,861). Faktor yang berpengaruh signifikan terhadap konsumsi susu sapi merek FRISIAN FLAG adalah pengeluaran.   Kata Kunci : Sikap Konsumen, Susu Kedelai, Susu Sapi
MANAJEMEN RISIKO USAHATANI PADI ORGANIK (Studi Kasus Di Kecamatan Ngombol Kabupaten Purworejo) Fajar Tri Lestari; Uswatun Hasanah; Dyah Panuntun Utami
Surya Agritama : Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Vol 6, No 2 (2017): SURYA AGRITAMA
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.219 KB)

Abstract

Sektor pertanian adalah suatu sektor yang dalam kegiatannya mudah mengalami suatu risiko dan kejadian yang tidak pasti termasuk dalam kegiatan usahatani padi organik. Dalam menghadapi suatu risiko perlu suatu manajemen agar risiko ini dapat dikurangi dampaknya. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui macam risiko dan tingkat risiko, 2) persepsi petani terhadap risiko, dan 3) manajemen risiko yang dilakukan oleh petani untuk mengurangi risiko. Penelitian ini dilakukan pada petani padi organik di kecamatan Ngombol kabupaten Purworejo dengan jumlah sampel sebanyak 32 petani responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu teknik sensus. Metode analisis penelitian ini adalah analisis deskriptif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko yang dihadapi petani padi organik di kecamatan Ngombol adalah gangguan OPT, cuaca/iklim yang tidak menentu, konsumen beras organik terbatas, anggota kelompok tani tidak mau menanam padi organik, antusias petani PETA berkurang, kesehatan petani terganggu, berkurangnya tenaga kerja, modal usahatani sedikit, dan pengeluaran kebutuhan petani tinggi. Risiko produksi dan pendapatan adalah tinggi, sedangkan risiko biaya termasuk risiko rendah. Petani menganggap risiko adalah hal yang dapat membahayakan usahatani, tetapi dapat dicegah dan dikurangi dampaknya. Persepsi petani terhadap risiko usahatani padi organik adalah baik. Manajemen risiko yang dilakukan oleh petani padi organik di kecamatan Ngombol yaitu dimulai dari petani mengidentifikasi kerusakan yang terjadi dalam usahatani padi organik, kemudian mencari penyebab kerusakan tersebut. Petani melakukan beberapa cara untuk mengurangi risiko yang terjadi dalam usahataninya. Strategi yang dilakukan oleh petani terdapat tiga cara yaitu strategi ex-ante (sebelum terjadi risiko), interactive (saat terjadi risiko), dan ex-post (setelah terjadi risiko). Kata kunci: Manajemen Risiko, Usahatani Padi Organik
HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI TERHADAP KEPUTUSAN PETANI DALAM PENGOLAHAN JAHE DI DESA JETIS KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO Zahrotur Roikhah; Didik Widiyantono; Dyah Panuntun Utami
Surya Agritama : Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Vol 7, No 2 (2018): SURYA AGRITAMA
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.805 KB)

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang hubungan karakteristik sosial ekonomi terhadap keputusan petani jahe melakukan pengolahan jahe di desa Jetis kecamatan Loano Kabupaten Purworejo. Metode pengambilan sampel dilakukan secara survei dan metode pengolahan data yang digunakan dalam penelitian adalah Rank Spearman. Lokasi penelitian adalah desa Jetis kecamatan Loano kabupaten Purworejo. Jumlah sampel yang diambil adalah 30 petani di desa Jetis yang sudah mengolah dan belum mengolah jahe. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa karakteristik sosial ekonomi yang memiliki hubungan sangat kuat (umur, pendidikan formal dan kemudahan dilakukan) dan kuat (dukungan kelompok tani, ketersediaan sarana prasarana, harga hasil olahan jahe, dan ketersediaan pasar) dengan nilai signifikansi <0,51. Karakteristik yang memiliki hubungan cukup kuat adalah karakteristik perkiraan pasar, bahan baku dan biaya pengolahan memiliki siginikansi 0,25 sampai 0,51. Kata Kunci : Jahe, Karakteristik, Keputusan, Petani, Pengolahan Jahe
STRATEGI PENGEMBANGAN PEMASARAN MANISAN CARICA CV YUASAFOOD KABUPATEN WONOSOBO Witono Witono; Dyah Panuntun Utami; Uswatun Hasanah
Surya Agritama : Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Vol 5, No 1 (2016): SURYA AGRITAMA
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.993 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengidentifikasikan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada  manisan carica CV Yuasafood Kabupaten Wonosobo, 2) mengetahui matriks IFAS dan EFAS pengembangan pasar manisan carica CV Yuasafood Kabupaten Wonosobo, 3) Mengetahui alternatif strategi pengembangan pada pemasaran manisan carica CV Yuasafood Kabupaten Wonosobo. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Pengambilan sampel lokasi penelitian dan sampel informan dilakukan secara purposive sampling. Sampel informan kunci sebanyak 3 orang dari CV Yuasafood dan informan biasa sebanyak 3 orang yang menjual produk manisan CV Yuasafood. Metode analisis yang digunakan adalah analisis faktor internal dan eksternal, matriks IFAS dan EFAS, dan analisis matriks SWOT. Hasil analisis penelitian menunjukan bahwa prospek pengembangan pasar  manisan carica CV Yuasafood secara keseluruhan berdasarkan hasil akhir analisis matriks IFAS total skor sebesar 2,61. Terdiri dari nilai total skor kekuatan sebesar  1,71 dan kelemahan sebesar 0,90. Hal ini menunjukkan posisi internal industri manisan carica berada di atas rata-rata dalam kekuatan internal secara keseluruhan, yaitu diatas 2,50. Adapun total skor rata-rata tertimbang dari matriks EFAS sebesar 2,86 yang terdiri dari nilai total skor  peluang sebesar 1,89 dan ancaman sebesar 0,97. Hal ini menunjukkan posisi eksternal industri manisan carica di Kabupaten Wonosobo berada di atas rata-rata dalam kekuatan eksternal secara keseluruhan, yaitu diatas 2,50. Hasil analisis SWOT adalah untuk: Strategi S-O: Pemanfaatan SDA yang ada, Pengembangan pasar, Dukungan pemerintah daerah, Strategi W-O:Memanfaatkan teknologi informasi,Mengadakan pelatihan untuk meningkatkan SDM dalam mengoptimalkan promosi, Strategi S-T: Menjaga kualitas produk, Membangun kejasama dengan pemasok bahan baku, Inovasi produk, Strategi W-T: Melakukan perbaikan dalam kelompok organisasi, Perbaikan sistem promosi pasar. 
PEMASARAN MINYAK KELAPA DI KABUPATEN PURWOREJO Cahyo Dwi Yuliyanto; Dyah Panuntun Utami; - Zulfanita
Surya Agritama : Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Vol 2, No 1 (2013): SURYA AGRITAMA
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (84.787 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) saluran pemasaran, dan fungsi-fungsi pemasaran, (2) besar biaya, margin, dan bagian harga yang diterima oleh pengrajin minyak kelapa, dan (3) efisiensi pemasaran. Lokasi penelitian Kabupaten Purworejo karena banyak pengrajin minyak kelapa yang masih berproduksi secara kontinyu walaupun dalam skala usaha kecil. Hasil penelitian menyimpulkan terdapat tujuh saluran pemasaran minyak kelapa di Kabupaten Purworejo yaitu tanpa melalui pengolahan lebih lanjut (1) Pola I: Pengrajin - Konsumen, (2) Pola II: Pengrajin - Pedagang Pengecer – Konsumen, dan melalui pengolahan lebih lanjut (1) Pola III : Pengrajin - Kelompok Bersama Mitra Sejahtera - Konsumen (Pedagang Kerupuk), (2) Pola IV A: Pengrajin - Pedagang Pengumpul - Bogamas - Pedagang Pengecer – Konsumen, (3) Pola IV B: Pengrajin - Pedagang Pengumpul - Dua Naga - Pedagang Pengecer - Konsumen, (4) Pola V A: Pengrajin - Bogamas - Pedagang Pengecer – Konsumen, (5) Pola V B: Pengrajin - Pabrik Dua Naga - Pedagang Pengecer – Konsumen. Total biaya pemasaran pola I (Rp 0,-), II (Rp. 236,-), III (Rp. 1.155,13), IV A (Rp. 825,1), V B (Rp. 659,1). Total Marjin pemasaran pola I (Rp. 0,-), II (Rp. 1.500,-), III (Rp. 2.500,-), IV A (Rp. 2.867,-), dan V B (Rp. 2.467,-). Bagian harga yang diterima pengrajin untuk masing-masing pola I, II, III, IV A, dan V B adalah 100%; 85,94%; 77,27%; 74.33%; dan 77,91%. Nilai Efisiensi pada masing-masing saluran pemasaran pola I (0%); pola II (2,21%); pola III (8,55%); pola IV A (7,39%); dan pola V A (5,90%). Pola pemasaran IV B dan V B tidak dapat dihitung karena peneliti tidak dapat menelusurinya. Pemasaran minyak kelapa di Kabupaten Purworejo paling efisien yang tanpa melalui pengolahan lebih lanjut adalah pola pemasaran I (0%), dan melalui pengolahan lebih lanjut paling efisien adalah pola pemasaran V A (5,90%).     Kata Kunci :  Saluran Pemasaran, Margin dan Efisiensi Pemasaran.
KARAKTERISTIK INTERNAL DAN EKSTERNAL PETANI DALAM MELAKUKAN USAHATANI BELIMBING (Averrhoa carambola L.) DI LAHAN TEGALAN DESA WALUYOREJO KECAMATAN PURING KABUPATEN KEBUMEN Edi Purwanto; Dyah Panuntun Utami; Uswatun Hasanah
Surya Agritama : Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Vol 7, No 2 (2018): SURYA AGRITAMA
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) karakteristik internal petani dalam melakukan usahatani belimbing di desa Waluyorejo. 2) karakteristik eksternal petani dalam melakukan usahatani belimbing di desa Waluyorejo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Pengambilan sampel daerah penelitian dilakukan secara sengaja sengaja atau purposive sampling. Pengambilan sampel petani dilakukan dengan cara proportionate stratified random sampling dengan jumlah responden sebanyak 47 petani. Data penelitan diperoleh dengan cara observasi, wawancara, pencatatan dan dokumentasi kemudian data dianalisis secara deskriptif. Variabel penelitian terdiri dari faktor internal (pendidikan formal, pendidikan non formal, umur dan pengalaman) dan faktor eksternal (kesesuaian dengan aspek lahan, kemudahan untuk dibudidayakan, ketersediaan sarana dan prasarana dan dukungan kelompok tani)Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa karakteristik internal petani responden berpendidikan SLTP sebanyak 40,43 %, mengikuti pelatihan 1 kali sebanyak 53,19 %, umur 34-43 tahun sebanyak 82,98 % dan pengalaman sedang sebanyak 57,45 %. Karakteristik ekternal petani diketahui bahwa kesesuaian dengan kondisi alam mayoritas menyatakan sesuai, terkait kemudahan diusahatanikan petani menyatakan cukup mudah, ketersediaan sarana dan prasarana petani menyatakan cukup tersedia dan dukungan kelompok tani mayoritas petani menyatakan cukup mendukung. Kata Kunci: belimbing, keputusan, petani.
STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KERAJINAN BIJI JENITRI DI CV AKAR BALA AGRA KABUPATEN KEBUMEN Ainur Rizki Kurniawati; Dyah Panuntun Utami; Uswatun Hasanah
Surya Agritama : Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Vol 5, No 2 (2016): SURYA AGRITAMA
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.474 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui faktor-faktor internal dan eksternal apa saja yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi pengembangan industri kerajinan biji jenitri di CV Akar Bala Agra, (2) mengetahui alternatif strategi pengembangan yang dapat diterapkan dalam pengembangan industri kerajinan biji jenitri di CV Akar Bala Agra, (3) mengetahui prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam mengembangkan industri kerajinan biji jenitri di CV Akar Bala Agra.Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Metode analisis data mengunakan deskriptif analitis. Pengambilan daerah penelitian serta penentuan informan dilakukan secara sengaja (purposive sampling).Faktor internal kekuatan: (1) tenaga kerja yang disiplin, (2) produk tahan lama, (3) pendidikan karyawan cukup tinggi, (4) kualitas biji jenitri baik dan (5) pemanfaatan teknologi internet sebagai media promosi. Faktor internal kelemahan: (1) CV Akar Bala Agra hanya sebagai pedagang, (2) belum adanya tenaga ahli tentang biji jenitri, (3) produk masih belum banyak dikenal, (4) belum terjalin hubungan melembaga dengan pemasok dan konsumen, serta (5) tidak ada stabilitas dan standarisasi harga. Faktor eksternal peluang: (1) pangsa pasar luas, (2) perkembangan teknologi meningkat, (3) bermanfaat untuk kesehatan, (4) memiliki nilai agamistinggi, serta (5) memiliki hubungan baik dengan konsumen. Faktor eksternal ancaman: (1) jumlah pemasok belum pasti, (2) kelangkaan bahan baku, (3) peran pemerintah kurang, (4) kekuatan tawar menawar antara pemasok dan pembeli serta (5) muncul pesaing baru.Alternatif strategi pengembangan yang diperoleh yaitu: (1) melakukan inovasi pengembangan kerajinan biji jenitri untuk menghadapi persaingan, (2) pembentukan lembaga kemitraan dengan petani pemasok dan pembentukan paguyuban pengusaha jenitri, (3) serta meningkatkan kegiatan promosi untuk menjangkau pasar yang lebih luas.Prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam mengembangkan industri biji jenitri di CV Akar Bala Agra adalah pembentukan lembaga kemitraan dengan petani pemasok dan pembentukan paguyuban antar pengusaha jenitri.
KELAYAKAN USAHATANI UBI JALAR (Ipomoea batatas L) DI LAHAN PASIR KECAMATAN MIRIT KABUPATEN KEBUMEN Tri Santoso; Uswatun Hasanah; Dyah Panuntun Utami
Surya Agritama : Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Vol 2, No 2 (2013): Surya Agritama
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (82.921 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) biaya produksi, penerimaan, pendapatan, keuntungan produksi ubi jalar di lahan; dan (2) kelayakan usahatani ubi jalar di lahan pasir Kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif analisis. Lokasi penelitian di pilih Kecamatan Mirit Kabupaten Kebumen. Teknik pengambilan sampel mengunakan metode stratified random sampling. Sampel penelitian sebanyak 37 petani. Berdasarkan hasil penelitian diketahui usahatani ubi jalar di Kecamatan Mirit dengan luas lahan 0,4054 hektar memerlukan biaya sebesar Rp.3.371.342,938. Penerimaan total sebesar Rp. 9.896.075,428, pendapatan sebesar Rp. 7.599.764.304.072, dan keuntungan sebesar Rp. 6.524.732.49 per musim tanam. R/C ratio sebesar 2,935 artinya setiap penggunaan biaya 1 rupiah akan mendapatkan penerimaan sebesar 2,935 rupiah. Produktifivitas Modal (π/C) sebesar 193,535 %. Hal ini berarti usahatani ubi jalar layak diusahakan karena nilai π/C ratio lebih besar dari suku bunga Bank BRI sebesar 1,015%. Produktifitas tenaga kerja sebesar 129.612,572. Hal ini artinya produktifitas tenaga kerja lebih besar dari tingkat upah yang berlaku di kecamatan tersebut, yaitu Rp.129.612,572 dibanding Rp.30.000,00. Kata Kunci : Usahatani Ubi Jalar, Lahan Pasir.
PERAN INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN DALAM MENINGKATKAN NILAi TAMBAH SINGKONG DI KABUPATEN KEBUMEN Maunatul Itsnainiyah; Dyah Panuntun Utami
Surya Agritama : Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Vol 5, No 2 (2016): SURYA AGRITAMA
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (573.001 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap: (1) Mengetahui pendapatan petani singkong yang hasil singkongnya dimanfaatkan oleh industri pengolahan pangan, (2) Mengetahui kemampuan industri pengolahan pangan lanting, golak singkong dan beras analog dalam meningkatkan nilai tambah singkong, dan (3) Mengetahui peran industri pengolahan pangan dalam meningkatkan nilai tambah singkong.Sampel yang digunakan ada 2 yaitu sampel petani singkong dengan jumlah 23 orang, sampel industri lanting dengan jumlah 32 industri, sampel industri golak singkong dengan jumlah 10 industri dan beras analog hanya 1 industri. Pengambilan sampel menggunakan Simple Random Sampling.Hasil analisis petani singkong yang hasilnya di manfaatkan oleh industri pengolahan pangan penerimaan yang diperoleh sebesar Rp 28.370.473, pendapatan sebesar Rp 27.333.692 dan keuntungan petani singkong sebesar Rp 19.123.562. Hasil analisis nilai tambah lanting sebesar Rp 564,39, sedangkan untuk nilai tambah golak singkong sebesar Rp 16.219 dan untuk nilai tambah beras analog sebesar Rp 10.157. Hasil analisis peran industri pengolahan pangan dalam meningkatkan nilai tambah singkong di kabupaten Kebumen. Industri lanting memiliki skor sebesar 24,4, industri golak singkong memiliki skor sebesar 24,6 dan industri beras analog memiliki skor sebesar 24, dengan rata-rata skor 24,3 jadi industri berperan penting dalam meningkatkan nilai tambah singkong.