Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Between Transcendence and Immanence: The Construction of Fazlur Rahman's Thoughts about God Amril Amril; Endrika Widdia Putri
Tamaddun Vol 5, No 2 (2021): July - December 2021
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (435.377 KB) | DOI: 10.30983/fuaduna.v5i2.4968

Abstract

This article analyzes the construction of Fazlur Rahman's thoughts about God. This qualitative research uses Friedrich Schleimacher's hermeneutic method (1764-1834). This study finds that in the construction of Fazlur Rahman's thought, God is One and the First. God is not a dimension, but He is the creator of the dimensions. The existence of God can be found with Himself because He is the evidence for all things. For this reason, everything created by God has a (teleological) purpose, namely as proof of His functional existence. God is transcendent and immanent. Transcendent God implies that God is completely different from all His material creatures. At the same time, the immanent God is "along" with His creation. God has a direct relationship with his creation, it does not mean that God is in everything that exists in nature, even though His presence is all-encompassing.Artikel ini menganalisis tentang kontruksi pemikiran Fazlur Rahman tentang Tuhan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode hermeneutika Friedrich Schleimacher (1764-1834). Studi ini menemukan bahwa dalam kontruksi pemikiran Fazlur Rahman Tuhan adalah Esa dan Yang Pertama. Tuhan bukanlah dimensi, tapi Ia pencipta dimensi-dimensi yang wujud. Wujud Tuhan dapat ditemukan dengan diri-Nya sendiri, karena diri-Nya merupakan bukti bagi segala sesuatu. Untuk itu, dalam pemikiran Fazlur Rahman segala yang diciptakan Tuhan mempunyai tujuan (teleologis) yaitu sebagai bukti wujud-Nya yang bersifat fungsional. Kemudian, bagi Fazlur Rahman Tuhan bersifat transenden dan imanen. Transenden Tuhan mengandung makna bahwa Tuhan sama sekali berbeda dengan segala makhluk-Nya yang bersifat materi. Sedang imanen Tuhan adalah “bersama-sama” dengan ciptaan-Nya. Tuhan mempunyai hubungan langsung dengan ciptaannya, bukan berarti Tuhan ada di dalam setiap sesuatu yang ada di alam, sungguhpun kehadiran-Nya serba meliputi.
PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER DALAM BUKU PENDIDIKAN BUDAYA MELAYU RIAU KELAS VII SMP Depika Pina Sufa; Amril Amir; Erizal Gani
Jurnal Pendidikan (Teori dan Praktik) Vol 6 No 2 (2021): Vol. 6 No. 2 (2021): Volume 6, Nomor 2, September 2021
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (161.927 KB) | DOI: 10.26740/jp.v6n2.p87-93

Abstract

Buku Pendidikan Budaya Melayu Riau ini memang telah menyertakan karakter yang dikembangkan pada awal bab, yaitu nilai religius, rasa ingin tahu, dan tanggung jawab. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui nilai pendidikan budaya dan karakter yang terdapat dalam buku Budaya Melayu Riau yang ditulis oleh Taufik Ikram Jamil, Derichard H. Putra, dan Syaiful Anuar. Buku tersebut merupakan buku yang menjadi bahan ajar mata pelajaran Budaya Melayu Riau untuk kelas VII Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang ada di Riau. Mata pelajaran tersebut merupakan mata pelajaran muatan lokal. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Metode yang dapat digunakan dalam pengumpulan data adalah teknik pengumpulan data dengan dokumen. Sugiyono (2021: 124) memaparkan bahwa dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Pengumpulan data penelitian ini termasuk dalam teknik pengumpulan data dengan dokumen karena objek yang diteliti dalam bentuk tulisan, yaitu buku Pendidikan Budaya Melayu Riau. Terdapat 3 (tiga) karakter yang diutamakan oleh penulis buku dalam buku pelajaran Budaya Melayu Riau. Nilai-nilai tersebut adalah nilai religius, rasa ingin tahu, dan tanggung jawab.
Between Western Philosophy and Islamic Philosophy : An Effort to Examine The Common Point and The Point of Difference Amril amril; Fuad Mahbub Siraj; Endrika Widdia Putri
IBDA` : Jurnal Kajian Islam dan Budaya Vol. 20 No. 2 (2022): IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Islam Negeri Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri Purwokerto Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24090/ibda.v20i2.6362

Abstract

This study wants to analyze the common points and the points of difference between Western and Islamic philosophy. This is qualitative research using the exploratory-analytical method. This study finds that Western and Islamic philosophy has contributed to each other. The common point between Western and Islamic Philosophy lies in transmitting the truth. Meanwhile, we can see the point of difference in three aspects. First is the source of knowledge. Western philosophy comes from reason and the five senses, while Islamic philosophy is not only that but also from authority (al-Quran and al-Sunnah). Second, the characteristics of knowledge. Characteristics of knowledge in Western philosophy, namely, skeptical, rational-empirical, dichotomous, and positivistic-objective; while in Islamic Philosophy, namely, Qur'anic, harmonization of reason and revelation, theocentric, and value point of view. The third is the truth value of knowledge. The truth value of knowledge in Western philosophy is relative, while Islamic philosophies are absolute and some are relative.
PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER DALAM BUKU PENDIDIKAN BUDAYA MELAYU RIAU KELAS VII SMP Depika Pina Sufa; Amril Amir; Erizal Gani
Jurnal Pendidikan (Teori dan Praktik) Vol 6 No 2 (2021): Vol. 6 No. 2 (2021): Volume 6, Nomor 2, September 2021
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jp.v6n2.p87-93

Abstract

Buku Pendidikan Budaya Melayu Riau ini memang telah menyertakan karakter yang dikembangkan pada awal bab, yaitu nilai religius, rasa ingin tahu, dan tanggung jawab. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui nilai pendidikan budaya dan karakter yang terdapat dalam buku Budaya Melayu Riau yang ditulis oleh Taufik Ikram Jamil, Derichard H. Putra, dan Syaiful Anuar. Buku tersebut merupakan buku yang menjadi bahan ajar mata pelajaran Budaya Melayu Riau untuk kelas VII Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang ada di Riau. Mata pelajaran tersebut merupakan mata pelajaran muatan lokal. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Metode yang dapat digunakan dalam pengumpulan data adalah teknik pengumpulan data dengan dokumen. Sugiyono (2021: 124) memaparkan bahwa dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Pengumpulan data penelitian ini termasuk dalam teknik pengumpulan data dengan dokumen karena objek yang diteliti dalam bentuk tulisan, yaitu buku Pendidikan Budaya Melayu Riau. Terdapat 3 (tiga) karakter yang diutamakan oleh penulis buku dalam buku pelajaran Budaya Melayu Riau. Nilai-nilai tersebut adalah nilai religius, rasa ingin tahu, dan tanggung jawab.
Analysis of Conservative Thinking Characteristics of Islamic Faith and Philosophy Students in West Sumatra Amril Amril; Ermagusti Ermagusti; Dewi Derita Hayati
Majalah Ilmu Pengetahuan dan Pemikiran Keagamaan Tajdid Vol 25, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15548/tajdid.v25i2.4704

Abstract

It is common for students of the Islamic Faith and Philosophy (IFP) Study Program to have a philosophical character because they are formed with a rational, systematic, universal, critical, and radical mindset. However, some students of the IFP Study Program have conservative reasoning. This study analyzes IFP Study Program students in West Sumatra who have conservative thinking characteristics. This research is qualitative with the methods of description, interpretation, and analysis. This study found data that 27% of IFP Study Program students in West Sumatra had conservative thinking characteristics; 2% of them are in the very conservative category and 25% of them are in the conservative category. IFP Study Program students with conservative thinking characteristics believe that the Salafis shalihin generation is the best generation and imitates the attitudes, behaviors, and actions of the Prophet Muhammad SAW. both as a prophet and as a human being. The factors that cause IFP Study Program students to have conservative thinking characteristics are education history, reading books, and the environment
Identitas Diri Perempuan Novel Bilangan Fu Karya Ayu Utami: Kajian Ginokritik serta Implikasi Pendidikan Karakter Rina Wulandari; Amril Amir
Diglosia: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol 6 No 1 (2023)
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/diglosia.v6i1.644

Abstract

This research is motivated by the phenomenon of subordination from male authors towards women. Male authors only describe women's self-identity based on their point of view, while female authors can reveal everything based on their experiences. This research aims to describe the forms of women's self-identity in their appearance in the novel “Bilangan Fu” by Ayu Utami in gynocritical studies and is associated with its implications in character education. Data collection techniques are carried out using documentation techniques, reading, understanding, and classifying the entire novel that supports gynocritical analysis and character education values. Based on the findings and analysis in the novel “Bilangan Fu” by Ayu Utami regarding the forms of women's self-identity in their appearance. Body appearance has implications for the value of tolerance character education; patriarchal resistance has implications for democratic character education values; gender protests have implications for the value of attitude and behavior character education; and sexuality has implications for the value of honesty character education.
Struktur dan Unsur Kebahasaan Teks Eksposisi Karya Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan Aprilia Rosa; Amril Amir
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 5 No. 2 (2023): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpdk.v5i2.14327

Abstract

Peneliti memilih judul penelitian ini dikarenakan karena Penelitian ini memiliki empat tujuan, yaitu (1) mendeskripsikan struktur yang terdapat di dalam teks eksposisi siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Bayang (2) mendeskripsikan pengunaan konjungsi yang terdapat di dalam teks eksposisi siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Bayang (3) mendeskripsikan penggunaan pronomina yang terdapat di dalam teks eksposisi siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Bayang (4) mendeskripsikan kata-kata leksikal yang terdapat di dalam teks eksposisi siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Bayang. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Data dalam penelitian ini adalah kalimat dan paragraf yang mengandung struktur dan unsur kebahasaan pada teks eksposisi yang ditulis oeleh siswa kelas VIII 5 SMP Negeri 2 Bayang yang berjumlah 26 teks. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi. Teknik penganalisisan data dalam penelitian ini, yaitu (1) mendeskripsikan data (2) menganalsis data (3) membahas data bedasarkan teori. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam dari 26 teks eksposisi karya siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Bayang tersebut, ditemukan 18 teks eksposisi yang strukturnya lengkap, yaitu tesis, argumentasi, dan penegasan ulang. Sebaliknya, 8 teks eksposisi yang ditulis siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Bayang strukturnya tidak lengkap. Dari 8 teks eksposisi yang struktur tidak lengkap terdapat 2 teks eksposisi hanya memuat struktur tesis dan argumentasi, dan 6 teks hanya memuat tesis. Dalam menulis teks eksposisi siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Bayang lebih cenderung menggunakan dua bgaian struktur, yaitu tesis dan argumentasi. Dilihat dari segi ketepatan isi struktur teks eksposisi yang ditulis oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Bayang masih ada yang tidak tepat. Ditinjau dari segi unsur kebahasaan, siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Bayang lebih cenderung menggunakan unsur kebahasaan berupa konjungsi, yaitu konjungsi koordinatif dan konjungsi subodinatif.
Pengembangan E-LKPD Berbasis Discovery Learning pada Materi Teks Negosiasi Siswa Kelas X SMAN 1 Sarolangun Provinsi Jambi Weny Septiani; Amril Amir
COMSERVA : Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 11 (2023): COMSERVA : Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/comserva.v2i11.673

Abstract

This study aims to describe how the design of the E-LKPD model is based on discovery learning, how to develop E-LKPD based on discovery learning and analyze the feasibility of discovery learning-based E-LKPD on negotiation text material to be developed at SMA Negeri 1 Sarolangun. This type of research is development research that adopts 4D development (Define, Design, Developmet, Disseminate) with modifications, without disseminate stage (deployment). The research and development steps are problem identification and analysis, product design, development, and validation. Research instruments in the form of teacher interview sheets, student needs analysis questionnaires, material expert validation sheets, media experts analyzed using a likert scale. The results showed that: (1) a discovery learning-based E-LKPD has been designed with development on aspects of negotiation text material, (2) after the design is carried out, then a discovery learning-based E-LKPD is developed on the negotiation text material through liveworksheets, (3) the feasibility of developing a discovery learning-based E-LKPD which is assessed by the material expert is in the very valid category (91.2%) or is declared suitable for use and according to media experts The developed E-LKPD is in the valid category (87.5%) or declared eligible for use. Thus, it can be concluded that discovery learning-based E-LKPD can be used in the learning process in high school.
Integrasi Islam dan Politik dalam Perspektif Hamka Amril Amril; Endrika Widdia Putri; Delavia Andrea
Substantia: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin Vol 25, No 1 (2023)
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Ar-raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/substantia.v25i1.17097

Abstract

The human desire to engage in politics is an integral part of their nature. However, in order to conduct politics well and in line with desired goals, a strong understanding of politics is required. Therefore, it is important to understand the concept of politics in Islam through modernist figures such as Hamka, who created a new conception of Islam and politics. The purpose of this research is to analyze Hamka's views on the rules of politics in Islam and the goals of Islamic politics. This research is the result of a qualitative literature study using Hamka's work entitled "Lembaga Hidup" as the main source. The results of the study show that, according to Hamka, the rules of Islamic politics should be based on natural law, moral law, and the law of human nature, and serve the interests of individuals, not groups or the state. The purpose of Islamic politics is to create justice for society, provide individual freedom, and create unity, brotherhood, and equality among human beings.Abstrak: Keinginan manusia untuk berpolitik adalah bagian integral dari kodrat kemanusiaannya. Namun, untuk menjalankan politik dengan baik dan sejalan dengan tujuan yang diinginkan, diperlukan pemahaman yang kuat tentang perpolitikan. Oleh karena itu, penting untuk memahami konsep perpolitikan dalam Islam melalui tokoh modernis seperti Hamka, yang menciptakan konsepsi baru tentang Islam dan politik. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pandangan Hamka tentang aturan perpolitikan dalam Islam serta tujuan politik Islam. Penelitian ini merupakan hasil kajian kepustakaan menggunakan metode kualitatif dengan sumber utama yaitu karya Hamka yang berjudul "Lembaga Hidup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menurut Hamka, aturan perpolitikan Islam harus didasarkan pada hukum alam, hukum moral, dan hukum fitrah manusia serta melayani kepentingan individu, bukan kepentingan kelompok atau negara. Tujuan dari politik Islam adalah untuk menciptakan keadilan bagi masyarakat, memberikan kebebasan individu, serta menciptakan persatuan, persaudaraan, dan kesetaraan antar-manusia.
Struktur dan Ciri Kebahasaan Teks Eksposisi Karya Siswa Kelas X SMA Pertiwi 1 Padang Anri Ahmadi Harahap; Amril Amir
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 12, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/121351-019883

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mendeskripsikan struktur dan ciri kebahasaan teks eksposisi siswa kelas X SMA Pertiwi 1 Padang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Data dan sumber data dalam penelitian ini adalah struktur dan ciri kebahasaan teks eksposisi sebanyak 36 karya siswa. Peneliti adalah instrumen penelitian ini. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan mengidentifikasi data umum, mengidentifikasi data berdasarkan teori, menganalisis data, mencatat data yang telah dianalisis, dan menyimpulkan. Temuan dalam penelitian ini adalah pertama, siswa kelas X SMA Pertiwi 1 Padang tergolong baik dalam penggunaan teks eksposisi. Hal ini ditinjau berdasarkan kelengkapan dan ketepatan penggunaan tesis, argumentasi, dan penegasan ulang. Meskipun demikian, masih ada beberapa penggunaan tesis, argumentasi, dan penegasan ulang yang tidak sesuai dengan teori. Kedua, siswa telah menggunakan keempat ciri kebahasaan, yaitu pronomina, nomina, verba, dan konjungsi.