Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SERTA PENDAPATAN PETANI PADA MODEL PEREMAJAAN KELAPA SAWIT SECARA BERTAHAP MUHAMMAD SYAKIR; MAMAN HERMAN; DIBYO PRANOWO; YULIUS FERRY
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 21, No 2 (2015): Juni 2015
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jlittri.v21n2.2015.69-76

Abstract

ABSTRAKLuas kelapa sawit rakyat yang perlu diremajakan saat ini mencapai 1,26 juta ha atau 35% dari luas total nasional. Namun peremajaannya terkendala   karena   biaya   sangat   mahal.   Tujuan   penelitian   adalah mendapatkan model peremajaan kelapa sawit rakyat yang efisien dan ekonomis. Penelitian dilaksanakan pada Januari 2010-Desember 2012 di Kabupaten   Rokan   Hilir,   Provinsi   Riau.   Rancangan   percobaan menggunakan Petak Terbagi dengan tiga ulangan. Petak utama adalah tiga model peremajaan, yaitu 20-20-60; 40-40-20, dan 60-40. Anak petak adalah dua jenis tanaman sela (jagung dan kedelai). Model peremajaan 20-20-60, yaitu penebangan dan peremajaan 20% dari jumlah pohon sawit tua pada tahun pertama, 20% pada tahun kedua, dan 60% pada tahun ketiga. Dilakukan pendekatan yang sama untuk kedua model lainnya. Setiap plot percobaan  terdiri  dari 25  pohon  sawit  muda  dan 25  tua.  Variabel pengamatan untuk tanaman sawit muda adalah tinggi tanaman, jumlah daun, lingkar pangkal batang, indeks luas daun, dan persentase tanaman berbunga;  tanaman  sawit  tua  adalah  produksi  tandan  buah  sawit; sedangkan  tanaman  sela  adalah  produksi  jagung  dan  kedelai.  Hasil penelitian menunjukkan pola peremajaan model 20-20-60 paling efisien karena penebangan sawit tua hanya mempengaruhi pertumbuhan vegetatif tanaman sawit muda pada tahun I dan II, namun tidak mempengaruhi persentase berbunga tanaman sawit muda. Secara ekonomis, model 20-20-60 dengan tanaman sela jagung paling menguntungkan karena selama tiga tahun pengujian, nilai NPV mencapai Rp. 34.580.627; B/C 1,43; dan R/C 2,43. Oleh karena itu, model 20-20-60 dapat diajukan untuk peremajaan kelapa sawit rakyat.Kata kunci:  Elaeis  gueneensis,  model  peremajaan,  tebang  bertahap, pertumbuhan, usahatani Growth and Crop Production as well as The Farmer’s Income in Stepwise Replanting PatternABSTRACTThe total area of small holders’ oil palms in Indonesia that must be replanted is 1.26 billion hectares or 35% of the national total area. Replanting of the oil palms is highly cost. The objective of study was to get a replanting pattern that is cheaper and more efficient.  The research was conducted for three years from 2010 to 2012 in Rokan Hilir, Riau Province. The research used a split plot design with, three replications. The main plots were three replanting patterns: 20-20-60; 40-40-20; and 60-40, the subplots were the intercrops plants: maize and soybean. The replanting pattern 20-20-60 was done by cutting then replanting of oil palms in three consecutive years, 20% of the population in the 1st year, 20% in 2nd year, and 60% in 3rd year. The similar approaches were applied to others. The variables observed of the young oil palms were plant height, number of leaves, girth, leaf area index, and percentage of flowering; intercropping plants were yield productions of maize and soybean. The results showed that the most efficient replanting pattern was 20-20-60, because it only affected to vegetative growth of young oil palms in the first and second years, but not the inflorescences. This pattern is economically the best since income from three consecutive years of replanting were positive; the NVP value was Rp. 34,580,627; B/C was 1.43; and R/C was 2.43. Based on these results, the replanting pattern 20-20-60 can be recommended for small holder oil palms.Keywords:Elaeis  guineensis,  replanting  pattern,  gradually  cutting,growth, farming
Pengaruh Ukuran Biji terhadap Perkecambahan dan Pertumbuhan Benih Kopi Liberoid Meranti Iing Sobari; Nur Kholis Firdaus; Dibyo Pranowo; Edi Wardiana
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 9, No 1 (2022): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jtidp.v9n1.2022.p23-32

Abstract

Kopi Liberika (Coffea liberica Bull ex Hiern) tergolong kopi Liberoid yang memiliki ukuran buah lebih besar daripada kopi Arabika dan Robusta. Setiap jenis kopi Liberoid memiliki ukuran biji yang beragam dari yang berukuran kecil, sedang, hingga besar. Oleh karena itu, diperlukan informasi tentang ukuran benih yang optimal untuk perbanyakan kopi Liberoid secara generatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran klas benih terhadap perkecambahan dan pertumbuhan benih kopi Liberoid Meranti. Penelitian dilakukan di rumah kaca Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar, Pakuwon, Sukabumi, mulai bulan Januari sampai September 2021. Penelitian dilakukan dalam 2 tahap, yaitu tahap persemaian awal dan persemaian utama, dengan rancangannya masing-masing adalah rancangan petak terpisah yang diulang 5 kali. Sebagai petak utama adalah 2 jenis kopi Liberoid Meranti yaitu LIM 1 dan LIM 2, sedangkan sebagai anak petak adalah 3 ukuran klas benih yaitu ukuran kecil, sedang, dan besar. Pengamatan dilakukan terhadap proses perkecambahan dan pertumbuhan benih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa viabilitas, pertumbuhan tinggi, dan diameter batang benih dipengaruhi oleh interaksi antara jenis kopi dengan ukuran benih, sedangkan panjang hipokotil dan panjang akar dipengaruhi oleh perbedaan ukuran benih. Untuk meningkatkan keberhasilan perbanyakan benih melalui biji, maka untuk kopi LIM 1 sebaiknya menggunakan benih yang berukuran sedang sampai besar (0,51-0,70 g/benih), sedangkan untuk LIM 2 sebaiknya menggunakan benih yang berukuan kecil (0,56-0,62 g/benih).
PENAMPILAN SIFAT AGRONOMI TANAMAN KEMIRI SUNAN [Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw] YANG BERASAL DARI GRAFTING DAN BIJI Dibyo Pranowo; Rusli Rusli
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 3 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jtidp.v3n3.2012.p251-256

Abstract

Kemajuan program pengembangan tanaman dipengaruhi oleh ketersediaan bahan tanam unggul bermutu dengan jumlah yang cukup. Grafting merupakan salah satu cara perbanyakan benih yang dapat menjamin mutu genetik bahan tanam dan keturunan yang diperoleh umumnya  sama dengan induknya. Penelitian yang bertujuan mengetahui penampilan sifat agronomi tanaman kemiri sunan [Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw] yang diperbanyak secara grafting dan seedling dilakukan di Kebun Percobaan Pakuwon, pada ketinggian tempat 450 m di atas permukaan laut dengan jenis tanah Latosol dan tipe iklim B, mulai bulan Oktober 2010 sampai Oktober 2012. Metode yang digunakan adalah observasi dengan cara membandingkan dua perlakuan teknik perbanyakan benih, yaitu secara grafting dan melalui biji (seedling), masing-masing 20 tanaman untuk setiap perlakuan. Hasil observasi menunjukkan bahwa tinggi tanaman asal grafting ternyata lebih rendah tetapi dengan lingkaran batang yang lebih besar dibandingkan tanaman asal biji. Ukuran daunnya lebih kecil tetapi dengan jumlah yang lebih banyak serta indeks luas daun yang lebih tinggi.AGRONOMIC PERFORMANCE  OF [Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw] RAISED BY GRAFTING AND FROM SEEDABSTRACT The progress of plant development programs are partly influenced by the availability of planting materials, both in term of quality and quantity. Grafting is a propagation technique to ensure that the genetic quality of the provided planting materials is identic to the mother plant. A study was established to investigate agronomic performances of [Reutealis trisperma (Blaco) Airy Shaw] grown through grafting and seedling from October 2010 until October 2012. The study was carried out at Pakuwon Research Station with altitude of about 450 m above sea level, soil type of latosol and B type climate. The observations were made on 40 the plants of 20 each. Results showed that the agronomic performance of the plants grown through grafting technique was lower in height than those of seedling, but higher in stem of girth sizes than those of seed ones. Moreover, the leave sizes of grafted plants were smaller than those of the seedling, but higher in leave numbers and leaf area index compared to those of seedling.
Intensitas Serangan Penggerek Cabang Xylosandrus compactus (Coleoptera: Curculionidae) pada Empat Klon Kopi Robusta Gusti Indriati; Khaerati Khaerati; Iing Sobari; Dibyo Pranowo
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 4, No 2 (2017): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jtidp.v4n2.2017.p99-106

Abstract

Xylosandrus compactus (Coleoptera: Curculionidae: Scolytinae) is one main pest in coffee plant which damages the branches. Each Robusta coffee clones has unique genetical, physiological, and morphological characteristics, thus presumably has different resistance levels to X. Compactus. This study aimed to determine the attack intensity of X. compactus on four Robusta coffee clones (SA 237, BP 308, BP 358 and RBGN 371) in the field. The research was conducted at Pakuwon Experimental Station and Integrated Laboratory of the Indonesian Industrial and Beverages Crops Research Institute (IIBCRI), Sukabumi, from September to Desember 2016. Three years old Robusta coffee plants of SA 237, BP 308, BP 358, and RBGN 371 clones were used, with 2.5 m x 2.5 m spacing and Gliricidia sepium, Musa paradisiaca, and Aleurites trisperma as shading plants. Variables observed were the attack symptoms in the hole, the insects stadia, the hole diameter, number and length of eggs, number and length of larvae, length and width of X. compactus imago, the attack symptoms and intensity. Moreover, sunlight intensity and water content of coffee branch was also observed as supportiing data. Data were analyzed by anova of completely randomized design (CRD) with 4 treatments of coffee clones and 6 replications. The results showed that attack of X. compactus was occurred at the branch of coffee plant, which potentially causing crops damage. Of the four Robusta coffee clones observed showed that the highest attack intensity and number of holes occurred in SA 237 clone, and the lowest in RBGN 371 clone.
EVALUASI HASIL GRAFTING SEMBILAN KLON KOPI ROBUSTA DENGAN BATANG BAWAH LOKAL Dibyo Pranowo; Handi Supriadi
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 4, No 3 (2013): Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jtidp.v4n3.2013.p231-236

Abstract

Productivity of Robusta coffee in Indonesia were classified as low of about 685 kg/ha/year, due to did not use the superior clones and their propagation technique conducted by seeds. Efforts to address these issues are the using of high yielding superior seed (above 1,000 kg/ha) and then were propagated by grafting. The objective of this research was to evaluate the success rate and growth of grafted plants arised from nine clones of Robusta coffee with Sukabumi local rootstock. The study was conducted in a Greenhouse of Pakuwon Research Station, Indonesian Industrial and Beverage Crops Research Institute, Sukabumi. A randomized block design with 9 treatment of grafting combination and 3 replication were used in this study. The nine of treatment as follows: (1) BP 42 + local, (2) BP 969 + local, (3) BP 306 + local, (4) BP 436 + local, (5) BP 913 + local, (6) BP 534 + local, (7) BP 239 + local (8) BP 430 + local, and (G9) BP 358 + local. The results showed that the plant height, leaf number, leaf area, number of branches, and grafting success rate of BP 430 + local at 5 months after grafting (MAG) more higher than other grafting combination.
Respons Pertumbuhan Benih Kopi Robusta Akibat Perbedaan Bahan Setek dan Hormon Tumbuh yang Digunakan Cici Tresniawati; Sakiroh Sakiroh; Nur Kholis Firdaus; Dibyo Pranowo
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 9, No 1 (2022): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jtidp.v9n1.2022.p%p

Abstract

Kopi Robusta diperbanyak secara klonal (vegetatif) melalui setek satu ruas. Pertumbuhan setek dipengaruhi oleh sumber bahan tanam (umur dan nomor ruas) dan faktor genetik. Penggunaan hormon alami dapat menjadi alternatif selain hormon berbahan dasar kimia. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Pakuwon dan Laboratoriun Terpadu Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar, Sukabumi, Jawa Barat, mulai bulan September sampai dengan Desember 2020. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui respons pertumbuhan setek enam klon kopi Robusta akibat dari perbedaan perlakuan nomor ruas dan hormon tumbuh yang digunakan. Penelitian menggunakan rancangan split split plot dengan dua ulangan. Petak utama adalah enam jenis klon kopi Robusta (BP 308, BP 913, BP 436, SA 237, BP 358, dan BP 936), anak petak adalah tiga jenis hormon: Root-Up 5%, ekstrak bawang merah 100%, dan pasta bawang merah, dan anak anak petak adalah nomor ruas entres (1, 2, 3, dan 4). Peubah yang diamati meliputi: tinggi tunas per setek, jumlah tunas per setek, jumlah ruas per setek, jumlah daun per setek, panjang akar primer, jumlah akar primer, dan persentase setek hidup. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat interaksi antara jenis klon, jenis hormon, dan nomor ruas. BP 308 memiliki panjang akar primer dan jumlah akar primer tertinggi dibandingkan dengan klon lainnya. Zat pengatur tumbuh kimia merangsang pertumbuhan tunas, jumlah akar, dan jumlah daun lebih tinggi dari larutan  ekstrak dan pasta bawang. Nomor ruas berpengaruh nyata terhadap jumlah tunas dan panjang akar. Interaksi klon dengan nomor ruas memengaruhi tinggi tunas, jumlah akar primer, dan persentase hidup setek.
Studi Komposisi Media Tumbuh dan Bahan Setek Pada Produksi Benih Klonal Kopi Robusta Nur Kholis Firdaus; Dibyo Pranowo; Edi Wardiana
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 8, No 2 (2021): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jtidp.v8n2.2021.p99-108

Abstract

The growth media composition and cuttings material is considered one of the determining factors for a successful Robusta coffee plant propagation by cuttings. Information on the growth media composition and the ideal cutting material for Robusta coffee needs to be improved. The research was conducted at the Pakuwon Experimental Station and Integrated Laboratory, Balittri, Sukabumi, from October 2020 to January 2021. The study aimed to investigate the effect of growth media composition and number of internodes on the growth of cuttings in three clones of Robusta coffee. The study was designed in a split-split plot with 2 replications. The main plot factor was 3 clones of Robusta coffee (BP 939, SA 203, and BP 308), the split plot factor was 5 compositions of growth media: sand, sand+chicken manure (1:1), sand+soil (1:1), soil+chicken manure (1:1), and sand+soil+chicken manure (1:1:1), and the split-split plot factor was the number of internodes (1 and 2 internodes). Variables observed were the percentage of survived, sprouted, and rooted cuttings, number and length of primary roots, and number of shoots, internodes and leaves. The results showed that sand and sand+soil (1:1) were the best media for root formations. For the growth of number and length of primary roots, the sand+soil (1:1) media was a more suitable for BP 939 and SA 203, while sand media was suitable for BP 308. Other result showed that two-internodes cuttings proved to be better in shoot, internode, and leaf growth than single-internode cuttings.
Karakteristik Biodiesel Kemiri Sunan [Reutealis trisperma ( Blanco ) Airy Shaw] Menggunakan Proses Transesterifikasi Dua Tahap Asif Aunillah; Dibyo Pranowo
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 3 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jtidp.v3n3.2012.p193-200

Abstract

Biodiesel merupakan alternatif terbaik pengganti bahan bakar diesel yang bersumber dari fosil. Selain dapat digunakan secara langsung pada mesin tanpa modifikasi, biodiesel juga ramah lingkungan. Pengembangan biodiesel kedepan lebih diarahkan ke bahan nonpangan. Salah satu bahan nonpangan yang berpotensi sebagai bahan biodiesel adalah kemiri sunan [Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw]. Proses produksi biodiesel minyak kemiri sunan saat ini masih menghasilkan biodiesel yang belum memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI). Penelitian ini dilakukan di Lembaga Minyak dan Gas serta di Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar bulan November 2011, bertujuan mengevaluasi karakteristik biodiesel kemiri sunan dan membandingkannya dengan SNI (SNI-04-7182-2006) dan standar USA (ASTM D6751). Metode pembuatan biodiesel menggunakan proses transesterifikasi dua tahap. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa rendemen biodiesel kemiri sunan mencapai 88% dari volume minyak. Dari 18 kriteria yang diamati, hanya residu karbon yang belum memenui kriteria SNI. Sedangkan untuk standar USA, yang belum memenuhi kriteria adalah residu karbon dan titik nyala.  The Characteristic Of The Philippine Tung [Reutealis Trisperma(Blanco) Airy Shaw] Biodiesel Processed Through Two Step Transesterification ProcessABSTRACT Biodiesel is likely to be the best alternative to replace diesel derived fuel from fossil. It may be used directly onto machines without any necessary modification and be environmental friendly. Biodiesel development in the future will focus on non-edible vegetable oils of many potential sources. Philippine tung [Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw] might be considered. However, biodiesel production at present has not been standarized by  Indonesian National Standard (SNI). A study was conducted at the Research and Development Center for Oil and Gas Technology and Indonesian Research Institute for Industrial and Beverages Crops on November 2011. The objective of this study was to evaluate the characteristics of Philippine Tung biodiesel and compared with SNI (SNI-04-7182-2006) and USA standart (ASTM D6751). The method used was a two-stage transesterification process. The result showed that the ratio of biodiesel to total oil volume (v/v) was 88%. From 18 parameters on SNI based there was only carbon residue which is not meet SNI. While based on US standard, flash point and carbon residue didn’t meet with the criteria.
Kompatibilitas Lima Klon Unggul Kakao Sebagai Batang Atas dengan Batang Bawah Progeni Half-Sib Klon Sulawesi 01 Dibyo Pranowo; Edi Wardiana
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 1 (2016): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jtidp.v3n1.2016.p29-36

Abstract

Perbanyakan tanaman kakao melalui teknik sambung (grafting) paling banyak diterapkan oleh petani. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan penyambungan tanaman adalah tingkat kompatibilitas antara batang atas dengan batang bawah yang digunakan. Tujuan penelitian adalah mengevaluasi tingkat kompatibilitas lima klon unggul kakao, yaitu Sulawesi 01, Sulawesi 02, Sca 6, MCC 01, dan MCC 02,  sebagai batang atas dengan progeni half-sib klon Sulawesi 01 sebagai batang bawah. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan (KP). Pakuwon, Jawa Barat, pada ketinggian tempat 450 m dpl dengan jenis tanah Latosol dan tipe iklim B (Schmidt & Fergusson), mulai bulan April sampai September 2015. Rancangan yang digunakan adalah acak kelompok dengan lima perlakuan kombinasi penyambungan dan lima ulangan. Pengamatan dilakukan pada hari ke-14, 21, dan 28 setelah penyambungan terhadap persentase total hasil sambungan yang hidup, hasil sambungan yang telah dan belum bertunas, serta kecepatan munculnya tunas. Data dianalisis menggunakan analisis ragam, korelasi, dan regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase benih hasil sambungan yang bertahan hidup, persentase benih hasil sambungan yang bertunas, dan kecepatan munculnya tunas hingga hari ke-28 setelah penyambungan bervariasi antar klon batang atas. Berdasarkan ketiga parameter tersebut, klon Sulawesi 01, Sulawesi 02, dan Sca 6 memiliki tingkat kompatibilitas lebih tinggi dibandingkan dengan MCC 01 dan MCC 02. Hasil penelitian dapat dimanfaatkan untuk perbanyakan bibit menggunakan teknik sambung dalam mendukung program peremajaan dan atau rehabilitasi kakao.
Efektivitas Minyak Cengkeh, Nimba dan Kemiri Sunan, serta Ekstrak Babadotan Terhadap Penyakit Karat Daun Kopi (Hemileia vastatrix) Efi Taufiq; Gusti Indriati; Rita Harni; Dibyo Pranowo
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 8, No 1 (2021): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jtidp.v8n1.2021.p1-8

Abstract

Leaf rust disease (Hemileia vastatrix) is commonly controlled using synthetic fungicides.  Plant oils and extracts are expected to reduce the pathogen. The research aimed to determine the effectiveness of clove, Reutealis trisperma, and neem oils, and Ageratum conyzoides extract against H. vastatrix. The study was conducted in the laboratory and greenhouse of the Indonesian Industrial and Beverage Crops Research Institute and smallholder coffee plantation in Garut, West Java, from January to December 2018. The A. conyzoides were extracted in the laboratories.  Plant oils and extract's effectiveness was tested in vitro against the germination of urediniospore and in a greenhouse to inhibit disease development. The in vitro experiment were evaluated the eight concentrations of extract and oil were:  0 (steril water), 250, 500, 1000,  1500, 3000, and 5000 ppm. Whereas, in the greenhouse experiments used three concentrations of 1000, 2500, and 5000 ppm of the extract and oil, and 2000 ppm of Mankozeb (positive control). The greenhouse test was carried out on Arabica coffee plants, completely randomized design and five replications.  The number of spots, disease intensity, and plant growth were examined periodically. The results showed that all of the the extract and oil inhibited the urediniospores germination, and the most effective concentrations were 500 ppm, 3000 ppm, and 5000 ppm. A. conyzoides extract, and clove oil effectively suppressed the infection of H. vastatrix by 75.99% and 64.00%, respectively, and comparable to the synthetic fungicide (68.00%).