Claim Missing Document
Check
Articles

Found 39 Documents
Search

Model Pembelajaran Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, Transferrin (REACT) Berbasis Etnomatematika Feby Feby Feby; Agung Prasetyo Abadi
Prosiding Sesiomadika Vol 2 No 1d (2020)
Publisher : Prosiding Sesiomadika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penentuan model pembelajaran yang akan di terapkan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tercapainya tujuan dalam pembelajaran. Oleh karena itu dalam memilih model pembelajaran harus sesuai dan efektif. Kajian ini bertujuan untuk mendeskripsikan model pembelajaran relating, experiencing, applying, cooperating, transferrin (REACT) berbasis etnomatematika. Model pembelajaran REACT merupakan salah satu model yang menerapkan pembelajaran konstektual dengan mengaitkan masalah-masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa dapat mengalami dan merasakan langsung dalam kehidupannya. Pengalaman langsung inilah yang kemudian digabungkan dengan pengalaman yang telah lalu sehingga menghasilkan konsep-konsep baru yang realistik dan relevan. Model pembelajaran REACT meliputi kegiatan relating (mengaitkan), experiencing (mengalami), applying (menerapkan), cooperating (kerjasama), dan transffering (memindahkan). Dalam penerapannya model pembelajaran REACT dapat dipadukan dengan pendekatan etnomatematika sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan menarik dan dengan suasana belajar yang berbeda. Etnomatematika adalah sebuah kajian tentang suatu ide matematis yang berkaitan dengan kebudayaan. Dengan pendekatan etnomatematika, siswa dapat menelaah suatu kebudayaan yang berhubungan dengan ide matematis.Kata kunci: Model Pembelajaran REACT, Etnomatematika
Kesulitan Belajar Siswa Pada Proses Pembelajaran Matematika Dwi Anindia Rahmah; Agung Prasetyo Abadi
Prosiding Sesiomadika Vol 2 No 1d (2020)
Publisher : Prosiding Sesiomadika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini meninjau tentang kesulitan belajar siswa pada proses pembelajaran matematika. Siswa dapat dikatakan mengalami kesulitan belajar jika ketuntasan belajar seorang siswa belum tercapai yang terlihat dari hasil pembelajaran matematika. Kesulitan belajar adalah gangguan atau hambatan yang dialami siswa saat belajar, seperti kesulitan membaca, menulis dan menghitung. Setiap anak mempunyai kesulitan belajar yang berbeda-beda. Oleh karena itu, setiap siswa memiliki kemampuan untuk berhasil dalam studi siswa pun berbeda-beda. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa . Kesulitan belajar yang dialami siswa pada proses pembelajaran matematika ialah 1) siswa kurang memahami konsep matematika, 2) siswa kurang mengetahui simbol-simbol matematika.Kata kunci: Kesulitan belajar matematika
KONSEP DAN PERAN MOTIVASI DALAM BELAJAR MATEMATIKA Qian Anindita Sugiyo; Agung Prasetyo Abadi
Prosiding Sesiomadika Vol 2 No 1d (2020)
Publisher : Prosiding Sesiomadika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penyusunan artikel ini adalah untuk mengkaji konsep dan  peranan motivasi dalam pembelajaran matematika. Motivasi belajar merupakan salah satu penentu keberhasilan dalam belajar, motvasi juga menjadi salah satu hal yang sangat perlu diperhatikan sebagai bentuk dorongan, keinginan dan minat untuk memperoleh pengalaman yang baru dalam belajar, terutama dalam belajar matematika. Pesatnya perkembangan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi pada era Globalisasi menimbulkan adanya persaingan yang ketat untuk menciptakan peluang dalam mencapai tujuan hidup, sehingga siswa diharapkan mampu bersaing secara global sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Faktor-faktor eksternal dan internal juga menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikan sebagai bentuk dari pengendalian motivasi belajar. Oleh karena itu untuk dapat meningkatkan motivasi belajar juga dilakukan beberapa perubahan atau kebiasaan dalam belajar, sehingga siswa dapat menciptakan ruang dalam belajar secara aktif dan kreatif dan memiliki motivasi yang terus menerus meningkat dalam belajar.Kata kunci: Motivasi Belajar Matematika
FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA HASIL BELAJAR SISWA Tasya Nabillah; Agung Prasetyo Abadi
Prosiding Sesiomadika Vol 2 No 1c (2020)
Publisher : Prosiding Sesiomadika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini memperlihatkan tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik setelah menerima pengalaman pembelajaran yang akan menghasilkan perubahan tingkah laku. Sebagai hasil dari belajar yang dianggap penting dan dapat mencerminkan hasil dari belajar tersebut, baik dari aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik. Dalam mendapatkan hasil belajar setiap proses pembelajaran memiliki faktor-faktor yang memberikan dampak hasil belajar siswa. Keinginan/dorongan dan ketertarikan siswa dalam belajar merupakan salah satu kunci untuk mencapai keberhasilan dalam belajar. Tinggi rendahnya hasil belajar matematika yang menimbulkan banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya (1) faktor internal yaitu yang berasal dari dalam diri siswa, seperti kurangnya minat dan motivasi peserta didik saat pembelajaran matematika (2) faktor eksternal yaitu yang berasal dari luar diri siswa, seperti metode guru yang tidak menarik bagi peserta didik.Kata kunci: Hasil belajar, Siswa
PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA PADA MATERI SEGITIGA DAN SEGIEMPAT Ramadhan Annura Majid; Agung Prasetyo Abadi
Prosiding Sesiomadika Vol 2 No 1e (2020)
Publisher : Prosiding Sesiomadika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengkaji pemahaman konsep matematis siswa pada materi segitiga dan segiempat. Hal ini diupayakan untuk mendapat gambaran siswa dalam menyajikan konsep secara lisan, tertulis, gambar ataupun diagram dan mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifatnya serta mengaplikasikan konsep dalam kehidupan sehari-hari secara algoritma (terstruktur) pada pemecahan masalah. Sehingga dalam artikel ini dipaparkan bagaimana pemahaman konsep matematis siswa pada materi segitiga dan segiempat. Kata kunci: Pemahaman konsep matematis, segitiga dan segiempat                          
Pengembangan Bahan Ajar Lembar Kerja Siswa Digital pada Materi Transformasi Valeryan Yusuf; Rina Marlina; Agung Prasetyo Abadi
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 6 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpdk.v4i6.9388

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar matematika yang dapat mendukung proses pembelajaran online maupun offline pada materi transformasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian dan pengembangan (Research and Development). Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model pengembangan Plomp. Model pengembangan plomp yang terdiri dari tiga fase yaitu: penelitian awal (pleminary research), tahap prototipe (prototyping phase), tahap penilaian (assessment phase). Penelitian ini menghasilkan sebuah produk berupa bahan ajar LKS digital pada materi transformasi SMA yang valid. Kriteria valid pada bahan ajar LKS digital ini dilihat pada hasil expert review. Berdasarkan hasil penelitian uji one to one menghasil persentase untuk melihat keterbacaan bahan ajar LKS digital terlihat persentase pada 67% - 92% kriteria kuat sampai sangat kuat. Kemudian berdasarkan hasil penelitian uji small group menghasilkan persentase untuk melihat kepraktisan bahan ajar LKS digital terlihat persentase pada 75% - 96% kriteria kuat sampai sangat kuat. Kemudian berdasarkan hasil penelitian uji field test menghasilkan persentase untuk mengkonfirmasi hasil akhir bahan ajar LKS digital terlihat persentase pada 85% - 89% kriteria sangat kuat. Bahan ajar LKS digital pada materi transformasi juga mendapatkan respon yang baik dari siswa yang didapat oleh hasil wawancara.
Level-Level Kepercayaan Diri (Self Confidence) Peserta Didik Dalam Pembelajaran Matematika Syarah Annisa; Agung Prasetyo Abadi
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 5 No. 2 (2023): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpdk.v5i2.13927

Abstract

Artikel ini bertujuan mengkaji Kepercayaan Diri Peserta Didik dalam pembelajaran Matematika. Penelitian ini mengkaji topik penelitian dari beberapa literatur yang berkaitan dengan Kepercayaan Diri Peserta Didik dalam pembelajaran Matematika. Pada penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yaitu penelitian studi literatur dengan menggunakan referensi dari berbagai sumber yang relevan dengan topik penelitian. Hasil dari kajian ini adalah Kepercayaan Diri memiliki suatu peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran Matematika. Kepercayaan Diri pada Peserta Didik ini terbentuk melalui sebuah proses dengan dibantu oleh guru yang berperan sebagai fasilitator dan motivator. Melalui Kepercayaan Diri ini Peserta Didik dapat mencapai tujuan dalam pembelajaran Matematika. Adapun indikator untuk mengukur Kepercayaan Diri terdiri dari : 1) Percaya akan kemampuan yang dimiliki, 2) bertindak untuk mengambil keputusan secara mandiri, 3) mempunyai konsep diri yang bersifat positif, dan 4) berani untuk mengungkapkan pendapat. Pada saat Peserta Didik memasuki usia remaja, maka Peserta Didik harus memiliki rasa percaya diri pada level yang tinggi agar proses pembelajaran secara maksimal. Jika Peserta Didik memiliki rasa percaya diri pada level sedang atau rendah hal itu disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu faktor yang mempengaruhinya yaitu lingkungan sekitar. Dalam penelitian ini, peneliti mencari berbagai dukungan dari para ahli untuk memperkuat argumentasi dalam proses kajian.
STUDI ETNOMATEMATIKA PADA AKTIVITAS MASYARAKAT DALAM MEMBUAT PAKAIAN SEHARI – HARI. Irma Siti Rohimah; Agung Prasetyo Abadi; Haerudin Haerudin
JURNAL SAINTIKA UNPAM Vol 4, No 2 (2022)
Publisher : Program Studi Matematika FMIPA Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/jsmu.v4i1.10914

Abstract

Matematika dan budaya memiliki kaitan yang sangat dekat. Salah satu hasil dari budaya adalah pakaian yang digunakan sehari – hari. Proses dalam membuat pakaian memerlukan keterampilan yang memuat konsep matematika. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi konsep matematika yang ada dalam aktivitas masyarakat dalam membuat pakaian sehari – hari. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan etnografi.  Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Bandung Kulon Kota Bandung karena terdapat masyarakat yang bekerja sebagai penjahit.  Subjek penelitian dipilih secara purposive. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat konsep matematika dalam aktivitas membuat pakaian sehari – hari, seperti : logika, pengukuran, skala, operasi hitung bilangan, simetri lipat dan geometri.
Pengaruh Gaya Belajar terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa SMK Muhammadiyah 4 Maylina Primusti Sari; Agung Prasetyo Abadi
Prosiding Sesiomadika Vol 4 No 1 (2023): Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika
Publisher : Prosiding Sesiomadika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh gaya belajar siswa terhadap kemampuan berpikir kreatif yang dimiliki. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kuantitatif. Subjek pada penelitian ini adalah 18 siswi kelas XI Kesehatan SMK Muhammadiyah 4 Cileungsi Tahun Pelajaran 2022/2023. Data diperoleh dengan meminta para siswa mengisi angket gaya belajar untuk mengidentifikasi kategori gaya belajar siswa, kemudian diberi 4 soal uraian matematika untuk menganalisis tingkat kemampuan berpikir kreatif. Dari observasi ditemukan peserta didik dengan gaya belajar visual, auditorial, kinestetik, visual-auditorial, dan visual-kinestetik. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu peserta dengan gaya belajar visual memiliki kemampuan berpikir kreatif tingkat 1, gaya belajar auditori memiliki kemampuan gaya belajar dengan tingkat yang beragam, gaya belajar kinestetik memiliki kemampuan berpikir kreatif tingkat 0, gaya belajar visual-auditorial memiliki kemampuan tingkat 1 dan 3, serta gaya belajar visual-kinestetik memiliki kemampuan tingkat 1. Dari hasil penelitian, peserta didik dengan gaya belajar kinestetik mempunyai tingkat berpikir kreatif yang relatif rendah. Mungkin kemampuan itu akan semakin berkembang jika pengajar merencanakan pembelajaran yang terdapat kegiatan praktik juga.
Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar Herlina Dwi Cahyani; Agung Prasetyo Abadi
Journal on Education Vol 6 No 1 (2023): Journal On Education: Volume 6 Nomor 1 Tahun 2023
Publisher : Departement of Mathematics Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/joe.v6i1.3143

Abstract

In order to better understand how junior high school pupils solve arithmetic issues involving flat sided spaces, this study will examine their mathematical communication abilities. At SMPN 3 Tirtajaya, this research was done. There are five measures of students' ability to communicate mathematically, including the first measure, which links visuals to mathematical ideas, the second measure, which makes conjectures, gathers evidence, and formulates definitions and generalizations, the third measure, which expresses ideas, situations, and mathematical relations with visuals, the fourth measure, which turns everyday events into mathematical situations, and the fifth measure, which explains and creates q. A descriptive qualitative research methodology was used to perform the study on 21 students in class IX. The test asks students to answer five questions regarding how well they can communicate mathematical ideas. The description test method is the method utilized to collect data. According to the data analysis's findings, pupils at SMPN 3 Tirtajaya are classed as having moderate problem-solving skills.